Standard Operating Procedures Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Anang Mury Kurniawan

dokumen-dokumen yang mirip
TELAAH STANDARD OPERATING PROCEDURES SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI DI KPP PRATAMA KARANGANYAR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PANGKALAN KERINCI. 2.1 Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pangkalan Kerinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TATA CARA PENETAPAN WAJIB PAJAK ATAS OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN YANG BELUM DIKETAHUI WAJIB PAJAKNYA

LAPORAN REALISASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH (DTP) YANG TELAH DIBERIKAN KEPADA PEKERJA MASA PAJAK 2009

TATA CARA PELAKSANAAN PERSIAPAN PENGALIHAN BPHTB SEBAGAI PAJAK DAERAH PADA KP DJP

MONITORING PENERBITAN SPMKP BULAN... TAHUN... SKPKPP KONSEP SPMKP SPMKP SP2D No

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-64/PJ/2012 TENTANG

LAPORAN TUGAS AKHIR TINJAUAN ATAS PENYELESAIAN PEMINDAHBUKUAN DI KPP PRATAMA KEPANJEN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Subang

SE - 17/PJ/2012 TATA CARA PENGAWASAN PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR KELEBIHAN PAJAK

SURAT PERNYATAAN KOP SURAT BANK/POS. Dengan ini <Nama Bank/POS> menyatakan hasil konfirmasi yang sepenuhnya dilakukan sendiri melalui web portal MPN :

21. Surat Pengantar, Lembar Penelitian Kelengkapan Berkas Pengurangan Denda Administrasi PBB dan berkas permintaan pengurangan denda administrasi

TATA CARA PELAKSANAAN PERSIAPAN PENGALIHAN PBB-P2 SEBAGAI PAJAK DAERAH PADA KPDJP

REKAPITULASI DATA SSP NTPN

Lampiran 1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-8/PJ/2011 Tanggal : 13 Januari 2011

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TATA CARA PELAKSANAAN PERSIAPAN PENGALIHAN PBB-P2 SEBAGAI PAJAK DAERAH PADA KPDJP

...1. DAFTAR TUNGGAKAN PBB LUNAS BERDASARKAN PENYELESAIAN DATA TUNGGAKAN PBB Nomor : 2)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan oleh Bapak Ary Festanto

TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-22/PJ/2013 TENTANG

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-35/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-14/PJ/2013 TENTANG

BAB III OBJEK PENELITIAN. dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-53/PJ/2012 TENTANG

BAB III METODE PENULISAN. Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Natar untuk kebutuhan data yang dibutuhkan.

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA BANGKINANG. 2.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 20/PJ/2017 TENTANG

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Tata Cara Penyampaian Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah Tata Cara Penetapan Sebagai Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 26/PJ/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SE-27/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-57/PJ/2012 TENTANG

2. Kepala Kantor Wilayah mendisposisikan surat permohonan tersebut kepada Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat.

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-54/PJ/2015 TENTANG

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE -29/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-52/PJ/2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bumi Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis

TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK SEHUBUNGAN DENGAN BEROPERASINYA PPDDP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2014 TENTANG

Standar Prosedur Operasi / Standard Operating Procedures (SOP) Penerbitan Surat Permohonan Transfer DBH PBB

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam proses identifikasi ini yang paling utama adalah mengidentifikasi apa yang

BAB II GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai. A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BAB II GAMBARAN UMUM. 1.1 Latar Belakang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bangkinang di

Written by JiNN Tuesday, 17 September :43 - Last Updated Wednesday, 25 September :53

TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

TATA CARA PENGAWASAN DATABASE MONITORING PELAPORAN DAN PEMBAYARAN PAJAK (MP3)

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

TATA CARA PENERIMAAN LAPORAN GATEWAY DI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TATA CARA PENYELESAIAN PERMOHONAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB III OBJEK PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN II Nota Penghitungan (nothit) PPN atas: F Folio 2 Lembar

