Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENJADI AKSEPTOR KB DI KELURAHAN BABURA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk sebagai determinan pembangunan harus mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. lalu umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 mencapai 231,4 juta

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. diharapkan. Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. 2010) dan laju pertumbuhan penduduk antara tahun sebesar 1,49% yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muda, dan arus urbanisasi ke kota-kota merupakan masalah-masalah pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (bkkbn.go.id 20 Agustus 2016 di akses jam WIB). besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Soekanto, 1995:431 (dalam Atika, 2011) proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) Keluarga Berencana adalah

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Hasil penelitian UN-

Trigustina Simbolon, Gim Tarigan, Partano Siagian

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara ke-5 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. baik dibutuhkan sarana kesehatan yang baik pula. keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup. Tentunya demand untuk menjadi

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. miliar jiwa. Cina menempati urutan pertama dengan jumlah populasi 1,357 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan anggota keluarganya. Pada umumnya, apabila hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA T.A

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini diakui bahwa program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA BERENCANA PADA KELOMPOK IBU DI WILAYAH PUSKESMAS I SUKOHARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sensus Penduduk tahun 2010 sebesar 237,6 juta jiwa dengan laju

I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB 1 PENDAHULUAN. 1970, kemudian dikukuhkan dan diatur di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Realita yang ada saat ini masih banyak masyarakat yang belum bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai penyebab banyaknya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam waktu 10 tahun. Jumlah penduduk dunia tumbuh begitu cepat, dahulu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan senantiasa memiliki makna yang berwayuh wajah. Dalam arti luas,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

BAB I PENDAHULUAN. Delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s) telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas (BkkbN, 2013)

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

`BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berencana Indonesia) dan pelaksanaannya masih tersembunyi. Tahun demi tahun

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan, sosial, hukum, adatistiadat

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Sensus Penduduk tahun 2000 menunjukkan, penduduk Indonesia

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya laju pertumbuhan penduduk merupakan salah satu masalah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan, termasuk juga di Indonesia. Salah satu masalah yang di hadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Menurut dari hasil sensus penduduk tahun 2010 yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk merupakan modal dasar dalam mewujudkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas penduduk dan pengarahan mobilitas penduduk kedepan. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai hak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan, kualitasnya saat ini masih sangat memprihatinkan. Hal ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama. Hingga saat ini telah dilakukan berbagai usaha untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, terutama melalui pengendalian angka kelahiran atau fertilitas. Upaya penurunan angka kelahiran ini dilakukan dengan cara pemakaian kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur. Dengan pemakaian kontrasepsi oleh pasangan usia subur yang semakin memasyarakat diharapkan semakin banyak kehamilan dan kelahiran yang dapat dicegah, yang kemudian akan menurunkan angka kelahiran atau fertilitas (BkkbN, 2005). Tahun 2010 jumlah penduduk dunia telah mencapai sekitar 6 miliar jiwa dan jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke empat dunia yaitu 242 juta jiwa. Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,6 anak per wanita. Jumlah penduduk Indonesia setiap saat mengalami peningkatan, padahal pemerintah telah berupaya untuk menargetkan idealnya 2,1 anak per wanita. Meski begitu, masih ada saja dari keluarga Indonesia yang senang mempunyai anak banyak (BkkbN, 2009). Menurut Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BkkbN) dan United Nations Population Found UNFPA (2005) pelaksanaan program KB masih mengalami beberapa hambatan. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, masih sekitar 46% Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum menjadi akseptor KB. Dari rekapitulasi laporan pengendalian program KB nasional tingkat Provinsi Sumatera Utara pada bulan Januari tahun 2009 diketahui bahwa dari 2.041.398 Pasangan Usia Subur, terdiri dari peserta

KB aktif sebanyak 1.309.498 Pasangan Usia Subur (64,14%), dan Pasangan Usia Subur yang bukan merupakan peserta KB sebanyak 731.900 orang (BkkbN, 2009). Bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia, cenderung masih sangat mempercayai mitos-mitos terdahulu. Misalnya, banyak anak akan banyak rezeki. Banyak anak akan banyak kegembiraan di hari tua (jika semua anaknya bisa bergantian membahagiakannya). Bagi masyarakat kita, yang cenderung dinamis dalam bidang ekonomi dan sosial, atau makin meningkat kemakmuran hidupnya, jumlah anak sering dianggap bukan masalah yang memberatkan. Dalam hal ini, target program KB dengan semboyan "dua anak lebih baik" sering dianggap sebagai usang yang mungkin cuma cocok bagi masyarakat statis yang hidup dalam garis kemiskinan (BkkbN, 2010). Menurut World Health Organization (WHO) Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapat kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004). Program KB ini mempunyai visi NKKBS dan telah dirubah menjadi keluarga berkualitas tahun 2015. Sehingga melalui program KB ini dapat dilakukan penilaian pelayanan KB yang berkualitas dengan mengikut sertakan menitikberatkan pada strategi agar pelayanan lebih mudah diperoleh dan peserta diterima oleh berbagai pasangan usia subur sehingga pasangan usia subur tertarik menjadi akseptor KB (Sarwono, 2005). Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan-hambatan yang dirasakan antara lain adalah masih banyak pasangan usia subur yang masih belum menjadi peserta KB. Dari hasil penelitian yang diketahui banyak alasan dikemukakan oleh wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi, antara lain karena mereka menginginkan anak. Alasan yang cukup

menonjol adalah karena masalah kesehatan yang ditimbulkan dari efek samping ber-kb, karena masalah agama dan sosial budaya juga karena alasan yang berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi yaitu biaya yang mahal (BkkbN, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Radita Kusumaningrum (2009) mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan PUS di kota Semarang disimpulkan faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan pemilihan jenis kontrasepsi yang digunakan pada pus adalah jumlah anak (p=0,049), dan tingkat pendidikan (p=0,081). Kemudian jika dilihat dari menurut hasil penelitian Nikmah Choiriah (2010) mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pasangan Usia subur (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun 12 orang (48%), berdasarkan pekerjaan 15 orang (60%) bekerja, 21 orang (84%) beragama islam dan paritas melahirkan 3 kali 16 orang (64%), pengetahuan responden berada dalam klasifikasi cukup 17 responden (68%), 20 orang (80%) menyatakan bahwa ada efek samping sebagai akibat ber-kb, dari segi pendapatan keluarga mendukung sebanyak 15 orang (60%) untuk tidak berkb, mayoritas 20 responden (80%) dari segi agamanya mendukung untuk ber-kb, Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan setiap faktor masih memengaruhi ketidakikutsertaan pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi. Begitu juga dengan penelitian lain dari Tri Wijayanti (2009) dengan judul Faktor Sosial Budaya dan Pelayanan Kontrasepsi yang Berkaitan dengan Kesertaan KB IUD menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p<0,05) antara pendidikan ibu dan nilai budaya dengan kesertaan KB IUD di Kecamatan Gembong Kabupaten Kebumen. Sehubungan dengan hal di atas, Hartanto (2004) mengemukakan semua jajaran pembangunan diajak untuk ikut menangani program KB dengan sebaik-baiknya. Juga

sekaligus mengajak semua pasangan usia subur yang potensial untuk menjadi akseptor KB yang lestari. Berdasarkan hasil survey BkkbN pada tahun 2010 di Sumatera Utara, jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 2.120.692 peserta, pasangan yang menjadi peserta KB aktif pada tahun 2010 sebanyak 1.424.630. Sementara pasangan usia subur yang bukan peserta KB ada sebanyak 716.739 (BkkbN, 2010). Tabel 1.1 Pencapaian Peserta KB Kota Medan Tahun 2011 NO Kecamatan Jumlah PUS Jumlah Pencapaian % Pemerintah Swasta 1 Medan Kota 8354 1999 2953 59 2 Medan Timur 14138 2986 6189 65 3 Medan Barat 8579 2071 3770 68 4 Medan Baru 5783 1657 1978 63 5 Medan Denai 23455 7979 6446 62 6 Medan Labuhan 19488 8137 5151 68 6 Medan Johor 18376 4814 8213 71 7 Medan Belawan 17073 5350 6218 68 8 Medan Deli 24373 7330 8102 63 9 Medan Tembung 19785 3897 8140 61 10 Medan Tuntungan 11689 3021 4740 66 11 Medan Sunggal 17900 4201 6245 58 12 Medan Petisah 9793 2158 4071 64 13 Medan Helvetia 24244 6390 8763 63 14 Medan Polonia 7243 2970 1635 64 15 Medan Maimun 5216 1012 2316 64 16 Medan Selayang 14830 3175 5857 61

