1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana untuk bertukar pendapat, ide, maupun gagasan. Alat yang digunakan dalam komunikasi yaitu bahasa. Bahasa menjadi hal pokok yang digunakan untuk berkomunikasi dalam bertukar pendapat. Bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran serta apa yang terlintas di hati. Bahasa sangat erat hubungannya dengan masyarakat pemakai bahasa. Pemakai bahasa menggunakan bahasa dalam komunikasi sehari-hari demi terciptanya tujuan yang diinginkan. Bahasa yang digunakan manusia untuk berkomunikasi pada dasarnya adalah bahasa yang umum. Bahasa yang umum merupakan bahasa yang dimengerti oleh semua pihak baik penutur dan mitra tutur. Bahasa sifatnya adalah sebagai alat komunikasi verbal, yang dimaksudkan bahwa bahasa hanya menjadi hak milik manusia. Yang membedakan manusia dan binatang yaitu terletak pada bahasa,dimana manusia mempunyai bahasa sedangkan binatang tidak mempunyai bahasa. Bahasa yang dimiliki oleh binatang yaitu bahasa yang terbatas, bahasa yang hanya dimengerti oleh binatang itu sendiri. Pemakai bahasa yaitu manusia harus benar-benar paham dengan makna yang disampaikan sebagai topik pembicaraan. Kehadiran makna sangat mempengaruhi sebuah komunikasi berjalan baik atau tidaknya. Pemahaman makna juga mempengaruhi keharmonisan dalm sebuah komunikasi. Bahasa merupakan sebuah komponen ujaran yang di dalamnya mempunyai sebuah makna. Makna yang tersirat tersebut tidak dapat dicerna secara cepat jika 1
2 lawan tutur tidak mengetahui asal-usul maknanya. Makna dalam bahasa dapat menjadi beberapa argumen jika tergantung kepada penafsiran lawan tuturnya. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh komponen yang saling berkesinambungan. Setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Selain itu, bahasa juga merupakan suatu bunyi yang arbitrer. Artinya hubungan antara lambang dan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, dapat berubah-ubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa benda tersebut mempunyai makna tertentu. Dengan demikian pemakai bahasa tidak dapat menjelaskan benda, binatang, orang yang sering diberi nama, misalkan sepatu, kaos kaki, sapi, Endang dan sebagainya. Agar dapat menjelaskannya dapat memberikan sebuah nama pada objek tertentu melalui kesepakatan para pemakai bahasa. Nama pada dasarnya adalah kata-kata yang menjadi label setiap makhluk hidup, benda, aktivitas, dan peristiwa yang terjadi di kehidupan ini. Nama yang diberikan untuk mempermudah manusia dalam mengingat atau menyebutkan sesuatu objek. Ada nama yang diketahui oleh khalayak umum dan ada juga nama yang diketahui oleh sebagian orang. Pemberian nama adalah soal konvensi atau perjanjian belaka di dalam sesama anggota suatu masyarakat bahasa (Aristoteles dalam Chaer, 2013: 44). Nama tidak terjadi begitu saja, penamaan juga mempunyai latar belakang sebuah nama diberikan. Dewasa ini sering sekali terjadi perubahan nama pangilan. Nama panggilan pada dasarnya tetap saja nama yang digunakan untuk memanggil sesuatu yang diacunya. Nama panggilan dapat terjadi dengan latar belakang nama orang tersebut atau sesuatu yang ada pada diri orang tersebut. Dalam kehidupan ini nama panggilan sangat diperlukan untuk memudahkan mengingat orang atau sebagai tanda pengenal
3 orang. Ciri khas namapanggilan sudah menjadi fenomena yang banyak terjadi di lingkugan sekitar. Ciri khas dapat berupa nama pangggilan yang unik dan menarik untuk membedakan orang yang satu dengan yang lainnya. Nama panggilan banyak terjadi di lingkungan sekolah, nama panggilan tersebut untuk membedakan siswa yang satu dengan yang lainnya. Untuk membedakannya sering sekali sesame teman memanggil temannya dengan mennggunkan nama panggilan yang unik dan menarik. Nama panggilan tersebut sering sekali terjadi secara spontan dengan melihat sesuatu yang unik dan menarik pada diri si penyandang nama tersebut. Padahal setiap siswa sudah mempunyai namayang diberikan oleh orang tuanya, tentu saja nama yang diberikan itu mengndung arti dan doa tersendiri. Nama asli yang diberikan sering sekali tidak dipermasalahkan dalam menciptakan nama panggilan yang baru. Perkembangan bahasa dengan menggunakan nama panggilan unik dan menarik ini membuat siswa lebih mudah mengenali siswa lain dan lebih menciptakan suasana yang akrab. Yang menjadi fokus kajian dalam penelitian ini yaitu nama panggilan unik dan menarik. Unik berarti tersendiri dalam bentuk atau jenisnya; lain dengan yang lain; tidak ada persamaan dengan yang lain (Depdiknas, 2007: 1530). Menarik berarti memiliki daya tarik untuk memikat orang lain; memiliki ciri khas tersendiri (Depdiknas, 2007: 1498). Penamaan merupakan unsur dari semantik, dimana pada Pendidikan Bahasa Indonesia mata kuliah semantik diberikan pada semester tiga. Untuk menerapkan semantik ke dunia luar peneliti melakukan penelitian terhadap proses sebuah penamaan yang terjadi di sekolah. Peneliti pertama kali menemukan fenomena nama panggilan unik saat keponakan peneliti yang bernama Chyndi sedang belajar
