BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG. Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG SEBAGAI LOKASI RUKYAT AL-HILAL. A. Analisis Latar Belakang digunakannya Bukit Rakitan, Sluke, Rembang

BAB V PENUTUP. Rukyat al-hilal tentang latar belakang penggunaan Bukit Rakitan, Sluke, a) Sebagai upaya Badan Hisab Rukyat (BHR) Rembang dalam mencari

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS

Mam MAKALAH ISLAM. Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB)

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan

BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI ALAM INDAH TEGAL. A. Letak Geografis Pantai Alam Indah Tegal ( PAI )

BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNG PANGKAH. A. Sejarah Penggunaan Pantai Ujung Pangkah sebagai Tempat Rukyat Al-

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya.

BAB IV KELAYAKAN POS OBSERVASI BULAN BUKIT SYEH BELA-BELU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL

BAB IV UJI KELAYAKAN DAN VERIFIKASI PANTAI PASIR PUTIH SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

Kapan Idul Adha 1436 H?

IV KONDISI UMUM TAPAK

BAB III PANTAI PASIR PUTIH SEBAGAI LOKASI RUKYAT AL-HILAL. Lokasi Pantai Pasir Putih terletak di Desa Pasir Putih, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini, dalam penetapan awal dan akhir Kamariah 1 khususnya bulan

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI ANYER BANTEN SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Analisis Latar Belakang Penggunaan Pantai Anyer Banten Sebagai

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 18 AGUSTUS 2012 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1433 H

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Sejarah Kabupaten Rembang. sebanyak delapan orang yang pandai membuat gula tebu.

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT DAN SABTU, 27 DAN 28 JUNI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 24 SEPTEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1435 H

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 16 DAN JUMAT, 17 JULI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYAWAL 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 7 AGUSTUS 2013 M PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 15 AGUSTUS 2015 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1436 H

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI NAMBANGAN SURABAYA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT HILAL. A. Analisis Latar Belakang Pemakaian Pantai Nambangan sebagai

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 OKTOBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1433 H

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara

I. INFORMASI METEOROLOGI

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU, 14 NOVEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 5 OKTOBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN DZULHIJJAH 1434 H

Pelatihan Tracking dan Dasar-Dasar Penggunan GPS PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN - KEBUDAYAAN KEMENDIKBUD

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG A. PROFIL PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SABTU, 1 MARET 2014 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL ULA 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 29 MEI 2014 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1435 H

I. INFORMASI METEOROLOGI

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 31 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1435 H

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM JUMAT, 20 DAN SABTU, 21 MARET 2015 M PENENTU AWAL BULAN JUMADAL AKHIRAH 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 2 JUNI 2011 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1432 H

INFORMASI ASTRONOMIS HILAL DAN MATAHARI SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 8 DAN 9 SEPTEMBER 2010 PENENTU AWAL BULAN SYAWWAL 1431 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 8 JULI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1434 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM TANGGAL 23 JANUARI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 18 DAN SELASA, 19 MEI 2015 M PENENTU AWAL BULAN SYA BAN 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 13 OKTOBER 2015 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 22 DESEMBER 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 1 DAN 2 JANUARI 2014 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AWAL 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM RABU DAN KAMIS, 10 DAN 11 APRIL 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADITS TSANIYAH 1434 H

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 16 DAN RABU, 17 JUNI 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAMADLAN 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SENIN, 4 NOVEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN MUHARRAM 1435 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM KAMIS, 19 JULI 2012 M PENENTU AWAL BULAN RAMADHAN 1433 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 19 APRIL 2015 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1436 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 12 MARET 2013 M PENENTU AWAL BULAN JUMADIL ULA 1434 H

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 FEBRUARI 2013 M PENENTU AWAL BULAN RABI UTS TSANI 1434 H

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 16 SEPTEMBER 2012 M PENENTU AWAL BULAN DZULQO DAH 1433 H

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM AHAD, 10 DAN SENIN, 11 JANUARI 2016 M PENENTU AWAL BULAN RABI UL AKHIR 1437 H

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 3 DESEMBER 2013 M PENENTU AWAL BULAN SHAFAR 1435 H

BAB I PENDAHULUAN I-1

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

BAB VII PRAKTIK RUKYAT HILAL

BAB IV ANALISIS UJI KELAYAKAN TEMPAT RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI ALAM INDAH TEGAL. A. Analisis Dasar Pertimbangan Pantai Alam Indah Tegal Dijadikan

