BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral secara

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma neurologis yang terjadi. tiba-tiba karena cerebrovascular disease (CVD).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke bagian otak sehingga mengakibatkan hilangnya fungsi otak (Smeltzer &

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2004).Dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lozano et al dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari orang meninggal

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dari sistem saraf pusat (SSP) oleh penyebab vaskular, termasuk infark

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. register status pasien. Berdasarkan register pasien yang ada dapat diketahui status pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. (Misbach, 2011). Stroke merupakan salah satu sumber penyebab. gangguan otak pada usia puncak produktif dan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. baru atau berulang. Kira-kira merupakan serangan pertama dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang merupakan salah satu masalah kesehatan. anak yang penting di dunia karena tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh

BAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke merupakan gangguan aliran darah pada suatu bagian otak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Berbagai penelitian menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram

BAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara global, termasuk Indonesia. Pada tahun 2001, World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker. Terhitung 1

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penduduk lanjut usia, yang kemudian disebut sebagai lansia adalah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

ILM. 1. PMKP 3.1 Area Klinik- JCI International Library of Measures 1 Acute Myocardial Infarction (AMI)

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

BAB I Pendahuluan UKDW. penyebab keempat dari disabilitas pada usia muda (Gofir, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang cukup besar di dunia. Stroke adalah gangguan fungsi otak fokal maupun secara menyeluruh yang terjadi secara mendadak, lebih dari 24 jam yang berasal dari gangguan pembuluh darah otak (Setyopranoto, 2012). Gangguan pembuluh darah yang dimaksud merupakan proses patologis iskemik dan perdarahan / hemmoraghic. Hilangnya fungsional otak menyebabkan kerugian baik secara fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009) Berdasarkan World Stroke Oganization (2010) setiap tahun terdapat 15 juta orang di dunia menderita akibat stroke dan 6 juta diantaranya meninggal dunia. Stroke juga merupakan penyebab kematian kedua pada usia 60 tahun keatas dan penyebab kematian kelima pada usia 15-59 tahun. Pada tahun 2013, stroke merupakan 10 besar penyakit terbanyak di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas (2013), prevalensi kasus stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga medis sebesar 7,0 per mil dan 12,1 per mil bagi yang terdiagnosa memiliki gejala stroke. Prevalensi stroke tertinggi berdasarkan diagnosa oleh tenaga medis terletak di Provinsi Sulawesi Utara (10,8%), sedangkan prevalensi stroke tertinggi yang terdiagnosa memiliki gejala stroke terletak di Provinsi DIY (16,9%). Karakteristik penderita stroke di Indonesia yang 1

2 tertinggi pada usia 75 tahun ke atas (43,1%), dengan laki laki (7,1%) memiliki presentase lebih banyak dibandingkan dengan perempuan (6,8%). Derajat keparahan yang ditimbulkan akibat stroke memungkinkan pasien untuk dirawat di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit dilakukan sebagai upaya rehabilitasi pasien pasca serangan stroke dan evaluasi outcome pasien. Beberapa variabel menentukan lamanya rawat inap pasien di rumah sakit. Penelitian di Singapura menyebutkan bahwa derajat keparahan dan tipe gangguan pembuluh darah berpengaruh dalam lamanya rawat inap untuk rehabilitasi. Pasien dengan stroke iskemik memiliki median lama rawat inap 27 hari, sedangkan pasien stroke hemorraghic memiliki median lama rawat inap 31 hari.(tan et al., 2009). Faktor lain yang berpengaruh adalah jenis kelamin, usia, pemberian pengobatan lain, ketersediaan ruang gawat darurat, kepemilikan asuransi, faktor risiko saat pasien datang, dan rute administrasi. (Kim et al., 2013) Upaya pemberian pengobatan lain yang tidak difokuskan pada penyakit stroke disebabkan oleh komplikasi. Komplikasi pada pasien berpotensi meningkatkan lama rawat inap, kemungkinan cacat pasien hingga kematian pasien. Komplikasi dapat terjadi akibat dari kondisi medis yang menyertai pasien atau komorbiditas dan / atau tindakan medis yang dilakukan petugas (adverse event). Komplikasi edema otak, emboli pulmo, dan kelainan jantung terjadi pada minggu pertama pasca stroke. Pneumonia, infeksi saluran kemih, perdarahan saluran cerna, phlebotrombosis, kontraktur dan osteopeni juga menjadi komplikasi yang menyertai pasien stroke. Kondisi ini dapat terus berlanjut pada saat pasien pulang dari rumah sakit atau ketika dilakukan perawatan di rumah sakit. (Caplan,

