KATA PENGANTAR. Malang, 23 November Penulis

dokumen-dokumen yang mirip
haluaran urin, diet berlebih haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan beserta natrium ditandai dengan - Pemeriksaan lab :

a. Model dokumentasi ini terdiri dari empat komponen, yaitu : 1) Data Dasar Data dasar berisi semua informasi yang telah dikaji dari klien ketika pert

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

Source-Oriented Record (SOR)

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG C3L1 RSUP DR. KARIADI SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Mampu mengklasifikasi model-model dalam dokumentasi

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

MODEL DOKUMENTASI SOR, POR, FLOWSHEET. Ns. IGYP, S.Kep, M.Kes

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

Dokumentasi Keperawatan Berbasis Teknologi Komputer Mira Asmirajanti, SKp, MKep

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB III TINJAUAN KASUS

SKRIPSI HUBUNGAN KELENGKAPAN RESUME MEDIS RAWAT INAP DAN KECEPATAN PENAGIHAN KLAIM ASURANSI DI RUMAH SAKIT PRIKASIH JAKARTA.

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

HAND OUT OBJEKTIF PERILAKU SISWA SUMBER PUSTAKA PENDAHULUAN

PANDUAN REKAM MEDIK PUSKESMAS KARANGLEWAS. No Dokumen :PD/C.VII/UKP/ /IV/2016 Tanggal Terbi:4 April No Revisi : -

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

PRINSIP PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN CATATAN SOAP

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Artikel Komunikasi Efektif SBAR

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

KONSEP Dokumentasi KePERAWATan. Firdawsyi Nuzula, S.Kp.,M.Kes

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

PENGKAJIAN PNC. kelami

DOKUMENTASI KEPERAWATAN Oleh Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 Mei 2009 di ruang anak C1 Lantai 2 RSUP. 2). Umur : 5 tahun 2 bulan.

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS II

TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)

PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III RESUME KASUS

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN NURSING CARE INKONTINENSIA. Blok Urinary System

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB III TINJAUAN KASUS WIB di ruang khotijah Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah. Semarang dan memperoleh data dari pengamatan langsung catatan

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 26 Mai 2010

4. PENGKAJIAN 1) DATA UMUM Nama kepala keluarga Alamat kepala keluarga Pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Genogram

Metodologi Asuhan Keperawatan

KUESIONER PENELITIAN. Hubungan Penerapan Fungsi Manajemen Kepala Ruangan dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Sayang Rakyat Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK II

MODEL PENDOKUMENTASIAN KEBIDANAN

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada perkembangan zaman yang semakin berkembang khususnya

PROBLEM ORIENTED MEDICAL RECORD (POMR) By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. menghambat kemampuan seseorang untuk hidup sehat. Penyakit penyakit

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal

BAB I PENDAHULUAN. tanggapan/respon klien terhadap kegiatan-kegiatan pelaksanaan keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

Panduan Identifikasi Pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

KUESIONER PENELITIAN TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MELAHIRKAN TENTANG PREEKLAMSIA DI RSUDDR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2015

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

PANDUAN CARA IDENTIFIKASI DAN PENYIMPANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

DIKTAT AJAR DOKUMENTASI KEBIDANAN. Oleh : CITRA HADI KURNIATI, S.ST PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Exclusive. Nama perusahaan seperti saat pendaftaran