BAB III OBSERVASI POLUSI CAHAYA DAN RUKYATULHILAL

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Rembang. geografis Kabupaten Rembang terletak pada garis koordinat

INFORMASI HILAL SAAT MATAHARI TERBENAM SELASA, 29 APRIL 2014 M PENENTU AWAL BULAN RAJAB 1435 H

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI. A. Kedaan Geografis Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dengan kelangsungan kegiatan peribadatan umat islam. Ketepatan dan

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

Transkripsi:

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG A. Letak Geografis Lokasi rukyat al-hilal di Bukit Rakitan terletak di Desa Rakitan. Desa Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1 Kecamatan Sluke merupakan daerah yang terletak di jalur Pantura (pantai Utara), Rembang, Jawa Tengah, Indonesia. Sluke terletak 23 km dari pusat kota Rembang ke arah Timur serta memiliki luas lahan 3.755 hektar dengan 15.40 % diantaranya merupakan tanah sawah dan 84.60% lainnya adalah lahan bukan sawah. Adapun batas wilayahnya sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lasem, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pandangan, sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sedan. 2 Titik koordinat lokasi rukyat Bukit Rakitan terletak pada 6º 39' 30,4" LS, 111º 30' 53,5" BT dengan ketinggian 336 meter diatas permukaan laut. 3 1 Kecamatan Sluke mempunyai wilayah administratif sebanyak 14 desa. Desa-desa tersebut yaitu: Desa Trahan, Langgar, Jatisari, Leran, Jurangjero, Sluke, Labuhan Kidul, Manggar, Pangkalan, Rakitan, Sanetan, Sendang Mulyo, Bimbing dan Bendo. Dari 14 desa tersebut, desa Rakitanlah yang paling terpencil, karena posisinya di atas gunung dan jauh dari jalan raya. Aksesnya pun membutuhkan jarak sekitar 5 km dari batas masuk desa untuk sampai pada pemukiman warga. Informasi ini diperoleh dari buku Statistik Daerah Kecamatan Sluke yang diakses melalui bps.go.id pada hari Kamis tanggal 8 November 2012. 2 Kecamatan Sluke merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Rembang yang berbatasan dengan laut Utara Jawa. Hal ini menjadikan mayoritas warganya berprofesi sebagai nelayan. Data ini diperoleh dari rembangkab. go.id, di akses pada tanggal 10 Januari 2013 pukul 14.23 WIB. 3 Data ini didapatkan dari dokumen hasil rukyat Kementrian Agama Rembang dan wawancara dengan Sekertaris Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang pada hari Rabu tanggal 7 November 2012 di Kementrian Agama kabupaten Rembang. Penentuan koordinat tersebut dilakukan menggunakan Global Positioning System (GPS) Garmin Map 76CS dengan sinyal 7 satelit. 42

43 Tempat rukyat di Bukit Rakitan masih sangat sederhana, lokasinya masih berupa lahan kosong yang sempit, di sekelilingnya terdapat pohon-pohon yang cukup tinggi yang bisa menghalangi sesorang untuk melakukan rukyat al-hilal. Perukyah pun kurang begitu nyaman dalam pengamatan, sebab lokasi merupakan tepi bukit dengan jurang dibawahnya, sehingga membutuhkan kehati-hatian dalam melakukan rukyat al-hilal di Bukit Rakitan. 4 Sebelah Timur dari lokasi tersebut jalan yang jaraknya hanya satu meter, sedangkan sebelah Selatan dan Utara merupakan lembah, perbukitan dan perkebunan warga, namun di titik lokasi tersebut jika menghadap ke arah Utara dan Barat perukyah mempunyai pandangan bebas ke arah laut utara Jawa. 5 Untuk menjangkau lokasi rukyat tersebut seseorang harus naik perbukitan ± 4 km dari jalan masuk menuju desa Rakitan, sedangkan untuk menuju perumahan warga membutuhkan jarak ± 1 km. Desa Rakitan yang letaknya cukup terpencil menjadikannya jauh dari keramaian jalan raya, maupun industri. Kondisi jalan menuju lokasi juga selalu menanjak. Hal ini disebabkan karena medan menuju tempat rukyat di bukit Rakitan masih berupa bukit yang cukup tinggi, apalagi dengan ketinggian 336 meter diatas permukaan laut. 4 Kondisi demikian ditemukan ketika peneliti melakukan observasi langsung ke tempat rukyat Bukit Rakitan, Sluke, pada tanggal 7 November 2012. Menurut Marwan, (Kepala Desa Rakitan) memang Bukit Rakitan baru 2 tahun digunakan sebagai tempat rukyat. Tempat tersebut juga masih sangat sederhana dan hanya digunakan Badan Hisab Rukyat (BHR) Rembang dalam melakukan rukyat al-hilal menjelang bulan Ramadlan dan Syawwal. Lokasi tersebut dipilih sebagai tempat rukyat karena posisinya yang cukup tinggi di atas permukaan laut. Informasi tersebut diperoleh langsung dari Kepala Desa Rakitan ketika ia ikut langsung bersama peneliti ke tempat rukyat Bukit Rakitan pada Hari Rabu tanggal 8 November 2012. 5 Ibid.

