PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2013-2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini Disusun Oleh: Arini Mayan Fa uni A53H111043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAK PERMAINAN GEOMETRI DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK A RA AL ISLAM KADIPIRO SAMBIREJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2013-2014 Arini Mayan Fa uni, A53H111043, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Program Sarjana (S-1) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan Sragen. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 8 halaman Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan matematika sederhana melalui permainan geometri. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus dilakukan dua kali pertemuan. Subyek penelitian ini adalah anak RA Al Islam Kelompok A Kecamatan Sambirejo, Sragen yang berjumlah 20 anak sebagai penerima tindakan dan guru sebagai pemberi tindakan di RA Al Islam Kadipiro Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2013-2014. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan matematika sederhana dan data mengenai pembelajaran permainan geometri. Kedua data tersebut dikumpulkan melalui metode observasi. Tehnik analisis data kemampuan matematika menggunakan analisis komparatif. Analisis data pembelajaran permainan geometri menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan matematika anak didik melalui permainan geometri. Hasil ini dapat dilihat dari prosentase rata-rata hasil kemampuan matematika sederhana anak sebelum tindakan adalah 36% atau rata-rata anak Belum Berkembang, siklus I mencapai 53% atau rata-rata anak Mulai Berkembang dan siklus II mencapai 80,46% atau rata-rata anak Berkembang Sesuai Harapan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah permainan geometri dapat meningkatkan kemampuan matematika sederhana anak pada kelompok A RA Al Islam Kadipiro, Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen, tahun ajaran 2013-2014 Kata kunci : Kemampuan Matematika Sederhana, Permainan Geometri
PENDAHULUAN Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga pendidikan anak usia dini, yang terletak pada jalur formal. Tugas utama pendidikan di TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, ketrampilan, sikap dan perilaku anak yang terkait dengan seluruh bidang pengembangan, yaitu; fisik, sosial, emosi, intelektual dan spiritual agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. Kemampuan dasar yang dikembangkan di TK meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana. Dasar ilmu matematika sangat penting untuk dipelajari, apalagi sejak usia dini. Karena pada saat itu kondisi otak pada anak-anak sangat mudah untuk menyerap suatu ilmu yang baru dan sangat susah untuk melupakannya. Sehingga dengan menstimulasi otak anak sejak usia dini bisa membantu meningkatkan kemampuannya dalam menangkap dan menyerap pelajaran lebih cepat ketika anak masuk sekolah. Dasar dari kehidupan seseorang juga dapat dilihat dari ilmu matematika yang telah diajarkan sejak dini. Karena pada umumnya dalam kehidupan ini semua orang berinteraksi dengan orang lain menggunakan bagian dari ilmu matematika. Contohnya dalam transaksi jual beli, kepintaran dasar ilmu matematika ini sangat diperlukan sekali. Ilmu matematika bisa membuat anak usia dini belajar mandiri sehingga mereka sudah bisa membagi waktu untuk kegiatan yang bermanfaat dan bisa memanajemen uang jajan mereka sendiri dengan baik. Oleh karena itu perlunya ditanamkan ilmu tersebut sejak usia dini. Idealnya kemampuan matematika yang dimiliki anak usia 4-5 tahun dalam konsep bentuk, warna, ukuran dan pola (Matrik Kurikulum 2010) anak sudah dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran; mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis atau kelompok yang berpasangan; mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC; mengurutkan benda berdasarkan lima variasi ukuran atau warna.
Observasi yang dilakukan pada kelompok A di RA Al Islam Kadipiro, Sambirejo, Sragen menunjukkan bahwa kemampuan matematika sebagian besar anak-anak masih rendah. Hal ini ditandai dengan beberapa kondisi berikut: Pertama, Sebagian besar anak belum memahami konsep mengenal bentuk dan kemampuan mengenal warna. Anak pasif terhadap kegiatan pembelajaran. Kedua, anak masih bingung dalam membedakan bentuk-bentuk geometri dan warna karena rendahnya kemampuan anak dalam berpikir. Ketiga, ketika beberapa anak yang telah dahulu menyelesaikan kegiatan bermain bebas, 80% anak memilih untuk bermain keluar ruangan, sisanya memilih bermain balok di dalam ruangan, jarang sekali anak menghampiri rak buku, rak bermacam-macam kartu gambar, kartu angka, kartu geometri maupun rak bermacam-macam puzzle. Hal tersebut bisa terjadi karena metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat, media yang digunakan kurang menarik, kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan bahan ajar sehingga anak-anak kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak antusias memperhatikan apa yang disampaikan guru. Salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan matematika anak didik kelompok A RA Al Islam Kadipiro, Sambirejo, Sragen adalah dengan menggunakan permainan geometri. Dari latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui apakah terdapat peningkatan kemampuan matematika sederhana melalui permainan geometri pada anak kelompok A RA Al Islam Kadipiro Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2013-2014? Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan matematika sederhana melalui permainan geometri pada anak kelompok A RA Al Islam Sambirejo Sragen Tahun Ajaran 2013-2014. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi anak, guru dan sekolah. Kemampuan matematika sederhana adalah kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kemampuan berpikir logis. Hal ini berkenaan dengan pola-pola, urutan, struktur atau bentuk- bentuk dan relasi-relasi, berpikir sistematis, bereksplorasi,
memanipulasi dan menggunakan media-media kongkrit sebelum mengoperasikan simbol-simbol abstrak, serta melakukan interaksi melalui bermain. Indikator kemampuan matematika sederhana dalam penelitian ini (Matrik Kurikulum 2010) dibatasi pada konsep bentuk, warna, ukuran dan pola antara lain: 1) Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk, warna dan ukuran. 2) Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yang sama atau kelompok yang sejenis. 3) Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC. 4) Mengurutkan benda berdasarkan 5 seriasi ukuran. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif (Sujiono, 2011:1.25) antara lain adalah: hereditas/keturunan, lingkungan, kematangan, pembentukan, minat dan bakat, kebebasan. Faktor lingkungan mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan sekolah menyangkut faktor guru dan siswa. Guru harus dapat memilih metode pembelajaran serta media pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Dengan metode yang sesuai serta dukungan media yang menarik diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan permainan geometri untuk dapat meningkatkan kemampuan matematika anak. Permainan geometri adalah permainan yang digunakan untuk mengenal konsep bentuk geometri dan ukuran untuk mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung. Manfaat permainan bentuk geometri antara lain: (1) Membantu anak untuk mengenal bentuk, warna, ukuran dan pola, (2) Meningkatkan keterampilan kognitif, (3) Meningkatkan ketrampilan motorik halus, (4) Meningkatkan keterampilan sosial, (5) Melatih logika. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan dan diteliti yaitu penelitian Indriyanti (2012). Hasil penelitiannya yaitu permainan geometri fantasi dapat meningkatkan kecerdasan logika matematika anak. Dan penelitian Farihah (2011), hasil penelitiannya yaitu penggunaan metode bermain melalui permainan geometri
berbantuan komputer dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep bentuk pada anak. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar anak menjadi meningkat (Wardhani, 2008:1.4). Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas karena peneliti berusaha meningkatkan kemampuan matematika sederhana anak melalui permainan geometri dan berusaha mengkaji serta merefleksikan secara mendalam antara penerapan permainan geometri terhadap kemampuan matematika sederhana anak dalam proses belajar mengajar di Taman Kanak-kanak. Penelitian ini dilaksanakan di RA Al Islam Kadipiro Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen tahun 2013-2014 pada akhir semester II. Subyek penerima tindakan pada penelitian ini adalah peserta didik kelompok A yang berjumlah 20 anak. Subyek pemberi tindakan adalah peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas (teman sejawat). Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana dalam setiap siklus dilaksanakan empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dalam perencanaan peneliti menentukan segala sesuatu yang harus tersedia serta cara menyediakannya untuk mendukung keberhasilan proses tindakan. Disamping itu melalui perencanaan peneliti dapat menentukan instrumen penelitian atau alat pengumpul data serta tehnik analisisnya. Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya, dilakukan dalam bentuk siklus atau putaran. Observasi tindakan dengan menggunakan berbagai instrumen observasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan matematika anak dan pembelajaran guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Refleksi dilakukan untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan peneliti selama penelitian berlangsung. Dari hasil refleksi, peneliti dapat mencatat berbagai
kekurangan yang perlu diperbaiki sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan tindakan selanjutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada kegiatan prasiklus peneliti melakukan observasi/pengamatan untuk mengetahui tingkat kemampuan matematika sederhana anak sebelum menerapkan kegiatan dengan permainan geometri. Sebelum anak akan melakukan permainan geometri, anak sudah diajarkan tentang konsep sederhana mengenai bentuk, warna, ukuran dan pola, sehingga anak dapat mengembangkan bahasa dan kognitifnya. Setelah itu anak dapat menyebut dengan lancar tentang konsep bentuk, warna, ukuran dan pola yang nantinya diterapkan dalam permainan geometri. Peneliti berpedoman pada lembar observasi kemampuan matematika sederhana anak. Berdasarkan hasil observasi awal, kemampuan matematika sederhana anak diperoleh prosentase rata-rata sebesar 36% atau rata-rata anak belum berkembang. Untuk itu peneliti dan guru kelas kelompok A berdiskusi guna menentukan langkahlangkah berikutnya. Pada perencanaan tindakan siklus I peneliti berdiskusi dengan guru kelas kelompok A, terutama tentang hal-hal yang akan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Proses Pembelajaran siklus I pertemuan pertama dan kedua mengacu pada Rencana Kegiatan Harian (RKH). Pelaksanaan tindakan pada siklus I peneliti mencoba menerapkan permainan geometri dalam menyampaikan materi pembelajaran. Meskipun dengan cara ini mengalami peningkatan, namun ada beberapa evaluasi yang perlu diperbaiki. Hasil observasi pembelajaran guru yaitu proses pembelajaran guru pada umumnya baik namun guru kurang jelas dalam memberikan penjelasan, guru kurang fokus pada semua anak, guru kurang memberikan motivasi pada anak. Sehingga prosentase ketuntasan kemampuan matematika anak belum mencapai target yang diharapkan walaupun sudah mengalami peningkatan. Hasil observasi siklus I kemampuan matematika sederhana anak diperoleh
prosentase rata-rata sebesar 53% atau rata-rata anak mulai berkembang. Hal ini berarti sudah ada peningkatan kemampuan matematika anak yaitu pada prasiklus 36% (rata-rata kemampuan anak belum berkembang) meningkat menjadi 53% (rata-rata kemampuan anak mulai berkembang) pada siklus I. Maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Rencana tindakan pada siklus II disusun berdasarkan refleksi pada siklus I. Pada tahap ini peneliti dan guru kelas kembali berdiskusi untuk melaksanakan tindakan kegiatan selanjutnya agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Dengan adanya tindakan siklus II anak cenderung lebih baik dan bersemangat, diketahui dari hasil rata-rata prosentase kemampuan matematika anak mengalami peningkatan 80,46% atau rata-rata anak berkembang sesuai harapan dari sebelumnya 53% (ratarata anak mulai berkembang). Sehingga disimpulkan bahwa penerapan permainan geometri dapat meningkatkan kemampuan matematika anak dinilai berhasil. B. Pembahasan Prosentase yang diperoleh pada kondisi awal adalah 36% atau rata-rata kemampuan matematika anak belum berkembang. Kemudian setelah diberi tindakan penerapan permainan geometri pada siklus I mencapai 53% atau rata-rata kemampuan matematika anak mulai berkembang. Kemudian setelah diberi tindakan penerapan permainan geometri pada siklus II prosentase kemampuan matematika anak meningkat mencapai 80,46% atau rata-rata anak berkembang sesuai harapan. Ini berarti rata-rata prosentase kelas yang dicapai pada siklus II melebihi indikator pencapaian yang telah direncanakan sebelumnya yaitu 80%. Bila dibandingkan dengan rata-rata pada siklus I yaitu 53% maka ada peningkatan sebanyak 27%. Pada siklus II terjadi peningkatan yang tajam dikarenakan peneliti sudah melakukan pembelajaran secara maksimal. Pembahasan perkembangan tiap anak diketahui bahwa ada beberapa anak yang kemampuannya masih dibawah target pencapaian yang ditetapkan oleh peneliti. Akan tetapi ada juga anak yang mampu mencapai target yang telah
ditetapkan peneliti. Hal ini disebabkan karena setiap anak memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda. Namun hal ini tidak mempengaruhi rata-rata prosentase dalam satu kelas sudah meningkat yaitu 80,46% rata-rata anak berkembang sesuai harapan. Pembahasan per butir amatan diketahui bahwa rata-rata kemampuan anak dapat mencapai butir amatan yang telah ditentukan, hal ini karena anak sangat antusias dalam melakukan permainan geometri dan mulai senang dengan kegiatan tersebut sehingga perkembangan anak mengalami peningkatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam dua siklus dengan menerapkan pembelajaran bagi anak kelompok A RA Al Islam Kadipiro Sambirejo Sragen dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dirumuskan terbukti kebenarannya, artinya bahwa melalui permainan geometri dapat meningkatkan kemampuan matematika sederhana anak kelompok A RA Al Islam Kadipiro Sambirejo Sragen tahun ajaran 2013-2014. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yaitu dengan permainan geometri dapat meningkatkan kemampuan matematika sederhana anak di RA Al Islam Kadipiro Sambirejo Sragen. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prosentase kemampuan matematika dari pra siklus 36% atau rata-rata anak belum berkembang, siklus I 53% atau rata-rata anak mulai berkembang, siklus II 80,46% atau rata-rata anak berkembang sesuai harapan. Prosentase kemampuan matematika sederhana anak dari siklus I ke siklus II meningkat 27%.
DAFTAR PUSTAKA Darsinah, 2011. Perkembangan Kognitif. PSKGJ-FKIP UMS. Qinant Matrik Kurikulum 2010 Sujiono, Yuliani Nurani, 2011. Metode Pengembangan Kognitif Jakarta: Universitas Terbuka. Wardhani, IGAK, 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.