PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP PERTUMBUHAN JERUK KEPROK (CITRUS NOBILIS LOUR) VAR. PULAU TENGAH: Rensi Novianti dan Muswita

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

HASIL DAN PEMBAHASAN

Repositori FMIPA UNISMA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau perbanyakan aseksual. Perbanyakan ini menggunakan bagian-bagian

PENGARUH KONSENTRASI INDOLE BUTYRIC ACID (IBA) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK PUCUK JAMBU AIR (Syzygium semarangense Burm. F.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBERIAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI PADA PERTUMBUHAN SETEK LADA (Piper nigrum L.)

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

Tipe perkecambahan epigeal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

Respon Pertumbuhan Stek Pucuk Keji Beling (Strobilanthes crispus Bl) dengan Pemberian IBA (Indole Butyric Acid)

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju (Sugeng, 1985)

I. PENDAHULUAN. Lada (Piper nigrum Linn.) merupakan tanaman rempah-rempah yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

Pengaruh Hormon Giberelin (GA 3 ) Terhadap Daya Kecambah dan Vigoritas Calopogonium caeruleum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

Teknik Pematahan Dormansi Mata Tunas Jeruk dengan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PENGARUH BERBAGAI MACAM PANJANG STEK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGUR (Vitis vinivera L.)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH SEBAGAI PENGGANTI ROOTON F UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKAR STEK PUCUK JATI (Tectona grandis L)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

I. PENDAHULUAN. spesies) Indonesia yang ditetapkan sebagai maskot Sumatera Barat. Sumatera Barat erat kaitannya dengan budaya dan adat istiadat

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan perekonomian Indonesia baik sebagai kebutuhan pokok maupun

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BEBERAPA KONSENTRASI ATONIK PADA PERTUMBUHAN SETEK BUAH NAGA BERDAGING MERAH (Hylocereus costaricensis (Web.) Britton & Rose) Oleh

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

PENGGANDAAN TUNAS KRISAN MELALUI KULTUR JARINGAN MULTIPLICATION OF CRISAN BUD THROUGH TISSUE CULTURE. Yekti Maryani 1, Zamroni 1

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR

MICROPROPAGATION OF Jatropha curcas

PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABUTAN ALAM GAHARU

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSETRASI ROOTONE- F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) DI POLYBAG

PERTUMBUHAN STEK JERUK LEMON ( Citrus medica ) DENGAN PEMBERIAN URIN SAPI PADA BERBAGAI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN

KAJIAN PERENDAMAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DALAM URIN SAPI DAN AIR KELAPA UNTUK MEMPERCEPAT PERTUNASAN

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

~. ~ ~ ~, ~~~~ ~~ ~~ ~ ~,~-.

Pertumbuhan Tunas Sansevieria trifaciata Prain Laurentii pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Konsentrasi GA3

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

THE EFFECT OF COCONUT WATER CONSENTRATION ON DRAGON FRUIT (Hylocereus costaricencis) NURSERY

AGROVIGOR VOLUME 8 NO. 2 SEPTEMBER 2015 ISSN

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

PERTUMBUHAN BIBIT MANGGIS ASAL SEEDLING(Garcinia mangostana L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI IBA

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Farida Nur Hasanah*, Nintya Setiari* * Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

2. METODE PELAKSANAAN

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai macam tanaman hias. Pengembangan komoditi tanaman hias dilakukan

Staf pengajar PS Pemuliaan Tanaman, Jurusan BDP FP USU Medan

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan. Tanaman ini mempunyai kualitas kayu yang sangat bagus, sangat

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

Transkripsi:

Volume 16, Nomor 2, Hal. 63-68 Juli - Desember 211 ISSN:852-8349 PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN) Muswita Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361 Abstrak Gaharu (Aquilaria malacensis) merupakan tumbuhan memiliki nilai ekonomi tinggi.secara konvensional gaharu diperbanyak secara generatif maupun secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif membutuhkan waktu yang relatif lama sedangkan secara vegetatif terkendala sulitnya membentuk akar. Alternatif yangdapat dilakukan adalah dengan pemberian bawang merah sebagai penganti auksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap pertumbuhan setek gaharu dan menentukan konsentrasi bawang merah yang optimal untuk pertumbuhan setek gaharu. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan konsentrasi bawang merah yaitu: B = %, B1 =,5%, B2 = 1%, B3 = 1,5% dan B4 = 2%;. Masing- masing perlakuan diulang lima kali, sehingga terdapat 25 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukan persentase setek hidup tertinggi didapatkan dengan pemberian 1,% bawang merah dan berbeda dengan perlakuan lain. Pemberian bawang merah dengan konsentrasi,5%;1,% dan 1,5% memberikan jumlah akar yang berbeda dengan pemberian 2,% dan tanpa pemberian bawang merah.waktu munculnya tunas dan jumlah daun tidak dipengaruhi oleh bawang merah. Dari penelitian yang lah dilakukan dapat disimpulkan pemberian bawang merah dengan berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap persentase hidup setek dan jumlah akar setek gaharu, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun. Konsentrasi bawang merah 1,% merupakan konsentrasi yang optimal untuk persentase setek hidup dan konsentrasi,5% untuk jumlah akar setek gaharu. Kata kunci: bawang merah, setek, gaharu PENDAHULUAN Perbanyakan secara generatif melalui biji membutuhkan waktu yang relatif lama Gaharu (Aquilaria malacensis) merupakan (Usman, 25). Perbanyakan secara vegetatif tumbuhan hutan dari famili Euphorbiaceae dapat dilakukan dengan stek pucuk. yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Selain Perbanyakan melalui stek pucuk dihadapi untuk keperluan agama gaharu juga pada kendala sulitnya membentuk akar dimanfaatkan untuk parfum, kosmetik, sabun (Ashari, 1995). dan obat obatan. Tingginya nilai komersial Alternatif yang dapat dilakukan gaharu ini menyebabkan volume perdagangan diantaranya adalah dengan pemberian zat semakin meningkat. Selama ini gaharu pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh diperoleh dengan mengambil langsung dari merupakan senyawa organik bukan nutrisi hutan sehingga populasinya terancam punah. pada konsentrasi yang rendah dapat Sejak tahun 1984 CITES telah menetapkan mendorong, menghambat atau secara bahwa gaharu tergolong ke dalam tanaman kualitatif mengubah pertumbuhan dan yang terancam punah (Anonim, 24). perkembangan tanaman (Davies, 1995). Perbanyakan gaharu secara konvensional Zat pengatur tumbuh yang sering dapat dilakukan secara generatif maupun digunakan untuk perakaran adalah auksin, secara vegetatif (Sumarna, 29). namum relatif mahal dan sulit diperoleh. 63

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Sebagai pengganti auksin sintetis dapat digunakan bawang merah `(Ependi, 29). Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, kuersetin,saponin, peptida, fitohormon, vitamin dan zat pati (Anonim, 28). Selanjutnya Anonim (29) menambahkan fitohormon yang dikandung bawang merah adalah auksin dan giberelin. Penggunaan bawang merah sebagai salah satu zat pengatur tumbuh telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman. Setyowati (24) melaporkan pemberian bawang merah dengan konsentrasi 75% memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan panjang akar, panjang tunas dan jumlah tunas pada stek mawar. Sekta (25) mendapatkan bawang merah memberikan pengaruh yang nyata tehadap panjang tunas, jumlah daun, tingkat kehijauan daun dan berat kering tunas pada stek cabe jawa. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi bawang merah (Allium cepa L.) terhadap pertumbuhan setek gaharu (Aquilaria malaccensis). METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan konsentrasi bawang merah yaitu: B = %, B1 =,5%, B2 = 1%, B3 = 1,5% dan B4 = 2%. Masing masing perlakuan diulang lima kali, sehingga terdapat 25 satuan percobaan. Pelaksanaan Penelitian. Penyediaan stek Stek yang digunakan adalah stek pucuk. Setiap sek terdiri dari tiga ruas dan memiliki satu pasang daun. Pembuatan bawang merah. 25 g umbi bawang merah diihaluskan dengan juiser kemudian disaring. Larutan ini dijadikan larutan stok dengan konsentrasi 1%. Untuk perlakuan konsentrasi bawang merah yang digunakan, cukup dengan mengencerkan larutan stok sesuai dengan perlakuan yang dibutuhkan. Penanaman Stek Disiapkan media tanam yang terdiri dari: tanah kebun, pasir, upuk kandang dengan perbandingan 1:1:1, kemudian dihomogenkan dan dikering, anginkankan selanjutnya dimasukan kedalam pot pembibitan. Sebelum pembibitan, media disiram dengan air sampai kapasitas lapang. Selanjutnya dibuat lubang dengan kedalaman 1-15 cm dan stek dimasukan kemudian ditutup dengaan tanah. Setiap polibag berisi 3 stek sehingga diperlukan 75 stek pucuk gaharu. Parameter yang diamati adalah. 1. Persentase stek hidup (%), dihitung pada 4 minggu setelah tanam. 2. Waktu muncul tunas (hari). 3. Jumlah akar (helai), diukur pada 3 bulan setelah tanam. 4. Jumlah daun (helai), dihitung pada 3 bulan setelah tanam. Analisis data Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA, apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan (DMRT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Setek Hidup (%) Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi bawang merah berpengaruh terhadap persentase setek hidup gaharu. Ratarata persentase setek hidup gaharu dapat dilihat pada Gambar 1 Rata-rata setek hidup (%) Gambar 1 8 6 4 33.33c 2 6.2b 8.2a,5 1 1,5 Konsentrasi bawang merah (%) 53.33bc 39.98bc 1. Grafik pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap ratarata persentase hidup setek gaharu. 2 64

Muswita: pengaruh konsentrasi bawang merah (Alium cepa l.) terhadap pertumbuhan setek gaharu (Aquilaria malaccencis OKEN) Gambar 1. menunjukkan konsentrasi Perlakuan pemberian dengan konsentrasi bawang merah 1% memberikan rata-rata,5% menghasilkan persentase setek yang persentase setek hidup yang paling tinggi dan lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi berbeda nyata dengan konsentrasi lainnya. 1,% yaitu 6,2%. Hal ini disebabkan pada Sedangkan konsentrasi,5% berbeda nyata konsentrasi ini jumlah auksin dan unsur-unsur dengan konsentrasi % (tanpa pemberian lain yang terkandung pada bawang merah bawang merah) dan konsentrasi 1,%, tetapi belum mencukupi untuk pertumbuhan setek tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 1,5% yang optimal sehingga mengakibatkan kurang dan 2,%. Penampilan setek gaharu dapat mampu untuk memacu pembelahan sel dalam dilihat pada Gambar.2. pembentukan kalus pada dasar setek. Seperti yang dijelaskan oleh Kusumo (199) bahwa zat pengatur tumbuh efektif dalam jumlah tertentu, konsentrasi yang terlalu rendah menyebabkan tidak efektifnya kerja zat pengatur tumbuh sehingga proses A B C pembentukan kalus lebih lambat. Konsentrasi bawang merah 1,5% dan 2,% menunjukkan D adanya E indikasi menurunkan jumlah setek gaharu yang hidup. Hal ini diduga konsentrasi zat pengatur tumbuh dalam hal ini auksin yang ada dalam bawang Gambar 2. Penampilan setek pucuk gaharu merah sudah melebihi konsentrasi yang pada berbagai konsentrasi dibutuhkan oleh tumbuhan. Abidin (199) bawang merah: A =1,%; B=: menyatakan zat pengatur tumbuh dapat,5%; C= 1,5%; D= 2,%, dan bekerja secara efektif dalam memberikan E=,%. pengaruh fisiologi yang baik, maka harus diberikan konsentrasi yang tepat. Ditambahkan oleh Heddy (1989) auksin yang digunakan dalam konsentrasi yang berlebihan untuk spesies tanaman dapat menghambat perkembangan tunas, menyebabkan penguningan dan gugur daun, penghitaman batang dan akhirnya menyebabkan kematian setek. Setek gaharu yang hidup dicirikan dengan masih segarnya setek, berwarna hijau pada bagian daun, batangnya masih segar berwarna cokelat kehijauan dan muncul akar. Perlakuan pemberian bawang merah dengan konsentrasi 1,% menghasilkan setek hidup gaharu paling tinggi yaitu 8,2 %. Tingginya setek hidup pada perlakuan ini karena pada konsentrasi ini auksin dan unsur-unsur lain yang terkandung pada bawang merah merupakan konsentrasi yang optimal untuk merangsang setek gaharu untuk hidup. Perlakuan tanpa pemberian bawang merah dan menghasilkan persentase setek 33.33% tetap hidup walaupun tanpa pemberian bawang merah, diduga setek yang digunakan adalah setek pucuk yang berasal dari tanaman yang masih muda sehingga setek dapat hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Widarto (1996) bahan setek yang berasal dari tanaman muda kemampuan membentuk akar lebih tinggi sehingga kemungkinan untuk hidup lebih baik dibandingkan bila berasal dari tanaman yang lebih tua. Waktu Munculnya Tunas Tunas yang tumbuh dari setek gaharu selama 12 minggu hanya 3. Satu setek pada perlakuan B (tanpa pemberian bawang merah) yaitu pada hari ke 76 dan 2 setek didapatkan pada perlakuan B 1 (konsentrasi bawang merah,5%) pada hari ke 69 dan hari ke 63.Untuk waktu munculnya tunas tidak dilakukan analisis statistik. Sedikitnya setek yang dapat memunculkan tunas baru diduga terjadi karena pembentukkan akar belum banyak, sehingga proses penyerapan air dan unsur hara lainnya belum berjalan sempurna yang akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas. Salisbury dan Ross (1995) mengatakan bahwa 65