44 Sepanjang jalan menuju Bukit Rakitan tidak terdapat rumah maupun lampu penerangan jalan, kanan-kirinya merupakan pepohonan dan semak belukar yang tampak masih alami. 6 Selain itu, tidak ada bangunan di lokasi rukyat tersebut, baik bangunan khusus untuk pengamatan hilal maupun bangunan untuk fasilitas lain seperti tempat istirahat, tempat salat maupun kamar kecil. Hal ini disebabkan karena lokasi tersebut memang baru dipergunakan sebagai lokasi rukyat selama 2 (dua) tahun sejak tahun 2011. 7 Lokasinya juga tidak sebagai lokasi wisata seperti halnya lokasi rukyat al-hilal di Tanjung Kodok Lamongan atau di menara seperti halnya lokasi rukyat al-hilal menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah. Berikut foto lokasi rukyat di Bukit Rakitan 8 Gambar 3.1 lokasi rukyat di Bukit Rakitan 6 Ibid. 7 Ibid. 8 Gambar tersebut didokumentasikan ketika melakukan observasi langsung ke lokasi rukyat Bukit Rakitan pada hari Rabu, 7 November 2012.

45 B. Kondisi Klimatologi Bukit Rakitan Wilayah Sluke termasuk sering terjadi hujan. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata tiga tahun terakhir, seminggu sekali terjadi hujan bahkan sampai dua kali, dengan curah hujan (jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu ) rata-rata 18,24 mm per hari. Tahun 2010, rata-rata hujan terjadi sebanyak 110 hari dengan curah hujan 2.135 mm. Selama tahun 2011, curah hujan di wilayah Sluke adalah 1243 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 64 hari. Adapun pada tahun 2012, curah hujan di wilayah Sluke 1020 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 51 hari. Berikut data jumlah hari hujan dan curah hujan wilayah Sluke selama tahun 2010, 2011, dan 2012: a. Hari hujan Hari Hujan Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Bulanan Januari 16 7 12 Februari 9 11 6 Maret 12 6 12 April 10 9 2 Mei 8 6 2 Juni 7 3 0 Juli 7 3 0

46 Agustus 4 0 0 September 10 1 0 Oktober 10 2 4 November 6 7 3 Desember 11 9 10 Tabel 3.1 Data Hari hujan wilayah Sluke Tahun 2010, 2011, 2012 9 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasannya setiap bulan selama tahun 2010 di wilayah Sluke selalu terjadi hujan, pada tahun 2011 hanya pada bulan Agustus tidak terjadi hujan, adapun pada tahun 2012 tidak turun hujan pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. b. Data Curah Hujan (mm) Curah Hujan (mm) Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Bulanan Januari 350 92 280 Februari 109 143 142 Maret 279 95 273 April 179 187 25 Mei 105 169 22 Juni 162 43 0 9 Data penulis peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rembang yang diakses melalui http://rembangkab.bps.go.id pada 11 April 2013.

47 Juli 96 71 0 Agustus 77 0 0 September 306 10 0 Oktober 112 13 77 November 88 190 29 Desember 272 230 172 Tabel 3.2 Data Curah Hujan wilayah Sluke Tahun 2010, 2011, 2012 10 Keterangan kriteria curah hujan bulanan: Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi : 0 100 mm/bulan : 101 300 mm/bulan : 301 400 mm/bulan : > 400 mm/bulan Wilayah Sluke juga memiliki tingkat kelembapan udara 11 yang cukup tinggi. Berikut Data kelembapan udara (%) wilayah Sluke tahun 2010, 2011, serta 2012: 10 Data penulis peroleh dari dokumentasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) JL.Siliwangi No.291 Semarang pada 10 Maret 2012. 11 Kelembaban udara merupakan situasi kandungan uap air yang ada di udara pada waktu dan tempat tertentu. Kelembaban udara terjadi karena adanya tingkat kebasahan udara dalam bentuk uap air. Kelembaban merupakan sebuah konsentrasi uap air di udara dalam kurun waktu tertentu. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik maupun kelembapan relatif. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 C dan tidak melebihi 0,5% pada 0 C. Lihat Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, jateng.bps.go.id, diakses pada hari sabtu, 2 februari 2013 pukul 09.12 WIB.

