2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herlin Marliyana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Untuk kepentingan komunikasi dengan dunia internasional dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Winda Widyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desi Siti Nuraeni,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1968:2) mengungkapkan keempat keterampilan berbahasa, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Begitu pula ketika

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ninna Anggi Ristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

PENGGUNAAN CAN-DO LEVEL A2 DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JEPANG DENGAN METODE PAIRS CHECK

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, sampai tahap pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

98. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

97. Mata Pelajaran Bahasa Jepang untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB 5. Simpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 EFEKTIVITAS PERMAINAN KETOK PALU UNTUK MEMOTIVASI SISWA D ALAM MENGUASAI HURUF HIRAGANA D AN KATAKANA

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menguasai suatu bahasa, kita harus memiliki empat aspek

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Bab 1. Pendahuluan. dipelajari. Hal ini menyebabkan makin banyaknya minat pelajar tingkat mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembentukan dan pengembangan generasi bangsa, masyarakat, keterampilan yang cukup memadai dalam pengelolaannya secara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa asing untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 1 PENDAHULUAN. menyaksikan kejadian di suatu negara pada waktu bersamaan dengan bantuan

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU KARUTA DALAM PEMBELAJARAN KANJI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu melalui media lisan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang mempunyai peranan

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2016 PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ASOSIASI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA DASAR PADA SISWA SMA KELAS X

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan mata pelajaran

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang paling banyak dipelajari di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir oleh The Japan Foundation pada tahun 2012, jumlah pembelajar bahasa Jepang di Indonesia mencapai 872.406 orang. Angka yang cukup fantastis mengingat bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik tersebut dapat diamati pada huruf-huruf yang digunakannya. Diantaranya, hiragana, katakana, dan kanji. Selain itu, kosakata, sistem pengucapan, gramatika, serta ragam bahasanya juga memiliki karakteristik tersendiri yang menjadikan bahasa Jepang itu berbeda dari bahasa-bahasa lain yang ada di dunia (Sudjianto, 2012, hlm. 2). Dalam bahasa Jepang, terdapat aspek keterampilan menulis yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu menulis huruf (kana dan kanji), menulis kalimat, dan menulis karangan. Menulis huruf biasanya dituangkan dalam mata kuliah hyouki. Sedangkan menulis kalimat biasanya diberikan dalam mata kuliah tata bahasa bahasa Jepang (bunpou). Adapun menulis karangan atau cerita, umumnya disajikan dalam mata kuliah sakubun (Sutedi, 2008, hlm. 1). Mata kuliah menulis karangan (sakubun) di departemen pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI, sudah diterapkan mulai dari semester tiga. Pada semester ini mahasiswa dianggap sudah memiliki bekal kosakata maupun pengetahuan tentang tata bahasa bahasa Jepang yang baik. Mata kuliah sakubun adalah salah satu mata kuliah yang masih dianggap sulit oleh pembelajar bahasa Jepang. Berdasarkan penelitian pendahuluan (youbi chousa) dengan menyebarkan angket kepada mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III, diketahui bahwa mahasiswa masih menemukan banyak kesulitan saat menulis karangan dalam bahasa Jepang.

2 Diantaranya yaitu, kesulitan dalam menulis kanji, memilih kosakata, dan menggunakan tata bahasa. Banyak pula mahasiswa yang menjawab, meskipun mampu menulis karangan, tetapi sulit dalam menuangkan pendapat. Tidak sedikit metode-metode pembelajaran inovatif digunakan untuk mengatasi permasalahan sakubun ini. Seperti dengan menggunakan media serta dengan menceritakan hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dari aktivitas yang dilakukan. Namun kesulitan tersebut masih ditemukan. Metode pembelajaran yang saat ini banyak digunakan oleh pengajar adalah metode pembelajaran yang berasakan pada kerja sama antar siswa (kerja kelompok). Metode tersebut biasa disebut dengan metode pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning). Salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif tersebut adalah Think Talk Write, yang selanjutnya disingkat, TTW. Metode pembelajaran kooperatif tipe TTW, pada dasarnya merupakan sebuah metode pembelajaran yang dibangun melalui proses berpikir, berbicara, dan menulis yang tidak lepas dari kerjasama tim atau kelompok. Huda (2013, hlm. 218) menyebutkan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Dikatakan bahwa strategi ini mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Penelitian kebahasaan dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif TTW ini sebelumnya sudah diteliti oleh beberapa orang dari jurusan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut. Seni Aprilia R. (2008) yang meneliti tentang pemahaman membaca dalam bahasa Jerman dengan judul penelitian, Efektivitas Strategi Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman (Studi Eksperimen Kuasi Kepada Siswa Kelas IX IPA SMA PGRI 2 Bandung). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disebutkan bahwa strategi

3 TTW ini efektif dalam meningatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Hal ini dapat diketahui berdasarkan meningkatnya kemampuan dan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan konteks yang telah disediakan. Herlin Marliyana (2014) dari departemen pendidikan bahasa Jepang meneliti metode TTW dalam bidang yang sama. Dengan judul penelitian, Efektivitas Metode Think Talk Write Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa (Studi Eksperimen Kuasi Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang). Berdasarkan hasil penelitian disebutkan bahwa metode TTW ini efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dalam bahasa Jepang (dokkai). Hal ini dapat dilihat dari nilai hasil pretest dan posttest. Zulkarnaini (2011) meneliti mengenai kemampuan menulis karangan dengan judul penelitian, Metode Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Dan Berpikir Kritis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi dan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model kooperatif tipe TTW lebih meningkat secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran biasa. Fetti Astrini R. (2014) meneliti mengenai menulis teks eksposisi. Judul penelitian, Keefektivan Model Think Talk Write (TTW) Dalam Pembelajaran Menulis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi dengan desain penelitian Pretest Posttest Control Group Design. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi yang menggunakan model TTW dan kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi menggunakan pembelajaran terlangsung. Dewi Pertiwi M. (2014) meneliti mengenai menulis dengan judul penelitian, Keefektifan Metode Think Talk Write Dalam Pembelajaran Mengonversi Teks Anekdot Ke Cerpen (Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa

4 Kelas X-MA Al-Ihsan Baleendah Bandung Tahun Ajaran 2014/2015). Data yang diperoleh berupa hasil pretest dan posttest siswa dalam mengonversi teks anekdot ke cerpen, hasil penilaian guru dan siswa, hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan angket. Dapat diketahui bahwa metode TTW ini efektif digunakan dalam pembelajaran mengonversi teks anekdot ke cerpen. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan serta merujuk pada hasil-hasil penelitian-penelitian pendahulu, peneliti ingin mencoba menggunakan metode TTW dalam pembelajaran sakubun di departemen pendidikan bahasa Jepang. Metode kooperatif ini dapat memberikan kemudahan terhadap kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang. Dengan metode ini, mahasiswa dapat bertukar ide dan pendapat antar pembelajar dalam kelompok kecil sekitar 4-5 orang sebelum menulis karangan. Peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul, METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN (Penelitian Eksperimen Kuasi Kepada Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Jepang Tingkat III). Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuasi dengan desain penelitian One-Group Pretest And Posttest Design. Sampel penelitian adalah mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III tahun ajaran 2015-2016 sebanyak 20 orang. Pengumpulan data penelitian akan menggunakan tes dan angket. Tes dilakukan sebanyak dua kali. Tes pertama dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW. Dan tes kedua dilakukan untuk melihat kemampuan mahasiswa setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW. Sedangkan angket digunakan untuk mengetahui kesan mahasiswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

5 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Masalah dalam penelitian ini terdiri dari empat pertanyaan, yaitu sebagai berikut: 1) Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III dalam pembelajaran sakubun sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW? 2) Bagaimana kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III dalam pembelajaran sakubun setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW? 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun? 4) Bagaimanakah kesan mahasiswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada hakekatnya adalah untuk mencari jawaban atas semua masalah penelitian yang telah dirumuskan (Suhartono, 1989, hlm. 129). Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis, yaitu sebagai berikut. 1) Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III sebelum diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun. 2) Untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan mengarang mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun.

6 3) Untuk memperoleh informasi mengenai perbedaan signifikan antara kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun. 4) Untuk mengetahui kesan mahasiswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun. 1.3.1 Hipotesis Penelitian Adapun dalam penelitian ini, penulis memberikan hipotesis sebagai berikut. (H 0 ): Tidak terdapat perbedaan yang siginifikan pada kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun. (Hk): Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan mengarang mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pelajaran pembelajaran sakubun. 1.3.2 Kriteria Pengujian Jika nilai t-hitung diketahui lebih besar dari t-tabel, maka Hk diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Dan jika nilai t-hitung diketahui lebih kecil dari t-tabel, maka Hk ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. (Sutedi, 2011, hlm. 232)

7 1.4 Manfaat Penelitian Sutedi (2009, hlm. 15) menyebutkan bahwa manfaat penelitian adalah sebagai pemecah permasalahan yang muncul dan mencari solusinya. Dalam literatur yang sama disebutkan pula bahwa manfaat penelitian bahasa Jepang diharapkan tidak hanya dirasakan oleh peneliti tapi juga harus dirasakan oleh orang lain. Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari empat bagian, yaitu manfaat dari segi teori atau teoritis, manfaat dari segi kebijakan, manfaat dari segi praktik, dan manfaat dari segi isu serta aksi sosial. 1) Manfaat teoretis. Manfaat teoretis dari penelitian ini tidak lain diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe TTW dalam pembelajaran sakubun di departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III khususnya, FPBS dan dan UPI pada umumnya. 2) Manfaat dari segi kebijakan. Diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk permasalahan dalam pembelajaran mengarang di departemen pendidikan bahasa Jepang khususnya dan FPBS pada umumnya. Penelitian yang membahas mengenai menulis masih belum banyak diambil sebagai bahan penelitian. Mengingat aspek menulis merupakan salah satu aspek yang tidak mudah, terutama menulis dalam bahasa asing. 3) Manfaat praktis. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: (1) Bagi mahasiswa departemen pendidikan bahasa Jepang tingkat III, diharapkan dapat mejadi jalan pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran sakubun; (2) Bagi penulis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih dalam memberikan solusi bagi permasalahan yang ada dalam pembelajaran sakubun di departemen pendidikan bahasa Jepang, FPBS, UPI. 4) Manfaat dari segi isu dan aksi sosial. Manfaat penelitian dari segi isu dan aksi sosial diharapkan dapat menjadi penggerak mahasiswa untuk

8 semakin memperbaiki kemampuan menulisnya sesuai dengan bahasa yang sedang dipelajarinya dan peka terhadap permasalahan yang dihadapi dan berusaha mencari solusinya. 1.5 Struktur Organisasi Dalam penelitian ini terdiri dari lima bab pembahasan. Bab satu membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang diangkat, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. Selanjutnya bab dua, menjelaskan mengenai landasan-landasan teoretis yang berkaitan dengan tema dan judul yang diangkat. Bab tiga membahas mengenai metode, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian. Bab empat berisi mengenai pengolahan data penelitian dan pembahasan hasil temuan. Terakhir bab lima, berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi.