BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan lembaga yang dapat mensejahterakan masyarakat, mulai dari menyediakan lapangan pekerjaan, memproduksi barang yang dibutuhkan, membayar pajak untuk menambah penghasilan negara serta menyediakan anggaran untuk sumbangan bila masyarakat membutuhkan. Sehingga perusahaan dapat berdampak pada keadaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social benefit). Akan tetapi perusahaan dapat pula berdampak negatif, seperti polusi, keracunan, eksploitasi sumber daya alam, kebisingan yang dihasilkan oleh mesin produksi dan lain lain. Salah satu fenomena dampak negatif yang ditimbulkan dari aktifitas operasi perusahaan seperti kasus pencemaran lingkungan Teluk Buyat (arsen dan merkuri) pada tahun 2004 oleh PT Newmount yang nyaris mampu menyamakan rekor kasus Minamata Deases di Teluk Minamata Jepang. Kemudian kasus produk PT Ajinomoto pada tahun 2001 karena menggunakan bahan pendukung bacto soytone yang mengandung enzim babi, atau dalam bahasa ilmiahnya disebut porcine dan kasus PT Lapindo pada tahun 2006 yang memberikan dampak cukup serius bagi masyarakat sekitar. Dampak negatif tersebut disebut social cost. Karena besarnya dampak social cost terhadap masyarakat, maka masyarakat menginginkan dampak tersebut 1
2 dikontrol sehingga tidak menimbulkan efek negatif yang besar. Berdasarkan fenomena tersebut, pemerintah sebagai regulator diharapkan mendorong perusahaan agar lebih memperhatikan lingkungan sekitarnya. Untuk maksud tersebut, ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007, yang mewajibkan Perseroan Terbatas dengan bidang usaha yang berhubungan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 74 UU PT tersebut menyatakan : (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (www.hukumonline.com). Sehingga perusahaan mulai membiasakan menyusun laporan pertanggungjawaban sosial, yang diungkapkan ISO (International Organization for Standardization) sebagai induk organisasi standar internasional menetapkan sebuah panduan dan standar untuk laporan pertanggungjawaban sosial yang bersifat sukarela yaitu ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. Institusi yang mencakup sektor/badan publik ataupun privat, baik di negara berkembang maupun negara maju dapat menggunakan standar tersebut sebagai panduan untuk mengungkapkan tanggungjawab sosialnya.
3 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. I (revisi 2007) paragraf sembilan secara eksplisit menyarankan untuk melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial akan masalah sosial, menyatakan : Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri-industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Pentingnya pengungkapan CSR telah membuat banyak peneliti untuk melakukan penelitian dan diskusi mengenai praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan CSR. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Sitepu dan Siregar; Sembiring (2005); Maria Wijaya (2012), dan Anggraini (2006) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Diantara faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Size, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris secara bersamasama memiliki kemampuan mempengaruhi jumlah informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan (Sitepu dan Siregar, 2007). Penelitian (Sembiring, 2005) yang diperkuat oleh penelitian (Maria Wijaya, 2012) menemukan bahwa ukuran perusahaan, profil dan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi sosial perusahaan, namun
4 tidak menemukan hasil yang signifikan antara profitabilitas, leverage dengan pengungkapan informasi sosial. Anggraini (2006) menemukan hubungan signifikan antara persentase kepemilikan manajemen dengan pengungkapan informasi sosial, namun tidak berhasil membuktikan pengaruh ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas terhadap kebijakan pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan. Berdasarkan penelitian (Hackston dan Milne, 1996) dalam (Tri, 2012) menunjukkan hasil bahwa ukuran perusahaan dan industri berhubungan dengan jumlah pengungkapan, sedangkan profitabilitas tidak berhubungan. Interaksi antara ukuran perusahaan dan industri menunjukkan bahwa hubungan lebih kuat terjadi pada perusahaan dengan katagori industri high profile dibandingkan perusahaan dengan katagori industri low profile. Berdasarkan bukti-bukti penelitian sebelumnya dan ketidakkonsistenan dari beberapa hasil penelitian terdahulu, maka penulis ingin menguji kembali pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Diantara karakteristik yang ada, penulis menggunakan company size, industry type, size of board of commissioners, dan menambahkan variabel penelitian institutional ownership, sebagai variabel yang cukup mewakili karakteristik perusahaan. Dengan demikian penulis melakukan penelitian kembali dengan judul Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
5 B. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman dari penelitian ini agar lebih jelas dan terarah serta tidak menyimpang dari permasalahan yang ada. Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas dengan keterbatasan waktu, tenaga, penguasaan teori dan pengumpulan data, maka penulis memberikan batasan masalah pada pengaruh variabel commpany size, industry type, size of board of commissioner dan institutional ownership terhadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian ini dibatasi pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2012 dengan memperhatikan faktor-faktor ketersediaan data. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1) Apakah karakteristik perusahaan (company size, industry type, size of board of commissioners, dan institutional ownership) secara bersamasama perusahaan? 2) Apakah karakteristik perusahaan (company size, industry type, size of board of commissioners, dan institutional ownership) secara parsial
6 perusahaan? D. Maksud dan Tujuan Penelitian 1. Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud dapat memberikan kontribusi bukti empiris tentang masalah yang diteliti yaitu karakteristik perusahaan dan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, yang diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu akuntansi. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Seberapa besar karakteristik perusahaan (company size, industry type, size of board of commissioners, dan institutional ownership) secara bersamasama perusahaan. 2) Seberapa besar karakteristik perusahaan (company size, industry type, size of board of commissioners, dan institutional ownership) secara parsial perusahaan.
7 E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengelola kelengkapan pengungkapan laporan tahunan yang lebih baik dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan financial. 2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan tanggungjawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih mendalam.