BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA TERHADAP STABILITAS LERENG DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Banten. Sumber-sumber gempa di Banten terdapat pada zona subduksi pada pertemuan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL ANALISA PENGARUH GEMPA TERHADAP KONSTRUKSI LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL WOVEN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE KAJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB IV KRITERIA DESAIN

BAB 4 PEMBAHASAN. memiliki tampilan input seperti pada gambar 4.1 berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA BENDUNGAN TITAB

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

Estimasi Odds Ratio Model-1

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Tujuan Kajian Sistematika Penyusunan Laporan...3

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

DAFTAR ISI. i ii iii iv

TEKANAN TANAH LATERAL

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

Analisa Beban Gempa pada Dinding Besmen dengan Plaxis 2D

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

GRAFIK HUBUNGAN ( angka pori dengan kadar air) Pada proses pengeringan

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI DENGAN METODE SIMPLIFIED BISHOP AKIBAT HUJAN PERIODE ULANG

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

ANALISIS DINAMIK BENDUNGAN SERMO DI JAWA TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

PERENCANAAN STRUKTUR TANGGUL KOLAM RETENSI KACANG PEDANG PANGKAL PINANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE OASYS GEO 18.1 DAN 18.2

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK

DAFTAR TABEL. Parameter sistem penelitian dan klasifikasi massa batuan (Bieniawski, 1989)... 13

Bab IV STABILITAS LERENG

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. TINJAUAN UMUM TAHAPAN PENELITIAN BERBASIS STUDI NUMERIK... 73

B A B II D A S A R T E O R I

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

Untuk tanah terkonsolidasi normal, hubungan untuk K o (Jaky, 1944) :

PENGEMBANGAN PETA BENCANA LONGSORAN PADA RENCANA WADUK MANIKIN DI NUSA TENGGARA TIMUR

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

DAFTAR ISI. i ii iii. ix xii xiv xvii xviii

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

BAB 3 METODOLOGI ANALISA

4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III PROSEDUR ANALISIS

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN METODE KESETIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM) DAN ELEMEN HINGGA (FINITE ELEMENT)

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

ANALISIS TEGANGAN STATIK PADA UNIT SQUARE END A-JACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 41 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Parameter Masukan Tabel 4.1. Data parameter tanah yang digunakan pada analisis ini adalah γ b, γ saturated, φ,dan c. Tabel 4.1 Hasil Tanah. Parameter Satuan Hasil w % 19,38 b kn/m 3 17,81 sat kn/m 3 19,15 G s - 2,66 o 37,47 c kn/m 2 0 h sat m 0,473 e - 0,744 Gravel % 13,42 Sand % 50,48 Silt % 9,46 Clay % 26,64 (Sumber : Widyo, 2015) 4.2. Analisis Stabilitas Lereng Metode Statik. 4.2.1. Lereng dengan sudut(α)30 o Analisis stabilitas lereng metode statik ini terdiri dari beban sendiri dan beban hujan, pada perhitunganya menggunakan program Geo-Studio dengan fitur Slope/W untuk memudahkan dalam menganalisa safety factor/faktor keamanan lereng. Geometri lereng di modelkan dengan sudut kemiringan α = 30 o, kemudian memasukan properti tanah yang commit meliputi:γ to saturated user (berat isi tanah jenuh), γ b (berat

digilib.uns.ac.id 42 volume basah), φ (sudut geser dalam), c(kohesi)dan terakhir dilakukan solve analyses.outputseperti yang ditunjukan pada gambar 4.1 dengan menggunakan tipe slip surface grid and radius. Ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m). Gambar 4.1. Analisis Geo-Slopepada lereng 30 0 setelah hujanmenggunakan slip surface option grid and radius. 4.2.2. Lereng dengan sudut(α) 45 o Analisis stabilitas lereng metode statik ini terdiri dari beban sendiri dan beban hujan, dalam perhitunganya menggunakan program Geo-Studio dengan fitur Slope/W untuk memudahkan dalam menganalisa safety factor/faktor keamanan lereng. Geometri lereng di modelkan dengan sudut kemiringan α = 45 o, kemudian memasukan properti tanah yang meliputi: commit to γuser saturated (berat isi tanah jenuh), γ b (berat

