INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Uji Adaptasi Beberapa Galur/Varietas Gandum di NTT

PEMBENTUKAN VARIETAS UNGGUL BARU SEREALIA

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ulangan ANALISIS SIDIK RAGAM Sumber variasi db jk kt F hitung

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

[ ] Pengembangan Varietas Jagung Putih untuk Pangan, Berumur Genjah dan Toleran Kekeringan Muhammad Azrai

UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

RESPON DAN KERAGAMAN GENETIK POPULASI M 2 HASIL IRRADIASI SINAR GAMMA BERDASARKAN KARAKTER AGRONOMI TERHADAP CEKAMAN SUHU TINGGI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Rancangan Penelitian

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB 3. METODE PENELITIAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Skema Penelitian. Tahap 1. Persiapan Alat dan Bahan. Tahap 2. Pembuatan Pelet. Pengeringan ampas tahu.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN

KERAGAAN GALUR GALUR TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.) INTRODUKSI CIMMYT DI AGROEKOSISTEM TROPIKA CAMELIA ROSIANTI PUTRI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

VI. UBIKAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 23

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAB 3 METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

Adaptabilitas Genotipe Gandum Introduksi di Dataran Rendah. Adaptability of Introduced Wheat Genotypes at Low Altitude

PENDAHULUAN Latar Belakang

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

UJI ADAPTASI VARIETAS KEDELAI DI LAHAN KERING KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

Keragaan Produksi Benih Jagung di Tingkat Penangkar di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

Agroekosistem Tropis Genetic Variability of Wheat M 3 Mutant Population in Tropical Agroecosystem

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Ubikayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan komoditas andalan Indonesia,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.

BAHAN DAN METODE. I. Uji Daya Hasil Galur-galur Padi Gogo Hasil Kultur Antera.

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

12,60. Stay green, tahan bulai dan karat JH 234. Stay green, tahan bulai dan karat Pulut URI 4 12,60 7,14

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM TANAMAN GANDUM (Triticum aestivum L.)

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

METODOLOGI PENELITIAN

POTENSI POPULASI GANDUM (Triticum aestivum) PUTATIF MUTAN GENERASI M4 UNTUK TOLERANSI TERHADAP DATARAN MENENGAH IKLIM TROPIS BASAH DI INDONESIA

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KERAGAAN HASIL BEBERAPA VARIETAS UNGGUL PADI DAN KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI

Perkembangan Perakitan Varietas Gandum di Indonesia

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

HASIL PENDAMPINGAN PROGRAM STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN SL-PTT KEDELAI DI PROVINSI ACEH

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

KERAGAMAN KARAKTER TANAMAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Transkripsi:

INTERAKSI GENETIC X LINGKUNGAN DAN STABILITAS HASIL GALUR-GALUR GANDUM TROPIS PADA DATARAN MENENGAH DI INDONESIA Amin Nur 1), Karlina Syahruddin 1), dan Muhammad Azrai 1) 1) Peneliti Pemuliaan pada Balai Penelitian Tanaman Serealia Jalan Dr. Ratulangi No.274, Maros Sulawesi Selatan Korespondensi : iceriamin76@gmail.com Kontak : 0812 411 8345

TANAMAN SEREALIA Gandum PENDAHULUAN Jagung FS (Food Security) Sorghum Hotong 2

PENDAHULUAN Impor gandum setiap tahun terus meningkat hingga tahun 2016 proyeksi mencapai 8,10 juta ton, naik sekitar 8 % dari tahun 2014 sebanyak 7,48 juta ton. Sementara impor gandum Indonesia tahun sebelumnya 2011/2012 sebanyak 6,46 juta ton. Perakitan gandum di dalam negeri sejauh ini telah menghasilkan 6 varietas yang adaptif ketinggian >1000 m dpl dan 2 sudah agak toleran terhadap suhu tinggi (800 m dpl). Pengembangan gandum ke depan lebih diarahkan ke dataran menengah- rendah Perakitan varietas gandum tropis untuk dataran menengah (500 800 mdpl).