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan akan terwujud dengan baik, apabila. terselenggaranya rekam medis yang dilakukan berdasarkan bukti bukti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB III TINJAUAN KASUS. Bab ini penulis akan menerangkan proses keperawatan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik Pendekatan berorientasi problem

nonfarmakologi misalnya, teknik

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya sehinnga kami dapat menyususn makalah ini yang akan membahas Teknik Dokumentasi Keperawatan Charting By Exception (CBE). Makalah ini ditulis berdasarkan beberapa kajian pustaka yang tertera pada daftar pustaka. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.penulis menyadari bahwa tidak ada manusia dengan kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis sangat berharap semoga penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan dan manfaat pembaca pada umumnya, dan bagi mahasiswa Akademi Keperawatan Panti Waluya Malang. Malang, 23 November 2016 Penulis i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I...3 PENDAHULUAN...3 1.1. LATAR BELAKANG...3 1.2 RUMUSAN MASALAH...3 1.3 TUJUAN...4 BAB II...5 KAJIAN PUSTAKA...5 2.1. PENGERTIAN CBE (CHARTING BY EXCEPTION)...5 2.1.1 LEMBAR ALUR...5 2.1.3. STANDAR PRAKTIK...6 2.1.4. PROTOKOL DAN INSTRUKSI INSIDENTAL...6 2.1.5. DATA DASAR KEPERAWATAN...6 2.1.6. RENCANA PERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN...6 2.1.7. CATATAN PERKEMBANGAN SOAP...6 2.2. PEDOMAN PENDOKUMENTASIAN CBE (CHARTING BY EXCEPTION)...7 2.3. KEUNTUNGAN SISTEM CBE...7 2.4. KERUGIAN SISTEM CBE...8 BAB III PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN CBE pada SISTEM PERKEMIHAN...9 BAB IV...10 PENUTUP...10 4.1 KESIMPULAN...10 4.2 SARAN...10 DAFTAR PUSTAKA...11 ii

1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Dokumentasi proses keperawatan merupakan bagian dari media komunikasi antara perawat yang melakukan asuhan keperawatan dengan perawat lain atau dengan tenaga kesehatan lain, serta pihak-pihak yang memerlukannya dan yang berhak mengetahuinya. Dokumentasi keperawatan adalah bentuk tanggung jawab perawat untuk mencatat dan menyimpan semua data proses keperawatan yang telah dilakukan pada klien. Dalam proses asuhan keperawatan banyak hal penting yang peru di dokumentasikan diantaranya saat pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, renvcana tindakan keperawatan,implementasi sampai pada evaluasi. Dalam pendokumentasi, terdapat beberapa model pendokumentasian yang digunakan. Beberapa model pendokumentasian dibuat dengan tujuan mempermudah pendokumentasian. Salah satu model pendokumentasian yaitu Charting By Exception (CBE). Charting By Exception adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. Dimana Keuntungan CBE yaitu mengurangi penggunaan waktu yang digunakan untuk asuhan langsung pada klien. Keuntungan Pencatatan menggunakan CBE,Tersusunya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi,data yang tidak normal nampak jelas,data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami,menghemat waktu karena catatan rutin dan observasi tidak perlu dituliskan. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan pendokumentasian CBE? 2. Bagaimana pedoman dalam pendokumentasian CBE? 3. Bagaimana keuntungan pendokumentasian CBE? 4. Bagaimana kerugian pendokumentasian CBE? 5. Bagaimana penerapan pendokumentasian CBE? 3

