BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROFIL PERUSAHAAN. pemerintah dalam hal ini Departemen Perindustrian memandang perlu untuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia hanya akan terselenggara dengan efisien

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

2017, No Penilaian Kesesuaian dalam rangka Pemberlakuan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia Baja Batangan untuk Keperluan Umum secara Waj

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah harus memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Hal itu mengakibatkan berbagai sarana-sarana pemenuhanya. Persaingan

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan. Setiap aktivitas yang dilakukan sebuah organisasi

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.menurut Sarwono (2005) lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. dibebankan (Alex S. Nitisemito, 1991:184). Lingkungan kerja terdiri dari dua

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi sangat penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III DISKRIPSI LEMBAGA. A. Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar

Rencana Kinerja Balai Besar Logam dan Mesin 2012 KATA PENGANTAR

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS. pengaruh antara variabel bebas (Lingkungan Kerja, Kompetensi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

I. PENDAHULUAN. bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia global semakin kompleks, sehingga pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Profil Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Dengan adanya teknologi-teknologi yang canggih dapat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan karena hal tersebut menyangkut tenaga-tenaga. pelaksana yang berupaya untuk memajukan usaha perusahaan.

BAB II RUANG LINGKUP B4T

TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT.GLOBAL ARTHA FUTURE. Para karyawan/karyawati yang terhormat yang bekerja pada perusahaan PT.

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH NOMOR: 3 SERI: D TAHUN: 2005 NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia/ pegawai yang berdisiplin tinggi, berkemampuan, berdaya

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TA. 2012

BAB I PENDAHULUAN. di pengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Umum PT. Pos Indonesia (Persero)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur penting penyelenggara perusahaan. Unsur-unsur lain yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. adanya persaingan yang semakin ketat pada dunia usaha. Sebagian besar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

BAB II LANDASAN TEORITIS. karena lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan pegawai secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. daya, terutama sumber daya manusia dalam pelaksanaan suatu proyek maka

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan modernisasi ekonomi. Globalisasi terkait erat dengan investasi

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

Tabel.1.1 Jumlah Karyawan PT Bank Himpunan Saudara 1906 TBK, KC Palembang

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. ini mengalami kemajuan yang semakin pesat. Perkembangan tersebut

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi 1.1.1 Sejarah Balai Besar Logam dan Mesin Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM) atau lebih dikenal dengan nama Metal Industries Development Center (MIDC) adalah salah satu unit pelaksana teknis bidang penelitian dan pengembangan dalam lingkungan Departemen Perindustrian. BBLM didirikan pada tahun 1969 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perindustrian Dasar No. 48/Kpts.DD/Perdas dengan nama Proyek Pusat Pengembangan Industri Pengerjaan Logam. Pada tanggal 8 Maret 1979, proyek BBLM berubah status menjadi Balai Besar Pengembangan Industri Logam dan Mesin (BBLM) dibawah lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Departemen Perindustrian, perubahan ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian No. 45/M/SK/1979. Pada akhir tahun 2002, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 785/MPP/kep./II/2002, BBLM berubah posisi, yang semula berada di bawah lingkungan BPPI dialihkan ke lingkungan Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah (Dirjen IDKM). Pada tahun 2005, BBLM kembali ke lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri sesuai dengan pemisahan kembali Departemen Perindustrian dan Departemen Perdagangan. Sekarang ini BBLM berada di bawah 1

naungan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. 1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi BBLM sebagai lembaga litbang terkemuka di Indonesia dan dunia di bidang desain proses dan produk engineering pada tahun 2020. Misi a) Melakukan litbang terapan desain produk, material, proses dan kepastian mutu di bidang logam dan mesin. b) Memberikan pelayanan teknis: konsultansi dan supervisi, penilaian kesesuaian, pengembangan kompetensi SDM, sertifikasi produk, sertifikasi personel dan sistem manajemen mutu bagi Industri logam dan mesin. c) Penyebarluasan dan membantu penerapan teknologi di bidang logam dan mesin kepada masyarakat industri. 1.1.3 Gambaran Umum Perusahaan BBLM sebagai lembaga penelitian dan pengembangan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan teknologi terapan di bidang teknologi proses dan teknologi produk, pengembangan energi, pengujian dan standarisasi, sertifikasi produk dan personel, jasa engineering atau perekayasaan serta pelayanan lainnya yang berkaitan dengan pengembangan industri, terutama di bidang logam dan mesin. 2

Layanan yang disediakan oleh BBLM, yaitu : Kalibrasi, Pengujian; Pelatihan; Penelitian, Pengembangan dan Rekayasa; Pembinaan Industri; Fabrikasi Produk Pengecoran, Perlakuan Panas, Pemesinan dan Pengelasan. 1.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN BBLM / MIDC BAGIAN TATA USAHA SUB BAGIAN PROGRAM DAN PELAPORAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN UMUM BIDANG KERJASAMA DAN PENGEMBANGAN JASA TEKNIK BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIDANG PENILAIAN KESESUAIAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PEMASARAN DAN KERJASAMA SEKSI PERANCANGAN DAN KETEKNIKAN SEKSI KALIBRASI SEKSI PELATIHAN SEKSI PENGECORAN LOGAM DAN PERLAKUAN PANAS SEKSI PENGUJIAN SEKSI INFORMASI SEKSI PEMESINAN DAN PENGELASAN SEKSI SERTIFIKAT Sumber : Company Profile Balai Besar Logam dan Mesin 3

1.2 Latar Belakang Masalah Balai Besar Logam dan Mesin merupakan lembaga pemerintah yang bertugas memberikan pelayanan teknis khususnya kepada industri logam dan mesin di Indonesia. Pelayanan teknis yang disediakan oleh BBLM salah satunya adalah pelayanan penilaian kesesuaian. Pelayanan penilaian kesesuaian terdiri dari: pelayanan pengujian dan kalibrasi. Pada saat konsumen meminta pelayanan penilaian kesesuaian, petugas Seksi Pemasaran dan Kerjasama memproses permintaan konsumen dengan mengisi formulir permintaan. Selain mengisi formulir permintaan, petugas Seksi Pemasaran dan Kerjasama harus membuat Surat Perintah Kerja (SPK). SPK tersebut selanjutnya diserahkan oleh Seksi Pemasaran dan Kerjasama kepada karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK) yang terdiri dari: Seksi Kalibrasi, Seksi Pengujian dan Seksi Sertifikasi. Dimana karyawan yang bertanggung jawab untuk pelayanan pengujian adalah karyawan Seksi Pengujian dan Seksi Sertifikasi. Sedangkan karyawwan yang bertanggung jawab untuk pelayanan kalibrasi adalah karyawan Seksi Kalibrasi dan Seksi Sertifikasi. Selanjutnya SPK tersebut, menjadi bahan acuan petugas Bidang Penilaian Kesesuaian dalam menyelesaikan order. Fungsi dari SPK adalah sebagai surat penugasan kepada petugas yang bersangkutan untuk menyelesaikan order sesuai dengan tanggal yang tertera pada SPK. Dimana waktu penyelesaian order ditetapkan 14 hari dari tanggal order diterima. 4

GAMBAR 1.2 CONTOH SPK.exc Sumber :Unit Pemasaran dan Kerjasama BBLM Berdasarkan data yang diperoleh, sering terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan order pelayanan penilaian kesesuaian. Pelayanan Penilaian Kesesuaian dikatakan delay apabila order selesai melebihi 15 hari dari tanggal order diterima. Besarnya delay dapat dilihat dari data yang telah diolah oleh penulis sebagai berikut: TABEL 1.1 TABEL JUMLAH DELAY PENYERAHAN BARANG KALIBRASI DAN PENGUJIAN BULAN JANUARI-JULI 2011 Pelayanan Kalibrasi Pelayanan Pengujian Barang Kalibrasi Sertifikat Kalibrasi Sertifikat Pengujian Delay Jumlah Delay Jumlah Delay Jumlah Order Order Order Januari 34 51 43 51 30 35 Februari 36 52 41 52 15 21 5 (Bersambung)

(Sambungan) Maret 57 84 78 84 20 26 April 26 54 39 54 22 29 Mei 38 53 49 53 15 23 Juni 52 65 73 65 13 26 Juli 6 59 37 59 6 23 Total 249 420 360 420 121 183 Sumber : Hasil Pengolahan Arsip Penyerahan Barang dan SPK BBLM Dari tabel diatas terlihat bahwa delay penyerahan barang dan sertifikat untuk pelayanan kalibrasi paling banyak terdapat pada bulan Maret 2011 yaitu 57 order untuk delay penyerahan barang kalibrasi dan 78 order untuk delay penyerahan sertifikat kalibrasi. Untuk pelayanan pengujian, delay penyerahan sertifikat yang paling banyak terjadi pada bulan Januari 2011 yaitu sebesar 30 order. Total delay penyerahan sertifikat kalibrasi dari bulan Januari-Juli 2011 adalah 85,71% dari jumlah order kalibrasi pada bulan Januari-Juli 2011 yaitu 420 order. Sedangkan total delay penyerahan barang kalibrasi dari bulan Januari-Juli 2011 adalah 59,29% dari jumlah order kalibrasi pada bulan Januari-Juli 2011 yaitu 420 order. Sementara itu total delay penyerahan sertifikat pengujian dari bulan Januari-Juli 2011 adalah 66,12% dari jumlah order pengujian pada bulan Januari-Juli 2011 yaitu 183 order. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini: 6

GAMBAR 1.3 GRAFIK DELAY PENYERAHAN BARANG KALIBRASI DAN PENGUJIAN BULAN JANUARI-JULI 2011 85.71% Delay Penyerahan Barang Pengujian dan Kalibrasi Bulan Januari-Juli 2011 59.29% 66.12% Sertifikat Kalibrasi Barang Kalibrasi Sertifikat Pengujian Sumber : Hasil Pengolahan Arsip Penyerahan dan SPK BBLM Dari grafik tersebut dapat dilihat delay penyerahan yang terjadi pada Bulan Januari-Juli 2011 untuk pelayanan Penilaian Kesesuaian cukup tinggi, yaitu di atas 50% dari jumlah order yang masuk pada Bulan Januari-Juli 2011. Ini menggambarkan bagaimana rendahnya kinerja karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian di BBLM, dimana karyawan belum bisa menyelesaikan semua order tepat waktu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian, diketahui bahwa terjadinya keterlambatan penyerahan jasa pengujian dan kalibrasi karena tidak diperhitungkannya kompensasi lembur, nilai kompensasi yang ada tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang ditanggung oleh karyawan, tunjangan kesehatan yang tidak sesuai dengan resiko kerja serta lingkungan kerja yang kurang mendukung. 7

Keterlambatan penyerahan jasa pengujian dan kalibrasi karena banyaknya antrian barang yang harus dikerjakan di laboratorium, sehingga memerlukan waktu lembur untuk menyelesaikan order secara tepat waktu. Dalam hal ini perusahaan tidak memperhitungkan kompensasi terhadap waktu lembur. Atas dasar tersebut, maka pegawai memutuskan untuk tidak menyediakan waktu lembur untuk mengerjakan sisa antrian order. Kompensasi lembur yang tidak diperhitungkandiindikasikan dapat menurunkan motivasi karyawan dalam menyelesaikan order secara tepat waktu. Nurtjahjani (2008: 53) mengemukakan bahwa penetapan program dan pemberian kompensasi yang tepat akan mampu memelihara tenaga kerja dan memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Menurut keterangan hasil wawancara diketahui bahwa penyebab lain dari keterlambatan penyerahan jasa pengujian dan kalibrasi adalah karena kompensasi yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang ditanggung oleh karyawan Penilaian Kesesuaian. Komponen gaji yag diberikan perusahaan kepada karyawan terdiri atas: gaji pokok, uang makan, uang proyek dan tunjangan kompensasi pelayanan. BBLM memberlakukan gaji pokok berdasarkan golongan pegawai negeri dan tunjangan kompensasi pelayanan ditetapkan berdasarkan jam kerja dan jabatan. Jadi, ketika pegawai Penilaian Kesesuaian mengerjakan pekerjaan dalam jumlah banyak atau sedikit dengan proses pengerjaan order cepat atau lambat, hal tersebut tidak mempengaruhi jumlah gaji yang diterima karyawan. Selain itu, kurangnya kompensasi kesehatan atas resiko kerja yang ditanggung oleh karyawan laboratorium menjadi 8

hambatan bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Perusahaan hanya menyediakan ASKES (Asuransi Kesehatan) untuk tunjangan kesehatan karyawan, tetapi karyawan menganggap ASKES ini tidak sesuai dengan resiko yang ditanggung oleh karyawan laboratorium. Apabila karyawan sakit parah maka tidak semua biaya pemulihan kesehatan ditanggung oleh ASKES. Hal tersebut menurunkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih rajin. Nilai kompensasi yang ada tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang ditanggung oleh karyawan dan tunjangan kesehatan tidak sesuai dengan resiko kerja menurunkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Siagian (2010:291) mengemukakan apabila seorang karyawan mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai maka salah satu upaya yang akan dilakukan oleh karyawan tersebut adalah mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Indikasi lain yang menyebabkan keterlambatan penyerahan jasa pengujian dan kalibrasi adalah kondisi lingkungan kerja tempat bekerja. Lingkungan kerja pada umunya terbagi menjadi dua, yaitu: lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikologis. Sedarmayanti (2011: 26) mengemukakan bahwa lingkungan kerja fisik terdiri dari: lingkungan langsung (seperti: pusat kerja, kursi, meja) dan lingkungan perantara (seperti: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan getaran mekanis, bau tidak sedap dan warna). Sihotang (2004: 12-13) mengemukakan bahwa lingkungan kerja psikologis terdiri dari: struktur kerja; tanggung 9

jawab kerja; perhatian dan dukungan pimpinan; kerjasama kelompok kerja dan kelancaran komunikasi. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi di lapangan, keterlambatan penyerahan jasa penilaian kesesuaian disebabkan oleh kondisi lingkungan kerja fisik yaitu: kondisi suhu ruangan dan tingkat kebisingan. Suhu pada ruangan laboratorium kalibrasi sekitar 20 0 C. Suhu tersebut dikondisikan agar barang di laboratorium dalam keadaaan baik. Dengan kondisi lingkungan kerja fisik yang ada, membuat karyawan tidak dapat berada lama di ruang laboratorium untuk menyelesaikan order penilaian kesesuaian. Hal tersebut membuat karyawan tidak dapat bekerja secara efektif, karena kondisi lingkungan kerja fisik yang tidak nyaman. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, kondisi lingkungan kerja fisik di laboratorium pengujian cukup bising. Suara bising ini berasal dari suara gesekan mesin yang digunakan untuk melakukan pengujian. Sedarmayanti (2011: 27) mengemukakan bahwa manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai. Faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang sesuai diantaranya yaitu: suhu udara di tempat kerja dan kebisingan di tempat kerja. Ketika kondisi lingkungan kerja tidak mendukung seseorang untuk bekerja dengan nyaman, hal tersebut akan menurunkan motivasi pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaannya. Sule dan Saefullah (2010:245) mengemukakan bahwa jika keseluruhan kebutuhan akan lingkungan kerja tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka seseorang akan 10

cenderung tidak termotivasi dalam melakukan pekerjaannya dan akan menunjukkan kinerja yang buruk. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PEGAWAI BIDANG PENILAIAN KESESUAIAN (BPK) DI BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompensasi di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK)? 2. Bagaimana lingkungan kerja fisik di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK)? 3. Bagaimana motivasi kerja di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK)? 4. Bagaimana kinerja karyawan di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK)? 5. Bagaimana pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja fisik terhadap motivasi secara simultan maupun parsial pada karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK) di BBLM? 6. Bagaimana pengaruh kompensasi, lingkungan kerja fisikdan motivasi terhadap kinerja karyawan secara simultan maupun parsial karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK) di BBLM? 11

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian adalah untuk menjawab rumusan masalah yang ada, yaitu: 1. Mengetahui bagaimana kompensasi di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK). 2. Mengetahui bagaimana lingkungan kerja fisik di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK). 3. Mengetahui bagaimana motivasi kerja di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK). 4. Mengetahui bagaimana kinerja karyawan di BBLM menurut persepsi karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK). 5. Mengetahui bagaimana pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja fisik terhadap motivasi secara simultan maupun parsial pada karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK) di BBLM. 6. Mengetahui bagaimana pengaruh kompensasi, lingkungan kerja fisik dan motivasi terhadap kinerja karyawan secara simultan maupun parsial pada karyawan Bidang Penilaian Kesesuaian (BPK) di BBLM. 1.5 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis 1. Penelitian lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan mengambil permasalahan yang sama. 12

2. Bagi penulis Hasil penelitian diharapakan dapat menambah wawasan pengetahuan dan daya nalar sebagai bagian dari proses belajar mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya dalam hal kompensasi, lingkungan kerja fisik, motivasi kerja dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai di suatu perusahaan. b. Kegunaan Praktis 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan informasi akan pentingnya kompensasi, lingkungan kerja fisik dan motivasi terhadap kinerja karyawan. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Penelitian ini akan disusun dalam lima bab dengan tahapan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang mendasari penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dan ruang lingkup penelitian. 13

BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian; variabelvariabel yang akan diteliti; tahapan penelitian; populasi dan penentuan sampel; metode pengumpulan data; uji validitas dan reliabilitas dan teknik analisis. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan yangmerupakan penyajian singkat dari keseluruhan hasil penelitian yang diperoleh dalam pembahasan serta saran yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi kepada para pembuat kebijakan di perusahaan dan bagi peneliti selanjutnya. 14