Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

Oleh: N. Komariyah, S.Pd.I NIP ABSTRAK

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

PROSIDING ISBN :

Kata Kunci : Reading Guid dan Index Card Matc, Pendidikan Kewarganegaraan.

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENERAPKAN MODEL BELAJAR INQUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN I JATI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hubungan Metode Demonstrasi dengan Ketuntasan Belajar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA SD

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

Volume 07, Nomor 02, desember 2016

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS adalah membina anak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

Setyagung Budi Cahyono 4

STRATEGI PEMBELAJARAN GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO

STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Firman STAIN Palopo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

Suyono 20. Kata kunci : Media Pembelajaran, Media Gambar, IPA, Hasil Belajar. Guru SDN 3 Tlogosari Situbondo

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

Sri Andayani 5. Kata kunci: model pembelajaran TAI (Team-Assisted-Individualization), hasil belajar. Guru SDN Gadingrejo 01 Umbulsari Jember

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Ciptaningsih E.G 46. Keywords: learning achievement, open problem method. 46 Guru Bidang Studi IPA SMPN 2 Kalisat Kabupaten Jember

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. klassikal jika siswa yang mendapat nilai 75 keatas lebih dari atau sama

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

Kamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VII B DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL KOLABORASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBUNTU 01 KECAMATAN KRAKSAAN KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

Iksanuddin Penjaskes-Rek, STKIP Doktor Nugroho Magetan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN

SITI QOTIJAH SDN Tiron 1 Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

ISSN No Media Bina Ilmiah 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

Penerapan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi Siswa Kelas V SD Negeri 26 Sabang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI. Agus Zamroni *

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN HUBUNGAN PERTEMANAN SISWA KELAS VIII C DI SMP NEGERI 4 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY. AMAN RAMBE Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun

Vol. 1 No. 1 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Oleh: Tutut Trinarmi Guru SDN 2 Krandegan, Trenggalek

Transkripsi:

MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro Email :mutiah.tlogohaji1@gmail.com Abstrak: Dalam proses peman yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus juga mengalami perubahan kearah pembaharuan ( inovasi). Dengan adanya inovasi tersebut diatas dituntut seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam pembentukan kecakapan hidup ( life skill) siswa yang berpijak pada lingkungan sekitar. Penelitian ini berdasarkan permasalahan (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi PAI dengan diterapkannya model pengajaran kolaborasi pada siswa kelas VI tahun pelajaran 2013/2014 (b) Bagaimanakah pengaruh Model pengajaran kolaborasi terhadap motivasi PAI pada siswa kelas VI Tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu : rancanan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN Tlogohaji ITahun pelajaran2013/2014. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (73,17%), siklus II (82,93%), siklus III (95,12%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode peman kolaborasi dapat berpengaruh positif terhadap prestasi dan motivasi siswa kelas VI SDN Tlogohaji 1serta model pemasn ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative peman PAI. Kata Kunci:Metode Kolaborasi, Hasil Belajar Dalam kegiatan mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang memiliki tujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan guru memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Realisasi pencapaian tujuan tersebut, terdapat kegiatan interaksi mengajar terutama yang terjadi di kelas.dengan demikian, kegiatannya adalah bagaimana terjadi hubungan antara guru/bahan ajar yang didesain dan dengan anak didik. Interaksi ini merupakan proses komunikasi penyampaian pesan peman. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief S Sadiman yang menyatakan proses mengajar pada hakekatnya adalah proses interaksi yaitu proses penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/ metode ke penerima pesan. Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Berhasilnya tujuan peman ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan 86

Mutiah,Menigkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Peman Kolaborasi Pada Siswa Kelas VI SDN Tlogohaji I Sumberrejo Bojonegoro 87 meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses peman secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan. Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah Bagaimana Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran kolaborasi Pada Siswa Kelas VI SDN Tlogohaji I? KAJIAN PUSTAKA Peman adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup. Sedangkan adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman, (KBBI, 1996:14) Sependapat dengan pernyataan tersebut Sutomo (1993:68) mengemukakan bawah adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang dengan sengaja dikelukan sehingga memungkinkan dia untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku pula. Sedangkan adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120) Jadi peman adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa pada suatu lingkungan untuk melakukan kegiatan pada situasi tertentu Model Peman Kolaborasi Peman kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan model peman yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori (Yufiarti 2003). Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu moel peman dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompokkelompok kecil untu mencapai tujuan yang sama. Pendekatan kolaborasi bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahuannya melalui dialog, saling membagi informasi sesame siswa dan guru sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan mental pada tingkat tinggi. Model ini digunakan pada setiap mata pelajaran terutama yang mungkin berkembang sharing of information di antara siswa Dalam kelas yang menerapkan model kolaboratif, guru membagi otoritas dengan siswa dalam berbagai cara khusus guru mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan mereka, menghormati rekan kerjanya dan memfokuskan diri pada pemahaman tingkat tinggi. Peran guru dalam model peman kolaboratif adalah sebagai mediator. Guru menghubungkan informasi baru terhadap pengalaman siswa dengan proses di bidang lain, membantu siswa menentukan apa yang harus dilakukan jika siswa mengalami kesulitan dan membantu mereka tentang bagaimana caranya. Lebih dari itu, guru sebagai mediator menyesuaikan tingkat informasi siswa dan mendorong agar siswa memaksimalkan kemampuannya untuk bertanggung jawab atas proses mengajar selanjutnya. Peran guru sebagai pelatih mempunyai prinsip utama yaitu menyediakan bantuan secukupnya pada saat siswa membutuhkan sehingga siswa tetap memagang tanggung jawab atas proses mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan petunjuk dam umpan balik, mengarahkan kembali usaha siswa serta membantu mereka menggunakan strategi tertentu. Model kolaboratif dapat digambarkan sebagai berikut. Ketika terjadi kolaboratif, semua siswa aktif. Mereka saling berkomunikasi secara alami. Dalam sebuah kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 anak, di sana guru sudah membuat rancangan agar siswa yang satu dengan yang lain bisa berkolaborasi. Dalam kelompok yang sudah

88 Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 86-92 ditentukan oleh guru, fasilitas yang ada pun diusahakan anak mampu berkolaborasi. Misalnya dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 tersebut seorang guru hanya menyiapkan 2 sampai 3 kotak alat mewarna yang dipakai secara bergantian. Dengan harapan setiap siswa bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Dengan komunikasi aktif antar siswa akan terjalin hubungan yang baik dan saling menghargai. Alat tersebut bukan milik pribadi, melainkan sudah menjadi milik bersama. Untuk kolaborasi dalam sebuah mata pelajaran, seorang guru memberikan tugas secara kelompok dengan tujuan yang sama. Setiap siswa dalam kelompok saling berkolaborasi dengan membagi pengalaman. Dari pengalaman yang dimiliki oleh masingmasing kelompok, disimpulkan secara bersama. Dalam hal in guru berperan sebagai pembimbing dan membagi tugas supaya diskusi kelompok bisa berjalan dengan baik dengan yang direncanakan Dalam kelas yang menggunakan model peman kolaboratif, situasi yang terjadi adalah pengetahuan yang terbagi antara guru dan siswa. Dengan kata lailn, baik guru maupun siswa dipandang sebagai sumber informas. Situasi ini jelas berbeda dengan situasi yang umumnya terjadi dalam kelas tradisional. Dalam kelas tradisional guru dipandang sebagai satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan yang mengalir satu arah dari guru ke murid atau semua peman berpusat pada guru. METODOLOGI PENELITIAN Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Tlogohaji I Kec. Sumberrejo Kab. Bojonegoro Tahun pelajaran 2013/2014. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari semester genap 2013/2014. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI SDN Tlogohaji I tahun pelajaran 2013/2014 pada pokok bahasan kisah nabi Ibrahim a.s, dan nabi Ismail a.s. Rancangan Penelitian Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, Suharsimi 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002:83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 1 Alur PTK Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2, dan seterusnya, dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama

Mutiah,Menigkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Peman Kolaborasi Pada Siswa Kelas VI SDN Tlogohaji I Sumberrejo Bojonegoro 89 (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai, dan (3) untuk memperoleh suatu nilai (Arikunto, Suharsimi, 2002:149). Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan siswa secara individual maupun secara klasikal. Analisis Data Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap tuntas secara klasikal jika siswa yang mendapat nilai 65 lebih dari atau sama dengan 85%, sedangkan seorang siswa dinyatakan tuntas pada pokok bahasan atau sub pokok bahasan tertentu jika mendapat nilai minimal 65. Siklus I Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat peman yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model peman Kolaborasi, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pelaksanaan kegiatan mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Pebruari 2014 di Kelas VI jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan mengajar. Pada akhir proses mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 1 Rekapitulasi Tes Formatif Siklus I No 1 2 3 Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas Persentase ketuntasan Hasil Siklus I 70,00 15 68,18 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan peman model Kolaborasi diperoleh nilai rata-rata prestasi siswa adalah 70,00 dan ketuntasan mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan peman model Kolaborasi. Sebagai refleksi, dalam pelaksanaan kegiatan mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: 1. Guru kurang maksimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan peman 2. Guru kurang maksimal dalam pengelolaan waktu 3. Siswa kurang aktif selama peman berlangsung Pelaksanaan kegiatan mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

90 Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 86-92 1. Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan peman. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 2. Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasiinformasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. 3. Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. Siklus II Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat peman yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan kegiatan mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 11 Pebruari 2014 di Kelas VI dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan mengajar. Pada akhir proses mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 2 Rekapitulasi Tes Formatif Siklus II No 1 2 3 Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas Persentase ketuntasan Hasil Siklus II 77,73 17 79,01 Dari tabel di atas diperoleh nilai ratarata prestasi siswa adalah 77,73 dan ketuntasan mencapai 79,01% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan peman model Kolaborasi. Dalam pelaksanaan kegiatan diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut. 1. Memotivasi siswa 2. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep 3. Pengelolaan waktu Pelaksanaan kegiatan pada siklus II ini masih terdapat kekurangankekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: 1. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses mengajar berlangsung. 2. Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. 3. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. 4. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan peman dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 5. Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan mengajar. Siklus III Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perangkat peman yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes

Mutiah,Menigkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Peman Kolaborasi Pada Siswa Kelas VI SDN Tlogohaji I Sumberrejo Bojonegoro 91 formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Pelaksanaan kegiatan mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 18 Feb 2014 di Kelas VI dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan mengajar. Pada akhir proses mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut. Tabel 3 Rekapitulasi Tes Formatif Siklus III No 1 2 3 Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas Persentase ketuntasan Hasil Siklus III 82,73 19 86,36 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 82,73 dan dari 22 siswa telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan. Maka secara klasikal ketuntasan yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan peman model Kolaborasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan peman seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Selama proses mengajar guru telah melaksanakan semua peman dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses berlangsung. 3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Pada siklus III guru telah menerapkan peman model Kolaborasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil siswa pelaksanaan proses mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses mengajar selanjutnya penerapan model pengajaran kolaborasi dapat meningkatkan proses mengajar sehingga tujuan peman dapat tercapai. Pembahasan Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peman model Kolaborasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 68,18%, 79,01%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan siswa secara klasikal telah tercapai. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses mengajar dengan menerapkan model pengajaran kolaborasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-

92 Jurnal Karya Pendidikan Volume 2, Nomor 3, Juni 2016 hlm 86-92 rata siswa pad setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses peman PAI pada pokok bahasan kisah nabi Ibrahim a.s, dan nabi Ismail a.s dengan model pengajaran kolaborasi yang paling dominan adalah, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Model pengajaran kolaborasi dapat meningkatkan kualitas peman PAI. 2. Peman model Kolaborasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (79,01%), siklus III (86,36%). 3. Model pengajaran kolaborasi dapat menjadikan siswa merasa dirinya mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, ide dan pertanyaan. 4. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. 5. Penerapan peman model Kolaborasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi siswa. Saran Dari hasil penelitian maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Untuk melaksanakan model pengajaran kolaborasi memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan peman model Kolaborasi dalam proses mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2. Dalam rangka meningkatkan prestasi siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Kelas VI SDN Tlogohaji I tahun pelajaran 2013/2014 4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press. Univesitas Negeri Surabaya. Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya