Fokus Penelitian Kesiapsiagaan

dokumen-dokumen yang mirip
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU, MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dilintasi lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS TINGKAT RISIKO BENCANA GEMPA BUMI DI WILAYAH KOTA BENGKULU

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahaya gempabumi cukup tinggi. Tingginya ancaman gempabumi di Kabupaten

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KOTA BENGKULU LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA (LIPI), 2006 BENCANA ALAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. bumi dan dapat menimbulkan tsunami. Ring of fire ini yang menjelaskan adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

SEKAPUR SIRIH. Bengkulu, Agustus 2010 Kepala BPS Kota Bengkulu. Isbullah,SE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS I A

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Samudera Pasifik yang bergerak kearah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10

I. Permasalahan yang Dihadapi

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BERSAMA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA CABANG ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

PEMERINTAH KOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH NO. 14 TAHUN 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BENGKULU TAHUN

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Patung Kuda Simpang Lima merupakan Icon dari kota Bengkulu

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BENGKULU KELAS IA Nomor: W8.U1 / 23/ Pdt / I / 2017

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. Bencana lahar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah telah

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional (UU RI No 24 Tahun 2007). penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR...

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN BERBASIS MITIGASI BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sarat akan potensi bencana gempa bumi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan data dunia yang dihimpun oleh WHO, pada 10 dekade terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

BAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanahdengan permeabilitas rendah, muka air tanah dangkal berkisar antara 1

Apa itu Tsunami? Tsu = pelabuhan Nami = gelombang (bahasa Jepang)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Merapi. Ada 8 Desa yang termasuk ke dalam KRB III. Penelitian ini bertujuan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Indeks Rawan Bencana Indonesia Tahun Sumber: bnpb.go.id,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dikenal dengan sebutan bencana. Upaya meminimalisasi resiko. atau kerugian bagi manusia diperlukan pengetahuan, pemahaman,

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

Need-based Initiatives

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KOTA BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kepadatan penduduk nomor empat tertinggi di dunia, dengan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

Perencanaan Evakuasi

BAB I PENDAHULUAN. berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

xvii Damage, Loss and Preliminary Needs Assessment Ringkasan Eksekutif

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

LAMPIRAN. Kuesioner Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Becana Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB 4 ANALISIS RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di antara tiga lempeng aktif dunia, yaitu Lempeng

L/O/G/O.

BAB I PENDAHULUAN. Bencana gempa bumi yang berkekuatan 8,9 skala Richter yang diikuti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN PERANCANGAN KAWASAN PESISIR SEBAGAI MITIGASI TSUNAMI (Studi Kasus: Kelurahan Weri-Kota Larantuka-Kab. Flotim-NTT) TUGAS AKHIR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang rawan terhadap bencana alam. Hal tersebut

Transkripsi:

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KOTA BENGKULU DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM TIM BENGKULU Jakarta 17 Juni 2006 Fokus Penelitian Kesiapsiagaan Diarahkan pada jenis ancaman bahaya (hazard) gempa dan tsunami sebagai collateral hazardnya Ancaman bahaya lain ditinjau secara umum 1

RESPONDEN Responden Jumlah Rumah Tangga 1.400 Sekolah Guru Siswa Aparat Pemerintah 13 100 460 40 LOKASI PENELITIAN Kecamatan Jarak dari Pantai Kelurahan Utara Muara Bangkahulu Dekat Beringin Raya, Rawa Makmur Sedang Kandang Limun Jauh Bentiring Tengah Ratu Agung Dekat Ratu Agung Gading Cempaka Sedang Jembatan Kecil Jauh Dusun Besar Selatan Kampung Melayu Dekat Teluk Sepang Selebar Sedang Betungan Jauh Pagar Dewa 2

GAMBARAN KERENTANAN LINGKUNGAN DI KOTA BENGKULU Jenis Ancaman Bencana di Kota Bengkulu: banjir dan abrasi pantai rutin Longsor, Badai laut Gempabumi jarang terjadi jarang terjadi (th 2000) Tsunami belum terjadi Banjir: Waspada banjir: sungai Bengkulu: desa Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang dan Surabaya; sungai Janggalu. Banjir di perkotaan: tersumbatnya saluran (siring); hujan besar dan lama; pasang naik. Badai laut: Daerah waspada: Pasar Bengkulu, Kampung Cina pantai Panjang, muara air Jenggalu, desa Kandang, Teluk Sepang. 3

Abrasi pantai: Pantai Padang Besi, Kampung Cina (batuan lunak, tufa lempungan) Pantai tl. Sepang (batuan pasir lepas; rawa pantai) Rawan Tsunami Lebar daerah bahaya pantai Malabro Pantai Panjang Kandang, Pulau Baai Teluk Sepang; 200 sampai 500m Gempabumi: Kerusakan bangunan karena struktur tidak tahan gempa dan kegagalan pondasi karena likuifaksi Tanah retak (lateral spreading), amblas dan longsor aktual pada 4 Juni 2000 dengan kekuatan 7,9Mw Kelurahan Lempuing, pantai Panjang, Teluk Sepang pelabuhan Pulau Baai, Danau Dendam Tak Sudah 4

Kerentanan Lingkungan Peta Geologi Bengkulu Zona Potensi Likuifaksi dan Retakan Tanah Sumber: Engkon K Kertapati,Puslitbang Geologi KERENTANAN FASILITAS FISIK DI KOTA BENGKULU Perumahan : 32.681 unit (2005), menyebar mengikuti lokasi pemukiman, terkonsentrasi pada kecamatan Gading Cempaka dan Teluk Segara, kebanyakan tidak mengikuti kaidah tahan gempa, cukup rentan thd tsunami, karena tersebar memanjang di daerah pantai. Pendidikan : PTN/PTS 10 unit, TK/SD/SMP/SMA 154 buah, penyebaran mengikuti lokasi pemukiman, cukup rentan terhadap bahaya tsunami. Sebagian yang mengalami rekonstruksi pasca gempa 2000 sudah memenuhi syarat tahan gempa. Kesehatan : 5 RS (449 t.t.); 17 Puskesmas, 48 pustu. RSUD cukup jauh dari pantai. Fas. kesehatan lain menyebar mengikuti lokasi pemukiman, cukup rentan terhadap tsunami. Ketahanan terhadap gempa masih perlu kajian. Sudah memiliki sistem tanggap darurat bencana. Perkantoran Pemerintah : 117 buah, luas areal 87,75 ha. Tingkat kerentananterhadap tsunami cukup tinggi karena tidak jauh dari pantai. 5

Kawasan Permukiman Yang Rentan di Pagar Dewa RSUD Zainal Abidin, Bengkulu Gedung Sekolah Yang Rusak Kena Gempa Th 2000 Longsor di Jalan Akses ke Kota Jalan di atas Dam yang Retak (DanauDendam Tak Sudah) Pelataran Pelabuhan P Baai Retak Terkena Goncangan Jembatan P Baai Terganggu Gempa 6

KERENTANAN FASILITAS FISIK DI KOTA BENGKULU Prasarana air bersih: Kapasitas 150 l/detik dengan total produksi 9.381.192 m3, melayani 38 % masyarakat perkotaan. Instalasi pengolah, jaringan transmisi/distribusi cukup jauh dari pantai, tingkat kerentanan terhadap tsunami cukup kecil, tingkat kerentanan terhadap gempa sedang. Kemampuan recovery tinggi. Listrik : Kapasitas terpasang 68 MVA, melebihi kebutuhan masyarakat, interkoneksi dengan sistim Sumatra. Kerentanan hanya pada sistim transmisi dan distribusi. Kemampuan recovery tinggi. Telekomunikasi : jaringan kabel dan jaringan telpon selluler. Kemampuan recovery pasca-bencana cukup tinggi. Fasilitas menyebar cukup jauh dari pantai. Dalam kondisi darurat lalulintas panggilan tinggi sehingga akan terjadi gagal sambungan. KERENTANAN FASILITAS FISIK DI KOTA BENGKULU Jaringan jalan : 64,980 jalan negara, 54,180 jalan propinsi, 557,048 km jalan kota. Terminal yang ada sebanyak 3 buah. Jaringan jalan sekitar pantai cukup rentan terhadap tsunami, namun banyak jalan yang tegak lurus menjauh dari garis pantai memudahkan untuk evakuasi masyarakat. Beberapa ruas jalan akses kritis rentan terhadap longsor dan amlas akibat gempa. Pelabuhan Baai : berfungsi sebagai tempat melayani penumpang dari Bengkulu ke Enggano, jalan akses terbatas dan rentas putus bila ada kegagalan jembatan akibat gempa/tsunami Pelabuhan udara Fatmawati : mampu didarati pesawat Boing 737,relatif aman dari tsunami karena cukup jauh dari pantai. 7

