Effectiveness of Gel Formulation Leafs Extract of Ketapang (Terminalia catappa L.) 0.03% As An Antiseptic Hand Sanitizer Against Bacteria Escherichia coli And Staphylococcus aureus Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani*, Ahmad Muhziddin agityaresti@yahoo.com ABSTRACT Terminalia catappa L. leaves contain tannin and flavonoid compounds is reported to give the effect of antibacterial and antiseptic. This study aims to know the power of antibacterial and antiseptic gel from the leaf extract of ketapang (Terminalia catappa L.) 0.03% against bacteria Escherichia coli and Staphylococcus aureus in methods of diffusion and swabbing. This study is quasi experimental research with pre and post test control design using 5 group treatment. Group I alcohol 60% (positive control), groups II, III, IV ketapang leaf extract gel 0.03% with base carbopol 0.5%, 1%, 1.5%, and group V gel without active ingredients (negative control). Measurement of power diffusion method using drag and testing the effectiveness of antiseptic gels using the method of swabbing with a measurement of the percentage decrease in the number of colonies. The number of colonies right hand swabbing (pre test), and the number of colonies of swabbing the left hand (post test). The Data were analyzed using SPSS for windows with 19,0 test of one-way ANOVA standard 95% confidence and continued with test LSD. The results showed that the gel formulation of leaf extract of ketapang (Terminalia catappa L.) 0.03% has antibacterial and antiseptic effect. The percentage decrease in the number of colonies of ketapang leaf extract gel with carbopol concentrations of 0.5%, 1%, 1.5%, respectively of 49,77 8,77; 28,58 2,10; 20,89 5,99; negative control of 14,43 3,66 and positive controls 72,76 4.63. Keyword : Antiseptic gel, Terminalia catappa leaves, Escherichia coli, Staphylococcus aureus 34
EFEKTIVITAS FORMULASI GEL EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) 0,03% SEBAGAI ANTISEPTIK TANGAN TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Budi Raharjo, Agitya Resti Erwiyani, Ahmad Muhziddin INTISARI Daun ketapang (Terminalia catappa L.) mengandung senyawa tanin dan flavonoid yang dilaporkan memberikan efek antibakteri dan antiseptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri dan antiseptik gel catappa L.) 0,03% terhadap bakteri aureus dengan metode difusi dan swabbing. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan pre dan post test control design menggunakan 5 kelompok perlakuan. Kelompok I alkohol 60% (kontrol positif), kelompok II, III, IV gel ekstrak daun ketapang 0,03% dengan basis karbopol 0,5%, 1%, 1,5%, dan kelompok V gel tanpa bahan aktif (kontrol negatif). Pengukuran daya hambat menggunakan metode difusi dan pengujian efektivitas gel antiseptik menggunakan metode swabbing dengan pengukuran persentase penurunan jumlah koloni. Jumlah koloni swabbing tangan kanan (pre test), dan jumlah koloni swabbing tangan kiri (post test). Data dianalisa menggunakan SPSS 19,0 for windows dengan uji ANAVA satu arah taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi gel ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) 0,03% mempunyai efek antibakteri dan antiseptik. Persentase penurunan jumlah koloni gel ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi karbopol 0,5%, 1%, 1,5%, berturut-turut sebesar 49,77 8,77; 28,58 2,10; 20,89 5,99; kontrol negatif sebesar 14,43 3,66 dan kontrol positif 72,76 4,63. Kata kunci : Gel antiseptik, daun ketapang (Terminalia catappa L.), Escherichia coli, Staphylococcus aureus. PENDAHULUAN Diare menjadi salah satu penyakit yang sering terjadi ketika tidak menjaga kebersihan tangan. Data hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan angka kejadian diare di Provinsi Jawa Tengah sebesar 3,3 persen. Hasil tersebut lebih tinggi dari Provinsi DI Yogyakarta dengan angka kejadian diare sebesar 3,1 persen (Depkes RI, 2013). Antiseptik merupakan suatu substansi yang melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan atau kerja mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme (Pelczer dan Chan, 1988). 35 Produk antiseptik tangan dalam bentuk sediaan gel efektif membunuh bakteri yang ada pada tangan, sebagai cara untuk mengurangi jumlah bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Beberapa keuntungan gel antiseptik tangan yaitu mudah digunakan, memberi sensasi dingin, tidak menimbulkan bekas dikulit dan praktis. Gel adalah sistem semipadat berbentuk suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Depkes RI, 1995). Bahan antiseptik yang digunakan dalam formula sediaan antiseptik tangan adalah alkohol dengan konsentrasi 50% sampai 70% (Sari dan Isadiartuti, 2006). Daun ketapang (Terminalia catappa L.) diketahui mengandung flavonoid, tanin,
saponin, dan senyawa fenolik yang bersifat sebagai antibakteri. Uji daya antibakteri ekstrak etanol daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap bakteri aureus menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun ketapang (Terminalia catappa L.) konsentrasi 300 g/ml mampu menghambat E. coli dengan zona hambat 13 mm dan S. aureus dengan zona hambat 17 mm (Neelavathi dkk, 2013). Ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) sebagai antiseptik belum digunakan secara maksimal, karena penggunaannya yang kurang praktis. Sehingga perlu dikembangkan suatu formula yang dapat memudahkan penggunaannya seperti sediaan gel. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang formulasi sediaan gel ektrak daun ketapang serta mengetahui efektivitas sediaan gel antiseptik tangan ektrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) terhadap bakteri aureus. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat : blender, ayakan, seperangkat soxhletasi, kertas saring, kain flanel, timbangan, alat-alat gelas, autoclave, inkubator, kotak aseptis, mikropipet, ose, cawan petri, water bath, indikator ph dan jangka sorong, plat tetes, tabung reaksi. Bahan : daun ketapang (Terminalia catappa L.), etanol 70%, karbopol, trietanolamin, propilen glikol, aquadest, nutrient agar, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, metanol, H 2 SO 4, FeCl 3. Cara Penelitian Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang. Daun ketapang (Terminalia catappa L.) dicuci menggunakan air mengalir 36 sampai bersih, ditiriskan lalu dirajang. Daun dikeringkan di bawah sinar matahari secara tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dihaluskan menggunakan blender kemudian diayak menggunakan ayakan nomor 30 mesh. Ekstraksi dilakukan dengan metode soxhletasi. Serbuk daun ketapang ditimbang dan dibungkus dengan kertas saring, dimasukkan ke dalam alat soxhletasi lalu ditambah dengan etanol 70%. Hasil soxletasi diuapkan dengan waterbath pada suhu 60 o C sampai diperoleh ekstrak kental daun ketapang. Uji flavonoid ditambahkan H 2 SO 4 terbentuk warna merah menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Uji tanin ditambahkan FeCl 3 terjadi perubahan warna menjadi biru tua atau hitam menunjukkan adanya senyawa tanin. Pembuatan formulasi sediaan gel catappa L.) 0,03% menggunakan basis gel karbopol dengan konsentrasi 0,5%, 1% dan 1,5%. Pengujian sedian gel ekstrak daun ketapang dilakukan dengan uji organoleptis (diamati bentuk, warna dan bau), uji ph, uji homogenitas, uji daya sebar. Uji daya hambat gel antiseptik dengan dicelupkan kertas disk ke dalam 0,02 ml formulasi gel, Kertas disk diletakkan diatas permukaan medium yang sudah memadat dan diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam. Pengulangan dilakukan sebanyak tiga kali pada setiap kelompok perlakuan. Diukur zona hambat yang terbentuk pada masing-masing cawan petri menggunakan jangka sorong, Pengujian efektivitas antiseptik dengan cuci tangan menggunakan air mengalir lalu dikeringkan, dan digosokkan kedua tangan. Tangan kanan diswab ke media agar (pre test), diteteskan masingmasing formulasi gel, kontrol positif serta kontrol negatif sebanyak 2-3 tetes, tangan kiri diswab ke media agar (post test), dilakukan inkubasi, kemudian dihitung jumlah koloni bakteri.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil determinasi tanaman : 1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 139b - 140b - 142b - 143ba - 146b - 154b - 155b - 156a - 157a - 158b - 159b - 160b - Famili 93 : Combretaceae, 1a - 2b - 3b - Genus 1. Terminalia, 1 Terminalia catappa L (Steenis, 1987). Berdasarkan hasil determinasi tanaman diperoleh kepastian bahwa tanaman yang dipakai dalam penelitian 13b - 14a - 15a - Golongan 8. Tanaman dengan daun tunggal dan tersebar, 109b - 119b - 120b - 128b - 129b - 135b - 136b - adalah daun ketapang (Terminalia catappa L.). Larutan berwarna merah menunjukkan positif mengandung senyawa flavonoid. Larutan berwarna hitam kehijauan menunjukkan positif mengandung senyawa tanin. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Hasil Identifikasi flavonoid dan Tanin Hasil pengamatan stabilitas fisik formulasi gel ekstrak daun ketapang : Tabel 1. Hasil Pengamatan Stabilitas Fisik Sediaan Gel Pada Hari ke-3 Hasil Pengujian Formulasi Daya sebar Organoleptis gel ph Homogenitas (cm) Bentuk Warna Bau Kontrol + 5 6,23 + Kental Transparan Segar F1 5,3 5,26 + Kental Coklat Daun keruh ketapang F2 5 4,83 - Sangat Coklat Daun kental keruh ketapang F3 4,7 4,13 - Sangat Coklat Daun kental keruh ketapang Kontrol - 5,3 5,9 + Kental Transparan Karbopol Keterangan : Kontrol (+) : produk D (alkohol 60%) F1 : gel ekstrak daun ketapang konsentrasi karbopol 0,5% F2 : gel ekstrak daun ketapang konsentrasi karbopol 1% F3 : gel ekstrak daun ketapang konsentrasi karbopol 1,5% Kontrol (-) : gel tanpa ekstrak daun ketapang 37
