Lampiran 1.f. No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON TAHUN 2014 TOTAL PENGELUARAN UNTUK USAHA PER 100 TANAMAN SENGON SIAP TEBANG PER TAHUN SEBESAR Rp384 RIBU A. SENGON Total pengeluaran untuk 100 tanaman sengon siap tebang sebesar Rp384 ribu. Ongkos produksi usaha tanaman sengon yang paling besar adalah biaya untuk pupuk sebesar Rp165 ribu atau 42,95 persen dari total pengeluaran. 1. PENDAHULUAN Salah satu target dalam Nawa Cita ke-5 adalah meningkatkan kualitas hidup manusia melalui Reformasi Agraria 9 juta hektar untuk rakyat tani/buruh tani. Data ST2013 dari hasil pencacahan lengkap, SPP, dan subsektor dapat dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan dalam upaya mencapai target Nawa Cita tersebut. Untuk itu data ST2013 yang dihasilkan harus berkualitas, up to date, cepat, dan akurat. Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan (SBK 2014) merupakan rangkaian dari kegiatan Sensus Pertanian 2013 (ST2013) yang dirancang untuk menyediakan informasi mengenai biaya produksi dan struktur ongkos usaha tani di subsektor kehutanan, yang antara lain mencakup informasi biaya penggunaan pupuk, pestisida, pekerja, jasa pertanian, dan biaya atau pengeluaran lain yang dibutuhkan dalam usaha tanaman kehutanan. Kegiatan SBK 2014 dilaksanakan di seluruh provinsi kecuali Provinsi DKI Jakarta pada bulan Mei-Juli 2014. Berita Resmi Statistik (BRS) ini menyajikan hasil SBK 2014, khususnya informasi mengenai struktur ongkos usaha budidaya tanaman sengon. Berita Resmi Statistik No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 1
2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN SENGON Gambar 1. Persentase Ongkos Produksi Terhadap Nilai Produksi per 100 Pohon Usaha Budidaya Tanaman Sengon, 2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sengon Produksi Ongkos Produksi Gambar 1 memperlihatkan bahwa persentase ongkos produksi terhadap nilai produksi tanaman sengon sebesar 12,08 persen. Total pengeluaran per 100 pohon untuk tanaman sengon sebesar Rp384 ribu. Pengeluaran terbesar untuk usaha tanaman kehutanan adalah untuk pupuk sebesar 42,95 persen. Tabel 1. Nilai Produksi dan Ongkos Produksi per 100 Pohon Usaha Budidaya Tanaman Sengon, 2014 Sengon Uraian Nilai (000 Rp) % (1) (2) (3) A. Produksi 3 186,69 B.Ongkos Produksi 384,94 100,00 1. Pupuk 165,33 42,95 2. Pestisida 15,33 3,98 3. Upah Pekerja 143,89 37,38 a. Pemeliharaan/penyiangan 125,61 32,63 b. Pemupukan 3,79 0,99 c. Pengendalian OPT 4,43 1,15 d. Pemanenan/penebangan 10,06 2,61 4. Jasa Pertanian 3,60 0,93 5. Penyusutan Barang Modal 1,13 0,29 6. Sewa Alat Tanpa Operator 2,73 0,71 7. Sewa Lahan dan Bunga Modal 0,00 0,00 8. Pengeluaran Lainnya 52,93 13,76 2 Berita Resmi Statistik No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014
Gambar 2. Persentase Ongkos Produksi per 100 Pohon Terhadap Total Pengeluaran Usaha Budidaya Tanaman Sengon, 2014 0.00% 0.71% 0.29% 0.93% 13.76% 42.95% Pupuk Pestisida Upah Pekerja Jasa Pertanian Penyusutan Barang Modal Sewa Alat Tanpa Operator Sewa Lahan dan Bunga Modal Pengeluaran Lainnya 37.38% 3.98% Total pengeluaran/ ongkos produksi per 100 pohon untuk sengon sebesar Rp384 ribu. Pengeluaran terbesar untuk usaha tanaman sengon adalah untuk pupuk sebesar 42,95 persen. Upah pekerja dalam usaha tanaman kehutanan, terdiri dari pemeliharaan, pemupukan, pengendalian OPT, pemanenan/ penebangan. Untuk usaha tanaman sengon, upah pekerja sebesar 37,38 persen, dan 32,63 persen merupakan upah untuk pemeliharaan/penyiangan. Pengeluaran/ ongkos produksi terkecil untuk tanaman sengon berasal dari sewa alat tanpa operator dan penyusutan barang modal, masing masing sebesar 0,71 persen dan 0,29 persen. 4. METODOLOGI, KONSEP, DAN DEFINISI A. METODOLOGI Survei usaha rumah tangga tanaman kehutanan menggunakan 2 jenis kerangka sampel yaitu kerangka sampel pemilihan blok sensus dan pemilihan rumah tangga. Untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus biasa dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 yang distratifikasi menurut jenis tanaman kehutanan utama yang siap tebang dan diurutkan menurut strata. Blok sensus yang memenuhi syarat (eligible) adalah blok sensus yang memiliki jumlah eligible rumah tangga sebanyak 10 atau lebih. Sedangkan, kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga usaha perikanan hasil pemutakhiran rumah tangga di setiap blok sensus terpilih yang diurutkan menurut jenis tanaman kehutanan utama yang siap tebang. Metode sampling yang digunakan adalah metode sampling dua tahap. Pada tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size dengan size jumlah rumah tangga usaha tanaman kehutanan hasil ST2013-L. Tahap kedua, dari kerangka sampel rumah tangga dipilih sejumlah rumah tangga secara sistematik. Berita Resmi Statistik No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 3
Jumlah sampel untuk komoditas tanaman Jati sebanyak 28.917 rumah tangga, jumlah sampel untuk komoditas tanaman Mahoni sebanyak 9.880 rumah tangga, dan jumlah sampel untuk komoditas tanaman Sengon sebanyak 26.203 rumah tangga. B. KONSEP DAN DEFINISI Rumah Tangga Usaha Budidaya Tanaman Kehutanan adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha kehutanan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Produksi/ pertambahan nilai tanaman kehutanan adalah selisih nilai dari tanaman kehutanan pada saat pencacahan dengan nilai tanaman setahun yang lalu untuk tanaman yang sudah dipanen/ditebang dan atau tanaman siap panen/tebang. Pengeluaran/ ongkos produksi untuk tanaman kehutanan adalah seluruh ongkos dan biaya yang dikeluarkan selama setahun yang lalu untuk tanaman yang sudah dipanen/ditebang dan atau tanaman siap panen/tebang. Pengeluaran tersebut sudah termasuk perkiraan sewa lahan milik sendiri/bebas sewa, perkiraan sewa alat/sarana usaha milik sendiri/bebas sewa, perkiraan upah pekerja tidak dibayar/keluarga, dan perkiraan bunga kredit modal sendiri/bebas bunga. Nilai produksi dan ongkos produksi per 100 pohon usaha budidaya tanaman kehutanan adalah ratarata nilai produksi dan ongkos produksi untuk usaha budidaya tanaman kehutanan yang siap tebang dan atau ditebang selama setahun yang lalu per 100 pohon. Tanaman kehutanan siap panen/tebang adalah tanaman kehutanan yang sudah cukup umur dan secara ekonomis sudah dapat dipanen/ditebang atau digunakan kayunya. 4 Berita Resmi Statistik No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014
BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Herum Fajarwati, MM Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425 Email:bps1900@bps.go.id Berita Resmi Statistik No. 83/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 5