METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2010, di Laboratorium

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2010 yang

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

Lampiran 1. Road-map Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Lokasi penelitian di

III. METODE PENELITIAN. UNILA dan Laboratorium Kesehatan Lingkungan Balai Besar Pengembangan dan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Jurusan Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2012 bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Karakterisasi Sifat Biokimia dan Fisiologi A. hydrophila Uji Postulat Koch

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2014 di

II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

Lampiran 1. Penyiapan media bakteri Aeromonas hydrophila

METODE PENELITIAN. Pemilihan Ikan Uji dan Bakteri (Patogen dan Probiotik)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Identifikasi Bakteri Uji Peningkatan Virulensi Bakteri Uji

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB II. BAHAN DAN METODE

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

BAB 4 METODE PENELITIAN. (True experiment-post test only control group design). Dalam penelitian yang

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan September 2004 di

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

MATERI DAN METODE. Materi

TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor I adalah variasi konsentrasi kitosan yang terdiri dari 4 taraf meliputi:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perlakuan dalam penelitian ini diulang

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012 di

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

III. METODE PENELITIAN

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2013 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni Lokasi penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

METODE PENELITIAN. hingga Agustus 2016 di Laboratorium Teknobio-Pangan, Universitas Atma Jaya

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

Transkripsi:

28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2010, di Laboratorium Stasiun Karantina Ikan Kelas I Panjang, Bandar Lampung dan Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan 1. Uji LD-50 Alat-alat yang digunakan dalam uji LD-50 adalah : akuarium ukuran 50cm x 40cm x 40cm sebanyak 5 buah, ember, spuit, sarung tangan, masker, peralatan aerasi, kertas label. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan patin ukuran 10 cm sebanyak 50 ekor, tissue, ethanol, minyak cengkeh dan biakan bakteri A. salmonicida dengan kepadatan 10 8, 10 7, 10 6, 10 5, 10 4 cfu/ml. 2. Uji In Vitro Alat-alat yang digunakan dalam uji in vitro adalah : tabung reaksi, rak tabung, vortex, mikropipet, masker, jas lab. Sedangkan bahan yang digunakan adalah PBS (Phosphate Buffer Saline), ethanol, aquades steril, media MHB (Mueller Hinton Broth), media TSA, biakan bakteri A. salmonicida dengan konsentrasi

29 yang didapatkan dari uji LD-50 dan konsentrasi ekstrak daun ketapang 25, 50, 75, dan 100 gr/ml 3. Uji In Vivo Alat-alat yang digunakan adalah : akuarium ukuran 50cm x 40cm x 40cm sebanyak 15 buah, ember, spuit, sarung tangan, masker, peralatan aerasi, kertas label, haemocytometer, mikroskop, gelas objek, cover glass, pipet tetes, stopwatch dan baki. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah ikan patin ukuran 10 cm sebanyak 150 ekor, tissue, ethanol, minyak cengkeh, biakan bakteri A. salmonicida dengan konsentrasi yang dihasilkan dari uji LD-50, ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi yang dihasilkan dari uji in vitro (konsentrasi ekstrak yang berada diatas dan di bawah konsentrasi yang dihasilkan), EDTA 10%, Asam Asetat 4%, methanol, giemsa, aquades dan minyak imersi. C. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian terbagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1) Tahap persiapan, meliputi : sterilisasi alat dan bahan, persiapan wadah dan ikan uji, dan pembuatan ekstrak daun ketapang. 2) Tahapan pelaksaan, meliputi : uji LD-50, uji in vitro dan uji in vivo. 3) Tahap pengamatan, meliputi : respon nafsu makan ikan, pengamatan bobot rata-rata ikan, gejala klinis, pemeriksaan darah, dan kualitas air.