(+) : homogen (-) : tidak homogen Hasil pengujian stabilitas fisik gel ekstrak daun ketapang yang telah dilakukan secara organoleptis menunjukkan gel ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi karbopol 0,5% lebih stabil dari formulasi gel dengan karbopol 1% dan 1,5%. Hasil tes homogenitas menunjukkan F1 yang dibuat homogen, F2 dan F3 tidak homogen. Hasil tes daya sebar menunjukkan F1 memiliki daya sebar baik, F2 dan F3 tidak memenuhi syarat daya sebar sediaan gel. Hasil tes ph menunjukkan rentang ph untuk kulit (4,5-6,5) sehingga formulasi gel ekstrak daun ketapang aman digunakan pada permukaan kulit. Tabel 2. Rata-rata diameter zona hambat (mm) Formula gel Rata-rata Diameter zona hambat terhadap bakteri SD (mm) E. coli S. aureus Kontrol positif 17,87 0,65 15,67 0,60 F1 (karbopol 0,5%) 13,60 0,76 11,17 0,61 F2 (karbopol 1%) 11,43 0,96 10,03 0,51 F3 (karbopol 1,5%) 9,47 1,00 8,30 0,46 Kontrol negatif 8,33 0,45 7,47 0,70 Hasil pengukuran diameter zona hambat gel ekstrak daun ketapang terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus diketahui bahwa formula F1 (gel ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi karbopol 0,5%) memiliki daya antibakteri terhadap aureus yang lebih besar dari formula F2 dan F3 berturut - turut sebesar 13,60 0,76 mm dan 11,17 0,6 mm sedangkan formulasi gel dengan komposisi karbopol 1,5% memberikan hambatan pertumbuhan pada aureus dengan diameter hambatan paling kecil. Tabel 3. Rata-rata Persentase Penurunan Jumlah Koloni Formula gel Rata-rata penurunan jumlah koloni (%) Kontrol positif 72,76 4,63 F1 (karbopol 0,5%) 49,77 8,77 F2 (karbopol 1%) 28,58 2,10 F3 (karbopol 1,5%) 20,89 5,99 Kontrol negatif 14,43 3,66 Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi gel ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) 0,03% mempunyai efek antibakteri dan antiseptik, 38 namun tidak sebanding dengan kontrol positif (alkohol 60%). Persentase penurunan jumlah koloni gel ekstrak daun ketapang dengan
konsentrasi karbopol 0,5%, 1%, dan 1,5% berturut-turut sebesar 49,77 8,77; 28,58 2,10; dan 20,89 5,99; kontrol negatif memiliki hasil sebesar 14,43 3,66 dan kontrol positif sebesar 72,76 4,63. Formulasi gel ekstrak daun ketapang Terminalia catappa L.) 0,03% dengan konsentrasi karbopol 0,5% memiliki stabilitas fisik, daya antibakteri dan daya antiseptik lebih baik dari formulasi yang lain. Berdasarkan hasil yang diperoleh membenarkan penelitian Neelavathi dkk bahwa ekstrak daun ketapang dengan konsentrasi 300 g/ml efektif digunakan sebagai antibakteri dan antiseptik terhadap aureus. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Formulasi sediaan gel antiseptik tangan catappa L.) 0,03% dengan konsentrasi karbopol 0,5% memenuhi syarat stabilitas fisik. 2. Formulasi sediaan gel ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) 0,03% efektif sebagai antiseptik tangan terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. 3. Formulasi sediaan gel antiseptik tangan catappa L.) 0,03% tidak memiliki efektivitas sebanding dengan produk D. SARAN 1. Perlu dilakukan peningkatan konsentrasi ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa L.) agar mendapatkan daya antibakteri dan efektivitas yang sama seperti produk D (alkohol 60%). 2. Perlu dilakukan peningkatan stabilitas fisik formulasi gel antiseptik tangan catappa L.) meliputi bau, warna, daya alir dan konsistensi sediaan gel. DAFTAR PUSTAKA 1. Depkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, 72-74, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. 2. Pelczar, M.J., dan Chan, E.C.S., 1988, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 809-812, UI Press, Jakarta. 3. Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 112, 712, 1203, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 4. Sari, R., dan Isadiartuti, D., 2006, Studi Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.), Majalah Farmasi Indonesia, 17(4), 163-169. 5. Neelavathi, P., Venkatalakshmi, P., dan Brindha, P., 2013, Antibacterial Activities of Aqueous and Ethanolic Extracts of Terminalia catappa Leaves and Bark against Some Pathogenic Bacteria, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5 (1), 114-120. 6. Steenis, C.G.J.V., 1987, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, diterjemahkan oleh Soerjowinoto, M, Penerbit PT Pradnya Paramita, Jakarta. 7. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung. 39