1-6 PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI POKOK PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DI SMP NEGERI 2 MEDAN Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Gunung Leuser Kutacane Email: ayshanasution22@yahoo.co.id Diterima 13 Februari 2017/Disetujui 15 Maret 2017 ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri menggunakan media powerpoint terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan metode inkuiri dengan menggunakan media powerpoint lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri menggunakan media charta dan metode ekspositori menggunakan media charta. Penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan membuat perlakuan memberi pembelajaran dengan metode pembelajaran inkuiri menggunakan media powerpoint, metode pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media charta dan metode pembelajaran ekspositori menggunakan media charta. Data analisis dengan Anacova dengan taraf signifikan 0,05. Dari analisis data dapat disimpulkan: 1). Ada pengaruh metode inkuiri menggunakan powerpoint berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan taraf signifikansi lebih kecil α (p = 0,000 < α ; Ho ditolak). Kata Kunci: inkuiri, powerpoint, charta, berpikir tingkat tinggi PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan esensi dari penyelenggaraan pendidikan di SMP. Tuntutan masyarakat terhadap efisiensi, produktivitas, efektifitas, mutu dan kegunaan hasil dalam penyelenggaraan proses pembelajaran di SMP merupakan hal yang menjadi keharusan. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ternyata dihadapkan pada masalah yang menghambat keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Masalah yang terjadi sangat merisaukan guru adalah rendahnya partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Siswa biasanya dalam setiap pembelajaran selalu pasif cenderung hanya duduk, diam dan sekedar mendengarkan tanpa memberikan respon yang relevan dengan pokok bahasan yang disampaikan guru, tidak pernah berani mengemukakan pendapatnya dan tidak pernah berani bertanya. Perhatian siswa dalam pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh menarik tidaknya suatu proses belajar mengajar tersebut baik dari segi pokok bahasan, media yang digunakan maupun strategi pembelajarannya. Karakter yang harus dikembangkan oleh guru antara lain religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Salah satu komponen kemampuan berpikir adalah berpikir tingkat tinggi, yang merupakan faktor penting dalam dunia pendidikan. Berpikir tingkat tinggi melibatkan beberapa kemampuan khusus seperti menganalisis dan mengevaluasi bukti, menghasilkan solusi yang rasional, mendeteksi kesalahan, menyatakan asumsi secara implisit dan memahami implikasi argumen. Dalam konteks pembelajaran, pengembangan kemampuan berpikir ditujukan untuk beberapa hal, diantaranya
2-6 adalah (1) mendapat latihan berpikir kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, misalnya luwes, reflektif, ingin tahu, mampu mengambil resiko, tidak putus asa, mau bekerjasama dan lain-lain, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berpikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan ide atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berpikir yang terburu-buru, kabur, dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat persaingan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik (Arsyad, 2009). Kondisi pasif siswa menjadi permasalahan bagi guru karena menyebabkan ketercapaian penguasaan pokok bahasan oleh siswa sangat rendah. Pembelajaran sebenarnya melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Kegiatan pembelajaran yang terpenting adalah terjadinya proses belajar (learning process) yang akhirnya akan diperoleh hasil belajar yang bagus sehingga terdapat kepuasaan bagi siswa dan guru. Dikatakan suatu hasil belajar memiliki beberapa ciri berikut: (1) Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instan, namun bertahap (sequensial); (2) belajar sifatnya disadari dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar timbul dalam dirinya motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan dalam belajar sampai pengetahuan ini dimiliki secara permanen (retensi) betulbetul disadari sepenuhnya. Untuk mendukung daya ingat siswa dengan baik dalam bidang pelajaran perlu adanya suatu metode atau cara yang digunakan oleh para pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran yang diajarkannya sebab retensi (daya ingat) merupakan salah satu alat untuk mengukur sejauh mana siswa mampu mengingat materi yang telah diajarkan oleh guru. Oleh karena itu retensi (daya ingat) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Untuk itu peneliti mencoba meningkatkan daya ingat siswa terhadap pelajaran dengan melakukan penelitian menggunakan metode inkuiri. Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri. Pertama, metode inkuiri menekankan pada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktifitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Ketiga, tujuan dari penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya (Hamalik, 1994). Selain dengan penggunaan metode pebelajaran guru juga dapat menggunakan media dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan mampu menggunakan media dalam setiap pokok bahasan yang akan disampaikan kepada siswa. Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat siswa dalam proses belajar mengajar dan diharapkan siswa akan lebih cepat dan mudah memahami dan mengerti terhadap pokok bahasan yang disampaikan oleh guru. Media dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menumbuhakan motivasi belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar. Sehingga terjadi interaksi dan negoisasi untuk penciptaan arti dan konstruksi makna dalam diri siswa dan guru, sehingga dapat dicapai pembelajaran bermakna. Media ini sangat cocok dikombinasikan dengan metode pembelajaran inkuiri yang berorientasi pada keterlibatan
3-6 siswa dan keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proes kegiatan belajar serta mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri (Hamalik, 2008). Dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penerapan metode inkuiri menggunakan media powerpoint terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri menggunakan media powerpoint terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan memberikan pengalaman belajar yang lebih bervariasi. Bagi guru biologi tentang bagaimana cara memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri untuk pengajaran IPA biologi di SMP. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Medan. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan yang terdiri atas 11 kelas. Sampel dalam penelitian ini siswa kelas VIII yang terdiri dari 3 kelas yang dipilih dengan teknik cluster random sampling yaitu VIII-2, VIII-5 dan VIII-8. Data penelitian yang diperoleh dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas berdasarkan uji Levene. Uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians (ANACOVA) satu jalur. Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh yang signifikan maka dilakukan analisis uji lanjut (uji tukey). HASIL DAN PEMBAHASAN Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan menerapkan metode inkuiri menggunakan powerpoint, metode pembelajaran inkuiri menggunakan media charta dan metode pembelajaran ekspositori menggunakan media charta. Kemampuan utama yang diamati dalam penerapan metode pembelajaran inkuiri pada materi pokok pertumbuhan dan perkemnbangan tumbuhan di kelas VIII SMP Negeri 2 Medan. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ditempuh dengan dua tahap yaitu pretes dan postes, setelah didapat nilai pretes dan postes dari kedua kelas penelitian dapat dilakukan uji normalitas Gain untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi pada materi pokok pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Hasil perhitungan uji normalitas dan homogenitas pretes, postes kelas eksperimen No. Data Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan 1 Pretes kemampuan berpikir metode 0.593 Normal inkuiri menggunakan media powerpoint 2 Pretes kemampuan berpikir metode 0.526 Normal inkuiri menggunakan media charta 3 Pretes kemampuan berpikir metode 0.662 Normal ekspositori menggunakan media charta 4 Postes kemampuan berpikir metode 0.605 Normal inkuiri menggunakan media powerpoint 5 Postes kemampuan berpikir metode 0.374 Normal inkuiri menggunakan media charta 6 Postes kemampuan berpikir metode inkuiri menggunakan media charta 0.369 Normal
4-6 Tabel 1 menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa memiliki taraf signifikan pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari pada α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berdistribusi normal atau memenuhi persyaratan uji normalitas. Hasil uji homogenitas pada Tabel 2 menunujukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa memiliki taraf signifikan pada uji Levene lebih besar daripada α = 0,05 sehingga dapat disimpukan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa memiliki varian yang homogen, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji parametrik ANACOVA. Tabel 2. Hasil perhitungan homogenitas data No Data Uji homogenitas Levene s Statistic Sig Keterangan 1 Pretes 0.246 0.783 Homogen 2 Postes 0.646 0.527 Homogen Setelah diperoleh nilai pretes dan postes pada kedua kelas dilakukan uji signifikansi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk menguji signifikasi peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada kelas eksperimen ditempuh dengan rata-rata N-gain pada ketiga kelas. Seperti yang tertera pada Tabel 3, dapat diinterpretasikan sebagai harga p-value = 0.000 dan taraf signifikasi 5 %. Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (p-value) < 0.05 maka hipotesis nihil (Ho) berada pada daerah penolakan karena signifikasi probabilitas (p-value) < α (0.05). Perhitungan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, H o ditolak sehingga Ha diterima pada kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelas yang dibelajarkan dengan metode inkuiri menggunakan media powerpoint, kelas yang dibelajarkan dengan metode inkuiri menggunakan media charta dan kelas yang dibelajarkan dengan metode ekspositori menggunakan media charta berbeda nyata sehingga penerapan metode inkuiri menggunakan media powerpoint terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada mata pelajaran IPA biologi. Tabel 3. Hasil uji anacova F hitung Sig Kriteria Keputusan Uji H o 26.158 0.000 P-value < 0.05 Ditolak, Berbeda Nyata Metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa (F hitung = 26.168; P = 0.000). Dilakukan uji lanjut dengan uji Tukey. Hasil uji Tukey menunjukkan bahwa hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri menggunakan media powerpoint (58.09 ± 7.60) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan metode inkuiri menggunakan media charta (55.18 ± 6.99) dan metode ekspositori menggunakan media charta (50.95 ± 6.40) dapat dilihat pada gambar 1. Hal ini berarti siswa yang memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dibelajarkan melalui metode inkuiri menggunakan media powerpoint lebih tinggi kemampuan berpikir tingkat tinggi dibelajarkan melalui metode inkuiri menggunakan media charta dan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dibelajarkan dengan metode ekspositori menggunakan media charta.
5-6 b a a Gambar 1. Pengaruh metode pembelajaran (media gambar) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan (F hitung = 26.168 dan P = 0,000) (uji tukey pada taraf 0,05). Perbedaan ini dapat dilihat dikarenakan adanya perlakuan metode pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa dalam mengingat materi pelajarangan dengan jangka panjang disebabkan dengan adanya guru sebagai fasilitator yaitu memberikan bimbingan/ pengarahan seperlunya kepada keaktifan siswa lebih ditekankan pada proses pembelajaran. Dengan adanya keaktifan dalam berdiskusi untuk memecahkan masalah melalui percobaan akan menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi pada siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap berpikir tingkat tinggi siswa. Aktivitas yang dilakukan siswa pada pembelajaran inkuiri diseluruh proses pembelajaran mulai dari menemukan masalah, melakukan percobaan yang sesuai untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi baik berdiskusi maupun mencari informasi melalui studi pustaka, hingga menyimpulkan seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Dalam pembelajaran ini, guru menciptakan metode yang tepat agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan mampu menerapkan teori yang telah didapat dalam kehidupan nyata. Selain penggunaan metode pembelajaran yang digunakan yaitu inkuri juga digunakan media powerpoint dan charta sebagai alat bantu mengajar karena pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) dimana ia melihat bahwa hubungan komunikasi akan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Penggunaan powerpoint dan media charta memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain itu siswa juga mempunyai pengalaman sendiri dari hasil yang dilihatnya sehingga penerimaan siswa terhadap pelajaran terkesan lebih mendalam dan mampu memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dimana pengalaman langsung akan memberikan kesan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman karena melibatkan indera peraba, pendengaran, penciuman, dan peraba (Krulik dan Rudnick, 1999). SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan hipotesis maka dapat ditarik simpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan penerapan metode inkuiri menggunakan media powerpoint terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Medan pada materi Pokok Pertumbuhan dan Perkembangan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji Anacova dengan diperoleh (F hitung = 26.168; P < 0.05).
6-6 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. (2009). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan, (Cetakan ke-7). Bandung: Citra Aditya Bakti.. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Krulik, S. and Rudnick, J. A. (1999). Innovative Tasks to Improve Critical and Creative Thinking Skills. Reston: The National Council of teachers of Mathenatics, Inc.2 (1)138-145. Mulyasa. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Rosda.