PUSAT REHABILITASI STROKE di YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.


BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BEAUTY CLINIC DAN WELLNESS CENTER. Penggabungan 2 fungsi dalam 1 bangunan

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT JIWA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI KONSEP RANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN PUSAT PENDIDIKAN ANAK BERBASIS SENSOMOTORIK DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP DESAIN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PENGOMPOSAN SAMPAH

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep Perencanaan Perancangan Pusat Rehabilitasi Stroke di Yogyakarta ini dilatarbelakangi oleh peningkatan penderita stroke di Yogyakarat dan tingginya angka kematian yang dikarenakan penyakit stroke. Pusat Rehabilitasi Stroke ini sebagai sarana tempat rehabilitasi dan sarana penyuluhan serta pendidikan mengenai perawataan dan bahayanya penyakit stroke. Perencanaan Pusat Rehabilitasi Stroke ini diharapkan dapat membantu proses kesembuhan pasien dengan prinsip healing environment yang diterapkan pada desain bangunan dengan konsep healing environment akan membuat suasana ruang menjadi tenang dan dapat menghindarkan pasien dari stress. 6.1.1. Konsep Luasan Ruang Untuk luasan ruang yang digunakan dalam Pusat Rehailitasi Stroke ini menggunakan hasil dalam analisis yang dilakukan tentang besaran ruang. Dengan hitungan jumlah ruang, jumlah pemakai, dan standart ruang. Gambar 6.1. Konsep Luasan Ruang Jenis Ruang Jumlah Luasan yang Orang Ruang dibutuhkan (m2) KEGIATAN PENGELOLA Ruang Direktur Kepala 1 1 15 Ruang Kerja Direktur Administrasi 1 1 15 Ruang Kerja Staff Pendidikan & Informasi 4 1 6 Ruang Kerja Staff Keuangan 4 1 6 Ruang Kerja Staff Personalia 4 1 6 Ruang Kerja Staff Skretariat 4 1 6 Ruang Kerja Kepala Bagian Penunjang Medis 1 1 15 2 lavatory wanita 15 Lavatory Karyawan 1 2 lavatory pria 2 wastafel KEGIATAN REHABILITASI Ruang Periksa Dokter 4 4 16 Ruang Praktek Fisioterapi 3 1 16 Ruang Praktek Ahli Gizi 4 1 16 Ruang Praktek Psikologi 2 1 16 KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 193

Ruang Ganti Dokter 1 4 8 Ruang Cuci Tangan Dokter 1 4 8 Ruang Fisioterapi 40 1 240 Ruang Persiapan Terapi Wicara 1 1 3 Ruang Terapi Wicara 40 1 160 Ruang Senam Stroke 40 1 160 Ruang Terapi Pemijatan 40 1 160 Ruang Terapi Yoga 40 1 160 Ruang Perawatan Pasien - Ruang Perawatan Kls. 1 1 47 705 - Ruang Perawatan Kls. 2 2 16 320 - Ruang Perawatan Kls. 3 4 17 544 Toilet Pasien 1 82 432,96 Ruang Persiapan Pasien 7 1 28 Ruang Kasir Apotek 1 1 2 Ruang Baju Pasien 4 1 8 Ruang Obat 2 1 32 81 Ruang Jaga Perawat 3 3 Ruang Peralatan Perawat 2 3 54 Ruang Kasir 1 1 4 Ruang Ganti Baju Pasien 7 1 28 Ruang Tunggu Apotek 40 1 57,6 Loket Obat 2 1 8 2 lavatory wanita 15 Toilet Umum 1 2 lavatory pria 2 wastafel KEGIATAN PENDIDIKAN & PENYULUHAN Ruang Pelatihan 20 1 18 Ruang Penyuluhan 20 1 18 2 lavatory wanita 15 Toilet Umum 1 2 lavatory pria 2 wastafel KEGIATAN PENDUKUNG Ruang Tunggu Periksa 40 1 57.6 Ruang Pendaftaran 2 1 8 Ruang Dokumen & Surat 6 1 12 Ruang Hotline Service 2 1 8 Ruang Ganti Perawat & Karyawan 15 1 28 Ruang Istirahat Petugas Farmasi 5 1 20 Ruang Loker 15 1 30 Lounge 10 1 14,4 Ruang Cuci Piring 4 1 72 Ruang Saji 4 1 72 KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 194

2 lavatory wanita 15 Toilet Umum 1 2 lavatory pria 2 wastafel Ruang Cuci 4 1 16 Ruang Setrika 4 1 16 Ruang Dapur 4 1 72 Ruang Dapur Kantin 2 1 12 Ruang Gudang Cleaning Service 6 1 30 Ruang Gudang Alat 4 1 40 Ruang Gudang Bahan Makanan 4 1 40 Ruang Mesin AC 2 1 26 Ruang Trafo 2 1 24 Ruang Genset 2 1 10 Ruang Panel 2 1 10 Ruang Pompa 2 1 10 Ruang Sampah 2 1 4 Ruang Jaga 2 1 4 Ruang Parkir - 24 mobil 488,4 78 motor Kantin - 1 40 Toko Roti - 2 40 Swalayan - 1 40 Lobby 10 1 20 Sub Total 4696,96m2 6.2. Konsep Perancangan 6.2.1. Konsep Hubungan Antar Ruang Konsep organisasi ruang juga mengacu pada hasil analisis tentang organisasi ruang yang telah dibahas didalam bab sebelumnya. Dengan mendapatkan konsep organisasi ruang dapat dijadikan sebagai acuan siteplan. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 195

6.2.2. Konsep Rencana Tata Tapak AKSES MASUK MENUJU SITE Sirkulasi masuk menuju sit diletakkan di bagian sebelah barat site. Untuk sirkulasi keluar dari site dapat diletakan di sebelah timur site. Orientasi bangunan yang memberikan kesan menerima U Untuk akses pengujung entrance pada sisi barat dan akses servis dan karyawan entrancenya pada sisi timur. Sirkulasi kendaraan karyawan dan servis Sirkulasi kendaraan pengunjung Gambar 6.1. Konsep Perancangan Tapak GAMBAR PENJELASAN Bentuk yang digunakan pada bagian entrance lebih menonjol daripada bentuk fasad yang lain sehingga memberikan kesan menerima dan menyambut kedatangan pengunjung. Garis-garis horizontal yang digunakan pada bagian entrance digunakan supaya kesan menuju ke satu titik menjadi lebih jelas dan lebih tegas. Pada bagian utara dan selatan bangunan diberikan garis diagonal agar fasad pada bagian utara dan selatan terkesan dinamis. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 196

VIEW DARI SITE U View yang menuju kearah utara dan selatan disaring dan dimaksimalkan view buatan. Untuk view ke arah selatan diberikan penghalang berupa tembok setinggi 2 kali tinggi orang dewasa kurang lebih 3-4 meter. Ruangan perawatan diletakkan pada site bagian sebelah timur diakrenakan site bagian timur memeiliki view yang cukup menarik menuju kea rah persawahan. Gambar 6.2. Konsep Perancangan Tapak GAMBAR 3-4 meter PENJELASAN Tembok bata setinggi 3-4 meter yang digunakan untuk membatasi pandangan dibagian selatan site. Tembok yang menggunakan tanaman predu sebagai pembatas pandangan yang diletakkan pada bagian timur site setinggi kurang dari orang dewasa, kurang lebih 1-1,5 meter. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 197

KEBISINGAN U Area yang tidak terlalu membutuhkan ketenangan Area yang membutuhkan ketenangan Bangunan diletakkan mundur dari jalan dan di bagian depan bangunan diberikan barier berupa pepohonan untuk mengurangi kebisingan yang masuk ke dalam site. Ruangan yang membutuhkan tingkat ketenangan yang tinggi tidak terletak di sebelah utara site, selatan site maupun sebelah barat site. Untuk material dindingnya sebaiknya juga digunakan material yang dapat memantulkan suara. Gambar 6.3. Konsep Perancangan Tapak GAMBAR PENJELASAN Tanaman yang digunakan sebagi penghalang kebisingan pada bagian sebelah barat adalah tanaman perdu yang tidak terlalu tinggi dan tidak membatasi pandangan yang masuk dari luar ke dalam site. Tembok pada bagian luar bagunan menggunakan tektur yang kasar baik berupa tembok batu dengan tekstur kasar maupun tembok beton dengan tekstur kasar. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 198

ARAH ANGIN U Bukaan yang digunakan pada bagian sisi timur dan selatan sebaiknya dibuat dengan tinggi 1,5-2 meter dan lebar 2 meter. Ruangan yang membutuhkan penghawaan alami diletakkan pada bagian site sebelah timur. Sedangakan untuk ruangan yang tidak membutuhkan penghawaan alami menggunakan jendela mati. Gambar 6.4. Konsep Perancangan Tapak GAMBAR 2.5 meter 3.5 meter PENJELASAN Pada ruangan yang menggunakan penghawaan alami dibuat bukaan dengan tinggi 2.5 meter dan lebar 2 meter. 2 meter Pada ruangan yang menggunakan penghawaan buatan menggunakan jendela mati dengan tinggi 1.5 meter dan jarak 50 cm dari bawah tembok. Tetap untuk memaksimalkan bukaan dengan efek visual namun tidak digunakan untuk penghawaan. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 199

ARAH MATAHARI U Area yang membutuhkan sinar matahari pagi Area yang kurang membutuhkan sinar matahari Area yang perlu disaring dari sinar matahari sore Ruang perawatan diletakkan di sebelah timur area yang berwarna orange dengan bukaan yang lebar 1,5 meter dan panjang 2 meter. Area yang kurang membutuhkan sinar matahari diletakkan di sebelah selatan dan bukaan dibuat dengan lebar 0,80 meter dengan panjang 1,5 meter dan diberikan tritisan. Gambar 6.5. Konsep Perancangan Tapak GAMBAR 2.5 mete 3.5 mete PENJELASAN Pada ruangan yang menggunakan bukaan dengan tinggi 2.5 meter dan lebar 2 meter yang digunakan untuk memaksimalkan pencahayaan pada ruang perawatan di pagi hari. 2 meter TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING Untuk ruangan yang tidak menggunakan pencahayaan alami menggunakan bukaan selebar 0,80 meter dan lebar 0.50 meter. Dan juga diberikan tritisan untuk menghalangi sinar matahari yang mendekati pukul 12.00 dengan cara dipantulkan. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 200

Pada bagian sebelah barat untuk bukaan diberikan kisi-kisi dengan maksud untuk mengurangi panas sinar matahari yang masuk di sore hari kira-kira pukul 14.00 15.00 WIB. 6.2.3. Konsep Perancangan Tata Bangunan Konsep perencanaan tata bangunan yaitu menggunakan organisasi terpusat yang pusatnya menuju pada taman di tengah bangunan sebagai point visual yang memberikan kesegaran dalam bangunan. Taman pada pusat bangunan juga berfungsi sebagai courtyard. Gambar 6.6. Konsep Perancangan Tata Bangunan Bentuk yang digunakan pada bentuk bangunan adalah persegi untuk bagian selasar yang menghubungkan ruang-ruang dengan courtyard menggunakan bentuk berliku. Gambar 6.7. Konsep Perancangan Tata Bangunan KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 201

Konsep pada ruang luar menggunakan konsep tahapan penyembuhan pasca stroke yang terdiri dari tahap penanganan, tahap penyembuhan dan tahap pemulihan. TAHAP PENANGANAN TAHAP PENYEMBUHAN TAHAP PEMULIHAN Gambar 6.8. Konsep Perancangan Tata Bangunan 6.2.4. Konsep Perencanaan Healing Environment dan Suasana Ruang Pada Ruang Luar 6.2.4.1. Konsep Bahan Material Material yang akan digunakan dalam perancangan ruang luar adalah sebagai berikut : NO JENIS MATERIAL PENGGUNAAN MATERIAL MATERIAL 1. Aspal Jalan kendaraan dan tempat parkir 2. Kerikil Terapi track pada taman bagi penderita stroke 3. Koral Terapi track pada taman bagi penderita stroke KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 202

4. Batu alam Sirkulasi pejalan kaki 5. Rumput Pada taman agar memberikan kesan alami 6. Pasir Terapi track pada taman bagi penderita stroke 6.2.4.2. Konsep Vegetasi Vegetasi yang akan digunakan pada ruang luar dengan 3 tahapan yang berbeda yaitu tahapan penanganan, tahapan penyembuhan dan tahapan pemulihan. Vegetasi Bertekstur Kasar Nama Vegetasi Gambar Pakis Pholidendron KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 203

Nama Vegetasi Palem-paleman Gambar Vegetasi Berbau Nama Vegetasi Jasmine, Melati Gambar Lyang-lyang, Kenanga Kemuning KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 204

Mawar Kamboja Kuburan, Pulmeia Cosmos, Kenikir Lavender Vegetasi Berwarna Cerah Nama Vegetasi Gambar Adenium, kamboja Jepang Carnation KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 205

Dahlia Gerbera Zinia elegans, Bunga kertas Raya hibiscus, Bunga sepatu Krisan, Seruni Lotus, Teratai KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 206

5.2.5. Analisis Aplikasi Healing Environment dan Suasana Ruang Pada Ruang Dalam 6.2.5.1. Konsep Warna Warna yuang digunakan pada elmen bangunan yaitu lantai, dinding, dan plafond adalah warna-warna yang soft dan memberi ketenangan, membangkitkan semangat pasien untuk sembuh. Beberapa warna yang digunakan di dalam Pusat Rehabilitasi stroke ini adalah aqua, biru muda, hijau, merah muda, kuning/jingga. Gambar 6.8. Konsep Warna 6.2.1.2. Konsep Tekstur Tekstur yang dipakai dalam Pusat Rehabilitasi Stroke ini adalah tekstur yang mendorong orang untuk lebih mau bergerak dan berlatih berjalan seperti yang sudah dianalisis pada bab diatas. Gambar 6.9. Konsep Tekstur KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 207

6.2.1.3. Konsep Bentuk Bentuk yang digunakan dalam Pusat Rehabilitasi Stroke ini menggunakan bentuk dasar persegi dan diberikan penambahan (aditif) dan pengurangan (subtaktif). Penambahan dan penggurangan untuk memunculkan kedinamisan walaupun bentuknya persegi namun dikarenakan bangunan diberikan penambahan dan pengurangan akan terlihat menjadi lebih dinamis. Gambar 6.10. Konsep Bentuk 6.2.1.4. Konsep Skala Skala ruang yang dipilih adalah skala ruang yang normal dan membuat orang menjadi nyaman di dalam ruangan tersebut. Elemen bangunan yang satu dengan elemen bagunan yang lain seperti plafond dan dinding memiliki ukuran dan proporsi yang seimbang. Gambar 6.11. Konsep Skala 6.2.2. Konsep Sirkulasi Ruang Gerak berpindah Penderita Stroke 6.2.2.1. Konsep Sirkulasi Pada Ruang Dalam Sirkulasi ruang gerak untuk penderita stroke pada ruang dalam dibuat untuk memudahkan penderita stroke dan pasien stroke untuk bergerak. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 208

Gambar 6.12. Konsep Sirkulasi 6.2.2.2. Konsep Sirkulasi Pada Ruang Luar Sedangkan untuk sirkulasi ruang gerak penderita stroke pada ruang luar seperti taman dan selasar dibuat linier dengan sdikit berliku-liku, dimaksudkan untuk menarik keinginan pasien untuk bergerak. Gambar 6.13. Konsep Sirkulasi Ruang Luar KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 209

Gambar 6.14. Konsep Sirkulasi Ruang Luar 6.3. Konsep Struktur Struktur atap pada bangunan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Yogyakarta pada beberapa masa bangunan menggunakan atap plat datar dan ada yang menggunakan atap limasan. Dan untuk struktur dindingnya menggunakan dinding beton. Bangunan Pusat Rehabilitasi Pasca-Stroke di Yogyakarta ini memiliki 2 lantai sehingga untuk struktur pondasinya menggunakan pasangan batu kali menerus dan pada kolom-kolom utama menggunakan footplat. 6.4. Konsep Utilitas Bangunan Sistem perencanaan air bersih pada Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke ini menggunakan sumur air tanah, air bersih lebih banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari, pemadam kebakaran, dan kolam. Pendistribusian air bersih menggunakan dua pompa dan juga diperlukan menggunakan water treatment, system yang digunakan untuk Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke ini adalah down feed system. System perencanaan air kotor dibagi menjadi 2 yaitu system perencanaan air kotor padat dan cair. System Fire Protection pada bangunan Pusat rehabilitasi stroke ini menggunakan beberapa alat untuk mengatasi bahaya kebakaran seperti tangga darurat, sprinkler, hydrant box dan fire protection. Sedangkan untuk sumber air yang digunakan adalah berasal dari sumber air bersih yang berasal dari upper tank. Sistem electrical pada bangunan Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke ini menggunakan sumber listrik yang berasal dari PLN yang diambil dari tiang listrik KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 210

terdekat pada site itu. Listrik yang berasal dari PLN tidak langsung masuk ke dalam bangunan namun dirubah dulu menjadi arus yang masuk ke dalam bangunan di dalam rumah listrik yang berisi meteran serta genset. Kemudian baru disalurkan ke panel-panel tiap lantainya kemudian menuju titik-titik lampu, titik-titik stop kontak yang dipasang. Pada bangunan Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke ini system persampahannya dibedakan menjadi 2 yaitu system sampah basah dan sampah kering agar mudah dipisahkan dan juga mudah untuk diolah kembali. Di dalam Pusat Rehabilitasi Pasca Stroke ini air kotor diolah terlebih dahulu dalam water treatment hingga air menjadi bersih dan layak untuk dibuang di saluran peresapan. KONSEP PERENCANAAN & PERANCANGAN 211