BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya. Untuk menciptakan tujuan pembangunan kesehatan ini, diciptakanlah Visi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan visi ini adalah dengan menurunkan angka kematian akibat penyakit menular. 1 Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu jenis penyakit menular yang antara lain adalah sifilis, gonore, herpes simpleks, ulkus genitalis dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang masih menjadi perhatian utama yang dikenal sebagai sindroma berkurangnya daya kekebalan dengan munculnya kasus tahun 1981 yang dikenal di Amerika. AIDS merupakan IMS yang menular dan sangat ditakuti. Penyebab penyakit ini adalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. 2,3 Menurut Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS), saat ini di dunia telah terjadi peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS (odha) dari 36,6 juta orang pada tahun 2002 menjadi 39,4 juta orang pada tahun 2004. Berdasarkan data UNAIDS (2004) juga dilaporkan bahwa di wilayah Sub-Sahara Afrika, orang yang meninggal
akibat AIDS ada sebanyak 2,3 juta orang, di Amerika Utara dan Eropa Barat masingmasing sebanyak 16.000 orang pada tahun yang sama. 4,5 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 dilaporkan bahwa di beberapa wilayah di Asia Tenggara masih memiliki kasus HIV/AIDS yang cukup tinggi diantaranya Myanmar, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Pada tahun 2005 di Myanmar, dilaporkan bahwa jumlah kematian akibat HIV/AIDS dari seluruh jumlah penduduk atau Cause Spesific Death Rate (CSDR) sebesar 73/100.000 penduduk, demikian juga halnya di Thailand dengan CSDR sebesar 33/100.000 penduduk, Malaysia dengan CSDR sebesar 16/100.000 penduduk, dan Indonesia dengan CSDR sebesar 2/100.000 penduduk. 6 Sejak pertama kali kasus HIV dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987, jumlah kasus HIV/AIDS meningkat dengan cepat. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP & PL) Departemen Kesehatan RI tahun 2005, dilaporkan bahwa dari tahun 1987 jumlah kasus HIV/AIDS yang berjumlah 9 kasus meningkat menjadi 1778 kasus di tahun 2000, kemudian berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI (2004) secara kumulatif terdapat 6.050 kasus HIV/AIDS dimana 3.368 kasus HIV+ dan 2.682 kasus AIDS. 7,8 Berdasarkan Profil Kesehatan Nasional (2005), jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan meningkat menjadi 9.565 kasus dimana 4.244 kasus HIV+ dan 5.321 kasus AIDS, dan dari kasus AIDS ini sebanyak 1.332 kasus meninggal dunia atau Case Fatality Rate (CFR) 25,03%, kemudian menurut data dari Departemen Kesehatan RI (2007), kasus AIDS nasional hingga September 2007 telah dinyatakan
mencapai 10.384 orang dari 227.332.350 jiwa jumlah penduduk Indonesia atau prevalensi sebesar 4,57/100.000 dengan cara penularan kasus terbanyak melalui Injection Drug User (IDU) 49,5%, heteroseksual 46,5% dan homoseksual 4%. 9,10 Berdasarkan Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2006), jumlah kasus HIV di Sumatera Utara dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan, dari 18 kasus HIV tahun 2002 menjadi 418 kasus di tahun 2006. Demikian juga dengan kasus AIDS, dari 13 kasus di tahun 2002 menjadi 305 kasus di tahun 2006. Menurut data dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara (2008), jumlah kumulatif HIV/AIDS sampai dengan Maret 2008 meningkat menjadi 1.232 kasus (732 kasus HIV+ dan 500 kasus AIDS) dengan penderita terbanyak berada di wilayah kota Medan yaitu sebanyak 925 kasus (599 kasus HIV+ dan 326 kasus AIDS). 11,12 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurviana di Klinik VCT Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan tahun 2005 sampai dengan Oktober 2007, dilaporkan bahwa jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 152 kasus (127 kasus HIV+ dan 25 kasus AIDS). 13 Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di Pusat Pelayanan Khusus Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan, jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 2006 2007 sebanyak 522 kasus (429 kasus HIV+ dan 93 kasus AIDS), dimana pada tahun 2006 kasus HIV/AIDS sebanyak 202 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 320 kasus HIV/AIDS. Mengacu kepada latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus klinik VCT RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2006-2007. 1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita HIV/AIDS di Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui karakteristik penderita HIV/AIDS di Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui distribusi penderita HIV/AIDS dari jumlah kunjungan ke Klinik VCT RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2007 b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita HIV/AIDS berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan daerah tempat tinggal) c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita HIV/AIDS berdasarkan faktor risiko penularan d. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi umur penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin e. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi status perkawinan penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin f. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi umur penderita HIV/AIDS berdasarkan faktor risiko penularan g. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi jenis kelamin penderita
h. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi tingkat pendidikan penderita i. Untuk mengetahui perbedaan distribusi proporsi status perkawinan penderita 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit dalam meningkatkan pelayanan kesehatan berupa konseling kepada pasien HIV/AIDS dengan memberikan informasi yang tepat guna 1.4.2. Sebagai informasi bagi peneliti lain yang berguna dalam pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya mengenai HIV/AIDS