30 1. Tahap persiapan a. Sterilisasi alat dan bahan Pada pelaksanaan penelitian diawali dengan persiapan dan sterilisasi (alat dan bahan). Sterilisasi merupakan upaya yang dilakukan untuk membebaskan alat dan bahan dari mikroorganisme kontaminan. Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian dimasukkan ke dalam autoklaf, sebelumnya alatalat tersebut dibungkus dengan kertas kopi yang bertujuan untuk mencegah alat-alat tersebut terkena air. Sterilisasi dimulai pada suhu 121 0 C, tekanan 1 atm dengan waktu 15-20 menit. b. Persiapan wadah dan ikan uji Wadah budidaya yang akan digunakan untuk uji in vivo adalah akuarium dengan ukuran 50cm x 40cm x 40cm. Akuarium disusun dan diberi label secara acak, kemudian diisi air sampai ketinggian 15 cm (30 liter) dan diaerasi kuat selama 24 jam. Sebelum digunakan, akuarium dicuci dengan sabun dan didesinfeksi dengan menggunakan kalium permanganat (PK) kemudian dikeringkan. Ikan uji yang digunakan adalah ikan yang berukuran 10 cm. Sebelum dimasukkan ke dalam akuarium, ikan direndam terlebih dahulu dalam larutan garam dengan konsentrasi 5 ppm selama 5 menit. Perendaman ini bertujuan untuk mengurangi stress serta melepaskan ektoparasit yang menempel. Setelah itu, ikan dipindahkan ke akuarium. Masa pemeliharaan diawali dengan mengadaptasikan ikan terhadap pakan dan lingkungannya yang baru

31 selama 3 hari. Ikan uji diberi pakan buatan berupa pellet terapung sebanyak 2 kali sehari pada pagi dan sore secara adlibitum. c. Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia cattapa L.) Berdasarkan penelitian dari Hardhiko et al. (2004), daun ketapang yang digunakan adalah daun ketapang yang sudah gugur dari pohonnya karena memiliki sifat antibakteri yang lebih baik dari daun ketapang segar. Daun ketapang dicuci dengan air bersih kemudian ditiriskan pada suhu ruang dengan bantuan cahaya matahari sampai daun mudah dipatahkan. Setelah daun kering, selanjutnya daun dihaluskan dengan blender dan kemudian diayak dengan saringan sampai didapatkan bubuk halus. Bubuk halus daun ketapang disimpan dalam tempat tertutup pada suhu kamar dan tidak terkena sinar matahari langsung. Proses ekstraksi dilakukan dengan melarutkan beberapa gram bubuk daun ketapang dengan air akuades steril sesuai dengan dosis yang diinginkan. Campuran antara bubuk daun ketapang dengan air akuades steril diseduh pada suhu 50 o C selama 15 menit. Kemudian, hasil seduhan disaring dengan menggunakan kertas saring supaya didapat ekstrak berupa cairan yang siap digunakan.

PENDAHULUAN Uji In Vitro PELAKSANAAN Uji In Vivo 32 Start Aklimatisasi ikan uji selama 3 hari Ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi 25, 50, 75, 100 mg/ml Uji LD-50 Ikan uji di injeksi dengan A salmonicida (0,1 ml) dengan konsentrasi 10 8,10 7,10 6,10 5,10 4 cfu Hitung jumlah ikan mati 50% dari populasi awal, pada periode waktu tertentu Uji ekstrak terhadap A. salmonicida Konsentrasi LD-50 A salmonicida Konsentrasi efektif ekstrak daun ketapang Aklimatisasi ikan uji selama 3 hari Ikan uji di injeksi dengan ekstrak daun ketapang ( konsentrasi 50,75,100 mg/ml) Setelah 7 hari Ikan uji di injeksi dengan bakteri A. salmonicida dengan konsentrasi 10 7 Parameter yang diamati : Pengamatan gejala klinis dan respon nafsu makan ikan Pengamatan bobot rata-rata ikan Pemeriksaan darah (total leukosit dan diferensial leukosit) Kualitas air (suhu, ph, dan DO) Gambar 7. Tahapan Penelitian Selesai

33 2. Tahap pelaksanaan (Uji) a. Uji LD 50 Uji pendahuluan yaitu uji LD 50 dilakukan untuk mengetahui konsenterasi bakteri yang bersifat patogenitas yang akan digunakan untuk uji in vitro maupun uji tantang. Uji LD 50 dilakukan dengan cara menyuntikkan bakteri A. salmonicida pada ikan patin dengan konsentrasi berbeda. Masing-masing sebanyak 10 ekor ikan tiap perlakuan. Konsentrasi tiap bakteri yang akan digunakan dengan teknik pengenceran berseri. Sebagai pembanding disediakan kontrol yaitu penyuntikan ikan dengan larutan PBS steril. Penyuntikan dilakukan secara intramuskular sebanyak 0,1 ml per ikan. Pengamatan dilakukan selama 15 hari dengan menghitung jumlah ikan yang mati. Perhitungan LD 50 berdasarkan Reed dan Muench (1938) sebagai berikut : Selang proporsi = Kematian di atas 50% - 50 Kematian di atas 50% - kematian di bawah 50% Log negatif LD-50 = Log negatif konsentrasi di atas 50% + selang proporsi b. Uji In Vitro Uji in vitro dilakukan untuk melihat aktivitas anti bakteri dari ekstrak daun ketapang terhadap bakteri A. salmonicida uji ini dilakukan dengan menggunakan metode Dilussion tubs, yang meliputi uji MIC (Minimum Inhibitory Concenteration) dan uji MBC (Minimum Bactericidal