3 2009). Berdasarkan peneltian tiga besar komplikasi yang sering terjadi adalah infeksi saluran kemih (15.4%), pneumonia (9.0%) dan konstipasi (6.8%) (Ingeman et al, 2011).Data pasien stroke di RS Bethesda Yogyakarta pada tahun 2013, memiliki profil komplikasi yang berbeda. Didapatkan 64 pasien mengalami perdarahan saluran cerna, 60 pasien pneumonia, 28 pasien dekubitus dan 24 pasien infeksi saluran kemih pada 670 pasien yang ada pada database. (Pinzon, 2015). Diperlukan pendekatan yang komprehensif terhadap pasien stroke dengan komplikasi untuk mencegah kematian dan perburukan kecacatan. Pendekatan yang komprehensif memungkinkan adanya perbedaan lama rawat inap pasien. Penelitian Mohammed et al (2015) menyatakan bahwa length of stay (LOS) atau lama rawat inap akan meningkat secara bermakna pada pasien stroke dengan kecacatan dan komplikasi. Penelitian sebelumnya pada tahun 2011 menyatakan bahwa komplikasi akan meningkatkan durasi lama rawat inap. Rasio peningkatan lama rawat inap sebanyak 1.08 pada pasien stroke dengan pneumonia dan 3.07 pada pasien stroke dengan komplikasi jatuh. (Ingeman et al, 2011). Peneltian oleh Mangotan et al (2014) menyebutkan bahwa sebanyak 27 pasien memiliki rawat inap lebih dari 7 hari akibat komplikasi yang dialaminya. Komplikasi yang bervariasi disetiap rumah sakit memungkinkan adanya penanganan dan perencanaan pembiayaan tersendiri. Belum diketahuinya profil komplikasi apa saja yang menjadi penyebab peningkatan lama rawat inap secara signifikan, mendorong peneliti untuk menganalisis hubungan antara komplikasi medis terhadap lama rawat inap. Penelitian ini diharapkan menjadi acuan di

4 dalam merawat pasien stroke, dan dalam menetapkan kebijakan perawatan dan operasional pasien. 1.2 Masalah Penelitian Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut Apakah terdapat hubungan antara komplikasi medis dengan lama rawat inap pada pasien stroke iskemik di Rumah Sakit Bethesda? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lama rawat inap pada pasien stroke iskemik di Rumah Sakit Bethesda. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui hubungan antara komplikasi medis dengan lama rawat inap pada pasien stroke iskemik di RS Bethesda Yogyakarta. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi penulis Meningkatkan kemampuan penulis untuk mengolah data dan menganalisis masalah untuk dijadikan sumber informasi dan pengambilan keputusan. 1.4.2 Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Membuka kesempatan untuk dilakukan penelitian lain pada fokus masalah yang sama dengan variabel yang berbeda. 1.4.3 Bagi pengemban kebijakan eksekutif kesehatan

5 Memberikan informasi mengenai hubungan komplikasi medis terhadap lama rawat inap yang dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan kebijakan perawatan pasien dan pembiayaan operasional pasien. 1.4.4 Bagi masyarakat dan populasi penelitian Menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat dan sebagai bentuk informasi yang dapat dijadikan gambaran kemungkinan yang terjadi pada pasien storke iskemik dengan rawat inap. 1.5 Keaslian Penelitan Penelitian yang memiliki fokus variabel komplikasi hanya pada penelitian Ingeman et al (2011). Pada penelitian tersebut tidak didaptkan variabel perdarahan saluran cerna yang masih menjadi komplikasi yang sering terjadi di Indonesia. Penelitian lainnya hanya menyebutkan jenis stroke dan komorbiditas pasien yang berpengaruh terhadap LOS dan tidak menekankan pada komplikasi pasien. Atas dasar ini, peneliti ingin mengetahui hubungan tiga besar komplikasi pada pasien stroke iskemik terhadap lama rawat inap pasien di RS Bethesda. Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti, tahun Tan et al., 2009 Judul Factor predicting inpatient rehabilitation length of stay of acute stroke patient in Singapore. Jumlah Subjek 491 Subjek Metode Kohort Hasil Pasien stroke dengan lebih dari 3 komorbiditas, memilki median LOS lebih pendek 10%. Median LOS meningkat pada pasien stroke hemorraghic(31) dari pada pasien stroke iskemik (27).

6 Ingeman et al., 2011 Kim et al., 2013 Mangotan et al., 2014 In- hospital medical complications, length of stay, and mortality among stroke unit patients. Determinants of length of stay in stroke patients. Hubungan antara onset masuk rumah sakit dengan lama rawat inap pada pasien stroke. 13721 subjek 17364 subjek Kohort Kohort 116 subjek Kohort Komplikasi medis meningkatkan lama rawat inap dengan median 13 hari (kuartil ke 25 dan 75, serta 5 dan 33). Peningkatan lama rawat inap pada komplikasi pneumonia 1.80 (95% CI, 1.54 2.11) dan komplikasi jatuh 3.06 (95% CI, 2.67 3.52). Rerata LOS pada infark cerebral15,0 hari, stroke 18.6 hari, perdarahan intracerebral 28, 9 hari, dan perdarahan subarachnoid 25,3 hari. Pasien stroke dengan komplikasi memiliki LOS lebih dari 7 hari.