17 Medan Amplas 21086 5551 7335 61 18 Medan Area 13935 3525 5209 63 19 Medan Marelan 20917 4057 10377 69 20 Medan Perjuangan 13772 3363 5040 61 (Data Laporan Badan Pemerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan 2011) Tabel 1.2 Data PUS Per Kelurahan Kecamatan Medan Sunggal Peserta KB di Pelayanan Pemerintah Dan Swasta NO Kelurahan Jumlah PUS Peserta KB % Pemerintah Swasta 1 Lalang 3049 776 1097 61.42 2 Sunggal 4771 894 2220 65.27 3 Tanjung Rejo 4421 1023 1728 62.22 4 Sei Kambing B 3917 1107 1274 60.78 5 Babura 1545 353 438 51.19 6 Simpang Tanjung 197 24 97 61.42 (Data Laporan Badan Pemerdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan 2011) Dari data laporan pencapaian peserta KB dari 21 Kecamatan di Kota Medan yang paling rendah pencapaiannya ada di Kecamatan Medan Sunggal pencapaian hanya sekitar 10445 PUS (58 %) dari 17900 PUS. Kebanyakan penduduk di Kecamatan Medan Sunggal bekerja di sektor swasta seperti karyawan swasta dengan jumlah 16.245 orang dan disusul yang berprofesi sebagai pedagang 15.351 orang. Selain itu jika dilihat dari data Kecamatan Medan Sunggal tahun 2011 banyak juga diantara penduduk Kecamatan Medan Sunggal itu berprofesi tidak tetap atau dalam keadaan perekonomian yang sulit yaitu berkisar 2.950 orang. Kebanyakan penduduk di Kelurahan Sunggal berada pada umur 15-44 tahun dan memiliki jumlah anak > 3 orang.

Sedangkan untuk di Kelurahan Medan Sunggal yang paling kecil pemanfaatannya ada di Kelurahan Babura dari 1545 PUS hanya 791 (51.19 %) PUS yang menggunakan KB. Jumlah penduduk Kelurahan Babura tahun 2011 tercatat sebanyak 11967 jiwa yang terdiri dari 5899 laki-laki (49,29%) dan 6068 perempuan (50,71%). Mayoritas penduduknya beragama Kristen Protestan 5664 jiwa (47,33%) dan suku yang paling dominan adalah suku batak yaitu 6291 jiwa (52,56%) dimana suku batak yang ada di kelurahan Babura ini masih sangat memegang teguh budaya (kepercayaan) yang diwarisi dari leluhur mereka terdahulu yaitu Filosofi 3H "Hamoraon, Hagabeon, Hasangapon". Dalam kultur masyarakat Batak, pencapaian 3H ini merupakan ukuran keberhasilan pencapaian dan kesuksesan seseorang. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai 3H tersebut, bekerja keras menuntut ilmu agar bisa "Hamoraon" (Kaya), kemudian membina rumah tangga dan memiliki banyak keturunan "Hagabeon" (Memiliki banyak keturunan) dan yang terakhir berusaha mencapai tingkatan tertinggi dalam kehidupan yaitu menjadi pribadi yang sempurna "Hasangapon" (Memiliki kehidupan yang terhormat). Menurut survey awal di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan didapat bahwa dari 10 PUS hanya 3 orang yang menggunakan KB, sementara 7 orang lagi tidak menggunakan KB dengan alasan 4 orang diantaranya mengatakan memang tidak mau menggunakan KB karena masih mengikuti budaya (kepercayaan) filosofi 3H tersebut dan diantara 3 lainnya mengatakan tidak cocok menggunakan KB karena efek sampingnya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik mengambil judul fakor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur menjadi akseptor KB di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan.

1.2 Perumusan Masalah Masih rendahnya keikutsertaan pasangan usia subur menjadi akseptor KB di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. 1.3. Tujuan Penelitian 1) Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur menjadi akseptor KB di Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan. 2) Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur menjadi akseptor KB berdasarkan pendidikan. b. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur menjadi akseptor KB berdasarkan pengetahuan. c. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur menjadi akseptor KB berdasarkan paritas. d. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pasangan usia subur menjadi akseptor KB berdasarkan budaya (kepercayaan). 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan ada manfaatnya terutama : 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi peneliti sehingga peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat. 2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang jelas dan lengkap tentang Keluarga Berencana kepada pasangan usia subur yang ada di

Kelurahan Babura Kecamatan Medan Sunggal sehingga dapat meningkatkan keikutsertaan pasangan usia subur menjadi akseptor KB di wilayah tersebut. 3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi bagi peneliti lain yang terkait dengan program KB. 4) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi bagi pelaksana pelayanan keluarga berencana dalam merencanakan program peningkatan cakupan Keluarga Berencana pada pasangan usia subur.