digilib.uns.ac.id 43 volume basah), φ (sudut geser dalam), c(kohesi)dan terakhir dilakukan solve analyses. Output seperti yang ditunjukan pada gambar 4.2 dengan menggunakan tipe slip surface grid and radius. Ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m). Gambar 4.2. Analisis Geo-Slopepada lereng 45 0 setelah hujan. 4.2.3. Lereng dengan sudut(α)60 o Analisis stabilitas lereng metode statik ini menggunakan program Geo-Studio dengan fitur Slope/W untuk memudahkan dalam menganalisa safety factor/faktor keamanan lereng. Geometri lereng di modelkan dengan sudut kemiringan α = 60 o, kemudian memasukan properti tanah yang meliputi: γ saturated (berat isi tanah jenuh), γ b (berat volume basah), φ (sudut geser dalam), c(kohesi)dan terakhir dilakukan solve analyses. Output seperti yang ditunjukan pada gambar 4.3 dengan menggunakan tipe slip surface grid and radius. Ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m).

digilib.uns.ac.id 44 Gambar 4.3. Analisis Geo-Slopepada lereng 60 0 setelah hujan. Analisis stabilitas lerengmetode statik dengan menggunakan programslope/wini didapatkan hasiluntuk lereng α 30 o sebesar 1,33, sedangkan α 45 o sebesar 0,78 dan α 60 o sebesar 0,47. Analisis stabilitas lereng metode statik dengan penambahan beban hujan ini didapatkan kondisi lereng kritis pada α 45 o dan α 60 o karena lereng tersebut termasuk dalam golongan lereng yang curam. Rekapitulasi nilaianalisis stabilitas lereng metode statik terhadap nilai safety factor (SF) yang disajikan padatabel 4.2 Tabel 4.2. Rekapitulasi nilai saefety factor lereng akibat pengaruh statik. Sudut Lereng Safety Factor 30 o 1,33 45 o 0,78 60 o 0,47

digilib.uns.ac.id 45 4.3. Analisis Stabilitas Lereng Metode Pseudo Statik Nilai percepatan gempa dasar didapatkan dari peta zona gempa Indonesia (SNI2012) yang dipakai sebagai acuan dalam merencanakan bangunan gedung dan non gedung. Analisis ini diambil data sekunder tanah yang digolongkan dengan kelas situs SC (pasir berlempung). Mencari nilai koefisien gempa dengan menggunakan metode pseudo statik ditunjukan pada gambar 4.4 peta zona gempa Indonesia 2012 dan gambar 4.5 menunjukan tipkal lereng di DAS Tirtomoyo. Gambar 4.4.Peta zona gempa Indonesia 2012. 60 10 20 10 21,23 5,77 15 42 Gambar 4.5.Tipikallereng di DAS Tirtomoyo (60 o ).

digilib.uns.ac.id 46 Gambar 4.4 peta zona gempa Indonesia untuk daerah Kabupaten Wonogiri didapatkan percepatan gempa permukaan terkoreksi (ad) sebesar 0,8 g 0,9 g dan diambil nilai sebesar 0,9 g, setelah itu dicari koefisien pseudo statik (k h ) dengan menggunakan Persamaan 2.12. k h = a d g k h = 0,9 9,81 k h = 0,092 Penelitian ini didapatkan nilai koefisien gempa dengan metode pseudo statiknilai sebesar k h = 0,092,setelah itu di input ke seismic loaddan seperti yang disajikan pada gambar 4.6. Gambar 4.6. Input coefficient Seimic Load. 4.3.1. Lereng dengan sudut (α)30 o Analisis stabilitas lereng metode pseudo statik dengan parameter masukanya properti tanah yang meliputi:γ saturated (berat isi tanah jenuh), γ b (berat volume basah), φ(sudut geser dalam), c (kohesi)dan terakhir memasukan koefisien pseudo statik horisontal pada keyln seismic load, setelah itu solve analysismaka didapatkan output seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.7 dengan menggunakan tipe slip surface grid and radius. Metode ini percepatan gempa vertikal diabaikan, karena pada umumnya percepatan gempa vertikal lebih kecil dari percepatan gempa horisontal, sehingga percepatan gempa vertikal tidak begitu menentukan dalam perhitungan gaya lateral yang bekerja pada lereng. Analisis ini ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20m).

