2.1 Motif Pembelian Penggunaan internet di masa sekarang semakin hari semakin meningkat di Indonesia, kebutuhan akan internet semakin dirasa penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di kota Surabaya. Dari data pemerintah kota Surabaya menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan internet menyebabkan perubahan dalam banyak hal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui media elektronik maupun media cetak. Peritel harus memiliki strategi untuk memunculkan minat beli

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk. beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran :

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari semua bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh keterlibatan konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan para kompetitornya dengan menerapkan strategi atau metode pemasaran

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. Produk merupakan salah satu aspek penting dalam variabel marketing mix.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini internet menjadi peran penting untuk mencari informasi, sarana untuk

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB I PENDAHULUAN. pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia atau basic needs.

BAB I PENDAHULUAN. berpenampilan seadanya melainkan mulai bergeser menjadi kebutuhan fashion,

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penentuan Pokok Bahasan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang lain yaitu Santoso (2007) dengan judul penelitian: Analisis Pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB I PENDAHULUAN. persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki kebutuhan yang sangat mendasar (physiological needs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar produsen semakin ketat mengingat banyaknya produk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini, perusahaan harus selalu tanggap terhadap perubahan-perubahan. dihasilkan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan umbi-umbian. Hasil kerajinan ditukar dengan hewan. Dalam

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentuk diskon atau potongan harga kepada pelanggan. Motivasi menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media pemasaran yang dikenal dengan internet marketing atau e- menjadi masalah yang berarti bagi dunia pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat memudahkan tidak hanya dalam bidang komunikasi tetapi. juga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari yang diinginkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelaku bisnis tersebut lebih memilih memasarkan barangnya secara online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. membuat dunia menjadi tanpa batas (borderless). Terutama kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jurnal penelitian dengan judul Analisis Pembentukan Disonansi Kognitif

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seringkali memanfaatkan media internet sebagai media untuk pencarian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL. pembelian secara online. Suhartini (2011) yang meneliti faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet. Perkembangan teknologi internet telah mengubah pola

Oleh : AHMAD SULTHONY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. secara elektronik (e-commerce) yang sangat populer dikalangan penggunanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian dunia saat ini termasuk juga Indonesia pada. berkembang pesat, tantangan dalam bidang industri semakin

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengertian produk menurut Kotler & Armstrong (2001, p346) adalah segala

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kebutuhan lain yang lebih penting. Mereka yang mampu menguasai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri dan produksi serta pada kegiatan perdagangan eceran di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

Minggu-12. Product Knowledge and Price Concepts. Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Produk Dan Penetapan Harga (1)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan teknologi internet menjadi sangat penting bagi

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mengembangkan sebuah program untuk mencapai pasar yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian seperti sekarang ini, persaingan dalam segala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. mengetahui hubungan antara variabel Atribut Produk dan Motif Hedonic terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf

Transkripsi:

2.1 Motif Pembelian Penggunaan internet di masa sekarang semakin hari semakin meningkat di Indonesia, kebutuhan akan internet semakin dirasa penting karena mampu memenuhi kebutuhan akan informasi. Dengan perkembangan dunia internet yang begitu pesat, sekarang ini banyak bermunculan situs-situs online shopping, blogblog online ataupun situs komunitas yang tidak hanya sebagai situs perteman tetapi juga menwarkan forum jual beli yang menyediakan segala pernak-pernik kebutuhan (Hartanto, 2009) Situs jual beli online semacam ini semakin berkembang dan semakin banyak jenisnya di Indonesia, karena dengan keberadaan situs jual beli online ini cukup membantu dalam melakukan belanja, cukup dengan online kita dapat membeli barang yang kita yang di inginkan. Dibalik keputusan pembelian online tentunya ada motif yang mendasari mengapa seseorang melakukan pembelian di situs jual beli online yang mereka kunjungi. Tandjung (2008) mengemukakan bahwa setiap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen memiliki motif dibelakangnya. Motif pembelian merupakan sebuah dorongan atau keinginan untuk membeli produk. Sebagai pengelola situs jual beli online harus menemukan motif calon konsumennya jika ingin situsnya terus berkembang. Manning dan Reece (2004) mengemukakan bahwa dalam pengambilan keputusan pembelian akan sebuah produk, konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu curent trend, basic needs, group influence. Ketiga hal tersebut menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan pembelian akan sebuah produk yang merangsang tingkah laku konsumen untuk memuaskan kebutuhan yang timbul. Current trend menjadi salah satu faktor utama dari ketiga faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Trend disini berupa suatu 6

gejala mengenai objek yang sedang banyak disukai, banyak digunakan dan menjadi perhatian orang banyak. Basic Needs sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yang diambil seseorang untuk memenuhi kebutuhannya ini mengacu pada teori Abraham Maslow. Teori ini dibangun berdasarkan asumsi sebagai berikut (Hawkins, Motherbough, & Best, 2007): 1. Semua manusia memiliki satu set motif sama yang diperoleh melalui genetiknya maupun melalui interaksi sosialnya. 2. Beberapa motif lebih dasar/kritikal dibanding motif lainnya. 3. Banyak motif yang harus dipuaskan terlebih dahulu sampai tingkat minimun sebelum motif yang lainnya di aktifkan. 4. Begitu motif dasar dipuaskan, motif yang lebih tinggi dirasakan kebutuhannya. Berdasarkan atas asumsi-asumsi tersebut maka struktur hierarki kebutuhan masyarakat Indonesia kemungkinan besar tidak sama persis dengan masyarakat di mana teori ini dibangun. Dengan demikian, pengambilan keputusan di bidang pemasaran, penggunaan teori Maslow perlu dilakukan dengan hati-hati (Suhartanto, 2008). Gambar 2.1 Teori Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow Sumber : Hawkins, Mothersbough dan Best (2007) 7

keuntungan yang akan diperoleh pembeli. Menurut Greene (2012) motif membeli rasional adalah motif pembelian yang berdasarkan pada alasan logis konsumen, mereka yang membeli barang melalui uji yang tepat, membandingkan dan mengamati barang atas dasar harga, kenyamanan dan kemudahan dan keamanan. Hal ini penting bagi pelanggan karena membantu mereka untuk menghemat biaya yang tidak perlu a. Harga : Harga selalu menjadi alasan yang penting bagi konsumen sebelum membeli produk dan jasa, karena dengan harga yang lebih ekonomis atau lebih murah lebih memotivasi konsumen untuk membeli. b. Kenyamanan dan kemudahan : Mudah dan nyaman suatu hal yang dilihat dan dipertimbangkan oleh konsumen sebelum melakukan pembelian barang atau jasa. Karena suatu barang atau jasa yang memberikan kenyamanan dan kemudahan lebih memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian akan barang atau jasa tersebut. c. Keamanan : Merasa aman dengan barang atau jasa yang akan dibeli oleh konsumen akan lebih memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tersebut. Oleh karena itu keamanan menjadi salah satu jenis motif pembelian rasional. 2.3 Emotional Buying Motives Menurut Manning dan Reece (2004) emosi dapat menjadi sangat kuat dan kadang kala berlaku sebagai dasar dari motif pembelian yang dominan. Pembelian yang berdasarkan pada emotional buying motive merupakan pembelian yang mengutamakan perasaan dan mengabaikan logika. Pembelian ini dilakukan untuk memuaskan kesenangan, kenyamanan atau hanya menyesuaikan dengan trend yang ada. pembelian (Manning & Reece, 2004). Emotional buying motive dapat pula dikatakan sebagai sebuah pemilihan tujuan berdasarkan kriteria persoalan atau subjektif contohnya kebanggan, rasa takut, perasaan dan status (Schiffman & Kanuk, 2007). 10