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-51/PJ/2013

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 47/PJ/2010 TENTANG

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-34/PJ/2013 TENTANG

PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBINAAN, EDUKASI DAN PELAYANAN TERHADAP WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BARU OLEH SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN DI KPP PRATAMA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pendaftaran NPWP bagi Wajib Pajak potensial di wilayah kerja KPP Pratama Jakarta

BUKU REGISTER PENELITIAN SSB KPPBB/KPP Pratama... No. Laporan Penelitian Lapangan SSB (jika ada) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

TATA CARA PEMBENTUKAN TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO DAN PEMBAHASAN ANALISIS RISIKO WAJIB PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-60/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB 3 OBJEK PENELITIAN Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tanah Abang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-80/PJ/2011 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAJALAYA BANDUNG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/KMK.01/2002 TENTANG

Transkripsi:

Standard Operating Procedures Seksi Pengolahan Data dan Informasi Anang Mury Kurniawan

Standard Operating Procedures Seksi Pengolahan Data dan Informasi 1. KPP20-0001 Tata Cara Pemrosesan dan Penatausahaan Dokumen Masuk di Seksi PDI 2. KPP20-0002 Tata Cara Penatausahaan Alat Keterangan 3. KPP20-0003 Tata Cara Penyusunan Rencana Penerimaan Pajak Berdasarkan Potensi Pajak, Perkembangan Ekonomi dan Keuangan 4. KPP20-0004 Tata Cara Pembentukan Bank Data 5. KPP20-0005 Tata Cara Pemanfaatan Bank Data 6. KPP20-0006 Tata Cara Pembuatan dan Penyampaian Surat Perhitungan (SPH) Kirim ke Kantor Pelayanan Pajak Lain 7. KPP20-0007 Tata Cara Peminjaman Berkas Data/Alat Keterangan oleh Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kepada Seksi Terkait 8. KPP20-0008 Tata Cara Penatausahaan Penerimaan PBB Non Elektronik 9. KPP20-0009 Tata Cara Pembuatan Laporan Penerimaan PBB/BPHTB 10. KPP20-0010 Tata Cara Penyelesaian Pembagian Hasil Penerimaan PBB

TATA CARA PEMROSESAN DAN PENATAUSAHAAN DOKUMEN MASUK DI SEKSI PDI Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk secara umum di Seksi PDI. Yang dimaksud dengan dokumen dalam SOP ini adalah surat, laporan, formulir, kartu, daftar, dan buku yang digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi PDI 3. Pelaksana Seksi PDI 4. Sekretaris Kepala KPP Formulir yang Digunakan : 1. Dokumen masuk 2. Lembar disposisi Dokumen yang Dihasilkan : 1. Dokumen keluar Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 3 (tiga) hari sejak dokumen mulai diproses.

1. Kepala Seksi PDI menerima dokumen masuk yang telah didisposisi Kepala KPP (SOP KPP10-000a tentang Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), memberikan disposisi, menugaskan untuk menatausahakan atau untuk memroses dokumen masuk, dan meneruskan dokumen masuk tersebut kepada Pelaksana Seksi PDI. Dalam hal telah terdapat SOP untuk memroses dokumen masuk tersebut, maka Kepala Seksi menindaklanjutinya sesuai dengan SOP terkait. 2. Dokumen untuk disimpan kemudian ditatausahakan, sedangkan untuk dokumen yang akan diproses ditindaklanjuti sesuai dengan penugasan Kepala Seksi PDI. Dalam hal atas dokumen masuk tersebut harus dibuatkan respon/balasan/tindak lanjut, Pelaksana Seksi PDI melakukan penghimpunan bahan, membuat konsep dokumen keluar, dan meneruskan konsep dokumen tersebut ke Kepala Seksi PDI. 3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep dokumen keluar serta meneruskannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani dokumen keluar. 5. Dokumen yang telah ditandatangani, diterima, dicatat datanya, serta diberi cap, nomor, dan tanggal oleh Sekretaris Kepala KPP, kemudian diteruskan ke Pelaksana Seksi PDI.