1.3 TUJUAN 1. Dapat memahami pengertian pendokumentasian CBE. 2. Dapat memahami pedoman pendokumentasian CBE. 3. Dapat mengetahui keuntungan pendokumentasian CBE 4. Dapat mengetahui kerugian pendokumentasian CBE. 5. Dapat menerapkan proses pendokumentasian CBE. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN CBE (CHARTING BY EXCEPTION) Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara narative dari hasil atau temuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. CBE dapat untuk mengembangkan sistem CBE yang meliputi masalah pendokumentasian dengan membuat kecenderungan pada status pasien menjadi lebih nyata, menghemat waktu yang diperlukan untuk pendokumentasian dan membuat laporan terbaru mengenai status pasien. Pada sistem CBE terdiri dari beberapa elemen yang terdiri dari lembar alur, dokumentasi berdasarkan referensi standar praktik, protokol, dan instruksi indiden, data dasar keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis keperawatan, dan catatan perkembangan SOAP. 2.1.1 LEMBAR ALUR Sistem CBE menggunakan beberapa jenis format, termasuk lembar alur instruksi perawat/dokter, catatan grafik, catatan penyuluhan pasien, dan catatan pemulangan pasien. Bagian depan pada format CBE digunakan untuk mendokumentasikan pengkajian fisik dan implementasi instruksi dokter dan perawat. Bagian belakang mengaris bawahi unsur pengkajian fisik yang harus dilengkapi dan adanya temuan yang normal. Lembar alur keperawatan /instruksi dokter juga digunakan untuk pendokumentasian penyelesaian instruksi keperawatan dan dokter yang tidak termasuk dalam standar praktik. Pada daftar diagnosa keperawatan juga digunakan hampir sama dengan daftar masalah yang digunakan pada pencatatan yang berorientasi pada masalah (SOAP). 2.1.3. STANDAR PRAKTIK Pada sistem CBE praktik keperawatan yang digunakan pada semua area klinis, sama pentingnya dengan standar yang spesifik pada semua unit perawatan khusus. CBE ini menghilangkan pendokumentasian intervensi keperawatan seperti perawatan oral, membantu mengubah posisi dan lain-lain. Pada sistem CBE tanda centang digunakan untuk 5

mendokumentasian kelengkapan standar, dan tanda bintang menunjukkan bahwa tidak semua standar diikuti. Adanya penyimpangan harus dijelaskan pada catatan perawat. 2.1.4. PROTOKOL DAN INSTRUKSI INSIDENTAL Pada sistem CBE yang berkaitan dengan perjalanan klinis dengan perjalanan klinis yang diharapkan dari populasi pasien tersebut, seperti praoperasi dan pascaoperasi. Protokol menguraikan tentang intervensi keperawatan, pengobatan, dan frekuensi pengkajian fisik. Lembar alur keperawatan/ instruksi dokter digunakan untuk pendokumentasi dari protokol. implementasi keperawatan diperlukan untuk melanjutkan intervensi keperawatan khusus yang melewati tenggang waktu atau jika diperlukan intervensi keperawatan yang berjangka waktu. 2.1.5. DATA DASAR KEPERAWATAN Bagian dari data dasar berisi riwayat kesehatan dan pengkajian fisik. Bagian ini menggunakan parameter normal yang sama dengan lembar alur keperawatan/instruksi dokter. Hasil normal setiap sistem tubuh dicetak di kolom kiri bawah halaman dan diberi tanda centang pada kotak yang sesuai. Hasil normal dijelaskan pada sisi kanan halaman. 2.1.6. RENCANA PERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN Sistem CBE pada rencana keperawatan ini berfokus pada diagnosis keperawatan yang spesifik dam mencakup faktor yang berhubungan atau faktor resiko, karakteristik penjelas, data pengkajian yang mendukung munculnya diagnosa keperawatan, hasil yang diharapkan, dan intervenci. 2.1.7. CATATAN PERKEMBANGAN SOAP Pada pencatatan yang berorientasi pada masalah, catatan SOAP dan SOAP(IE) mendokumentasikan data dalam catatan perkembangan dengan cara yang teratur. Karena lembar alur keperawatan/instruksi dokter dan lembar alur lainnya terdiri dari banyak dokumentasi yang biasanya muncul dalam catatan perkembangan, maka menggunaan catatan SOAP. 2.2. PEDOMAN PENDOKUMENTASIAN CBE (CHARTING BY EXCEPTION) 1. Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan yang permanen 2. Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk rumah sakit dan menyediakan daftar isi untuk semua diagnosa keperawatan 6

3. Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada saat klien pulang 4. SOAPIER digunakan sebagai catatan respon klien terhadap intervensi melaluitempat tinggal klien 5. Data diagnosa keperawatan dan perencanaan dapat dikembangkan 2.3. KEUNTUNGAN SISTEM CBE Keuntungan menggunakan sistem CBE : Data terbaru tersedia di samping tempat tidur. Siap diakses oleh pemberi perawatan kesehatan yang beinteraksi dengan pasien di unit keperawatan. Lembar alur menghilangkan kebutuhan akan lembar kerja atau kertas coretan lain untuk mencatat pada catatan permanen. Panduan pada bagian belakang format menjadi referensi yang mudak didapat, yang sangat berguna bagi perawat yang baru mengenal sistem ini. Kecenderungan status pasien mudah dilihat dari lembar alur. Informasi pengkajian diatur berdasarkan sistem tubuh dan mudah untuk dicari. Hasil normal mudah diidentifikasi dengan tepat sehingga terdapat kesepakatan tentang apa yang disebut pengkajian normal. Banyak menghilangkan catatan naratif berulang tentang perawatan rutin. Referensi terhadap terhadap standar praktik dapat menyingkirkan pencatatan naratif informasi. Waktu untuk mencatat menurun. CBE mudah diadaptasi pada pendokumentasian jalur klinis. 2.4. KERUGIAN SISTEM CBE Kerugian dan Masalah berkaitan dengan sistem CBE Duplikasi pencatatan terjadi pada sistem CBE. Misalnya diagnosa keperawatan yang dipertahankan pada daftar masalah yang dipertahankan pada daftar masalah tertulisjuga dalam rencana perawatan. Mengurangi pleonasme dapat dilakukan dengan mendokumentasi catatan pada bagian lembar alur keperawatan. 7

sistem CBE dibentuk di fasilitasi yang semua perawatannya adalah RN. Tidak semua perawatannya mengubah sistem pemberian asuhan keperawatan dengan mengakomondasi tanggung jawab RN untuk pengkajian. implementasi lengkap dari sistem ini memerlukan perubahan besar dalam pendokumentasian organisasi. Seperti pencatatan fokus atau PIE, sistem CBE memerlukan format pada berbagai alat pendokumentasian. Upaya pendidikan utama diperlukan ketika mengimplementasikan sistem CBE. Pada lembar alur keperawatan/instruksi dokter dan kesulitan dalam menaati standar praktik. Sistem CBE berdampak pada masalah penggantian biaya sampai sistem ini lebih luas diterima. Dasar hukum sistem CBE masih terus diperdebatkan. Kasus ini menggambarkan tentang 3 hal : 1. Standar untuk pengkajian keperawatan dan intervensi harus didefinisikan dengan jelas 2. Kebijakan dan prosedur untuk CBE harus diikuti secara jelas 3. Tidak ada sistem dokumentasi yang akan melindungi profesional kesehatan dari pengadilan yang buruk 8

A. PENGKAJIAN BAB III PENERAPAN PENDOKUMENTASIAN CBE PADA SISTEM PERKEMIHAN ˮGAGAL GINJAL KRONISˮ Tanggal pengkajian Diagnosa medis : 2 Maret 2009, 14.00 WIB : CKD Grade V 1. Biodata a. Identitas pasien Nama Umur Jenis Suku Bangsa Agama Status Perkawinan Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn. M : 22 tahun : Laki-laki : Jawa : Islam : Tidak kawin : SMP : Tidak bekerja : Wonosalam Demak Tanggal masuk : 27-02-2009 No Register : 5966716 Diagnosa medis : CKD Grade V 2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama Pasien mengeluh sesak nafas 9

b. Riwayat penyakit sekarang Satu minggu yang lalu pada tanggal 27/02/2009 klien hanya ingin kontrol / periksa penyakit yaitu gagal ginjal yang telah tiga tahun dialaminya di RSDK. Klien mengatakan mengalami kekambuhan jika minum air terlalu banyak. Jika kambuh pasien mengalami sesak nafas lamanya bisa sehari penuh, bila sesak nafas yang bisa dilakukan oleh pasien dirumah yaitu dengan tidur di dekat kipas angin sehingga udara lebih cepat masuk dan sesak berkurang. Selain itu pasien juga mengalami bengkak pada tangan dan kakinya serta mengalami gangguan dalam BAK, yaitu BAK tidak lancar, air kencing sedikit dan warna keruh. Karena pada saat periksa keadaan pasien dalam kondisi memburuk sehingga dokter memutuskan untuk rawat inap. Analisa Data Tanggal Data DS dan DO Masalah Etiologi DS : Pasien mengatakan BAK tidak lancar, air kencing sedikit dan warnanya keruh. Tangan dan kaki membengkak. DO : Edema pada tangan dan kaki. Turgor kulit tidak elastis CRT pada ekstremitas atas dan bawah lebih dari 3 detik, BB : 58 kg, Balance cairan (+)967.75 Ureum : 153 mg/dl, Cretinin : 9,8 mg/dl, Natrium : 140 mmol/l, Kalium : 3,7 mmol/l, Clorida : 106 mmol/l, Diit rendah garam Kelebihan volume cairan Input cairan > output B. Diagnosa Keperawatan 1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan input cairan lebih besar dari pada output Intervensi 10

No Dx Waktu Tujuan dan Kriteria hasil Rencana Rasional 3. Tujuan: Volume cairan dalam keadaan seimbang Kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara input dan output cairan a. Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor kulit tanda-tanda vital b. Batasi masukan cairan c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan d. Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran a. Mengetahui status cairan, meliputi input dan output b. Pembatasan cairan akan menentukan BB ideal, haluaran urin, dan respon terhadap terapi. c. Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan d. Untuk mengetahui keseimbangan input dan output 11

NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI TTD 1 22/11/2016 23/11/2016 24/11/2016 Kelebihan Volume Cairan Kelebihan Volume Cairan Kelebihan Volume Cairan S : Pasien tangan dan kakinya masih bengkak O : Balance cairan (+)967.75 Edema pada ekstremitas A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Awasi balance cairan Berikan IV Lasix S : Pasien tangan dan kakinya masih bengkak O : Balance cairan (+)824.75 Edema pada ekstremitas A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Awasi balance S :Tn. M mengatakan tangan dan kakinya masih bengkak padahal sudah membatasi minumnya satu hari hanya satu gelas belimbing. O :Edema pada ekstremitas atas dan bawah CRT ekstremitas atas dan bawah < 3 detik Turgor kulit tidak elastic Balance cairan (+)843.75 Ureum : 153 mg/dl Cretinin : 9,8 mg/dl 12

Natrium : 140 mmol/l Kalium : 3,7 mmol/l Clorida : 106 mmol/l A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi : Catat adanya edema Ukur balance cairan tiap jam Konsul untuk program HD 13

4.1 KESIMPULAN BAB IV PENUTUP Dokumentasi merupakan suatu catatan yang asli yang dapat dijadikan bukti hukum, jika suatu saat ditemukan masalah yang berhubungan dengan kejadian yang terdapat dalam catatan tersebut. Pendokumentasian CBE adalah sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara narative dari hasil atau temuan yang menyimpang dari keadaan normal atau standar. Jadi pendokumentasian CBE ini dapat mengurangi penggunaan waktu untuk mencatat sehingga banyak waktu yang digunakan untuk asuhan langsung pada klien 4.2 SARAN Semoga Makalah ini dapat berguna bagi penyusun dan pembaca. Khususnya untuk memperdalam pengetahuan mengenai metode pendokumentasian Keperawatan CBE, agar tidak terjadinya kesulitan serta kesalahan dalam pendokumentasian keperawatan. 14

DAFTAR PUSTAKA 1. Nursalam.2008.Proses Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Edisi 2.Jakarta:Salemba Medika. 2. Iyer,Patricia W.2004,dokumentasi keperawatan:suatu pendekatan proses keperawatan.edisi 3.Jakarta:EGC. 15