BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil. Ketidakstabilan ini disebabkan karena atom tersebut memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Atom tersebut berusaha untuk memiliki pasangan elektron sehingga sifatnya sangat reaktif dan cenderung mengambil partikel dari DNA, membran/selaput sel, membran lisosom (bagian sel yang mengandung enzim hidrolitik), mitokondria (tempat produksi energi sel), enzimenzim, lemak, protein serta komponen jaringan lain yang menyebabkan terbentuknya senyawa baru yang tidak normal (Kosasih, dkk., 2004). Pembentukan radikal bebas dapat terjadi di dalam tubuh secara normal oleh adanya proses oksidasi lipida, sedangkan pembentukan radikal bebas dari luar tubuh dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang diperhatikan. Air yang banyak tercemar oleh logam berat, udara yang dipenuhi asap rokok, asap kendaraan bermotor, asap dari industri dan bahkan berbagai zat adiktif yang ditambahkan ke dalam makanan dapat menyebabkan terbentuknya radikal bebas yang berlebih (Kumalaningsih, 2006). Berbagai macam penyakit dapat terjadi karena tubuh terpapar oleh radikal bebas mulai dari radang sendi, asma, gangguan kardiovaskular, kanker, stroke dan kemunduran mental oleh karena serangan radikal bebas yang merusak sel tubuh (Lingga, 2012). Buah dan sayuran banyak mengandung vitamin E, vitamin C dan senyawa polifenol sebagai sumber antioksidan yang dapat menetralisir radikal bebas sehingga atom dengan elektron yang tidak berpasangan memperoleh pasangan
elektron dan menjadi tidak reaktif lagi (Kosasih, dkk., 2004). Berbagai studi yang dilakukan telah membuktikan bahwa mengkonsumsi sayur-sayuran dan buahbuahan dalam jumlah besar dapat menurunkan resiko penyakit degeneratif termasuk kanker hingga dua kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang kurang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan (Hanson, 2005). Salah satu buah yang mudah diperoleh dan murah sehingga dapat dikonsumsi oleh semua kalangan adalah buah markisa. Kabupaten Karo, Sumatera Utara merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra pertumbuhan markisa. Ada 2 jenis buah markisa yang banyak ditanam yakni buah markisa ungu (Passiflora edulis Sims) dan buah markisa konyal (Passiflora ligularis Juss) (Pertiwi, 2012). Di Indonesia, buah markisa ungu dikonsumsi dalam bentuk segar berupa jus atau diolah menjadi sirup dan selai, sedangkan di luar negeri buah markisa ungu telah dikembangkan menjadi berbagai jenis makanan seperti es krim, permen, kue dan jelly. Warna jingga kekuningan yang cerah dan aroma khasnya diyakini banyak menarik produsen makanan untuk terus meningkatkan nilai jual buah ini (Hutabarat dan Manshur, 2010). Berbeda dengan sari buah markisa ungu, rasa sari buah markisa konyal yang manis dan tekstur daging buahnya yang lembut menjadikannya sebagai buah yang banyak digemari untuk dikonsumsi langsung. Buah markisa ungu dan markisa konyal juga banyak digunakan dalam pengobatan karena kandungan nutrisinya yang tinggi antara lain air, protein, lemak, karbohidrat, serat, berbagai mineral (kalsium, kalium, fosfor, natrium, magnesium, zat besi), dan vitamin (riboflavin, niasin, tiamin, vitamin A, vitamin C) juga mengandung alkaloid, flavonoid dan karotenoid (Lim, 2012).
Markisa memiliki kandungan vitamin C dan karotenoid yang saling mendukung dalam melindungi sel dari kerusakan. Mekanisme kerja vitamin C yakni memberikan perlindungan secara menyeluruh terhadap sitoplasma dan mitokondria dari serangan radikal bebas yang larut dalam air. Jika bergabung dengan vitamin E dan karotenoid, maka vitamin C juga dapat memberikan perlindungan terhadap radikal bebas yang larut dalam lemak (Lingga, 2012). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis meneliti buah markisa dengan melakukan uji aktivitas antioksidan dari sari buah markisa ungu (Passiflora edulis Sims) dan sari buah markisa konyal (Passiflora ligularis Juss) dengan metode pemerangkapan radikal bebas DPPH dan uji kapasitas antioksidan total dengan metode pembentukan kompleks fosfomolibdenum. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka perumusan masalahnya adalah : a. apakah berbeda golongan senyawa kimia yang terdapat pada sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal? b. apakah sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal memiliki aktivitas antioksidan? c. berapakah nilai IC 50 sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal dalam memerangkap radikal bebas DPPH? d. berapakah kapasitas antioksidan total sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal?
1.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka hipotesis pada penelitian ini adalah : a. golongan senyawa kimia yang terdapat pada sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal berbeda. b. sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal memiliki aktivitas antioksidan. c. nilai IC 50 sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal dalam memerangkap radikal bebas DPPH adalah < 50 ppm. d. sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal mengandung kapasitas antioksidan total dalam jumlah tertentu. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. untuk mengetahui golongan senyawa kimia dari sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal. b. untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal. c. untuk mengetahui nilai IC 50 sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal dalam memerangkap radikal bebas DPPH d. untuk mengetahui kapasitas antioksidan total sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi mengenai kemampuan antioksidan dari sari buah markisa ungu dan sari buah markisa konyal sehingga dapat menambah data penelitian dalam usaha pemanfaatan buah sebagai antioksidan.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan kerangka pikir seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1. Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Sari buah segar : 1. Markisa ungu 2. Markisa konyal Sari kental : 1. Markisa ungu 2. Markisa konyal Golongan senyawa kimia 1. Alkaloid 2. Saponin 3. Tanin 4. Steroid/ Triterpenoid 5. Flavonoid 6. Glikosida 7. Glikosida Antrakinon 8. Vitamin C Markisa ungu konsentrasi : - 2000 ppm - 4000 ppm - 6000 ppm - 8000 ppm Markisa konyal konsentrasi : - 6000 ppm - 8000 ppm - 10000 ppm - 12000 ppm Aktivitas antioksidan dengan pemerangkapan radikal bebas DPPH Nilai IC 50 Markisa ungu 22 mg/ml Kapasitas antioksidan total dengan pembentukan kompleks Markisa konyal fosfomolibdenum 26 mg/ml Kesetaraan dengan kapasitas antioksidan vitamin C Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian