I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

A. Pengertian Orde Lama

SILABUS MATA KULIAH. : Didin Saripudin, Ph.D. Farida Sarimaya, M.Si. Prof. dr. H. Ismaun, M.Pd.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

BAB II PEMBERLAKUAN ASAS TUNGGAL PANCASILA DI INDONESIA PADA ORDE BARU. pemerintahan sebelumnya yakni Demokrasi Parlementer.

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

sherila putri melinda

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dinamika hubungan sipil dan militer pada masa Demokrasi Liberal (1950-

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKERTARIAT DAERAH (Penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1961 Tanggal 10 Pebruari 1961)

Tentang: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKRETARIAT DAERAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG-ROYONG. SEKRETARIAT DAERAH.

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

LATIHAN SOAL TATA NEGARA ( waktu : 36 menit )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKRETARIAT DAERAH

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

PENDIDIKAN PANCASILA

INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL ( )

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini sulit dikatakan bahwa suatu negara bisa hidup sendirian sepenuhnya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

2015 PERKEMBANGAN SISTEM POLITIK MASA REFORMASI DI INDONESIA

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

Presiden Seumur Hidup

SEJARAH DAN PENGARUH MILITER DALAM KEPEMIMPINAN DI INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH GOTONG ROYONG DAN SEKRETARIAT DAERAH (Penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1960 Tanggal 23 September 1960)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

GARIS-GARIS BESAR DARI PADA HALUAN NEGARA (Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1960 Tanggal 29 Januari 1960) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ketika Bung Karno Didemo Tentara

I. PENDAHULUAN. Orde Baru lahir dari tekad untuk melakukan koreksi total atas kekurangan sistem politik yang

SILABUS. Lampiran 2 : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN : SEJARAH INDONESIA MODERN. : Desvian Bandarsyah, M.Pd

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aam Amaliah Rahmat, 2013

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah Prasyarat : - Deskripsi Mata Kuliah

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Bab ini merupakan tinjauan pustaka yang mengemukakan sumber-sumber

DINAMIKA POLITIK MUHAMMADIYAH PADA MASA SUKARNO SAMPAI MASA SOEHARTO PADA TAHUN SKRIPSI. Oleh FAJAR IWANTORO NIM

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai ideologi negara. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1967 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDIDIKAN PANCASILA PADA ERA ORDE LAMA

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1959 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan. Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi. Indonesia pasca pengakuan kedaulatan

KEKUASAAN PRESIDEN DALAM SISTEM POLITIKDEMOKRASI TERPIMPIN D I S U S U N OLEH :

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 3 TAHUN 1967 (3/1967) Tanggal: 6 MEI 1967 (JAKARTA)

BAB III Sistem dan Struktur Politik dan Ekonomi Masa Demokrasi Terpimpin ( )

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

ASSALAMU'ALAIKUM WR.WB

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai memperoleh akses informasi yang lebih luas dan terbuka.

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

KIPRAH AMIR SYARIFFUDIN DALAM POLITIK DAN PEMERINTAHAN SAMPAI TAHUN 1948 SKRIPSI

PEMETAAN STANDAR ISI

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

Demokrasi: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Antara Teori dan Pelaksanaanya di Indonesia. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

7. Kabinet Karya/Juanda (31 Jul Agt 1955), dibentuk pada saat negara dalam situasi memprihatinkan, dan tidak berdasar atas dukungan dari

I. PENDAHULUAN. Pada sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 menetapkan:

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

LATIHAN SOAL BAB 3 DEMOKRASI LIBERAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK, EKONOMI DAN PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

PEMBERONTAKAN GERAKAN 30 SEPTEMBER PKI 1965

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KESENJANGAN PERSAHABATAN BUYA HAMKA DAN IR SOEKARNO. A. Dibubarkannya Anggota Konstituante dan Partai Masyumi

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap pemerintah pusat yang pada akhirnya disalurkan melalui berbagai gerakan separatis seperti PRRI-Permesta, akhirnya mendorong Presiden Soekarno untuk sampai pada satu kesimpulan bahwa telah muncul suatu keadaan kacau yang membahayakan keadaan negara. Atas dasar itulah akhirnya Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 membacakan sebuah dekrit yang menandai dimulainya babak baru dalam sejarah bangsa Indonesia yaitu Demokrasi Terpimpin. Dekrit yang dikeluarkan Presiden Soekarno mendapat sambutan dari masyarakat Republik Indonesia yang pada waktu itu sangat menantikan kehidupan negara yang stabil. Namun kekuatan dekrit tersebut bukan hanya berasal dari sambutan yang hangat dari sebagian besar rakyat Indonesia, tetapi terletak dalam dukungan yang diberikan oleh unsur-unsur penting negara lainnya, seperti Mahkamah Agung dan KSAD. 1 1 Marwati Djoened Poesponegoro dan nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: Balai Pustaka,1993) halaman 311

Sebagai tindak lanjut Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Lima hari setelah dekrit. kabinet baru dibentuk. Kabinet ini terbentuk dengan berdasarkan Keputusan Presiden No. 153/1959 dengan dinamanakan Kabinet Kerja dengan pimpinan Kabinetnya Presiden Ir. Soekarno. Untuk teknis menangani kabinet, Presiden dibantu seorang Menteri Pertama yang dipercayakan kepada Ir. Juanda. 2 Sistem kabinet parlementer yang dianut pada masa demokrasi liberal diganti dengan sistem kabinet presidensil. Selain dibentuk Kabinet Kerja pemerintah dalam hal ini tepatnya Presiden Soekarno mendirikan pula lembaga-lembaga pemerintahan seperti Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perancang Nasional (DAPERNAS) dan Front Nasional. Salah satu tindakan Presiden Soekarno untuk nenegakkan Demokrasi terpimpin adalah mendirikan Front Nasional. Front Nasional dibentuk melalui Penetapan Presiden No.13 tahun 1959. Pendirian Front Nasional disahkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 31 Desember 1959. Organisasi yang juga dipimpin olehnya itu beranggotakan hampir seluruh kekuatan politik, baik partai politik, organisasi massa, maupun golongan fungsional. Dengan lingkup organisasi yang bersifat nasional dan memiliki struktur dari pusat hingga daerah, Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa milik negara yang besar. Sebagai organisasi yang didirikan oleh pemerintah, Front Nasional memiliki tugas yang tercantum dalam Penetapan Presiden No.13 tahun 1959. Tugas Front Nasional adalah: 2 Agus Salim, Tragedi Fajar,(Bandung: Penerbit Nuansa, 2009) halaman 29

1. menghimpun dan mempersatukan kekuatan revolusioner di masyarakat serta memimpin gerak masyarakat untuk menyelesaikan revolusi dalam bidangbidang pembengunan semesta, kesejahtraan sosial dan pertahanan keamanaan 2. menyelenggarakan kerjasama yang seerat-eratnya dengan pemerintah dan lembaga negara lainnya 3 Dalam strateginya untuk memberlakukan sistem Demokrasi Terpimpin, Soekarno memang bermaksud menambah tekanannya terhadap partai politik dengan rencana pendirian organisasi ini. Soekarno bekerja sama dengan Angkatan Darat untuk mematahkan resistensi partai politik. Dengan pendirian Front Nasional, Soekarno juga berkeinginan mematikan Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Organisasi yang didirikan oleh Nasution itu telah berhasil menghimpun kekuatan golongan karya. Soekarno menyiapkan gerakannya untuk membendung kekuasaan Angkatan Darat yang meningkat akibat pendirian FNPIB. Sudah sejak terbentuknya Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) yang disponsori oleh TNI-AD, Soekarno merasa disingkirkan oleh Nasution di dalam merintis idea dibentuknya suatu Front Nasional. Presiden Soekarno tidak menyukai hal ini, dan berusaha untuk melemahkan peranan FNPIB, supaya tidak berhasil dijadikan sebagai alat politik TNI-AD oleh Nasution. 4 Setelah dekrit dibacakan, jelaslah apa sesungguhnya keinginan dan latarbelakang Soekarno membentuk Front Nasional. Dalam suasana revolusi yang dibawa ke tahun 1945, Front Nasional mengembalikan gagasan Soekarno pada tahun tersebut. Ia mendambakan sebuah badan yang bertugas menggalang kekuatan 3 Nugroho Notosusanto, Pejuang dan Prajurit, (Jakarta:Pustaka Sinar Harapan,1991) Halaman 108 4 Yahya A. Muhaimin, Perkembangan Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1982) halaman 126

rakyat untuk mengawal jalannya revolusi. Pada pidato tanggal 17 Agustus 1959 ia berkata: Front Nasional harus menggalang seluruh kegotongroyongan rakjat. Front Nasional itulah dus jang harus menggalang semangat dan tenaga laten di kalangan rakjat, didjadikan satu gelombang ke-ho-lopis-kuntul-barisan untuk menjelesaikan revolusi. 5 Dengan diberlakukannya kembali UUD 1945 pada bulan Juli 1959, Presiden Soekarno merupakan pemegang inisiatif politik, terutama dengan tindakan dan janji-janjinya yang langsung ditujukan kepada pembentukan kembali struktur konstitusional. Presiden Soekarno dengan konsep Demokrasi Terpimpin menilai Demokrasi Barat yang bersifat liberal tidak dapat menciptakan kestabilan politik. Menurutnya, penerapan sistem Demokrasi Barat menyebabkan tidak terbentuknya pemerintahan kuat yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia. Pandangan Soekarno terhadap sistem liberal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap kehidupan partai politik di Indonesia. Berdasarkan Penpres No.7 tahun 1959 tanggal 31 Desember 1959, kehidupan partai politik ditata dengan dilakukuannya penyederhanaan partai. Partai-partai yang lolos persyaratan adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), NU, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Katolik, Parkindo, PSI, Partai Murba, Partai IPKI, PSII dan Partai Perti. Pada tahun-tahun awal Demokrasi Terpimpin Partai politik tidak mempunyai peran besar dalam pentas politik nasional. Partai politik seperti NU dan PNI dapat dikatakan pergerakannya dilumpuhkan karena ditekan oleh presiden yang 5 Soekarno, Di bawah Bendera Revolusi Jilid II, (Panitya Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi 1965) Halaman 384-385

menuntut agar mereka mendukung apa yang telah dilakukan olehnya. Sebaliknya, golongan komunis memainkan peranan penting pada saat itu. Pada dasarnya sepuluh partai politik yang ada tetap diperkenankan untuk hidup, termasuk NU dan PNI, tetapi semua wajib menyatakan dukungan terhadap gagasan presiden pada segala kesempatan serta mengemukakan ide-ide mereka sendiri dalam suatu bentuk yang sesuai dengan doktrin presiden. Partai politik dalam pergerakannya tidak boleh bertolak belakang dengan konsepsi Soekarno. Demokrasi terpimpin yang dianggapnya mengandung nilai-nilai asli Indonesia dan lebih baik dibandingkan dengan sistim ala Barat, ternyata dalam pelaksanaannya lebih mengarah kepada praktek pemerintahan yang otoriter. Berbagai kekuatan politik yang sebelumnya tidak begitu berperan, kini mulai mengambil-alih jalannya sejarah. Di bawah UUD 1945 yang diberlakukan kembali, Soekarno yang pada masa Demokrasi Parlementer hanya berkedudukan sebagai simbol, kini menjadi presiden seutuhnya, tokoh yang menguasai, dan sumber kepemimpinan ideologi. Di saat mayoritas partai politik mengalami delegitimasi yang serius, PKI, yang bangkit sepanjang dasawarsa 1950-an, memperoleh kesempatan untuk tampil secara fenomenal di panggung politik. Dalam penggambaran kiprah partai politik di percaturan politik nasional, maka ada satu partai yang pergerakan serta peranannya begitu dominan yaitu Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada masa itu kekuasaan memang berpusat pada tiga kekuatan yaitu, Soekarno, TNI-Angkatan Darat, dan PKI. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran mengenai kehidupan partai politik pada masa demokrasi terpimpin, pergerakan PKI pada masa ini tidak dapat dilepaskan.

PKI dapat menghimpun massa dengan intensif dan segala cara, baik secara etis maupun tidak. Pergerakan PKI yang sedemikian progresifnya dalam pengumpulan massa membuat PKI menjadi sebuah partai besar pada akhir periode Demokrasi Terpimpin. Pada tahun 1965, PKI mengklaim telah memiliki tiga juta orang anggota ditambah 17 juta pengikut yang menjadi antek-antek organisasi pendukungnya, sehingga di negara non-komunis, PKI merupakan partai terbesar. Dengan adanya keadaan yang seperti itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai partai besar yang menjadi salah satu anggota dalam Front Nasional tentu memiliki pengaruh yang besar dalam orgaanisasi tersebut. PKI telah memberikan pengruh dalam program Front Nasional seperti, dalam pelaksanaan program land reform dengan mengklaim bahwa program ini merupakan alat perjuangan partai mereka, dengan merencanakan perombakan status tanah dan melakukan penghasutan agar para petani melakukan aksi penyerobotan tanah. Kedua, dalam penyelenggaraan aksi-aksi massa yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan anarkis dan mempersenjatai para kaum petani dan buruh. B. Analisis Masalah B.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Latar Belakang didirikannya organisasi Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin. 2. Front Nasional merupakan wadah bagi partai-partai politik yang hidup pada masa Demokrasi Terpimpin. 3. Pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin B.2. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada Pengaruh dari Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin. Dengan adanya pembatasan masalah tersebut, diharapkan dalam penelitian ini dapat sesuai dengan tujuan penelitian. B.3. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah Bagaimanakah pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional pada masa Demokrasi Terpimpin? C. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan yaitu:

1. Untuk mengetahui tentang adanya pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional 2. Untuk mendeskripsikan tentang pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, para pembaca dan institusi terkait lainnya, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tambahan wawasan dan tambahan informasi tentang pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam front nasional pada masa demokrasi terpimpin. 2. Bagi Dinas Pendidikan, penelitian ini diharapkan berguna sebagai suplemen bahan ajar guru mata pelajaran sejarah di SMA kelas XII semester satu pada sub pokok bahasan Kehidupan Masyarakat dan Negara Pada masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek penelitian : Front Nasional 2. Objek penelitian : Pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Front Nasional 3. Tempat Penelitian : Perpustakaan Universitas Lampung dan Perpustakaan Nasional 4. Waktu penelitian : Tahun 2010

5. Temporal : Tahun 1959-1966 6. Bidang Ilmu : Sejarah