48 Kelembapan Udara (%) Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Rata-Rata Bulanan Januari 78 80 80 Februari 82 81 82 Maret 82 81 81 April 82 81 83 Mei 83 79 82 Juni 82 80 79 Juli 74 80 75 Agustus 76 80 76 September 76 76 75 Oktober 76 81 76 November 76 78 76 Desember 74 81 76 Tabel 3.3 Data Kelembapan udara wilayah Sluke Tahun 2010/2012 12 Selain itu, Bukit Rakitan juga sering diselimuti kabut terutama pada pagi dan sore hari yang sangat mengganggu pengamatan hilal karena dapat mengaburkan pandangan mata. 13 12 Hasil dokumentasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, op.cit. 13 Wawancara dengan Sekertaris Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang, op.cit.

49 C. Sejarah digunakannya Bukit Rakitan sebagai Lokasi Rukyat Bukit Rakitan baru digunakan sebagai lokasi rukyat al-hilal mulai tahun 2011. 14 Sebelumnya lokasi rukyat al-hilal Kabupaten Rembang berada di Pantai Binangun Lasem, 15 namun selama melakukan rukyat al-hilal di lokasi tersebut, Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang tidak pernah melaporkan berhasil melihat hilal, walaupun lokasi tersebut telah dijadikan salah satu titik pengamatan rukyat al-hilal seluruh Indonesia. Lokasi rukyat Pantai Binangun terletak di Desa Bonang, Binangun. Lasem. Pantai ini merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Rembang. Berbeda dengan Pantai Utara Jawa di sisi utara pada umumnya, Pantai Binangun berada di sisi barat daratan yang dinamai Tanjung Bendo. Ini mengakibatkan ombak di pantai ini lebih tenang. Jaraknya pun dekat dengan kawasan objek wisata Agro Watu Layar, Pasujudan, Makam, dan Petilasan Sunan Bonang, Sentra Belanja Ikan Kering dan hasil laut lainnya. Oleh karena itu, lokasi ini awalnya dipilih sebagai tempat rukyat karena mempunyai daya tarik tersendiri. Namun, karena sering gagal dalam rukyat al-hilal, maka Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang mengalihkan rukyat al-hilal ke Bukit Rakitan, kecamatan Sluke. 16 14 Ibid. 15 Lokasi rukyat tersebut berada di tepi pantai Binangun, Lasem. Awalnya lokasi tersebut dianggap setrategis dalam rukyat a- hilal, namun karena banyaknya kendala teknis mulai tahun 2011 rukyat al-hilal BHR Kabupaten Rembang mengalihkan ke Bukit Rakitan. Ibid. 16 Informasi tentang kepindahan lokasi rukyat al-hilal dari Pantai Binangun ke Bukit Rakitan juga diperoleh dari suaramerdeka.com dan dimuat dalam edisi cetak harian suara merdeka pada tanggal 19 Juli 2012 dengan judul BHR Rembang Alihkan Rukyat al-hilal Di Bukit Rakitan.

50 Menurut penuturan Ali Muhyiddin selaku sekertaris Badan Hisab Rukyat (BHR) kabupaten Rembang, kendala dalam melakukan rukyat al-hilal di Pantai Binangun disebabkan karena terhalangnya pandangan perukyat ke arah ufuk Barat oleh gunung Muria. Selain itu, perukyat juga tidak bisa melihat secara jelas karena gangguan oleh percikan air laut, sehingga hilal baru akan terlihat ketika mencapai ketinggian minimum 10º. 17 Ali Muhyiddin juga menuturkan, sebenarnya Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang juga pernah melakukan rukyat al-hilal di menara Masjid Agung Rembang, akan tetapi rukyat al-hilal yang dilakukan di lokasi ini kurang efektif karena pada saat posisi hilal di sebelah Selatan Matahari, pengamatan hilal akan terhalang oleh tower BTS XL. 18 Oleh karena itu, Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang berinisiatif menggunakan bukit Rakitan sebagai lokasi rukyat. 19 Dipilihnya Bukit Rakitan sebagai lokasi baru rukyat al-hilal BHR Kabupaten Rembang karena ada beberapa pertimbangan yaitu: 20 1) Lokasi Bukit Rakitan berada pada koordinat 6º 39' 30,4" LS dan 111º 30' 53,5" BT. 17 Wawancara dengan Sekertaris Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang, op.cit. 18 BTS merupakan Base Transceiver Station. Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era berkembangnya seluler seperti saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Lihat selengkapnya di wahyunugraha.blogspot.com, di akses pada hari sabtu, 27 April 2013 pukul 14.34 WIB. 19 Ibid. 20 Ibid.