Wawancara di PDAM Bengkulu Pembangkit Listrik Yang Terganggu Gempa Instalasi Pengolah Air Yang Rentan terhadap Gempa Jaringan Distribusi Listrik Rentan Gempa GAMBARAN PENDUDUK DAN SOSIAL EKONOMI Jumlah penduduk : 288 ribu orang tahun 2005 Pertumbuhan penduduk 2,1 persen antara 2000-2005 Komposisi penduduk: Kelompok umur 0-6 tahun : 13 % Kelompok umur 7-12 tahun : 29 % Kelompok umur dewasa (13 15 tahun) : 55 % Kelompok lanjut usia : 3 % Beban tanggungan yang perlu pertolongan dan mampu menolong : 23 % Migrasi masuk dari berbagai suku, seperti: Minangkabau, Jawa, Sunda, Batak 8

GAMBARAN PENDUDUK DAN SOSIAL EKONOMI Pendidikan SMP ke bawah : 35 % SMA ke atas : 65 % Mata pencaharian utama: Jasa : 37 % Perdagangan : 27 % Kondisi kemiskinan penduduk Pra sejahtera (sangat miskin) : 2 % Keluarga sejahtera I (miskin) : 35 % TEMUAN-TEMUAN PENTING KOTA BENGKULU MASIH KURANG SIAP DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM, KHUSUSNYA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI Rumah Tangga Kurang Siap Komunitas Sekolah Pemerintah KOTA BENGKULU Kurang Siap Kurang Siap KURANG SIAP 9

TINGKAT KESIAPSIAGAAN KOTA BENGKULU 100 80 Nilai Indeks 60 40 51 48 54 51 20 0 RT Komunitas Sekolah Pemerintah Kota Bengkulu TEMUAN-TEMUAN PENTING NILAI KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH PALING RENDAH Kebijakan sangat minim (11) Kebijakan kesiapsiagaan belum menjadi prioritas Kebijakan masih terfokus pada pembangunan fisik bangunan dampak dari bencana gempa tahun 2000 10

TINGKAT KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH 100 80 64 60 40 45 48 40 27 20 11 0 Pengetahuan Kebijakan Rencana Tanggap Darurat Sistim Peringatan Bencana Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Indeks sekolah KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH Komunitas sekolah belum siap untuk memobilisasi sumber daya Komunitas sekolah masih kurang siap untuk membuat rencana dalam keadaan darurat Peta evakuasi belum tersedia Back-up dokumen penting belum tersedia Rencana pertolongan, penyelamatan dan pengamanan belum tersedia 11

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH Nilai indeks kesiapsiagaan institusi sekolah paling rendah (21) semua parameter belum siap Nilai indeks kesiapsiagaan guru lebih rendah dari siswa Nilai indeks pengetahuan guru paling rendah dari semua stakeholders utama Nilai indeks mobilisasi sumber daya guru lebih rendah dari siswa TINGKAT KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS SEKOLAH 100 Nilai Indeks 80 60 40 20 11 23 33 23 21 60 67 60 27 58 71 57 63 50 69 0 Sekolah Guru Sisw a Pengetahuan Rencana Tanggap Darurat Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Kebijakan Sistim Peringatan Bencana Indeks kesiapsiagaan 12

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT UMUM MASYARAKAT UMUM KOTA BENGKULU KURANG SIAP DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM, KHUSUSNYA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA Nilai indeks pengetahuan tentang bencana relatif cukup, terutama gempa dan tsunami, sumber pengetahuan: Pengalaman terjadinya bencana gempa di Bengkulu tahun 2000 dan Tsunami di Aceh dan Nias yang diberitakan secara intensif oleh TV, Radio dan koran Tetapi pengetahuan belum diikuti dengan upaya konkrit untuk mengantisipasi bencana 13

KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA Mobilisasi sumber daya rumah tangga sangat rendah akibatnya Belum siap membuat rencana untuk penyelamatan keluarga dalam keadaan darurat Adanya kecenderungan menganggap gempa dan banjir sebagai kejadian yang rutin, sehingga tidak perlu disikapi secara khusus TINGKAT KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA 100 80 69 60 56 51 38 40 28 20 0 Pengetahuan Rencana Tanggap Darurat Sistim Peringatan Bencana Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Indeks rumah tangga 14

TINGKAT KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA MENURUT ZONA 100 80 69 69 69 Nilai Indeks 60 40 38 53 52 38 59 51 36 57 50 20 20 27 26 0 Raw an/dekat Hati-hati/Sedang Aman/Jauh Pengetahuan Sistim Peringatan Bencana Indeks kesiapsiagaan Rencana Tanggap Darurat Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya TEMUAN-TEMUAN PENTING PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU KURANG SIAP DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM Meskipun pengetahuan aparat cukup baik, tetapi belum diikuti dengan upaya yang optimal Belum siap dengan sistim peringatan bencana Kurang siap dalam perencanaan tanggap darurat Kurang siap dalam memobilisasi sumber daya 15

PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU KURANG SIAP DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM Nilai indeks pemerintah kota paling rendah Sistim peringatan bencana belum tersedia, masih menunggu sistim dari tingkat nasional Sebaliknya dengan pemerintah kecamatan mempunyai akses peringatan bencana yang maksimal Bottom-up informasi dari kelurahan melalui HP/HT ke kecamatan Kota/Walikota TINGKAT KESIAPSIAGAAN PEMERINTAH 100 80 80 60 52 52 54 40 38 40 20 0 Pengetahuan Kebijakan Rencana Tanggap Darurat Sistim Peringatan Bencana Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Indeks kesiapsiagaan pemerintah 16

Nilai Indeks Pemerintah Kota Paling Rendah Ketergantungan Pemerintah Kota Bengkulu pada Pemerintah Provinsi Bengkulu Tempat-tempat evakuasi Penyelamatan/evakuasi (Kota Bengkulu belum punya unit SAR, tergantung pada SAR Pramuka, LANAL) Rencana pemenuhan kebutuhan dasar Jaringan informasi Nilai Indeks Pemerintah Kota Paling Rendah Pemerintah kota mengklaim kegiatan yang dilakukan pemerintah sebagai upaya kesiapsiagaan pemerintah kota, padahal belum ada tindak lanjut: Peta evakuasi, rambu tanda bahaya dan jalur-jalur evakuasi belum tersedia 17

SATLAK PB KOTA BENGKULU Belum berfungsi sebagaimana mestinya Sosialisasi kepada anggota masih kurang, apalagi pada masyarakat Masih terbatas pada level pimpinan/pejabat yang melakukan pertemuan jika terjadi bencana (misal banjir) Pembagian tugas dan tanggung jawab anggota prosedur tetap (protap) belum tersedia Rencana aksi kurang jelas dan belum tersosialisasi Alokasi dana yang kurang jelas PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU KURANG SIAP DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM Aparat pemerintah memiliki pengetahuan yang baik, tetapi belum ditindak lanjuti dengan upaya konkrit untuk mengantisipasi bencana Kemampuan mobilisasi aparat paling rendah Capacity building aparat rendah akses untuk mengikuti seminar, pelatihan, pertemuan terbatas 18

TEMUAN-TEMUAN PENTING DI KOTA BENGKULU Dukungan stakeholders pendukung masih minim Belum ada LSM yang terlibat dalam kegiatan kesiapsiagaan, padahal cukup banyak LSM bergerak di bidang pendidikan publik Dukungan berasal dari stakeholders pendukung tingkat provinsi, seperti: SAR Pramuka, RAPI, PMI TINGKAT KESIAPSIAGAAN PEMERINTAH 100 100 80 Nilai indeks 80 60 40 50 43 50 45 34 55 63 53 63 52 37 72 20 25 0 Kota Kecamatan Aparat Pengetahuan Rencana Tanggap Darurat Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Kebijakan Sistim Peringatan Bencana Indeks kesiapsiagaan 19

RANGKUMAN TEMUAN DI KOTA BENGKULU Kepedulian akan pentingnya kesiapsiagaan masih rendah Pengetahuan tentang bencana yang dimiliki belum diikuti dengan kepedulian akan pentingnya mengantisipasi bencana Kebijakan kesiapsiagaan masih sangat minim Rencana tanggap darurat bervariasi antara belum dan kurang siap Sistim peringatan bencana belum siap Mobilisasi sumber daya masih kurang 20