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. perakaran akan mendukung terjadinya proses metabolisme tumbuhan karena penyerapan air dan hara terus dipasok oleh akar yang selanjutnya dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Dugaan lain penyebab sedikitnya tunas yang terbentuk adalah auksin yang dikandung bawang merah menyebabkan rasio antara sitokinin denga auksin rendah sehingga tidak banyak terbentuk tunas. Hal ini sesuai dengan pendapat Davies (1995) yang menyatakan Rata-rata jumlah akar 6 5 4 3 2 1 Gambar 3. 2.b 4.4a 5.4a 5 1 4.2a 1 5 3.6ab Konsentrasi bawang merah (%) Grafik pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap ratarata jumlah akar setek gaharu Gambar 5.3 menunjukkan konsentrasi bawang merah,5%; 1,% dan 1,5% menghasilkan jumlah akar yang berbeda dengan perlakuan tanpa pemberian bawang merah, tetapi tidak berbeda dengan 2,%. Jumlah akar terbanyak didapatkan pada perlakuan pemberian bawang merah dengan konsentrasi 1,% yaitu 5,4 buah tetapi tidak berbeda nyata dengan konsentrasi,5%; 1,5% dan 2%. Terbentuknya akar pada perlakuan dengan pemberian bawang merah disebabkan karena pada bawang merah terkandung auksin, vitamin dan mineral lain yang mampu meningkatkan pertumbuhan gaharu termasuk terbentuknya akar. Sesuai dengan pendapat Kusumo (199) auksin bertindak sebagai pendorong awal proses terbentuknya akar pada setek. Pendapat lain dikemukakan oleh Mangoendidjojo (23), bahwa penambahan auksin eksogen akan meningkatkan kandungan auksin endogen dalam jaringan setek tersebut sehingga mampu menginisiasi sel untuk tumbuh dan berkembang yang 2 rasio sitokinin dan auksin tinggi akan membentuk tunas. Jumlah Akar Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi bawang merah berpengaruh terhadap jumlah akar. Rata-rata jumlah akar dari setiap konsentrasi bawang merah dapat dilihat pada Gambar.3 selanjutnya akan berdiferensiasi membentuk organ seperti akar. Tidak terdapatnya perbedaan jumlah akar antara perlakuan bawang merah dengan konsentrasi 2,% dengan perlakuan tanpa bawang merah diduga peningkatan konsentrasi melebihi batas konsentrasi optimal yang dibutuhkan untuk terbentuknya akar. Sesuai dengan pendapat Kusumo (199) pemberian zat pengatur tumbuh yang melebihi batas optimum akan menghambat terbentuknya akar. Penampilan akar setek gaharu untuk setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar.4 A Gambar4 B C D Penampilan akar setek gaharu pada berbagai konsentrasi bawang merah. A= 1,%; B=,5%; C=1,5%; D= 2,%, dan E=,% Jumlah Daun Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi larutan bawang merah tidak memberikan berpengaruh terhadap jumlah daun. Rata-rata jumlah daun dari setiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar.5 Gambar 5 memperlihatkan bahwa larutan bawang merah yang diberikan pada berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh 66

