PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI PROGRAM LINEAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMKN 6 PADANG * Siska Tri Utami, ** Yulyanti Harisman S.Si M.Pd, ** Ainil Mardiyah M.Si *Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat (siska_10392@yahoo.com) **Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat (yulyyuki@gmail.com, dan ainilmardiyah@ymail.com) ABSTRACT The purpose of the research to generate problem based module on the materials of linear program are valid and practical in SMKN 6 Padang. The type of this research is Research and Development (R&D) by using ADDIE model. ADDIE model consist of five stages, i.e. Analyzing, Designing, Implementing, and Evaluating. The research instrument is (1) sheet validation, (2) questionnaire practicalities and (3) guidelines for the interview. The subject of this research consists of six students class XI SMKN 6 Padang and four validator consisting of lecturer math, Indonesian teacher and two math teachers. The validity test result of problem based module of valid criteria is 3,9. The practical test result of students shows that a very practical category is 84,2 % and teachers shows that a practical category is 80 %. It can be concluded that a problem based module for linear program material at tenth grade of SMKN 6 Padang are valid and practical. Keywords: module, problems based, valid, practical PENDAHULUAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tujuan pembelajaran, seperti ketersediaan bahan ajar dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pada bahan ajar. Salah satu materi matematika SMK kelas X pada semester 2 adalah program linear. Ada beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai pada materi program linear, yaitu: memahami konsep dasar sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dua variabel, melukis grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel, menentukan daerah himpunan penyelesaian, mengubah soal verbal ke dalam bentuk model matematika dan menentukan nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24 Januari 2014 di SMKN 6 Padang diketahui bahwa guru dan siswa sudah menggunakan bahan ajar berupa modul. Namun modul tersebut belum memberikan masalah diawal yang dapat membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dasar dari materi yang akan dipelajarinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru matematika kelas X di SMKN 6 Padang, guru tersebut mengatakan bahwa materi program linear merupakan salah satu materi yang sulit dipahami siswa sehingga
banyak siswa yang mengalami kesulitan setiap mengerjakan contoh soal. Melihat dari permasalahan yang ada diperlukan bahan ajar yang lebih lengkap dan mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam menemukan konsep dasar matematika dengan benar. Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah modul berbasis masalah. Modul berbasis masalah yang dikembangkan pada penelitian ini memuat unsur-unsur antara lain: (1) Cover, (2) Peta konsep materi program linear, (3) Petunjuk umum, (4) Materi modul (uraian materi, contoh soal dan kesimpulan), (5) Latihan-latihan, dan (6) Evaluasi (umpan balik dan tindak lanjut, kunci jawaban) Modul berbasis masalah adalah modul yang dikembangkan dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Modul ini dirancang berdasarkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah. Menurut Sanjaya (2008:218) ada 6 langkah pembelajaran berbasis masalah, yaitu: a) Menyadari masalah, b) Merumus-kan masalah, c) Mengumpulkan data, d) Menguji Hipotesis, dan e) Menentukan Penyelesaian. Kelebihan pada pembelajaran berbasis masalah adalah siswa didorong berfikir sendiri, manganalisis sendiri, sehingga dapat menemukan konsep dan prinsip umum berdasarkan bahan yang telah disediakan dalam bahan ajar. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul berbasis masalah untuk materi program linear yang ditujukan pada siswa kelas X SMKN 6 Padang. Pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang dikemukakan oleh Amri (2013:264), model ini terdiri dari 5 tahap yaitu: Analisis (Analyze), Perancangan (Design), Pengembangan (Develop), Implementasi (Implement) dan Evaluasi (Evaluate). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan praktikalitas modul berbasis masalah pada materi program linear. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket praktikalitas dan pedoman wawancara. Informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara mengenai praktikalitas modul dianalisis secara kualitatif. Data dari lembar validasi modul diperoleh data kuantitatif dan kualitatif, dianalisis secara deskriptif, kemudian diambil kesimpulan. Untuk menentukan tingkat kevalidan modul pembelajaran, rerata data dihitung dengan menggunakan rumus:
(Walpole, 1995:24) dengan = rerata hasil penilaian dari para validator = skor hasil penilaian validator ke-i n = banyak validator Berdasarkan nilai rerata yang diperoleh, maka untuk menentukan tingkat kevalidan modul digunakan kriteria berikut: 1. Bila rerata > 4,20 maka buku kerja dikategorikan sangat valid. 2. Bila 3,40 < rerata 4,20 maka dikategorikan valid. 3. Bila 2,60 < rerata 3,40 maka dikategorikan cukup valid. 4. Bila 1,80 < rerata 2,60 maka dikategorikan kurang valid. 5. Bila rerata 1,80 maka dikategorikan tidak valid. Sedangkan untuk menentukan tingkat kepraktisan modul dilihat dari hasil tabulasi tiap item dan dicari persentasenya dengan menggunakan rumus: 100% Setelah diperoleh persentase, maka selanjutnya dilakukan pengelompokkan sesuai dengan kriteria yang dimodifikasi dari Riduwan (2013:89). Adapun komponen-komponen pada tahapan analisis adalah (1) analisis silabus, (2) analisis bahan ajar, (3) analisis literatur, (4) analisis karakteristik siswa serta (5) wawancara dengan guru dan siswa. Tahap selanjutnya adalah merancang modul berbasis masalah untuk materi program linear. Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar yaitu: Kegiatan belajar 1 memuat materi konsep dasar dan daerah himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel, Kegiatan belajar 2 memuat materi model matematika dan Kegiatan belajar 3 memuat materi nilai optimum dan aplikasi program linear. Uraian materi untuk setiap kegiatan belajar pada modul berbasis masalah diawali dengan pemberian masalah, hal tersebut bertujuan agar siswa dapat menentukan konsep dasar dari materi yang akan dipelajari. Berikut cuplikan pemberian masalah diawal uraian materi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap analisis bertujuan untuk menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran matematika siswa SMKN 6 Padang khususnya pada materi program linear. Gambar 1. Uraian Materi Pada Modul Setelah siswa menyadari masalah yang akan dipecahkan, selanjutnya siswa dituntut untuk dapat merumuskan masalah. Dengan adanya masalah tersebut, siswa
dapat menemukan konsep dasar serta manfaat dari mempelajari materi tersebut. Berikut cuplikan menyelesaikan masalah yang dilakukan oleh siswa pada modul berbasis masalah. Gambar 2. Penyelesaian Masalah Pada Modul. Pada tahap pengembangan dilakukan validasi modul oleh empat orang validator yang terdiri dari dosen matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, guru bahasa indonesia SMKN 6 Padang dan dua orang guru matematika SMKN 6 Padang. Validator menilai tiga aspek yaitu aspek materi, aspek penyajian serta aspek bahasa dan keterbacaan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rangkuman Hasil Validasi Aspek yang Nilai dinilai Validitas Kategori Materi 3,8 Valid Penyajian 3,9 Valid Bahasa dan 4,1 Valid Keterbacaan validasi 3,9 Valid Tabel 1 menunjukkan bahwa modul berbasis masalah memiliki kategori valid dengan rerata 3,9. Sedangkan pada tahap implementasi dilakukan penilaian kepraktisan modul dengan angket praktikalitas. Angket kepraktisan dinilai oleh dua orang guru matematika dan enam orang siswa kelas XI SMKN 6 Padang. Kepraktisan modul dinilai dari berbagai aspek yaitu: kemudahan, waktu dan manfaat. Hasil uji praktikalitas dari guru dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rangkuman Hasil Praktikalitas Dari Guru. Persentase Aspek yang Kepraktisan Kategori dinilai Kemudahan 80 Waktu 80 Manfaat 80 praktikalitas 80 Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa hasil praktikalitas modul dari guru memperoleh nilai rerata 80% dengan kategori praktis. Sedangkan hasil uji praktikalitas dari siswa dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rangkuman Hasil Praktikalitas Dari Siswa Persentase Aspek yang Kepraktisan dinilai Kategori Kemudahan 83 Sangat Waktu 83 Sangat Manfaat 86,7 Sangat praktikalitas 84,2 Sangat
Tabel 3 menunjukkan bahwa modul berbasis masalah dari siswa dikategorikan sangat praktis dengan persentase 84,2%. Berdasarkan data hasil validasi dan praktikalitas, maka dipeoleh hasil bahwa modul berbasis masalah untuk materi program linear sudah valid dan praktis. PENUTUP Berdasarkan penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul berbasis masalah telah valid dengan rerata 3,9, praktis dari guru dengan persentase 80% dan sangat praktis dari siswa dengan persentase 84,2%. Artinya modul berbasis masalah pada program linear telah layak digunakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut ini: (1) Modul berbasis masalah yang valid dan praktis dapat digunakan sebagai bahan ajar bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk materi program linear di SMKN 6 Padang, (2) Siswa memiliki modul berbasis masalah, sehingga siswa dapat belajar mandiri dalam menemukan konsepkonsep matematika berdasarkan data-data yang disajikan, (3) Modul berbasis masalah dapat dijadikan contoh bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan modul berbasis masalah, (4) Peneliti lainnya dapat melakukan penelitian lanjutan sampai uji efektifitas, sehingga dapat mengetahui pengaruh penggunaan modul berbasis masalah dalam proses pembelajaran siswa. KEPUSTAKAAN Amri, Sofan.(2013). Pengembangan Dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka. Riduwan.(2010). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina.(2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Walpole. Ronald E.(1995). Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.