digilib.uns.ac.id 47 Gambar 4.7. Analisis Geo-Slopepada lereng 30 o setelah hujan dan beban gempa. 4.3.2. Lereng dengan sudut (α)45 o Analisis stabilitas lereng metode pseudo statik dengan parameter masukanya properti tanah yang meliputi: γ saturated (berat isi tanah jenuh), γ b (berat volume basah), φ (sudut geser dalam), c (kohesi)dan terakhir memasukan koefisien pseudo statik horisontal pada keyln seismic load, setelah itu solve analysismaka didapatkan output seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.8 dengan menggunakan tipe slip surface grid and radius. Metode ini percepatan gempa vertikal diabaikan, karena pada umumnya percepatan gempa vertikal lebih kecil dari percepatan gempa horisontal, sehingga percepatan gempa vertikal tidak begitu menentukan dalam perhitungan gaya lateral yang bekerja pada lereng. Analisis ini ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m).

digilib.uns.ac.id 48 Gambar 4.8. Analisis Geo-Slopepada lereng 45 o setelah hujan dan beban gempa. 4.3.3. Lereng dengan sudut (α)60 o Analisis stabilitas lereng metode pseudo statik dengan parameter masukanya properti tanah yang meliputi: γ saturated (berat isi tanah jenuh), γ b (berat volume basah), φ (sudut geser dalam), c (kohesi) dan terakhir memasukan koefisien pseudo statik horisontal pada keyln seismic load, setelah itu solve analysismaka didapatkan output seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.9 dengan menggunakan tipe slip surface grid and radius. Metode ini percepatan gempa vertikal diabaikan, karena pada umumnya percepatan gempa vertikal lebih kecil dari percepatan gempa horisontal, sehingga percepatan gempa vertikal tidak begitu menentukan dalam perhitungan gaya lateral yang bekerja pada lereng. Analisis ini ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m).

digilib.uns.ac.id 49 Gambar 4.9. Analisis Geo-Slopepada lereng 60 o setelah hujan dan beban gempa. Analisis stabilitas lereng metode pseudo statik dengan menggunakan program Slope/W ini didapatkan hasil untuk lereng α 30 o sebesar 1,09, sedangkan α 45 o sebesar 0,64 dan α 60 o sebesar 0,38. Analisis stabilitas lereng metode pseudo statik dengan penambahan beban hujan ini didapatkan kondisi lereng kritis semua, karena ada penambahan beban gempa pada lereng tersebut sehingga meningkatkan faktor kelongsoran. Rekapitulasi nilai analisis stabilitas lereng metode pseudo statik terhadap nilai safety factor (SF) yang disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Rekapitulasi nilai saefety factor lereng akibatbeban gempa dengan menggunakan metode pseudo statik. Sudut Lereng Safety Factor 30 o 1,09 45 o 0,64 60 o 0,38

digilib.uns.ac.id 50 4.4. Analisis Stabilitas Lereng Metode Dinamik Nilai parameter masukan metode dinamik antara lain: modulus geser maksimum (G maks ), poisson ratio (v), dan damping ratio (ξ), dan didapat nilai: Mencari nilai massa tanah (ρ) dengan menggunakan Persamaan (2.14.) ρ = 1,952 kn/m 3 Mencari nilai modulus geser (G) dengan menggunakan Persamaan (2.15.) G = 1923.077 kn/m 2 Mencari nilai gelombang geser (V S ) dengan menggunakan Persamaan (2.16.) Vs = 31.388m/det Mencari nilai tegangan geser ( )dengan menggunakan Persamaan (2.17.) = 9,058 kn/m 2 Mencari nilai regangan geser (ᵞ) dengan menggunkan Persamaan (2.18.) ᵞ = 4,7161 x 10-3 Mencari nilai damping ratio (ξ) dengan menggunakan Persamaan (2.19.) ξ = 0,22 kn/m 2 Mencari nilai modulus geser maksimum (G maks ) dengan menggunakan Persamaan (2.20.) G maks = 1923,123 kn/m 2 4.4.1. Lereng dengan sudut (α)30 o Analisis stabilitas lereng metode dinamik parameter masukanya meliputi: modulus geser (G maks ), poisson ratio (v), dan damping ratio (ξ), setelah itu solve analysis.pada fitur Quake/wdibutuhkan earthquake record untuk menjalarkan gempa, karena didaerah wonogiri tidak ada earthquake record sehingga diambil data dari fitur Quake/W yang ditunjukan pada Gambar 4.10 dan diplacement seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.11dan selanjutnya sub analysis pada fitur Slope/Wdengan menggunakan tipe commit slip surface to user grid and radius yang ditunjukan

digilib.uns.ac.id 51 pada Gambar 4.12. Penelitian ini ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m). Gambar 4.10. earthquake record. Analisis stabilitas lereng metode dinamik dengan program Quake/W ini digunakan untuk mencari stabilitas lereng kibat beban gempa. ProgramSlope/Wtidak mengakomodasi akibat beban gempa maka dari itu penelitian ini memakai fitur Quake/W sebagai parent analyses dan Slope/W sebagai sun analyses. Dampak pengaru beban gempa disajikan pada Gambar 4.11.

digilib.uns.ac.id 52 Gambar 4.11. Displacementpada lereng 30 o setelah hujan dan beban gempa. Hasil safety factor pada analisis stabilitas lereng metode dinamik ini pada sudut α 30 o didapatkan nilai sebesar 1,27 seperti yang disajikan Gambar 4.12. Gambar 4.12. Analisis Geo-Slopepada lereng 30 o setelah hujan dan beban gempa. 4.4.2. Lereng dengan sudut (α)45 o Analisis stabilitas lereng metode dinamik parameter masukanya meliputi: modulus geser maksimum (G maks ), poisson ratio (v), dan damping ratio (ξ), setelah itu solve analysespada fitur Quake/wmaka didapatkan diplacement seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.13 dan selanjutnya sub analysis pada fitur Slope/Wdengan menggunakan tipe slip surface grid and radius yang ditunjukan pada Gambar 4.14. Penelitian ini ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli commit (20 m). to user

digilib.uns.ac.id 53 Gambar 4.13. Displacementpada lereng 45 o setelah hujan dan beban gempa. Hasil safety factor pada analisis stabilitas lereng metode dinamik ini pada sudut α 30 o didapatkan nilai sebesar 0,70 seperti yang disajikan Gambar 4.14. Gambar 4.14. Analisis Geo-Slopepada lereng 45 o setelah hujan dan beban gempa. 4.4.3. Lereng dengan sudut (α)60 o Analisis stabilitas lereng metode dinamik parameter masukanya meliputi: modulus geser (G maks ), poisson ratio commit (v), to dan user damping ratio (ξ), setelah itu solve

digilib.uns.ac.id 54 analysispada fitur Quake/wmaka didapatkan diplacement seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.15 dan selanjutnya sub analysis pada fitur Slope/Wdengan menggunakan tipe slip surface grid and radius yang ditunjukan pada Gambar 4.16. Penelitian ini ketebalan tanah jenuh akibat hujan 2 harian diasumsikan konstan (0,473 m) baik untuk kondisi permukaan tanah datar maupun miring sedangkan tanah asli (20 m). Gambar 4.15. Displacementpada lereng 60 o setelah hujan dan beban gempa. Hasil safety factor pada analisis stabilitas lereng metode dinamik ini pada sudut α 45 o didapatkan nilai sebesar 0,40 seperti yang disajikan Gambar 4.16.

digilib.uns.ac.id 55 Gambar 4.16. Analisis Geo-Slope pada lereng 60 o setelah hujan dan beban gempa. Analisis stabilitas lereng metode dinamik dengan menggunakan program Quake/W sebagai parent analysis dan Slope/W sebagai sub analysis ini didapatkan hasil untuk lereng α 30 o sebesar 1,27, sedangkan α 45 o sebesar 0,70 dan α 60 o sebesar 0,40. Analisis stabilitas lereng metode dinamik dengan penambahan beban hujan ini didapatkan kondisi lereng kritis semua, karena ada penambahan beban gempa pada lereng tersebut sehingga meningkatkan faktor kelongsoran. Rekapitulasi nilai analisis stabilitas lereng metode dinamik terhadap nilai safety factor (SF) yang disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Rekapitulasi nilai saefety factor lereng akibatbeban gempa dengan menggunakan metode dinamik. Sudut Lereng Safety Factor 30 o 1,27 45 o 0,70 60 o 0,40 Analisis stabilitas lereng dengan metode statik, pseudo statik dan dinamik dapat disimpulkan bahwa nilai faktor keamanan lereng pada metode pseudo statik berada paling kritis diantara metode statik maupun dinamik, karena metode ini arah gaya gempanya dianggap ke arah luar lereng yang meningkatan faktor kelongsoran. Rekapitulasi nilaisafety factor lereng akibat statik, pseudo statik dan dinamik disajikan pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Rekapitulasi nilai safety factor lereng akibat statik, pseudo statik dan dinamik. Sudut Lereng Beban sendiri + beban hujan Beban sendiri + beban hujan + beban gempa SF Statik SF Pseudostatik SF Dinamik 30 o 1,33 1,09 1,27 45 o 0,77 0,64 0,70 60 o 0,47 0,38 0,40

