Hemositometer. Gbr 1. Hemositometer

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

PENGERTIAN ISOLASI MIKROORGANISME

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Hewan Coba Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

Lampiran 1. Bagan Penelitian di Laboratorium C0 C1 C2 C3 C4 C5 C1 C2 C3 C4 C5 C0 C2 C3 C4 C5 C0 C1 C3 C4 C5 C0 C1 C2. Keterangan : = Kontrol

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

PAPER HEMATOLOGI MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

I II. Lampiran 1. Bagan Penelitian. 20 cm 75 cm. 20 cm. 50 cm. Keterangan : = tanaman bawang merah di dalam polibag. = ulangan pertama = ulangan kedua

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

Teknik Isolasi Mikroorganisme

BAB III MATERI METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Agustus 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

Teknik Isolasi Bakteri

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS MALARIA BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Penentuan Jumlah Sel Hidup (AOAC, 2012) Hancurkan 1 gram bibit ragi kering dalam lumping hingga halus, masukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

CSL5_Manual apusan darah tepi_swahyuni 2015 Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

INSTRUKSI KERJA GUEST LAUNDRY PICK-UP / VALET Nomor IK-HK Disetujui : Revisi 01 Tanggal 01 Juni 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

LAMPIRAN A KOMPOSISI PREMIX DAN KOMPOSISI PAKAN NORMAL BR 1. Premix (PT. Eka Farma, Medan)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

VIII. AKTIVITAS BAKTERI NITROGEN

Teknik Isolasi Bakteri

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

sampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan

KEGIATAN 4 SISTEM KARDIOVASKULER. MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH (leukocyte)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

II. METODELOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dan menggunakan

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

Untuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah

BAB 4 METODE PE ELITIA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

LAMPIRAN. Lampiran A: Alur Kerja Isolasi Bakteri Penghasil Biosurfaktan

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM GENETIKA DAN PEMULIAAN

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

Transkripsi:

Hemositometer Hemositometer atau haemocytometer adalah perangkat awalnya dirancang untuk penghitungan sel darah. Sekarang juga digunakan untuk menghitung jenis sel serta partikel mikroskopis lainnya. Hemositometer ini ditemukan oleh Louis-Charles Malassez dan terdiri dari sebuah slide mikroskop kaca tebal dengan lekukan persegi panjang yang menciptakan sebuah kamar. Ruangan ini adalah diukir dengan lasergrid tergores garis tegak lurus. Perangkat ini dibuat dengan hati-hati sehingga daerah yang dibatasi oleh garis diketahui, dan kedalaman ruang ini juga dikenal. Oleh karena itu mungkin untuk menghitung jumlah sel atau partikel dalam suatu volume tertentu cairan, dan dengan demikian menghitung konsentrasi sel dalam cairan secara keseluruhan. Gbr 1. Hemositometer Hemositometer terdiri dari beberapa, besar, 1 x 1 mm (1 mm 2 ) kuadrat. Ini dibagi dalam 3 cara; 0,25 x 0,25 mm (0,0625 mm 2 ), 0,25 x 0,20 mm (0,05 mm 2 ) dan 0,20 x 0,20 mm (0,04 mm 2 ). Pusat, 0,20 x 0,20 mm ditandai, 1 x 1 mm persegi yang kemudian dibagi lagi menjadi 0,05 x 0,05 mm (0,0025 mm 2 ) kuadrat. Tepi-tepi

mengangkat dari hemositometer yang terus coverslip 0,1 mm dari grid ditandai. Hal ini memberikan setiap persegi volume yang ditetapkan. Tabel 1. Dimensi Hemositometer Dimensions Area Volume at 0.1 mm depth 1 x 1 mm 1 mm2 100 nl 0.25 x 0.25 mm 0.0625 mm2 6.25 nl 0.25 x 0.20 mm 0.05 mm2 5 nl 0.20 x 0.20 mm 0.04 mm2 4 nl 0.05 x 0.05 mm 0.0025 mm2 0.25 nl Struktur sel-ukuran yang akan dihitung adalah yang terletak antara tengah tiga baris di atas dan kanan alun-alun dan dari tiga baris di bagian bawah dan kiri alunalun. Dalam hemositometer Neubauer diperbaiki (umum media), jumlah sel per ml dapat ditemukan hanya dengan mengalikan jumlah sel ditemukan di grid hemositometer (daerah sama dengan kotak merah pada gambar di bawah) dengan 104 (10000). Gambar 2. Grid pada Hemositometer

Grid Hemositometer : Merah : 1 mm 2, 100 nl Hijau : 0,0625 mm 2, 6,25 nl kuning : 0,04 mm 2, 4 nl biru : 0,0025 mm 2, 0,25 nl kedalaman : 0,1 mm. Ketika sebuah sampel cair yang mengandung sel amobil ditempatkan pada ruangan, itu ditutup dengan kaca penutup, dan kapiler sepenuhnya mengisi ruang dengan sampel. Melihat kamar melalui mikroskop, jumlah sel dalam ruang dapat ditentukan dengan menghitung. Berbagai jenis sel dapat dihitung secara terpisah selama mereka bisa dibedakan secara visual. Jumlah sel di dalam ruang yang digunakan untuk menghitung konsentrasi atau kepadatan sel dalam campuran dari mana sampel diambil: itu adalah jumlah sel di dalam ruang dibagi dengan volume ruang itu (volume ruang yang diketahui dari mulai), memperhitungkan setiap pengenceran dan menghitung pintas : konsentrasi sel dalam campuran asli. Gambar 3. Penggunaan Hemositometer Hemocytometers sering digunakan untuk menghitung sel-sel darah, organel dalam sel, sel-sel darah dalam cairan tulang punggung ke otak setelah melakukan tusukan lumbal, atau jenis sel lain di suspensi. Menggunakan hemositometer untuk menghitung hasil bakteri dalam 'jumlah total' karena sulit untuk membedakan antara organisme hidup dan mati kecuali Trypan biru digunakan untuk noda sel non-layak.

Menghitung jumlah sel dengan menggunakan Hemositometer Menyiapkan hemositometer 1. Pastikan hemositometer sudah bersih menggunakan etanol 70%. 2. Basahi bahu hitung hemositometer dan lampirkan coverslip menggunakan tekanan lembut dan kecil secara melingkar. Fenomena dari cincin Newton dapat diamati ketika coverslip ditempel dengan benar, sehingga kedalaman ruang dapat dipastikan. Menyiapkan suspensi sel 1. Pastikan suspensi sel yang akan dihitung baik dicampur dengan baik agitasi lembut dari labu yang mengandung sel (atau wadah lain yang sesuai). Sebuah pipet serologi dapat digunakan jika diperlukan. 2. Sebelum sel disetting ambil sekitar 1 ml suspensi sel dengan menggunakan pipet serologi dan tempatkan dalam tabung Eppendorf. 3. Menggunakan sebuah pipet 100 ul, campuran sel-sel dalam sampel ini lagi (dengan lembut) dan. Ambil 100μl tempat ke Eppendorf baru, tambahkan 100 biru tripan ul dan campuran lembut lagi. Perhitungan 1. Menggunakan pipet Gilson, buatlah beberapa suspensi sel yang mengandung Tripan Blue. Hati-hati dalam mengisi hemositometer, lakukan dengan lembut. Berhati-hatilah untuk tidak berlebihan dalam mengisi ruangan. Biarkan sampel yang akan ditarik keluar dari pipet oleh dengan gaya kapiler, cairan harus bergerak ke arah tepi alur saja. Isi ulang pipet dan isilah ruang yang kedua jika diperlukan. 2. Fokus pada garis grid dari hemositometer dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 10X. Fokus pada satu set dari 16 persegi sebagaimana ditunjukkan dengan lingkaran pada gambar 4.

Gbr 4. Grid Hemositometer 3. Menggunakan penghitungan hand tally counter, hitung jumlah sel di daerah ini yang terdiri dari 16 kotak. Ketika menghitung, hitung hanya sel-sel yang hidup yang tampak sehat (tak bercacat oleh Tripan Blue). Hitung sel-sel yang berada dalam persegi. Sel-sel yang mati diwarnai dengan biru tripan dapat dihitung secara terpisah untuk perhitungan kelangsungan hidup. 4. Pindahkan hemositometer untuk set yang lain pada 16 sudut kotak dan terus dihitung sampai semua 4 set untuk 16 sudut kuadrat dihitung. 5. Hemositometer ini dirancang sehingga jumlah sel dalam satu set 16 kotak sudut sama dengan jumlah sel x 10 4 /ml Dengan demikian perhitungannya adalah : Total jumlah 4 set untuk 16 persegi = (sell/ml x 10 4) x 4 persegi dalam satu grid Hemositometer 1. Jumlahnya kemudian dibagi 4 2. Lalu kalikan dengan 2 untuk penyesuaian dengan pengenceran dengan Tripan Blue dengan perbandingan 1: 2 Kedua langkah ini akan setara jika dibagi 2 Contoh : Total sel = 145

Densitas sel = 145/2 = 72,5 x 10 4 /ml Kelangsungan Hidup (Viabilitas) Biru tripan digunakan untuk menunjukkan noda pada sel-sel mati. Sel biru mencari samar atau gelap dalam grid yang dihitung dihitung sebagai sel-sel ati. Untuk memeriksa viabilitas maka sel dibutuhkan : Live cell count (tidak termasuk sell tripan blue) Total cell count (termasuk sell yang diwarnai dengan tripan blue) Contoh :