BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR DIAGRAM... x

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BIARA KATOLIK ORDO TRAPPIST DI PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

GEREJA KATOLIK PAROKI SAMBIROTO SEMARANG

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

dilatarbelakangi oleh bertambahnya di kawasan BSD dan sekitarnya, sehingga dibutuhkan sebuah bangunan gereja yang dapat mengakomodasi kegiatan Gereja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

SPIRITUALITAS EKARISTI

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

SEMINARI MENENGAH DI UNGARAN Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

GEREJA PAROKI SANTO YUSUP BATANG Dengan Penekanan Desain Tadao Ando

RUMAH RETRET KHATOLIK DI TUNTANG DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO-VERNACULAR

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

LATAR BELAKANG KEGIATAN

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

GEREJA PAROKI KRISTUS RAJA UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasahan. 1. Latar Belakang Masalah

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan

I.1. PERMASALAHAN I.1.1.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan keberadaannya. Dari ajaran resmi yang dituangkan di dalam Pokok-

Suster-suster Notre Dame

BAB I PENDAHULUAN A. MASALAH. A.1. Latar belakang masalah

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRACTION... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Gagasan Rumusan Masalah 4

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Seminari Menengah Santo Paulus Palembang

Dalam 1 Petrus 2: 1-12, rasul Petrus menjelaskan karakteristik umat Allah, imamat yang rajani yang harus menerangi dunia.

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

KONGREGASI IMAM-IMAM HATI KUDUS YESUS (SCJ) KAPITEL JENDERAL XXII

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. II. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Semarang dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Kendal

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

32. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI SMP

MASJID BESAR KOTA SALATIGA

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Permasalahan

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RUMAH RETRET KATHOLIK DI AMBARAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KARYA YB. MANGUNWIJAYA

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Agama Katolik

Written by Tim carmelia.net Published Date

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

Bab I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut juga berimbas kepada Gereja. Menurut Tata Gereja GKJ, Gereja adalah

Bab I Pendahuluan UKDW

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB I PENDAHULUAN. Hanna, 2004, p Prapti Nitin, Buku Lustrum ke-25 Panti Wreda Hanna dalam Pendampingan Para Lanjut Usia di Panti Wreda

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Editorial Merawat Iman

IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Chris Hartono, Mandiri dan Kemandirian, dalam Majalah Gema STT Duta Wacana, Maret 1983, p. 46.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan dan nilai-nilai rohani masyarakat. Kehidupan rohani menjadi semakin terdesak dari perhatian umat beriman. Oleh karena itu, kehidupan rohani umat di Indonesia menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, supaya tidak tersingkir dari nilainilai kehidupan modern. Fasilitas-fasilitas religius harus sedapat mungkin mengajak dan menggugah para umat beriman untuk selalu memperbarui penyerahan diri kepada Tuhan. Biara merupakan salah satu dari fasilitas religius tersebut, yang diharapkan bisa mendukung pertumbuhan iman Katolik di antara umatnya. Selain itu, biara sebagai tempat tinggal dan pelatihan para calon imam merupakan sebuah fasilitas penting yang sangat diperlukan di dalam perkembangan dan pertumbuhan agama Katolik di Indonesia. Biara Katolik merupakan sebuah bangunan yang ditujukan sebagai tempat berdoa sekaligus tempat tinggal, belajar, dan juga berkarya bagi para anggota dari sebuah lembaga religius seperti ordo, tarekat, atau kongregasi. Pendirian biara ditujukan untuk menanggapi kebutuhan akan fasilitas bagi kaum muda Katolik yang Sanny Cahyono (0563155) Page 1