51 2) Ketinggian lokasi Bukit Rakitan cukup tinggi, yaitu 336 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tempat ini menjadikan semakin luas pandangan yang tercakup, dan semakin jauh serta semakin rendah garis ufuk yang terlihat. Hal ini menjadikan bukit Rakitan sebagai tempat yang ideal untuk melakukan rukyat al-hilal. Sebelum memutuskan untuk menentukan bukit Rakitan sebagai lokasi rukyat, Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang sebenarnya telah menentukan lokasi rukyat yang paling setrategis dengan ketinggian ± 100 meter di atas permukaan laut, dan dianggap cukup efektif untuk melakukan rukyat alhilal, namun titik lokasi tersebut terletak di persimpangan jalan, sehingga BHR Kabupaten Rembang mempertimbangkan kembali lokasi tersebut. Pertimbanganya karena lokasi tersebut merupakan lokasi persimpangan jalan, maka akan sangat sulit dilakukan acara seremonial ketika akan melakukan rukyat disana, sehingga lokasi tersebut terpaksa tidak digunakan sebagai lokasi rukyat. 21 Bukit Rakitan tersebut digunakan sebagai lokasi rukyat oleh tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Kabupaten Rembang hanya ketika menjelang masuknya bulan Ramadhan dan Syawwal. Sedangkan untuk bulan Dzulhijjah rukyat tidak pernah dilakukan. 22 D. Data Hasil Rukyat al-hilal di Bukit Rakitan 1. Lokasi Bukit Rakitan 21 Ibid. 22 Ibid.

52 Lintang Tempat ( φ ) Bujur Tempat ( λ ) Ketinggian Tempat/ Dip ( D ) : -6º 39' 30,4" LS : 111º 30' 53,5" BT : 336 Meter di atas permukaan laut 2. Alat-Alat Pendukung Rukyat diantaranya: Theodolite 2 set Telescop Tracking Bosscha Gawang lokasi konvensinal 3. Tabel Data Hasil Rukyat al-hilal awal Ramadhan dan Syawal tahun 1432-1433 H / 2011-2012 M Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Ramadlan 1432 H/2011 M Data Hisab Awal Ramadlan (1432 H/2011 M) Ijtima Matahari Terbenam Arah Matahari Arah Terbenam Hilal Senin Legi, 31 Juli 2011, Pkl. 01:40:54.10 WIB Pkl. 17:37:17.29 WIB 18º 15 33.17 BU 11º 58 56 BU Tinggi Hilal Hakiki 6º 44 51.66 Tinggi Hilal Mar i 6º 42 38.22 Hilal Terbenam Arah Hilal Pkl. 18:04:07 WIB 12º 49 37.11 BU Posisi Hilal Sebelah kiri Matahari sejauh 5º 25 56.06 Lama Hilal 26 m 50.55 s

53 Cahaya Hilal 0.57558 jari Iluminasi Hilal 0.72663 % Cuaca Saat Rukyat Keterangan Cerah Hilal Tidak Terlihat Tabel 3.4 Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Ramadlan 1432 H/2011 M 23 Pada penetapan awal Ramadlan 1432 H, walaupun cuaca di Bukit Rakitan cukup cerah dan berdasarkan hisab hilal sudah mencapai ketinggian 6º 42 38.22 diatas ufuk, namun tidak ada perukyat yang berhasil melihat hilal, hal ini dikarenakan oleh kabut yang menyelimuti lokasi rukyat sehingga menghalangi pandangan. Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Syawwal 1432 H / 2011 M Data Hisab Awal Syawwal 1432 H/2011 M Ijtima Matahari Terbenam Arah Matahari Arah Terbenam Hilal Senin Wage, 29 Agustus 2011, Pkl. 10:05:11.07 WIB Pkl. 17:36:11.25 WIB 9º 18 07.27 BU 3º 15 26.17 dari titik Barat Tinggi Hilal Hakiki 1º 32 58.14 Tinggi Hilal Mar i 1º 44 06.78 23 Data tersebut diperoleh dari dokumen hasil rukyat Kementrian Agama Rembang ketika penulis melakukan wawancara dengan sekretaris Badan Hisab Rukyat (BHR) kabupaten Rembang di kantor Kementrian Agama Kabupaten Rembang pada hari Rabu, tanggal 7 November 2012. Data tersebut dihitung menggunakan sistem Ephemeris.