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GANDUM DI INDONESIA SETELAH TAHUN 2000 2001 Multilokasi dengan menggunakan materi genetik CIMMYT, 2002 India dan Indonesia Uji multilokasi galur. 2003 Pelepasan varietas Dewata dan Selayar. 2004 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias and Selayar seluas 150 Ha di delapan propinsi di Indonesia. 2005 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias and Selayar seluas 250 Ha di delapan propinsi di Indonesia 2006 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias and Selayar seluas 100 Ha di delapan propinsi di Indonesia 2007 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias and Selayar seluas 100 Ha di delapan propinsi di Indonesia 2008 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias and Selayar seluas 100 Ha di delapan propinsi di Indonesia

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GANDUM DI INDONESIA SETELAH TAHUN 2000 2009 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias dan Selayar seluas 100 Ha di delapan propinsi di Indonesia dan Awal mula dicanangkan Konsorsium Gandum Nasional dalam merakit varietas unggul Gandum Tropis oleh Litbang Pertanian. 2010 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias dan Selayar seluas 114 Ha di delapan propinsi di Indonesia dan dimulainya Konsorsium Gandum Nasional dalam Mrakit varietas unggul Gandum Tropis. 2011 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias dan Selayar seluas 123 Ha di delapan propinsi di Indonesia dan dimulainya Konsorsium Gandum Nasional dalam merakit varietas unggul Gandum Tropis. 2012 Budidaya gandum varietas Dewata, Nias dan Selayar seluas 102 Ha di tiga propinsi di Indonesia 2013 Dirilis 3 varietas (Guri 1, Guri 2 dan Ganesha) 2014 Dirilis 4 Varietas (Guri 3 Agritan, Guri 4 Agritan, Guri 5 Agritan dan Guri 6 Unand dari Konsorsium Gandum

KENDALA PENGEMBANGAN GANDUM DI INDONESIA Masih terbatasnya varietas unggul yang dapat dikembangkan untuk dataran rendah (<500 m d.p.l) dan sedang (500-800 m) Kurangnya informasi tanaman gandum ini ditingkat penyuluh apalagi ditingkat masyarakat tentang teknologi budidaya dan pasca panen belum sepenuhnya dikuasai petani. Belum adanya pasar yang menampung hasil panen Dukungan pemerintah terhadap sosialisasi pengembangan tanaman ini boleh dikata tidak ada. 6

KENDALA PENGEMBANGAN GANDUM DI DATARAN MENENGAH DI INDONESIA Cekaman suhu tinggi. Suhu udara optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan gandum adalah 8 10 o C (subtropis), di Indonesia suhu yang demikian hanya dapat dijumpai pada ketinggian > 1.000 m dpl (15 24 o C). Sementara suhu dataran menengah rendah dapat mencapai 25 35 o C (Handoko 2007) Untuk merakit gandum yang dapat berproduksi konsisten di lingkungan berelevasi medium, uji multilokasi menjadi syarat penting dan merupakan salah satu tahapan dalam menghasilkan varietas unggul baru. mengetahui stabilitas komponen hasil dan hasil dari enam galur uji pada delapan lokasi uji dengan melihat interaksi galur-lingkungan menggunakan model yang diperkenalkan oleh Finlay and Wilkinson 7

BAHAN DAN METODE Waktu Pelaksanaan Materi Genetik Rancangan : Garut, Cisarua Jawa Barat (April September 2014) ketinggian 600 mdpl, Gowa, Jenneponto Sulawesi Selatan (April September 2014) dan (April September 2015) ketinggian 800 mdpl, Tumpang Jawa Timur (April September 2015) ketinggian 600 m dpl dan Salatiga Jawa Tengah (April September 2015) ketinggian 600 m dpl : Enam galur dan tiga varietas nasional sebagai cek (Guri 3 Agritan, Guri 5 Agritan dan Dewata). : Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan, dengan ukuran petak 1,5 m x 5 m Pelaksanaan : Tiap galur ditanam 6 baris sepanjang 5 m dengan jarak tanam antar baris 25 cm, benih dilarik dalam baris