digilib.uns.ac.id 56 4.5. Pengaruh SF terhadap nilai parameter masukan 4.5.1. Pengaruh nilai kohesi (c) terhadap nilai SF Grafik pengaruh hubungan antara nilai kohesi (c) terhadap nilai safety factor (SF) untuk metode statik, pseudo statik dan dinamik ditunjukan pada Gambar 4.17. An gk a Ke am an an SF 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 DINAMIK STATIK PSEUDOSTATIK 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 kohesi(c) Gambar 4.17.Pengaruh perubahannilai c (kohesi) terhadap nilai SF. Pengaruh nilai kohesi (c) terhadap nilai SF sangat berpengaruh terhadap longsoran karena semakin tinggi nilai kohesi (c) pada material lereng akan menimbulkan longsoran dalam, sehingga nilai SF akan semakin aman. Ketiga analisis yaitu: metode statik, pseudo statik dan dinamik didapatkan nilai SF pada analisis pseudo statik berada di paling kritis karena arah gaya gempa dianggap ke arah luar lereng yang dapat meningkatkan gaya longsor. Arah gaya gempa sebenarnya bekerja bersifat transient (arah gaya bergantian ke luar dan masuk lereng sesuai riwayat percepatan gempa). Metode dinamik dipengaruhi oleh material tanah itu sendiri, semakin nilai kohesi (c) tinggi akan meningkatkan nilai safety factor/faktor keamanan, sehingga jenis tanah berperan penting pada stabilitas lereng terhadap beban gempa. Metode pseudo statik dipengaruhi oleh letak daerah pada peta zonasi gempa 2012 jadi metode pseudo statik tidak terpengaruh oleh jenis tanah. pengaruh nilai c (kohesi) terhadap nilai SFdisajikan pada Tabel 4.6.

digilib.uns.ac.id 57 Tabel 4.6. Perbandingan pengaruh nilai c (kohesi) terhadap nilai SF c (kn/m 2 ) Beban sendiri + beban hujan Beban sendiri + beban hujan + beban gempa SF Statik SF Pseudo statik SF Dinamik Keterangan 0 1,33 1,09 1,27 existing 10 2,19 1,67 1,83 simulasi 20 2,75 2,08 2,26 simulasi 30 3,23 2,44 2,62 simulasi 40 3,67 2,79 2,91 simulasi 4.5.2. Pengaruh nilai ϕ O (sudut geser dalam) terhadap nilai SF Grafik pengaruh hubungan antara nilai sudut geser dalam (ϕ O ) terhadap nilai safety factor (SF) untuk metode statik, pseudo statik dan dinamik ditunjukan pada Gambar 4.18. 2 DINAMIK STATIK PSEUDOSTATIK An gk a Ke am an an SF 1.5 1 0.5 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 sudut geser dalam(ϕ O ) Gambar 4.18. Pengaruh Perubahan nilaiϕ O (sudut geser dalam) terhadap nilai SF. Grafik pengaruh hubungan antara nilai ϕ O terhadap nilai safety factor (SF) untuk statik sangat berpengaruh terhadap longsoran karena semakin kecil nilai ϕ O pada material lereng akan menimbulkan longsoran dangkal, sehingga nilai SF akan semakin tidak aman. Pengaruhnya untuk pseudo statik sama seperti statik semakin kecil nilai ϕ O semakin rendah nilai SFbegitu juga dengan dinamik. Pengaruh nilai ϕ O pada ketiga analisis ini akan commit mempengaruhi to user longsoran lereng dimana nilai

digilib.uns.ac.id 58 ϕ O kecil akan menimmbulkan nilai SF yang semakin kritis karena kemampuan tanah untuk menahan tekanan semakin kecil, sehingga longsor menjadi tidak aman, seperti ditunjukan pada perbandingan pengaruh nilai ϕ O (sudut geser dalam) terhadap nilai SF pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Perbandingan pengaruh nilai ϕ O (sudut geser dalam) terhadap nilai SF ϕ O Beban sendiri + beban hujan Beban sendiri + beban hujan + beban gempa SF Statik SF Pseudo statik SF Dinamik Keterangan 10 0,31 0,23 0,29 existing 20 0,63 0,47 0,60 existing 30 1,00 0,75 0,96 existing 37,47 1,33 1,00 1,27 simulasi 40 1,46 1,09 1,39 existing 4.5.3. Pengaruh nilai modulus geser maksimum (G maks ) terhadap nilai SF Grafik pengaruh hubungan antara nilai sudut modulus geser maksimum (G maks ) terhadap nilai safety factor (SF) untuk metode statik, pseudo statik dan dinamik ditunjukan pada Gambar 4.19. 1.5 A n g ka K ea m an 1 0.5 DINAMIK STATIK PSEUDOSTATIK 0 0 1000 2000 3000 4000 5000 modulus geser maksimum (G maks ) Gambar 4.19. Pengaruh Perubahan nilai G maks (modulus geser maksimum) terhadap commit nilai to user SF.

digilib.uns.ac.id 59 Grafik pengaruh hubungan antara nilai G maks (modulus geser) terhadap nilai safety factor (SF) untuk statik dan pseudo statik tidak berpengaruh, karena analisis ini tidak membutuhkan parameter masukan untuk menjalarkan getaran akibat beban gempa, sehingga nilai SF tidak terpengaruh. Nilai modulus geser maksimum dipengaruhi oleh jenis tanah setempat, dan didapatkan pendekatan nilai modulus elasitas tanah (E), poisson ratio (v) dan berat jenis tanah ( selanjutnya ketiga parameter tersebut didapatkan nilai ρ(massa tanah) dan Vs (kecepatan gelombang geser). Sehingga jika nilai massa tanah semakin besar dan kecepatan gelombang gesernya semakin besar maka nilai G maks juga akan semakin besar. Sedangkan untuk dinamik nilai G maks mempengaruhi bentuk longsoran semakin tinggi nilai G maks stabilitas lereng akan semakin tidak aman, seperti ditunjukan pada perbandingan pengaruh nilai G maks (modulus geser maksimum) terhadap nilai SFdisajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Perbandingan pengaruh nilai G maks (modulus geser maksimum) terhadap nilai SF G maks (kn/m 2 ) Beban sendiri + beban hujan Beban sendiri + beban hujan + beban gempa SF Statik SF Pseudo statik SF Dinamik Keterangan 1923,123 1,33 1,00 1,27 existing 2000 1,33 1,00 1,26 simulasi 3000 1,33 1,00 1,25 simulasi 4000 1,33 1,00 1,24 simulasi 4.5.4. Pengaruh nilai ξ (damping ratio) terhadap nilai SF Grafik pengaruh hubungan antara nilai ξ(damping ratio) terhadap nilai safety factor (SF) untuk metode statik dan pseudo statik tidak berpengaruh karena analisis ini tidak membutuhkan parameter masukan untuk meredam energi getaran akibat beban gempa, sehingga nilai SF tidak terpengaruh. Nilai damping ratio dipengaruhi oleh parameter masukanya yaitu: modulus elasitas tanah (E), poisson ratio (v), berat jenis tanah ( dan kedalaman tinjauan tanah (z). Beberapa parameter tersebut didapatkan nilai modulus geser dan tegangan geser yang selanjutnya untuk mencari nilai commit regangan to gesernya. user Grafik pengaruh hubungan

digilib.uns.ac.id 60 antara nilai sudut modulus geser maksimum (G maks ) terhadap nilai safety factor (SF) untuk metode statik, pseudo statik dan dinamik ditunjukan pada Gambar 4.20. 1.5 An gk a Ke am an an SF 1 0.5 DINAMIK STATIK PSEUDOSTATIK 0 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 ξ (damping ratio) Gambar 4.20. Pengaruh Perubahan nilai ξ (damping ratio) terhadap nilai SF. Analisa stabilitas lereng metode dinamik nilai ξ (damping ratio) mempengaruhi bentuk longsoran semakin tinggi nilai ξ longsoran akan semakin dalam, sehingga lereng semakin aman, seperti ditunjukan pada Gambar 4.20 dan Perbandingan pengaruh nilai ξ (damping ratio) terhadap SFdisajikan pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Perbandingan pengaruh nilai ξ (damping ratio) terhadap SF ξ Beban sendiri + beban hujan Beban sendiri + beban hujan + beban gempa SF Statik SF Pseudo statik SF Dinamik Keterangan 0,1 1,33 1,00 1,21 simulasi 0,15 1,33 1,00 1,25 simulasi 0,2 1,33 1,00 1,26 simulasi 0,22 1,33 1,00 1,27 existing 0,3 1,33 1,00 1,27 simulasi

digilib.uns.ac.id 61