54 Hilal Terbenam Arah Hilal Pkl. 17:43:07 WIB 3º 23 44.24 BU Posisi Hilal Sebelah kiri Matahari sejauh 5º 54 22.28 Lama Hilal Cahaya Hilal 6 m 41.62 s 0.41039 jari Iluminasi Hilal 0.33205 % Cuaca Saat Rukyat Keterangan Berawan Hilal Tidak Terlihat Tabel 3.5 Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Syawal 1432 H/2011 M 24 Begitu pula rukyat pada penetapan awal Syawal 1432 H, walaupun berdasarkan hisab hilal telah berada diatas ufuk, namun tidak ada perukyat yang berhasil melihat hilal, kondisi demikian disebabkan ketinggian hilal yang masih sangat minim untuk di lihat, ditambah mendung pada langit horizon barat pada saat itu, sehingga lebih mempersulit proses pengamatan. Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Ramadlan 1433 H/2012 M Data Hisab Awal Ramadlan 1433 H/2012 M Ijtima Matahari Terbenam Arah Matahari Arah Terbenam Hilal Kamis Wage, 19 Juli 2012, Pkl. 11:25:09.12 WIB Pkl. 17:36:05.34 WIB 20º 42 22.28 BU 16º 06 37.09 dari titik Barat 24 Ibid.

55 Tinggi Hilal Hakiki 01º 18 57.54 Tinggi Hilal Mar i 01º 35 16.46 Hilal Terbenam Arah Hilal Pkl. 17:42:26 WIB 16º 13 26.39 BU Posisi Hilal Sebelah kiri matahari sejauh 4º 28 56.49 Lama Hilal Cahaya Hilal 6 m 21.12 s 0.31702 Jari Iluminasi Hilal 0.20907 % Cuaca Saat Rukyat Keterangan Cerah Hilal Tidak Terlihat Tabel 3.6 Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Ramadlan 1433 H/2012 M 25 Seperti halnya rukyat pada tahun sebelumnya yang tidak berhasil melihat hilal, tim rukyat Bukit Rakitan dalam penentuan awal Ramadlan 1433 H/2012 M juga tidak berhasil melihat hilal, walaupun berdasarkan hisab hilal telah berada diatas ufuk, namun ketinggiannya masih berada pada kriteria yang susah untuk dilihat, selain itu hal ini juga diakibatkan oleh gangguan kabut yang menghalangi hilal dapat dirukyat. Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Syawal 1433 H/2012 M Data Hisab Awal Syawal 1433 H/2012 M Ijtima Jumat Pon, 17 Agustus 2012, Pkl. 22:55:50.37 WIB 25 Ibid.

56 Matahari Terbenam Arah Matahari Arah Terbenam Hilal Pkl. 17:37:20.09 WIB 13º 08 31.03 BU 9º 32 21.33 dari titik Barat Tinggi Hilal Hakiki -5º 08 39.36 Tinggi Hilal Mar i -4º 55 21.01 Hilal Terbenam Arah Hilal Pkl. 17:17:39 WIB 8º 55 15.09 BU Posisi Hilal Sebelah kiri Matahari sejauh 4º 13º 16.21 Lama Hilal - Cahaya Hilal 0.4323 jari Iluminasi Hilal 0.24474 % Cuaca Saat Rukyat Keterangan Berawan Hilal Tidak Terlihat Tabel 3.7 Data Hasil Pelaksanaan Rukyat Awal Syawal 1433 H/2012 M 26 Adapun rukyat dalam penentuan awal Syawwal 1433 H/2012 M berdasarkan hisab hilal masih berada di bawah ufuk, sehingga bisa dipastikan hilal tidak mungkin dapat terlihat. 26 Ibid,