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa emotional buying motive adalah sebuah motif yang didasarkan pada dorongan emosi yang berdasarkan pada kebanggan, rasa takut, perasaan dan status seseorang. Motif pembelian ini dilakukan dengan unsur emosional seseorang dalam kata lain penilaian ini dapat dikatakan subjektif dan bersikap pribadi. 2.4 Product Buying Motives Menurut Manning dan Reece (2004) product buying motive meliputi seluruh alasan seseorang membeli suatu produk ketimbang produk yang lain. Ada banyak motif pembelian yang memicu calon pembeli untuk memilih suatu produk ketimbang produk lainnya, yaitu: a. Brand preference Pengertian merek menurut Kotler dan Amstrong (2010) adalah nama, tanda, symbol atau kombinasi dari semua ini yang dimaksud untuk mengindentifikasi produk atau jasa dari suatu kelompok penjualan dan membedakannya dengan yang lainnya. b. Quality preference Pengertian kualitas menurut Kotler dan Amstrong (2010) adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. c. Price preference Menurut Kotler dan Amstrong (2010) harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah dari semua nilai-nilai yang pelanggan berikan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Secara historis, harga telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi pilihan pembeli. d. Design and engineering preference Menurut Kotler dan Amstrong (2010) design atau rancangan adalah konsep yang lebih luas dari gaya. Gaya hanya menguraikan penampilan produk, gaya bisa menarik perhatian tetapi tidak begitu saja namun dengan membuat 11

produk itu melakukan kinerjanya dengan baik. Rancangan yang baik memberikan memberikan kontribusi pada kegunaan suatu produk seperti juga penampilannya sehingga mampu menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk, dan memberi keunggulan dalam bersaing. 2.5 Patronage Buying Motives Menurut Manning dan Reece (2004) patronage buying motive adalah salah satu yang menyebabkan konsumen membeli produk dari satu bisnis yang dipengaruhi oleh superior service, selection dan competence of sales representatives. Beberapa patrnogae buying motives yang umum dijelaskan sebagai berikut (Manning & Reece, 2004) : a. Superior service Superior service atau layanan superior merupakan suatu usaha meningkatkan nilai terhadap produk. Dalam banyak kasus, nilai tambah produk dapat membangun kesetiaan konsumen. b. Selection Selection atau pilihan merupakan segala usaha menyediakan pilihan produk secara lengkap. Konsumen biasanya sudah cukup yakin bahwa apa yang dibutuhkan telah tersedia c. Competence of sales representatives Competence of sales representatives atau kemampuan penjual berada dalam posisi yang unik untuk membangun kesetiaan konsumen. Penjual yang memahami produk dan mau memberikan sesuatu yang lebih kepada konsumen merupakan suatu nilai lebih bagi konsumen. Bisa disimpulkan patronage buying motive merupakan suatu motif pembelian yang timbul dengan adanya suatu pengalaman pembelian di suatu toko sehingga konsumen memilih untuk melakukan pembelian lagi berdasarkan pengalaman pembelian yang sudah dilakukan, dan hal tersebut dipegaruhi oleh superior service, selection dan competence of sales representatives. 12

2.6 Hipotesis Tujuan dari penelitian yang diangkat oleh peneliti untuk meneliti perbedaan buying motve yang terjadi di Kaskus dan. Berikut merupakan hipotesis yang terbentuk untuk keempat dimensi dalam buying motive : H0 : Tidak ada perbedaan rational buying motive di situs jual beli Kaskus dan H1 : Adanya perbedaan rational buying motive di situs jual beli Kaskus dan Toko Bagus H0 : Tidak ada perbedaan emotional buying motive di situs jual beli Kaskus dan H1 : Adanya perbedaan emotional buying motive di situs jual beli Kaskus dan H0 : Tidak ada perbedaan product buying motive di situs jual beli Kaskus dan H1 : Adanya perbedaan product buying motive di situs jual beli Kaskus dan Toko Bagus H0 : Tidak ada perbedaan patronage buying motive di situs jual beli Kaskus dan H1 : Adanya perbedaan patronage buying motive di situs jual beli Kaskus dan 13