4 kelompok dengan temannya, kemudian keempat temannya memanggil Chyndi dengan nama panggilan Barbie. Peneliti kemudian bertanya kepada keempat temannya tersebut, dan jawaban mereka memanggil Chyndi dengan nama panggilan Barbie karena Chyndi mirip dengan kartun yang sering ditayangkan di TV yaitu Barbie. Kemudian karena Chyndi juga mempunyai banyak koleksi boneka Barbie. Nama Barbie termasuk jenis penamaan berdasarkan penyebutan keserupaan. Barbie mengandung makna denotatif yaitu boneka yang berwajah cantik. Selain bermakna denotatife, Barbie juga mengandung makan konotatif yaitu boneka yang berwajah mini. Barbie juga mengandung makna referensial merujuk langsung kepada siswa yang bernama Cyndi dan mengandung makna kias yaitu penyandang nama panggilan Barbie cantik seperti boneka. Selain Chyndi peneliti juga mempunyai keponakan yang bernama Heri. Fenomena lain yaitu pada saat peneliti menjemput kemenakannya pulang sekolah di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang yang bernama Heri. Pada saat peneliti sedang menunggu Heri, peneliti bertemu dengan sekelompok siswa kelas 3 yang pada saat itu pulang lebih awal. Segerombolan anak kelas 3 memanggil salah satu temannya dengan nama panggilan Lincah. Peneliti kemudian bertanya mengenai nama panggilan Lincah tersebut. Nama asli penyandang nama panggilan Lincah adalah Fatih. Fatih dipanggil dengan nama panggilan Lincah karena Fatih lincah atau pandai dalah mata pelajaran dan lincah dalam mengaji. Nama Lincah termasuk jenis penamaan berdasarkan penyebutan sifat khas berdasarkan karakter. Lincah mengandung makna denotatif yaitu sangat pandai. Selain bermakna denotatif, Lincah juga mengandung makan konotatif yaitu cerdas yang berlebihan. Lincah juga mengandung makna referensial merujuk langsung kepada siswa yang bernama Fatih.
5 Beranjak dari paparan fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap nama panggilan unik dan menarik pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017. Analisis yang akan peneliti jelaskan adalah nama panggilan unik dan menarik pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017 melalui pendekatan semantik. Pendekatan semantik yang peneliti tekankan adalah segi makna yaitu makna denotatif, makna konotatif, makna referensial, dan makna kias. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Jenis penamaan apa saja yang terdapat pada nama panggilan unik dan menarik pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017? 2. Jenis makna apa saja yang terdapat pada nama panggilan unik dan menarik pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017? C. Tujuan Penelitian Agar penelitian terarah dan memiliki tujuan dalam memanfaatkan keilmuan, maka peneliti memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan jenis penamaan yang terdapat pada nama panggilan unik dan menarik pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017.
6 2. Mendeskripsikan jenis makna yang terdapat pada nama panggilan unik dan menarik pada siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan dan terjawabnya rumusan masalah secara akurat. Manfaat penelitian harus dapat dibedakan antara manfaat teoretis dan manfaat praktisnya. Manfaat teoretis baik bagi penulis maupun pembaca karya ilmiah tersebut. Sedangkan manfaat praktisnya tergantung pada bentuk penelitian yang dilakukan, terutama untuk penelitian evaluasi dan eksperimen. Dalam penulisan laporan Skripsi ini dikemukakan beberapa manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu dibidang semantik yaitu mengenai jenis penamaan dan jenis makna, khususnya nama panggilan siswa yang unik dan menarik di sekolah. Semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna. Penelitian ini membahas tentang jenis penamaan dan jenis maknayang terkandung dalam nama panggilan siswa unik dan menarik di Sekolah Dasar Negeri 1 Gumiwang Kabupaten Wonosobo tahun pelajaran 2016-2017. Oleh karena itu diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan tambahan kajian semantik yang bermanfaat. Kemudian dapat dijadikan sumber informasi dan referensi dalam pengembangan penelitian yang menggunakan kaian semantik. Selain itu, dapat menambah kajian penelitian tentang semantik, khususnya dalam hal makna.
7 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat agar pembaca lebih kreatif dalam menggunakan ragam bahasa. Penelitian ini juga dapat memberikan serta menambah wawasan tentang makna dalam sebuah penamaan.