6. Pelaksana Seksi PDI menerima, menginput/mencatat data dokumen keluar, menatausahakan arsip yang berasal dari dokumen masuk maupun arsip dari dokumen keluar, meneruksan tembusan ke seksi terkait, serta meneruskan dokumen keluar yang siap dikirim ke Subbag Umum dengan manggunakan buku eskpedisi. 7. Penyampaian dokumen keluar kepada Pihak ksternal oleh Subbagian Umum (SOP KPP00-000c tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP). 8. Proses Selesai.

TATA CARA PENATAUSAHAAN ALAT KETERANGAN Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penatausahaan Alat Keterangan baik yang datang dari instansi lain (eksternal) maupun dari dalam KPP sendiri (internal) serta pengiriman Alat Keterangan ke unit kerja lain.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi PDI 3. Pelaksana Seksi PDI 4. Seksi Terkait 5. Unit Kerja lain Formulir yang Digunakan : 1. Surat Pengantar Pemberitahuan Penerimaan Data 2. Surat Pengantar Pengiriman Alat Keterangan dari seksi terkait Dokumen yang Dihasilkan : 1. Surat Pengantar Pengiriman Alat Keterangan ke unit kerja terkait lainnya Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak alat keterangan diterima.

Alat Keterangan Dari Instansi Lain 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima surat berupa Alat Keterangan (Alket) dari instansi lain, meneliti, memberi disposisi dan meneruskan kepada Kepala Seksi Pengolaha Data dan Informasi 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memberi disposisi dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk memproses lebih lanjut.n Data dan Informasi.

3. Pelaksana seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti Alat Keterangan (Alket), dan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. merekam dan memvalidasi dalam Sistem Aplikasi Komputer. b. mengisi kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan Penerimaan Data Alat Keterangan tersebut dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan approval Alket serta menandatangani kolom tanda terima pada Surat Pengantar Pemberitahuan Penerimaan Data, kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi. 5. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Alat Keterangan kemudian mengarsipkan. 6. Proses selesai.

Alat Keterangan dari dalam KPP Sendiri 1. Seksi terkait mengirimkan Alat Keterangan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti, memisahkan Alat Keterangan untuk KPP lain atau untuk KPP sendiri. 3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi memberi disposisi dan menugaskan Pelaksana untuk memproses lebih lanjut. 4. Pelaksana meneliti Alat Keterangan (Alket) dan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Alket untuk KPP Sendiri: a. merekam dan memvalidasi dalam Sistem Aplikasi Komputer. b. mengarsipkan Alat Keterangan tersebut. 2. Alket untuk KPP Lain: a. Membuat Surat Pengantar Pengiriman Data Alat Keterangan. 5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan menandatangani Surat Pengantar Pengiriman Data Alat Keterangan, kemudian mengembalikannya kepada Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

6. Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi menyampaikan Alat Keterangan beserta Surat Pengantarnya ke Subbagian Umum untuk dikirim ke KPP terkait melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. 7. Proses selesai.

TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PENERIMAAN PAJAK BERDASARKAN POTENSI PAJAK, PERKEMBANGAN EKONOMI DAN KEUANGAN Prosedur ini merupakan pembuatan rencana penerimaan yang meliputi proses kompilasi rencana penerimaan dari masing-masing Seksi Pengawasan dan Konsultasi dengan mempertimbangkan potensi Wajib Pajak, penerimaan pajak dan perkembangan ekonomi menjadi rencana penerimaan Kantor Pelayanan Pajak

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Kantor Wilayah Formulir yang Digunakan : 1. Rencana Penerimaan Pajak dari para Kasi Waskon Dokumen Yang Dihasilkan : 1. Nota Dinas Pengantar 2. Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 7 (tujuh) hari kerja.

