PERATURAN TENTANG KEWAJIBAN PEI{YAMPAIAN

Transkripsi

1 W-4 SADII{ PENC (ru AN DAN PCNEiTPAN TEXTIOLOCI {trpt} PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR M3 TAHUN 2015 TENTANG KEWAJIBAN PEI{YAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN PENGKA"IIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor l Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di Lingkungan Instansi Pemerintah; b. bahwa penyampaian laporan dan pengumuman harta kekayaan Aparatur Sipil Negara dimaksudkan untuk mewujudkan penyelenggara negara yang bersih dan dari korupsi, kolusi dan nepotisme; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) di Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Telceologi; Mengingat

2 -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun L999 tentang Penyelengaraan Negara ymrg Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun L999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indongsia Nomor 387a\ 3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OA2 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 137, Tarrbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a25ol; 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, T\rgas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2OL3 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201i Nomor 1O); 5. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan T\rgas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 20rc (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1U; 6. Keputusan Fresiden Nomor 46/M Tahun 2At4 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi; 7. Instruksi Presiden 5 Tahun 2AO4 Tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 8. Peraturan...

3 -3-8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2OI4 tentang Pedoman Pembangunan 7.ona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah; 9. Peraturan Kepala Badan Pengk4jian dan Penerapan Teknologi Nomor l7o /KP /KA/BPPT /N /2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengkqjian dan Penerapan Teknologi; MEMUTUSKAN: MenctaPKan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN IEKNOLOGI TENTANG KEWAJIBAN PEI{YAMPAIAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN BADAN PENGKA"IIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan : (1) Badan Pengkqiian dan Penerapan Teknologi selanjutnya disingkat BPPT adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Inspektorat adalah unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (3) Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) adalah daftar seluruh harta kekayaan penyelenggara negara yarg dituangkan dalam formulir LHKASN yang dikirimkan kepada kepala organisasi. {4) la"poran...

4 -4- (4) I"aporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) adalah daftar seluruh harta kekayaan penyelenggara negara yang dituangkan dalam formulir LHKASN yang dikirimkan kepada kepala organisasi. (5) Wajib Lapor LHKASN adalah Seluruh Aparatur Sipil Negara pada Instansi/ lembaga untuk menyampaikan dan melaporkan harta kekayaan selain penyelenggara negara yang ditetapkan dalam La.poran Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). (6) Koordinator LHKASN adalah Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (SDM&O BppT). (7) Tim Pengelola LHKASN adalah tim yang membantu kelancaran pelaksanaan penyelenggara LHKASN dalam hal ini Inspektorat BPPT. (8) Siharka adalah Sistem Informasi Pelaporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara yang dibangun oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara & Reformasi Birokrasi. BAB II LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGARA Pasal 2 t1) (21 Menetapkan wajib lapor Harta Kekayaan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN). Penetapan lapor Harta Kekayaan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dilakukan secara bertahap yang dimulai dari pejabat Eselon III, IV, atau pejabat setingkat Eselon IV untuk menyampaikan la.poran Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara {LHKASN). (3) Lapor Harta Kekayaan sebagaimana tersebut pada ayat (2) kepada Kepala BPPT melalui Siharka (http: / / siharka.menpan. go.id) dengan ketentuan : a. Menggunakan format pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku; b. Laporan tersebut disampaikan paling lambat: 1. 3 (tiga) bulan setelah kebijakan ditetapkan; 2. 1 {satu) bulan setelah pejabat ssfngaimana dimaksud pada butir 2 tersebut diangkat dalam jabatan, mutasi atau promosi; 3. 1 (satu) bulan setelah berhenti dari jabatan Pasal 3...

5 -5- Pasal 3 Untuk meningkatkan efektivitas terkait LHKASN maka menugaskan Inspelrtorat sebagai berikut: a. Memonitor kepatuhan penyampaian LHKASN kepada Kepala BppT oleh wajib lapor; b. Berkoordinasi dengan Biro Sumberdaya Manusia dan Organisasi atau unit Iain yang ditunjuk menjadi koordinator LHKASN dalam rangka pelaksanaan tugas sebagaimana pada huruf a; c' Melakukan verifikasi atas kewqiaran LHKASN yang disampaikan kepada Kepala BPPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas; d. Melakukan klarilikasi kepada wqiib lapor jika veri{ikasi yang dilakukan sebagaimana pada huruf c mengindikasikan adanya ketidakwqiararr e. Melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu jika hasil ktarifikasi sebagaimana pada huruf d juga mengindikasikan adanya ketidalavajaran; f. Menyampaikan laporan pada setiap akhir tahun mengenai pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan e di atas kepada Pimpinan Instansi dengan memberikan tembusan kepada Menteri PAN dan RB. Pasal 4 (1) Peninjauan kembali (penundaan/pembatalan) pengangkatan wajib lapor LHKASN dalam jabatan struktural/fungsional, apabila yang bersangkutan tidak memenuhi kewajiban penyampaian LHKASN. (2) Pejabat Eselon I secara berjenjang agar memberi peringatan kepada seluruh Waiib la.por LHKASN BPPT yang tidak atau belum memenuhi wajib lapor dalam batas waktu yang ditetapkan. BAB III SANKSI Pasal 5 tu Sanksi akan diberikan kepada: a. Aparatur Sipil Negara yang terlambat dan/atau tidak melaporkan harta kekayaan. b. Wqiib lapor LHKASN yang tidak mematuhi kewajibannya; c. Pejabat...

6 -6- c. Pejabat/pegawai di lingkungan Inspektorat atau pejabat/pegawai lainnya yang membocorkan atau menyampaikan tidak berhak atas informasi tentang harta kekayaan aparatur sipil negara. {21 Pengenaan sanksi sebagaimana disebut pada ayat (1) diberikan oleh Kepala BPPT. (3) Jenis sanksi yang dljatuhkan sebagaimana disebut pada ayat (21 ditentukan berdasarkan hierarki tingkat kesalahan. Pasal 6 Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Peraturan ini akan diadakan pembetulan seperlunya. Ditetapkandi Jakarta pada tanggal :l April 2015 KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI, UNGGUL PRIYANTO