34 Concenteration). MIC merupakan suatu pengujian untuk menentukan dosis terendah suatu antibiotic yang dapat menghambat pertumbuhan pathogen. Sedangkan MBC adalah konsenterasi antibiotik yang dapat membunuh bakteri. Sehingga dari uji ini dapat diperoleh konsenterasi optimum dari ekstrak daun ketapang yang efektif untuk menghambat atau membunuh bakteri A. salmonicida yang akan dijadikan acuan untuk dilakukan uji in vivo pada ikan patin. Uji in vitro dengan metode Dillution tube dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi dengan konsenterasi ekstrak daun ketapang pada media MHB (Mueller Hinton Broth) yang telah ditanamkan bakteri A. salmonicida hasil dari uji LD 50. Kemudian diinkubasi selama 24 jam. Nilai MIC ditunjukkan oleh konsenterasi terendah yang menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri (jernih). Untuk menentukan nilai MBC dari uji MIC adalah dengan menginokulasikan dari tabung uji MIC, mulai dari konsenterasi MIC yang sudah diketahui dan konsenterasi diatasnya, pada media TSA dalam petridish. Kemudian diinkubasi selama 24 jam dan diamati pertumbuhan bakterinya. Media TSA yang tidak ada pertumbuhan bakteri adalah konsenterasi antibiotik yang dapat mematikan bakteri sebagai nilai MBC yang selanjutnya digunakan pada uji in vivo.

35 c. Uji In vivo Pengujian in vivo dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun ketapang terhadap respon kekebalan tubuh ikan patin setelah diinfeksi A. salmonicida. Sehingga dari uji ini dapat dilihat potensi ekstrak daun ketapang sebagai imunostimulan. Perlakuan yang diberikan terdiri dari kontrol negatif, kontrol positif dan 3 perlakuan konsentrasi yaitu konsentrasi ekstrak daun ketapang diatas dan dibawah konsentrasi terbaik. Konsentrasi terbaik ekstrak daun ketapang didapatkan dari uji in vitro yang merupakan konsentrasi optimun ekstrak daun ketapang yang efektif untuk menghambat atau membunuh bakteri A. salmonicida. Pada kontrol negatif setiap ikan uji tidak disuntik dengan bakteri A. salmonicida tetapi disuntik dengan PBS secara intramuskular sebanyak 0,1 ml/ekor. Sedangkan, pada kontrol positif setiap ikan uji disuntik dengan bakteri A. salmonicida dengan konsentrasi kepadatan yang dihasilkan dari uji LD-50 sebanyak 0,1 ml/ekor. Ikan uji diinjeksi dengan ekstrak daun ketapang secara intramuskular sebanyak 0,1 ml/ekor yang sebelumnya ikan uji tersebut diaklimatisasi di dalam akuarium selama 3 hari. Kemudian ikan dipelihara selama 7 hari dan dilakukan uji tantang dengan bakteri A. salmonicida dengan konsentrasi kepadatan yang dihasilkan dari uji LD-50 sebanyak 0,1 ml/ekor. Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dan diamati selama 14 hari, dari ikan diinjeksi ekstrak daun ketapang hingga 7 hari setelah uji tantang dengan parameter yang diamati meliputi respon makan ikan,

36 pengamatan bobot rata-rata ikan, gejala klinis dan pemeriksaan darah ikan (total leukosit dan diferensial leukosit) dan kualitas air. 3. Parameter Utama Yang Diamati 1) Penghitungan Total Leukosit Bilik hitung haemocytometer dan kaca penutupnya dibersihkan dengan ethanol kemudian kaca penutup dipasang pada haemocytometer. Sampel darah dihisap dengan pipet hingga skala 0,5 dilanjutkan dengan menghisap larutan Asam asetat 10% sampai sampai tanda 11 (pengenceran 1 : 20), pipet tersebut dipegang sehingga kedua ujung pipet terletak diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan, kemudian dikocok selama 3 menit agar semua eritrosit hemolisis. Empat tetesan pertama dibuang dan tetesan selanjutnya diteteskan ke dalam haemacytometer dengan meletakkan ujung pipet pada bilik hitung tepat batas kaca penutup dan biarkan selama 3 menit agar leukosit mengendap dalam bilik hitung. Bilik hitung tersebut diletakkan di bawah mikroskop menggunakan pembesaran lemah. Kemudian sel-sel leukosit yang terdapat pada empat kotak besar pada sudut-sudut bilik hitung dimana setiap kotak besar terbagi menjadi 16 kotak kecil. Perhitungan dilakukan pada 4 kotak besar haemocytometer. Total Leukosit/m 3 = sel hitung yang dihitung dalam 4 kotak besar x Pengenceran

37 2) Perhitungan Diferensial Leukosit Pembuatan sediaan apus darah Kaca obyek dibersihkan dengan ethanol. Kemudian diletakkan setetes darah ikan uji kira-kira 1 cm dari ujung sebelah kiri kaca obyek. Sisi kiri kaca obyek di pegang dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Kaca pemulas di pegang dengan tangan kanan dan diletakkan di depan tetesan darah dan membentuk sudut kira-kira 30 0 dari kaca obyek membuka ke kanan. Kaca pemulas disentuhkan pada tetesan darah kemudian digeser ke arah kanan sehingga darah tersebut akan menyebar sepanjang sisi kaca pemulas. Sudut antara kedua kaca obyek harus dijaga agar tetap 30 0 kemudian kaca pemulas tersebut didorong dengan mantap dan cepat sepanjang kaca obyek, selanjutnya dikeringkan di udara. Setelah kering siap diwarnai. Cara pewarnaan giemsa Sediaan apus darah diletakkan dibaki dengan sediaan di sebelah atas. Sediaan tersebut digenangi dengan methanol secukupnya selama 5-10 menit, kemudian kelebihan methanol yang terdapat pada sediaan di buang, selanjutnya digenangi dengan giemsa selama 25 menit. Dibilas dengan aquades dan dikering-anginkan.

38 Pemeriksaan darah Pengambilan darah dilakukan melalui vena caudalis yang berada di bawah vertebre. Sebelumnya, jarum suntik dan tabung effendorf dibilas dengan larutan EDTA 10% untuk mencegah pembekuan darah. Darah disimpan ke dalam tabung. Pengambilan darah dilakukan sebelum ikan diinfeksi (hari ke 0), pada hari ke 3 dan hari ke 7 pasca infeksi. Sampel ikan diambil dari tiap ulangan sebanyak 1 ekor pada semua perlakuan. Nilai dari tiap parameter darah merupakan hasil rata-rata dari ulangan pada masing-masing perlakuan. Cara pemeriksaan Minyak immersi diteteskan pada bagian sediaan yang eritrositnya tidak saling menumpuk kemudian diamati dengan pembesaran kuat (obyektif 100x). Macam-macam bentuk leukosit dihitung sepanjang sediaan apus darah. Perhitungan dihentikan bila jumlahnya telah mencapai 100 sel leukosit. Hasilnya dihitung dalam %.

39 4. Parameter Pendukung Yang Diamati a. Gejala Klinis Pengamatan terhadap gejala klinis dilakukan setiap hari setelah ikan uji diinfeksi bakteri A. salmonicida yaitu berupa adanya seperti mata menonjol, radang, hemoragi, tukak, dan mati (Angka dalam Sopiana, 2005). b. Respon makan ikan Pengamatan respon makan ikan dilakukan selama percobaan berlangsung. Pemberian makan dimulai pada saat perlakuan pencegahan sampai hari ke 14 setelah infeksi. Pengamatan respon nafsu makan dilakukan dengan melihat banyaknya pakan yang dimakan oleh ikan tiap akuarium. c. Pengamatan bobot rata-rata ikan Pengukuran bobot rata-rata dilakukan pada awal (pada saat ikan diinjeksi ekstrak daun ketapang) dan akhir (hari ke-7 pasca infeksi) dengan menggunakan timbangan dengan ketelitian 1 gr. Ikan pada masing-masing akuarium ditimbang bobot biomassanya kemudian dihitung nilai rataan bobot setiap perlakuan.

40 d. Analisis Statistik Data hasil penelitian diuji dengan uji statistik yaitu uji t yang terdiri dari 3 tahapan waktu pengamatan dan 5 perlakuan (perlakuan konsentrasi ekstrak daun ketapang yang dihasilkan dari uji in vitro, berupa nilai yang berada diatas dan di bawah, kontrol negatif dan kontrol positif), masing-masing perlakuan dibuat dalam 3 kali ulangan pada selang kepercayaan 95%, dengan mengamati jumlah leukosit dalam darah.