1. Kepala Kantor menerima Rencana Penerimaan Pajak dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV (SOP Tata Cara Penyusunan Estimasi Penerimaan Pajak Per- Wajib Pajak) dan menugaskan Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk mengkompilasi menjadi Rencana Penerimaan Kantor. 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Rencana Penerimaan Pajak yang telah disetujui Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan menugaskan Pelaksana untuk mengkompilasi rencana penerimaan pajak tersebut. 3. Pelaksana menghimpun dan mengkompilasi Rencana Penerimaan Pajak dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, dan IV, membuat konsep Nota Dinas Pengantar, dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

4. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan memaraf Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak, konsep Nota Dinas Pengantar, dan menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 5. Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti dan menandatangani Rencana Penerimaaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak dan konsep Nota Dinas Pengantar, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. 6. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana untuk mengirimkan Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Wilayah. 7. Pelaksana menyampaikan Rencana Penerimaan Pajak Kantor Pelayanan Pajak yang telah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak ke Subbagian Umum untuk dikirim ke Kantor Wilayah melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP Tata Cara Pembuatan Rencana Kerja Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi). 8. Proses selesai

TATA CARA PEMBENTUKAN BANK DATA Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pembentukan bank data yang meliputi proses pengumpulan data dari pihak internal dan eksternal, perekaman data, pengadministrasian data yang di masukkan ke database Kantor Pusat DJP (dalam hal ini Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan) sehingga dapat dimanfaatkan untuk intensifikasi dan ekstensifikasi.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Pelaksana Seksi Pengolahan data dan Informasi 4. Pihak terkait internal/ eksternal Formulir Yang Digunakan : Tidak ada Dokumen Yang Dihasilkan : 1. Dokumen Alat Keterangan (ALKET) 2. Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima data dari pihak terkait baik dari eksternal DJP atau internal DJP yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), selanjutnya menugaskan pelaksana untuk memprosesnya lebih lanjut. 2. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi melakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Merekam dan mengupdate data tersebut menggunakan aplikasi bank data, agar dapat dimanfaatkan menjadi informasi yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berwenang. b. Menyimpan data yang menjadi sumber data di seksi Pengolahan Data dan Informasi. c. Menatausahakan surat masuk/sumber data baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy di tempat penyimpanan arsip d. Membuat Konsep Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yan mendukung proses pembentukan bank data beserta surat pengantarnya dan meneruskannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan memaraf Konsep Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data dan memaraf Surat Pengantar serta meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data dan menandatangani Surat Pengantar serta menyerahkannya kembali kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. 5. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk menatausahakan serta mengirim Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data beserta Surat Pengantarnya. 6. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menatausahakan Laporan Perekaman Data Alket atau data lainnya yang mendukung proses pembentukan bank data beserta Surat Pengantarnya dan menyampaikannya kepada Sub Bagian Umum untuk dikirim ke Kantor Wilayah melalui SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen. 7. Proses selesai.

TATA CARA PEMANFAATAN BANK DATA Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pemanfaatan bank data yang berasal dari Kanwil.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi 5. Kepala Seksi Pemeriksaan 6. Kepala Seksi Ekstensifikasi Formulir yang Digunakan : 1. Surat Pengantar Pengiriman Data dan Data dari Bank Data 2. Surat Himbauan untuk ber-npwp 3. Surat Himbauan untuk Perbaikan SPT 4. Surat Usulan Pemeriksaan Pajak Dokumen yang Dihasilkan : 1. Laporan Pemanfaatan Bank Data Jangka Waktu Penyelesaian 1 bulan

1. Kanwil melalui Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi mengirimkan Surat Pengantar Pengiriman Data dan Print Out Data dari Bank Data ke KPP (SOP Tata Cara Pemanfaatan Bank Data), di samping menampilkan data tersebut pada Aplikasi Bank Data. 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Data dari Bank Data yang telah didisposisi Kepala KPP (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP) untuk disampaikan ke seksi terkait, diawasi, dan dibuatkan Laporan Pemanfaatan Bank Data, kemudian mengidentifikasi data yang sudah ber- NPWP dan yang belum ber-npwp, selanjutnya menyampaikan data yang sudah ber-npwp kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi dan Kepala Seksi Pemeriksaan dan yang belum ber-npwp kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi.

3. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti apakah data tersebut sudah dilaporkan ke dalam SPT dan wajar atau belum. Apabila sudah dilaporkan di SPT namun belum wajar atau tidak dilaporkan di SPT, maka dibuatkan himbauan untuk membetulkan SPT sesuai dengan SOP Tata Cara Himbauan Perbaikan Surat Pemberitahuan. Apabila WP tidak membetulkan SPT selanjutnya diteruskan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan untuk diusulkan dilakukan pemeriksaan pajak. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan kompilasi. 4. Kepala Seksi Pemeriksaan mengidentifikasi apakah data yang diterima termasuk pada WP yang sedang dilakukan pemeriksaan. Apabila sedang dilakukan pemeriksaan maka Kepala Seksi Pemeriksaan meneruskan data tersebut ke Fungsional Pemeriksa sebagai bahan/temuan dalam pemeriksaan. Usulan pemeriksaan dari Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi ditindaklanjuti dengan SOP Tata Cara Penyelesaian Usulan Pemeriksaan. Kepala Seksi Pemeriksaan menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan kompilasi.

5. Kepala Seksi Ekstensifikasi melaksanakan ekstensifikasi sesuai SOP tentang Tata Cara Penerbitan Himbauan untuk ber-npwp. Kepala Seksi Ekstensifikasi menyusun konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan kompilasi. 6. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menyusun dan memaraf kompilasi konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Seksi Pemeriksaan, dan Seksi Ekstensifikasi, selanjutnya menyampaikan konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data kepada Kepala KPP. 7. Kepala KPP meneliti dan menyetujui Konsep Laporan Pemanfaatan Bank Data kemudian menandatanganinya

8. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menatausahakan serta mengirimkannya ke Kanwil melalui Subbagian Umum (SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP). 9. Proses selesai.

TATA CARA PEMBUATAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PERHITUNGAN (SPh) KIRIM KE KANTOR PELAYANAN PAJAK LAIN Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan (SPh) Kirim ke Kantor Pelayanan Pajak lain.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi PDI 3. Pelaksana Seksi PDI Formulir yang Digunakan : 1. SSP Lembar kedua milik KPP Lain Dokumen yang Dihasilkan : 1. Surat Perhitungan (SPh) Kirim 2. Surat Pengantar SPh Jangka Waktu Penyelesaian: Dikirim setiap minggu setelah selesai diisi Buku SPh Kirim.

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menugaskan Pelaksana membuat SPh Kirim untuk mengirim SSP lembar ke-2 milik KPP lain ke KPP yang bersangkutan dengan menggunakan Surat Pengantar. 2. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi membuat Surat Pengantar Perhitungan (SPh) untuk mengirimkan SPh Kirim dibuat dalam 4 rangkap dan SSP lembar ke-2 ke KPP yang bersangkutan, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. 3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi meneliti dan menandatangani SPh Kirim dan SSP lembar ke-2. 4. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi menatausaakan SPh Kirim beserta surat pengantarnya. 5. SPh Kirim, Surat Pengantar dan SSP lembar ke-2 akan diproses lebih lanjut dengan SOP KPP 10-000c tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. 6. Proses Selesai.

TATA CARA PEMINJAMAN BERKAS DATA/ALAT KETERANGAN OLEH SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN INFORMASI KEPADA SEKSI TERKAIT Prosedur operasi ini menguraikan peminjaman berkas data/alat keterangan berdasarkan permintaan dari seksi terkait.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Seksi PDI 2. Pelaksana Seksi PDI 3. Seksi Peminjam Formulir yang Digunakan : 1. Nota Dinas Peminjaman Berkas Data/Alat Keterangan Dokumen yang Dihasilkan : 1. Tanda Bukti Peminjaman Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lambat 3 (tiga) hari kerja sejak Nota Dinas Peminjaman diterima Seksi PDI.

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima dan meneliti Nota Dinas Peminjaman Berkas Data/Alat Keterangan dari seksi lain, memberi disposisi serta menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk memproses lebih lanjut. 2. Pelaksana meneliti dan mengagendakan Nota Dinas peminjaman alat keterangan, mencari berkas alat keterangan seperti yang tertera dalam Nota Dinas Peminjaman, membuat Tanda Bukti Peminjaman dan menyerahkan kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk di tandatangani. 3. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menandatangani Tanda Bukti Peminjaman tersebut dan menugaskan Pelaksana untuk meneruskan tanda bukti peminjaman yang diminta kepada Seksi yang meminjam. 4. Pelaksana melakukan hal-hal berikut : a. Meneruskan tanda bukti peminjaman bersama berkas Alat Keterangan yang diminta kepada Seksi Peminjam. b. Membuat Keterangan Nihil dalam hal berkas Alat Keterangan yang diminta tidak ada. 5. Proses selesai.

TATA CARA PENATAUSAHAAN PENERIMAAN PBB NON ELEKTRONIK Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penatausahaan penerimaan PBB Non Elektronik. Proses pengadministrasian penerimaan PBB non elektronik meliputi penerimaan, penyortiran, perekaman, dan pengarsipan STTS yang diterima dari bank tempat pembayaran

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Seksi Pelayanan 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 3. Pelaksana Seksi PDI 4. Sekretaris Kepala KPP 5. Bank/Pos tempat pembayaran PBB Formulir yang Digunakan : Tidak Ada Dokumen yang Dihasilkan : Surat Pengantar Pengiriman Dokumen STTS Jangka Waktu Penyelesaian: Disesuaikan dengan jumlah lembar STTS yang direkam. Dengan Standar 500 lembar per hari per petugas

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima STTS dari Bank/Pos tempat pembayaran terkait yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP), kemudian menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk menyortir dan merekam ke dalam sistem informasi. 2. Pelaksana Seksi PDI menyortir STTS per bank per tanggal pembayaran dan merekam STTS yang diterima dari bank ke dalam sistem informasi. 3. Pelaksana Seksi PDI menyiapkan konsep Surat Pengantar pengiriman dokumen STTS yang sudah direkam, kemudian menyerahkan konsep tersebut kepada Kepala Seksi PDI. 4. Kepala Seksi PDI meneliti dan menandatangani Surat Pengantar pengiriman dokumen STTS. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep Surat Pengantar pengiriman dokumen STTS, maka Pelaksana Seksi PDI Seksi PDI harus memperbaiki konsep Surat Pengantar tersebut. 5. Pelaksana Seksi PDI mengirimkan Surat Pengantar beserta dokumen STTS yang telah direkam kepada Seksi Pelayanan (SOP Tata Cara Penatausahaan Dokumen Wajib Pajak). 6. Proses selesai.

TATA CARA PEMBUATAN LAPORAN PENERIMAAN PBB/BPHTB Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pembuatan laporan penerimaan mingguan dan bulanan PBB/BPHTB. Proses pembuatan laporan penerimaan mingguan dan bulanan PBB/BPHTB meliputi proses penerimaan nota debet, nota kredit, rekening koran, LMP, RLMP yang disampaikan oleh pihak terkait dan penyusunan laporan.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. Kantor Wilayah 5. Instansi Terkait (Bank Persepsi, Bank Tempat Pembayaran, BO III) Formulir yang Digunakan : 1. Nota Debet 2. Nota Kredit 3. Rekening Koran 4. LMP 5. RLMP Dokumen yang Dihasilkan : 1. Laporan Mingguan dan Bulanan Penerimaan PBB/BPHTB Jangka Waktu Penyelesaian: Paling lama 7 hari, untuk wilayah tertentu jangka waktu ditentukan berdasarkan kebijakan kanwil setempat (contoh di daerah Puncak Jaya yang tidak mempunyai bank persepsi, bank persepsi terdekat di daerah Nabire/Biak)

1. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima Nota Debet, Nota Kredit, Rekening Koran, LMP, dan RLMP dari instansi terkait yang telah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak (SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di KPP) kemudian menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk menyusun konsep Laporan Mingguan dan Bulanan Penerimaan PBB/BPHTB. 2. Pelaksana Seksi PDI menghimpun/mengolah bahan penyusunan konsep laporan mingguan dan bulanan penerimaan PBB/BPHTB, mengarsipkan dokumen dari instansi terkait tersebut dan meneruskan konsep laporan tersebut kepada Kepala Seksi PDI. 3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep Laporan Penerimaan PBB/BPHTB, kemudian menyampaikan konsep laporan tersebut kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep Laporan Penerimaan PBB/BPHTB, maka Pelaksana Seksi PDI harus memperbaiki konsep laporan tersebut. 4. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani Laporan Penerimaan PBB dan BPHTB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui konsep Laporan Penerimaan PBB/BPHTB, maka Kepala Seksi PDI harus memperbaiki konsep laporan tersebut. 5. Kepala Seksi PDI menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk menatausahakan dan menyampaikan kepada Sub Bagian Umum untuk dikirim dengan SOP KPP 10-000c tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP (SOP Tata Cara Penyusunan akompilasi Laporan-laporan KPP). 6. Proses Selesai.

TATA CARA PENYELESAIAN PEMBAGIAN HASIL PENERIMAAN PBB Prosedur operasi ini menguraikan tata cara penyelesaian pembagian hasil penerimaan PBB/BPHTB. Pembagian hasil penerimaan PBB/BPHTB sebagai pemenuhan atas ketentuan bahwa setiap akhir bulan Kepala Kantor Pelayanan Pajak berkewajiban melakukan pembagian hasil penerimaan PBB/BPHTB.

Pihak yang Terkait : 1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. KPPN Formulir yang Digunakan : Tidak ada

Dokumen yang Dihasilkan : 1. Keputusan Penetapan Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (KP-PHPPBB) 2. Surat Perintah Membayar Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM-PHP-PBB) 3. Surat Perintah Membayar Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM-BP-PBB) 4. Keputusan Penetapan Pembagian Hasil Penerimaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (KP-PHP-BPHTB) 5. Surat Perintah Membayar Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (SPM-PHP-BPHTB) Jangka Waktu Penyelesaian : Paling lama 3 (tiga) hari

1. Kepala Seksi PDI menugaskan Pelaksana Seksi PDI untuk membuat KP-PHPPBB/ BPHTB berdasarkan hasil rekonsiliasi data penerimaan Modul Penerimaan Negara (MPN) dan Bank Operasional (BO) III. 2. Pelaksana Seksi PDI membuat konsep KP-PHP-PBB/BPHTB, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi PDI. 3. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep KP-PHP-PBB/BPHTB, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep KP-PHP-PBB/BPHTB, Pelaksana Seksi PDI harus memperbaiki konsep tersebut. 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani KPPHP- PBB/BPHTB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep KP-PHP-PBB/BPHTB, Pelaksana Seksi PDI harus memperbaiki konsep tersebut. 5. Kepala Seksi PDI menugaskan Pelaksana Seksi PDI membuat konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB berdasarkan KP PHP PBB/BPHTB tersebut. 6. Pelaksana Seksi PDI membuat konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, kemudian menyampaikan kepada Kepala Seksi PDI.

7. Kepala Seksi PDI meneliti dan memaraf konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Dalam hal Kepala Seksi PDI tidak menyetujui konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, Pelaksan Seksi PDI harus memperbaiki konsep tersebut. 8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, kemudian mengembalikan kepada Kepala Seksi PDI. Dalam hal Kepala Kantor Pelayanan Pajak tidak menyetujui konsep SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB, Pelaksana Seksi PDI harus memperbaiki konsep tersebut. 9. Pelaksana Seksi PDI menyiapkan pengiriman SPMPHP PBB/BPHTB dan SPMBP PBB ke KPPN dan menatausahakan arsipnya. 10. Proses dilanjutkan ke SOP tentang Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. 11. Proses selesai.