BAHAN DAN METODE Pemupukan : Tanaman dipupuk dengan dosis 150 kg Urea.ha -1, 200 kg SP36.ha -1 dan 100 kg KCl.ha -1 pada umur 10 hst dan pemupukan kedua dengan dosis Urea 150 kg.ha -1 pada umur 30 hst. Sebelum ditanam benih diberi insektisida carbaryl 85% dan pada saat tanam lubang larikan diberi carbofuran 17 kg.ha -1 Pengamatan : Umur berbunga (hari), umur panen (hari), tinggi tanaman (cm), panjang malai (cm), jumlah sipkelet, jumlah floret hampa, persentase floret hampa, bobot biji(g)/malai,jumlah malai/meter, jumlah biji/malai, bobot 1000 biji (g), dan hasil (t/ha) Analisis : Analisis ragam/lokasi, ragam gabungan mengikuti metode yang dikemukakan oleh Singh dan Chaudhary (1985) dan Falconer (1989). Bila uji F menunjukkan interaksi galur dan lingkungan (GxE) nyata, diteruskan dengan stabilitas hasil mengikuti metode Finlay dan Wilkinson (1963)

HASIL DAN PEMBAHASAN Table 3. Nilai kuadrat tengah hasil analisis ragam gabungan lokasi dan galur pada karakter agronomi dan hasil. Karakter Lingkungan (L) Galur (G) Galur x Lingkungan Umur Berbunga (HST) 1,177.13** 787.62** 167.08** 6,64 Umur Panen (HST) 1,218.16** 363.02** 64.62** 4,63 Tinggi Tanaman (cm) 2,316.67** 481.69** 123.08** 5,66 Jumlah malai/m 2 61,000.44** 43,269.50** 4,691.94** 18,4 Jumlah Spikelet 57.62** 27.82** 8.22** 7,9 Panjang Malai (cm) 7.28** 5.57** 1.43** 6,8 Jumlah biji/malai 3,237.23** 174.24** 279.27** 13,3 Bobot biji/malai (g) 6,24** 0,41* 0,46** 16,9 Bobot 1 liter Biji (g) 330631.80** 20,645.91** 12954.28** 9.4 Bobot 1000 Biji (g) 826,62** 51,62** 32,39** 9,5 Hasil Keterangan (t/ha -1 :)** = berbeda sangat 2,90** nyata pada taraf 1,46** uji F 1%; * = 0,79** berbeda nyata 15,5 pada taraf uji F 5%; KK = Koefisien keragaman 10 KK

Lanjutan : Hasil Dan Pembahasan.. Table 4. Rata-rata penampilan karakter galur-galur gandum tropis pada daratan menengah di Indonesia, MT 2014 dan MT 2015. Galur TT UB UP JM/M 2 PM JSP --cm-- ---Hst--- --cm-- G1 80.85 b 55.42 abc 99.94 abc 214.63 c 16.96 9.16 G2 77.33 abc 54.27 abc 99.05 abc 216.19 c 18.59 ab 8.77 G3 73.37 abc 53.58 abc 97.25 abc 209.12 c 16.05 8.19 G4 75.70 abc 57.17 abc 100.26 abc 284.59 abc 15.92 8.28 G5 84.12 62.11 abc 103.73 bc 320.50 abc 17.07 a 8.55 G6 74.61 abc 55.46 abc 98.94 abc 248.3 c 15.64 7.80 GURI-3 (a) 82.42 59.78 105.74 251.37 16.65 8.99 GURI-5 (b) 85.55 69.38 107.89 226.92 17.99 8.79 DEWATA (c) 82.95 67.08 106,65 181.45 18.30 9.25 Mean 79.60 59.40 102.2 239.23 17.02 8.64 SE 0.92 0,80 0.96 8.96 0.13 0.32 5%LSD 2.57 2.25 2.70 25.08 0.38 0.91 CV (%) 5.6 6.6 4,6 18.36 7.86 9.43 Keterangan : TT : Tinggi Tanaman (cm), UB : Umur Berbunga (HST), UP : Umur panen (HST), JMM : Jumlah malai/mater 2, PM : Panjang malai (cm), JSP : 11 Jumlah Spikelet.

Lanjutan : Hasil Dan Pembahasan.. Table 5. Rata-rata penampilan karakter galur-galur gandum tropis pada daratan menengah di Indonesia, MT 2014 dan MT 2015. Galur JBM BBM B1000B B1LTRb ---gr---- G1 43.00 1.57 35.85 abc 717.093 abc G2 43.39 1.49 33.88 677.537 G3 41.02 1.42 33.96 679.241 G4 41.59 1.26 30.27 605.389 G5 42.29 1.41 33.56 671.167 G6 37.21 1.26 33.85 677.000 GURI-3 (a) 43.08 1.45 33.28 665.611 GURI-5 (b) 47.45 1.66 32.77 655.370 DEWATA (c) 43.53 1.48 33.90 678.074 Mean 42.51 1.44 33.48 669.610 SE 1.36 0.05 0.65 12.91 5% LSD 1.15 1.38 1.80 36.13 CV(%) 13.31 16.84 9.50 9,40 Keterangan : JBM: Jumlah biji/malai, BBM : Bobot biji/malai (g), B1000B : Bobot 1000 Biji mur panen, B1LTRB : Bobot 1 liter biji. 12

Lanjutan : Hasil Dan Pembahasan.. Tabel 6. Rata-rata hasil biji pada kadar air 12% (t/ha) calon varietas gandum dan varietas pembanding, MT 2014-2015. 13

Lanjutan : Hasil Dan Pembahasan.. Gambar 1. Diagram batang rata-rata hasil calon varietas gandum yang diusulkan dan varietas pembandingnya pada tiap lingkungan uji. G1-G9 = Galur; A= Garut- Jabar 2014; B = Rumbia-Sulsel 2014; C = Malino-Sulsel 2014, D = Cisarua- Jabar 2014, E = Malang,-Jatim 2015; F = Salatiga-Jateng 2015; G = Rumbia-Sulsel 2015, H = Malino-Sulsel 2015. 14

Lanjutan : Hasil Dan Pembahasan.. Gambar 1. Diagram batang rata-rata hasil calon varietas gandum yang diusulkan dan varietas pembandingnya pada tiap lingkungan uji. G1-G9 = Galur; A= Garut- Jabar 2014; B = Rumbia-Sulsel 2014; C = Malino-Sulsel 2014, D = Cisarua- Jabar 2014, E = Malang,-Jatim 2015; F = Salatiga-Jateng 2015; G = 15 Rumbia-Sulsel 2015, H = Malino-Sulsel 2015.

Lanjutan : Hasil Dan Pembahasan.. Tabel 7. Rerata dan stabilitas hasil panen gandum (k.a 12%) berdasarkan analisis gabungan lingkungan. 16

KESIMPULAN Terdapat interaksi yang sangat nyata baik pada lingkungan, galur dan interaksi galur x lingkungan terhadap semua karakter. Galur G1 memiliki potensi hasil sebesar 3,3 t/ha, dengan rata-rata hasil sebesar 2,4 t/ha nyata lebih unggul dibandingkan dengan ketiga varietas pembanding GURI 3, GURI 5 dan Dewata. Galur ini memiliki Umur berbunga, umur panen lebih genjah dibanding ketiga varietas pembanding, bobot 1000 biji lebih tinggi dari ketiga varietas pembanding dan adaptif pada lingkungan suboptimal berdasarkan hasil analisis stabilitas hasil. 17

KESIMPULAN Galur G4 memiliki potensi hasil sebesar 3,5 t/ha dan rata-rata hasil 2,3 t/ha, nyata lebih unggul dibandingkan dengan ketiga varietas pembanding GURI 3, GURI 5 dan Dewata. Galur ini memiliki karakter umur berbunga dan umur panen lebih genjah, tinggi tanaman lebih pendek, jumlah malai/m 2 lebih banyak dari ketiga varietas pembanding. Galur ini memiliki hasil yang adaptif pada lingkungan optimal berdasarkan hasil analisis stabilitas hasil. Galur G5 memiliki potensi hasil 2,7 t/ha dan rata-rata hasil 2,2 t/ha, rata-rata hasil nyata lebih unggul dari varietas pembanding DEWATA dan relative sama dengan GURI 5. Galur G5 dibandingkan dengan kedua varietas pembanding adalah umur panen, jumlah malai/m 2, lebih genjah dan lebih tinggi dari ketiga varietas pembanding, kadar abu lebih rendah dari ketiga varietas pembanding. Galur ini memiliki hasil yang adaptif pada lingkungan suboptimal berdasarkan hasil analisis stabilitas hasil. 18