DBNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, 2. Undang-Undang...

dokumen-dokumen yang mirip
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR 3 TAHUN 2014

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.

2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

BERITA NEGARA. No.1386, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pengaduan. Laporan. Penanganan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 126 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 76 TAHUN 2017 TENTANG

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN TENTANG KEWAJIBAN PEI{YAMPAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

PERATURAN TENTANG BUPATI SITUBONDO, pemberantasan korupsi, salah satu upaya yang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun

Menteri Perdagangan Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. INPRES. Korupsi. Monitoring. Percepatan.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN PELAPORAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2015

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 017 TAHUN 2017 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : PER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 13 TAHUN 2012

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/165/2015 TENTANG

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lemb

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 462/KMK.09/2004 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON PERATURAN BUPATI CIREBON

2017, No Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN DI LINGKUNGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 16 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAM DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR: 225 /KPTS/M/2004 TENTANG

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

2 Instansi Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional t

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI (BPPT) PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR Oo3 TAHUN 2OL4 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PBNANGANAN PENGADUAN (WHISTLEBLOWER SYSTEM)TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DBNGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: OB IM.PAN-RB/ 06l2OL2 tentang Sistem Penanganan Pengaduan (Whisleblower Sgstem) Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Kementertanflembaga dan Pemerintah Daerah maka perlu ditetapkan Peraturan.kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Petunjuk Pelaksanaan Sistem Penanganan Pengaduan (Whistleblower System) Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berdasarkan Penetapan ini; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang...

-z- 2. 3. 4. 5. 5. 6. Undang-Undang Nomor 31 Tahun lggg tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Iembaran Negara Republik Indonesia Tatrun 1999 Nomor L4O, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 38741 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 200l(Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a150); Undang-Undang Nomor 13 Tatrun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran ' Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a635); Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor asaq; Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2Ot4 Tentang Aparatur Sipil Negara (t embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor 6, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9al Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2OL0 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3r761; Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2OO0 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan...

-3- Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor II4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3ee5); 7. 8. 9. 9. Keputusan Presiden Nomor 144{M Tahun 2008; Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2OI4 tentang Aksi Pecegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2AL4; Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Nomor L7O /Kp /B?PT /lv /2006 tentang Organisasi dan Tata Keda Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologq Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: O8/M.PAN-RB I 06 / 2Ot2 tentang Sistem Penanganan Pengaduan (Whisleblower System) Tindak Pidana Korupsi di lingkungan Kementenan/ Lembaga dan Pemerintalr Daerah. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENANGANAN PENGADUAN WHISTLEBLOWER SYSTEM) TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini yang dimaksud dengan: 1.Pengaduarr..-.

-4- Pengaduan eksternal (masyarakaq adalah bentuk penerapan dari pengawasan masyarakat yang disampaikan oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada Aparatur Pemerintah terkait keluhan/pengaduan yang berindikasi tindak pidana korupsi di lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT); Pengaduan internal (uthistleblower) adalah bentuk penerapan dari pengawasan yang disampaikan oleh Pejabat/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan BPPT, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada TimPenanganan Pengaduan Masyarakat (Ek;sternal) dan Whistleblower (Intemal) terkait keluhan /pengaduan yang berndikasi tindak pidana korupsi di lingkungan BPPT; Pengaduan adatah informasi yang disampaikan oleh Masyarakat @kstenal) dan Whistleblower (Intemal) sehubungan dengan adanya perbuatan yang berindikasi tindak pidana korupsi; Pejabat yang benvenang menjatuhkan hukuman disiplin adalah pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Saluran Pengaduan adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pengaduan perbuatan yang berindikasi korupsi. Unit Tertentu adalah unit ke{a setingkat Eselon II di Lingkungan Unit Eselon I yaitu Biro Umum dan Humas untuk meneriffi&, mengelola, dan menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat. Pasal 2 Setiap pejabat /pegawar di lingkungan mengetahui adanya tindak pidana korupsi, Inspektorat BPPT yang melihat atau wajib melaporkannya kepada Masyarakat...

-5- Masyarakat yang melihat atau mengetatrui adanya Pelanggaran dan/atau merasa tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pejabat/pegawai di lingkungan BPPT, dapat melaporkannya kepada Biro Umum dan Humas dan/atau Inspektorat. Pasal 3 Biro Umum dan Humas bertindak sebagai unit yang menerima, mengelola, dan menindaklanjuti Pengaduan Masyarakat. Inspektorat bertindak sebagai unit kerja yang meneriffia, mengelola, dan menindaklanjuti Whisfleblower dan sebagai koordinator yang mengawasi pelaksanaan pengelolaan Pengaduan pada Biro Umum dan Humas. (3) (4) (s) Pasal 4 I"aporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan Pengaduan yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung kepada Biro Umum dan Humas dan/atau Inspektorat. Penyampaian laporan secara langsung dapat dilakukan melalui Saluran Pengaduan yang berupa trcip deskyang wajib disediakan oleh Biro Umum dan Humas, danf atau Inspektorat. Penyampaian laporan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui Saluran Pengaduan berupa telepon, faksimili, layanan pesan singkat (SMS), kotak pengaduan, surat elektronik (emaitl, dan PO BOX, yang wajib disediakan oleh Biro Umum dan Humas, danf atau Inspektorat. Biro Umum dan Humas wajib mempublikasikan Saluran Pengaduan yang dimiliki BPPT sebagaimana dimaksud pada ayat dan ayat (3) paling kurang pada papan pengumuman resmi kantor secara terusmenerus dan media massa cetak secara berkala 2 (dua) kali dalam setahun. Biro Umum dan Humas wajib mencar:ltumkan Saluran Pengaduan yang dimiliki BPPT berupa nomor telepon, faksimili, nomor tujuan SMS, kota pengaduarr, dan alamat email pada amplop dan map kantor. Pasal 5...-

-6- Pasal 5 Dalam pengelolaan Pengaduan, Biro Umum dan Humas mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. mengadministrasikan Pengadua.n; b. menganalisis Pengaduan untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu Pengaduan ditindaklanjuti ke Inspektorat; Dalam pengelolaan Pengaduan Inspektorat mempunyai kewajiban sebagai berikut: a. mengadministrasikan Pengaduan; b. menganalisis Pengaduan untuk menentukan dapat atau tidaknya suatu Pengaduan ditindaklanjuti ke pemeriksaan; c. melakukan pemeriksaan dan memberikan rekomendasi; dan (3) Biro Umum dan Humas, dan Inspektorat membuat laporan pengelolaan Pengaduan, pemeriksaan, dan tindak lanjut atas rekomendasi. (4) Dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran disiplin berat, Biro Umum dan Humas meneruskan proses Pengaduan kepada Biro Sumber Daya Manusia & Organisasi untuk ditindaktanjuti. Pasal 6 Inspektorat dengan pertimbangan tertentu dapat melimpahkan tindak lanjut penyelesaian Pengaduan kepada Biro Sumber Daya Manusia & Organisasi selaku pembina kepegawaian yang berwenang menindaklanjuti. Biro Sumber Daya Manusia & Organsiasi yang mendapatkan pelimpahan sebagaimana dimaksud pada ayat wajib menindaklanjuti penyelesaian Pengaduan dan melaporkan hasilnya kepada Inspektorat sebagai pihak yang memberikan pelimpahan. Pasal 7...

-7- Pasal 7 Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat huruf c dapat berupa: a. penjatuhan hukuman disiplin; b. pengembalian kerugian negara; c. penyampaian hasil pemeriksaan kepada Kepolisian; d. penyampaian hasil pemeriksaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi; e. Penyampaian hasil pemeriksaan kepada kmbaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Pasal 8 (U Rekomendasi berupa penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a wajib disampaikan kepada Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin. Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin wajib melaksanakan rekomendasi hasil pemeriksaan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak diterimanya rekomendasi hasil pemeriksaan tersebut oleh Biro Sumber Daya Manusia & Organisasi. (3) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin sebagaima.na dimaksud pada ayat wajib menyampaikan tembusan Surat Keputusan penjatuhan hukuman disiplin kepada Inspektur. (4) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat dikenakan sanksi hukuman disiplin berat atas usul Inspektur kepada Pimpinan Unit Eselon I atau Kepala BPPT. Pasal 9...

-8- Pasal 9 Rekomendasi berupa pengembalian kerugian negara sebagaimana dimaksud, dalam Pasal 7 huruf b wajib disampaikan kepada Pejabat yang berwenang menindaklanjuti. tu (3) (4) Pasal 10 Rekomendasi berupa penyampaian hasil pemeriksaan kepada Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c dilakukan dalam hal hasil pemeriksaan berindikasi tindak pidana umum. Rekomendasi berupa penyampaian hasil pemeriksaan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d dilakukan dalam hal hasil pemeriksaan berindikasi tindak pidana korupsi di atas 1 Milyar. Rekomendasi berupa penyampaian hasil pemeriksaan kepada L,embaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf e dilakukan dalam pengaduan yang terkait dengan pelanggaran pengadaan barang dan jasa pemerintah. Penyampaian hasil pemeriksaan sebagaim ura dimaksud pada ayat, ayat (2), dan ayat (3) dilakukan melalui Inspektorat. Pasal 1 1 Dalam hal terdapat dugaan kesalahan atau kekeliruan atas suatu putusan penjatuhan hukuman disiplin oleh Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat, Inspektur benvenang melakukan eksaminasi. Hasil...

-9- Hasil eksaminasi sebagaimana dimaksud pada ayat (U menjadi bahan pertimbangan bagr Pimpinan Unit Eselon I atau Kepala BPPT untuk meninjau, meralat, dxr/atau mengubah putusan penjatuhan hukum disipiin. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara melakukan eksaminasi diatur dengan Peraturan Inspektur. Pasal 12 Biro Umum dan Humas, dan Inspektorat wajib memberikan perlindungan kepada Pelapor Pengaduan Masyarakat dan Whistleblower. Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (U dilakukan dengan menjaga kerahasiaan identitas Pelapor Pendaduan Masyarakat dan Whistleblower. (3) Biro Umum dan Humas hanya dapat mengungkapkan identitas Pelapor Pelanggaran kepada Inspektorat. (4) Inspektorat hanya dapat mengungkapkan identitas Pelapor Pelanggaran untuk keperluan penyidikan dan persidangan. Pasal 13 Biro Umum dan Humas wajib melaporkan pelaksanaan pengelolaan Pengaduan Masyarakat secara bulanan kepada Kepala BPPT dengan tembusan kepada Inspektur. Inspektorat wajib memonitor dan mengevaluasi tindak lanjut penyelesaian Pengaduan yang dilakukan oleh Biro Umum dan Humas. (3) Inspektorat wajib melaporkan pelaksanaan pengelolaan Pengad.uan secara semester atau sewaktu-waktu kepada Kepala BPPT. Pasal L4...

_10_ Pasal 14 Kewenangan untuk memublikasikan hasil pengelolaan Pengaduan di lingkungan BPPT berada pada Inspektur. Dalam memublikasikan hasil pengelolaan Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat, Inspektorat wajib bekoordinasi dengan Biro Umum dan Hubungan Masyarakat dan Pusat Data, Informasi dan Standardisasi selaku Kepala R.rsat Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PPID) dalam rangka akuntabilitas dan keterbukaan informasi. Pasal L5 Bentuk dan ta;ta, cara publikasi pengelolaan Pengaduan sebagaimalla dimaksud dalam Pasal 14 ditetapkan dengan ketentuan tersendiri. Pasal 16 Dalam hal Pelapor Pelanggaran meminta penjelasan mengenai perkembangan tindak lanjut atas laporan yang disampaikan, Inspektorat wajib memberi penjelasan mengenai hal dimaksud kepada Pelapor Pelanggaran tersebut. Pasal 17 Pegawai yang menduduki Jabatan Administrasi; Jabatan Fungsional; dan/atau Jabatan Pirnpinan Tinggr yang mengetahui atau patut diduga mengetahui terjadinya tindak pidana korupsi dan tidak melaporkan maka dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Inspektorat setelah mendapatkan laporan bahwa diduga atau patut diduga terjadi tindak pidana korupsi maka wajib menindaklanjuti sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Inspektorat...

_11_ (3) (4) Inspektorat setelah mendapatkan laporan bahwa diduga atau patut diduga tery'adi tindak pidana korupsi, tetapi tidak menindaklanjutinya maka dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pejabatlpegawai yang tidak melaksanakan ketentuan peraturan ini, dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 18 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 April 2AL4 KEPALA BADAN PENGKA"IIAN DAN PENERAPAN TEKNOI,OGI, MARZAN AZTZ ISKANDAR