Muswita: pengaruh konsentrasi bawang merah (Alium cepa l.) terhadap pertumbuhan setek gaharu (Aquilaria malaccencis OKEN) 6 Rata- 4 rata jumlah 2 daun 4.4 Gambar 5. 5.,5 5.2 4.6 3.6 1 1,5 2 Konsentrasi bawang merah (%) Grafik pengaruh konsentrasi bawang merah terhadap ratarata jumlah daun setek gaharu terhadap jumlah daun. Tidak berpengaruhnya bawang merah yang diberikan diduga karena kandungan yang ada pada bawang merah belum merangsang terbentuknya daun, apalagi penambahan bawang merah juga belum mampu memberikan pengaruh pada terbentuknya tunas. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian bawang merah dengan berbagai konsentrasi berpengaruh terhadap persentase hidup setek dan jumlah akar setek gaharu, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun. Konsentrasi bawang merah 1,% merupakan konsentrasi yang optimal untuk persentase setek hidup dan konsentrasi,5% untuk jumlah akar setek gaharu. Disarankan menggunakan bawang merah dengan konsentrasi 1,% untuk menghasilkan persentase setek hidup dan konsentrasi,5% untuk jumlah akar. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z., 199. Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. Angkasa. Bandung. Anonim. 24. Laporan Hasil Pendidikan dan Latihan Budidaya Gaharu. Balai Pendidikan dan latihan Kehutanan. Pekan Baru. Anonim, 28. Diakses tanggal 22 November 29. Tanaman Obat. http://chombro.blogspot.com/28/3 /tanaman-obat. Anonim. 29. Diakses tanggal 22 November 29. Bawang merah, Bawang Putih. http://localhost.blogspot/29/1/apot ek-hidup. Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia- Press. Jakarta Devies. PJ. 1995. Plant Hormones. Kluwer Academic Publisher. Dordrecht Ependi, I. 29. Diakses tanggal 22 November 29. Zat Pengatur Tumbuh. http://asgarsel.blogspot.com/29/11/ zat-pengatur-tumbuh Heddy, 1989. Hormon Tumbuhan. Rajawali. Jakarta Kusumo, S. 199. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. CV Yasaguna. Jakarta. Mangoendidjojo, W., 23. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius.Yogyakarta Salisbury, F.B dan C.W Ross., 1995. Fisiologi Tanaman Jilid 3. Terjemahan Lukman, D.R. ITB, Bandung. Sekta. N.D.25. Diakses tanggal 22 Januari 21.Aplikasi Ekstrak Bawang Merah dan Air kelapa Muda pada Pertumbuhan Bibit Stek Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.). http://www.bdpunib.org Setyowati, T. 24. Diakses 23 Januari 21.Pengaruh Ekstrak Bawang Merah (Alium cepa L.) dan Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L.) tehadap pertumbuhan Stek Bunga Mawar (Rosa sinensis L). Sumarna, Y. 29. Gaharu Budidaya dan Rekayasa Produksi. Penebar Swadaya. Jakarta. Usman. 25. Budidaya Gaharu Ramah Lingkungan. Kelompok Tani Indah Jaya. Jambi Widarto, L., 1996. Perbanyakan Tanaman dengan Biji, Setek, Cangkok, Sambung, Okulasi, dan Kultur Jaringan. Kanisius. Jakarta 67

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 68