merasa terpanggil untuk menyerahkan hidupnya bagi pelayanan dan mempersiapkan mereka menjadi calon imam religius. Kaum muda yang merasa terpanggil untuk menyerahkan hidup untuk pelayanan ini dididik di dalam biara dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan imam-imam yang mau berkarya di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan akan imam dan calon imam yang hadir sebagai alat kerasulan dan mau melakukan pelayanan ini harus ditanggapi karena merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perkembangan kehidupan rohani masyarakat dan perkembangan gereja di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mendirikan biara yang memiliki situasi dan kondisi sedemikian rupa agar menjadi tempat persemaian yang subur bagi tumbuh dan berkembangnya benih-benih panggilan kaum muda ke arah pelayanan dan imamat. Yogyakarta termasuk ke dalam wilayah Keuskupan Agung Semarang yang memilki angka pertumbuhan calon imam yang cukup tinggi di Indonesia. Salah satu fasilitas biara yang telah ada di kota Yogyakarta adalah biara milik Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SSCC), yang memfokuskan misinya untuk menyebarkan pesan Tuhan tentang cinta kasih yang terwujud dalam hati kudus Yesus dan Maria. Salah satu jiwa imamat yang dilatih dan dibina pada biara-biara Katolik pada umumnya adalah misioner yang memasyarakat. Begitu pula dengan Biara SSCC ini yang bertujuan bukan untuk mengisolasi diri dari kehidupan masyarakat, melainkan untuk berinteraksi melakukan pelayanan kepada komunitas lokal. Oleh sebab itulah, bangunan Biara SSCC ini sebaiknya dapat memfasilitasi misi pelayanan yang memasyarakat itu dan mendukung pertumbuhan iman Katolik bagi para imam dan calon imam yang tinggal di dalamnya serta pertumbuhan rohani umat Katolik di lingkungan sekitarnya. Sanny Cahyono (0563155) Page 2

Sesuai dengan pandangan Gereja Katolik sesudah Konsili Vatikan II (tahun 1962 s.d. 1965) yang menganjurkan untuk menghormati, membuka diri, dan menerima unsur-unsur kebudayaan setempat melalui inkulturasi (sejauh unsur-unsur tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Gereja secara prinsip), dan juga untuk mendukung misi pelayanan yang memasyarakat maka bangunan religius Katolik seperti biara seharusnya dapat merangkul unsur budaya setempat untuk dipadankan ke dalam nilai religius Kristiani. Dengan demikian akan tercipta sebuah fasilitas religius yang menggugah pertumbuhan dan penghayatan iman yang lebih mendalam sekaligus menyelami karakter dan kebutuhan umat untuk mendukung misi pelayanan kepada komunitas lokal. Pandangan Gereja Katolik juga menganjurkan bahwa fasilitas yang bersifat religius, di samping fungsional, juga sebaiknya memiliki nilai dan makna yang dapat dihayati secara mendalam oleh para umat dan penggunanya. Hal ini dikarenakan kegiatan dan nilai-nilai religius Katolik didominasi oleh penyampaian secara simbolis, contohnya seperti liturgi (perayaan iman dalam Gereja Katolik akan misteri penyelamatan Allah yang terlaksana dalam Yesus Kristus). Oleh karena itu, sebagai salah satu fasilitas sosial-religius, sebuah biara juga sebaiknya dapat mencerminkan misteri dan sifat-sifat keagungan Tuhan melalui aspek-aspek visual di dalamnya. I.2 Rumusan Masalah Perancangan adalah: Masalah perancangan yang dirumuskan berdasarkan latar belakang masalah Sanny Cahyono (0563155) Page 3

1. Bagaimana perancangan interior Biara SSCC agar sesuai dengan kebutuhan user dengan memperhatikan nilai religius Katolik dan nilai budaya lokal (Jawa)? 2. Bagaimana menyatukan fungsi yang bermacam-macam yang terdapat di dalam Biara SSCC dengan memperhatikan berbagai pertimbangan perancangan interiornya? 3. Bagaimana merancang interior Biara SSCC yang dapat mendukung terciptanya bangunan religius yang memperhatikan fungsi dan makna? 4. Bagaimana menciptakan perancangan interior Biara SSCC yang dapat mendukung misi dan karya pelayanan pada masyarakat dan lingkungan sekitar? Untuk membantu menyelesaikan dan menjawab rumusan masalah diatas, maka dibuatlah batasan masalah. Batasan masalah dalam tugas perancangan interior ini adalah membuat perancangan interior bangunan sosial-religius, yaitu Biara milik Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria (SSCC) yang bisa melayani kebutuhan dan kegiatan para pengguna dangan memperhatikan masyarakat dan lingkungan sekitar, merangkul budaya setempat (dalam kasus perancangan ini adalah budaya Jawa), sekaligus memiliki nilai simbolis. I.3 Tujuan Perancangan adalah: Tujuan perancangan yang hendak dicapai sesuai dengan perumusan masalah Sanny Cahyono (0563155) Page 4

1. Mencari solusi perancangan interior Biara SSCC yang sesuai dengan kebutuhan user dengan memperhatikan nilai religius Katolik dan nilai budaya lokal (Jawa) 2. Menemukan solusi perancangan interior yang bisa menyatukan fungsi yang bermacam-macam di dalam Biara SSCC dengan memperhatikan berbagai pertimbangan perancangan 3. Mencari solusi perancangan interior Biara SSCC yang dapat mendukung terciptanya bangunan religius yang memperhatikan fungsi dan makna 4. Menemukan solusi perancangan interior Biara SSCC yang dapat mendukung misi dan karya pelayanan pada masyarakat dan lingkungan sekitar I.4 Manfaat Perancangan Perancangan interior pada tugas akhir ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi: 1. Jurusan Desain Interior, FSRD, Universitas Kristen Maranatha Karya tugas akhir ini dapat dijadikan masukan pengetahuan dengan tujuan perkembangan serta kemajuan dalam desain, khususnya desain interior biara. 2. Biara SSCC Perancangan tugas akhir ini diharapkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mendesain biara yang fungsional dan bermakna tanpa mengesampingkan nilai religius dan nilai budaya lokal. 3. Penulis Sanny Cahyono (0563155) Page 5

Perancangan tugas akhir ini dapat melatih pola pikir dan kemandirian penulis dalam proses perancangan serta memperluas dan menambah pengetahuan, juga memperbaiki pemahaman terhadap desain terutama desain interior bangunan religius. 4. Pembaca Perancangan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan ilmu serta pemahaman dan pengaplikasian desain interior biara. I.5 Metode dan Teknik Perancangan Metode yang digunakan dalam perancangan interior pada tugas akhir ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode yang menekankan kepada pengumpulan, penyajian dan analisis data sesuai dengan keadaan yang ada atau yang sebenarnya sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek bahasan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1. Studi lapangan, yaitu mengumpulkan informasi dari hasil survey langsung ke lokasi dimana proyek perancangan interior tersebut berada. 2. Wawancara, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data penelitian dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berkaitan. 3. Observasi, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan pengamatan berbagai hal yang berhubungan Sanny Cahyono (0563155) Page 6

dalam desain interior secara langsung terhadap objek dengan fungsi yang sejenis. 4. Studi literatur, yaitu cara untuk mendapatkan dan atau mengumpulkan informasi dan data dengan cara melakukan analisa sumber data yang diperoleh dari buku, majalah, artikel, dan media elektronik. 5. Pengolahan dan penganalisaan data, yaitu pemilihan, pengklasifikasian, dan penganalisaan data yang sesuai dengan topik bahasan. 6. Evaluasi, yaitu menganalisis perancangan interior biara ini dengan penyesuaian pada rumusan dan batasan masalah, tujuan, batasan dan konsep yang telah ditentukan. I.6 Kerangka Pemikiran Diagram 1.1 Diagram Kerangka Pemikiran Sanny Cahyono (0563155) Page 7

Obyek Perancangan Interior (Biara SSCC Yogyakarta) Tipe Bangunan Religius - Sosial Religius Sosial Studi Lapangan Wawancara Observasi Studi Literatur Nilai-nilai Religius Katolik Nilai-nilai Budaya Jawa Pengolahan dan Penganalisaan Data Studi Image Evaluasi Data Gagasan Perancangan I.7 Sistematika Penulisan Penulisan laporan pengantar Tugas Akhir ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Sanny Cahyono (0563155) Page 8

BAB I, Bab ini merupakan pendahuluan di mana dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, kerangka perancangan, serta metode dan teknik yang digunakan dalam perancangan tugas akhir ini. BAB II, Bab ini berisi landasan teori yang memaparkan kajian pustaka (bersifat teoritis, berisi tentang semua hal yang berhubungan dengan wacana mengenai objek bahasan dan hal-hal yang menjadi pertimbangan perancangan interior dari berbagai sumber baik buku, jurnal, artikel, ataupun media elektronik), tinjauan faktual (bersifat empirik, menjelaskan tentang semua hal yang berhubungan dengan keadaan nyata). BAB III, Bab ini berisi data dan analisa yang memaparkan data proyek serta hasil analisa terhadap user, kegiatan, tapak, dan analisa kebutuhan ruang. BAB IV, Bab ini berisi konsep perancangan dan visualisasi karya desain interior yang menjelaskan gagasan konsep sebagai upaya pemecahan masalah, kerangka kerja perancangan secara praktis sebagai aplikasi dari konsep operasional, rekomendasi hasil pemikiran dan pertimbangan aspek-aspek perancangan, dan rincian karya desain interior yang dibuat sesuai dengan spesifikasi bidang garapan. BAB V Bab ini berisi simpulan dari hasil analisis dan interpretasi yang dirumuskan dalam bentuk penyataan yang menjawab masalah perancangan yang telah dikemukakan di bagian pendahuluan. Sanny Cahyono (0563155) Page 9