BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada tema boarderless communication (komunikasi tanpa batas). Dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perhatian kepada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan,

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak, kompetisi perusahaan yang semakin tinggi dan permintaan. laporan keuangan perusahaan yang membuat perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang turbulen, sebuah bank harus dapat berkompetisi dengan bank-bank

PENGARUH KONDISI KESEHATAN BANK DENGAN RASIO CAMELS TERHADAP PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk inovatif dan melakukan penyesuaian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis di bidang jasa telekomunikasi saat ini telah menjamur di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbisnis (unethical business practices) yang mengkibatkan timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

BAB I PENDAHULUAN. maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Bakrie and Brothers Tbk adalah perusahaan investasi strategis internasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan di Indonesia selalu memiliki masalah yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis yang melanda Indonesia, banyak masalah

ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada PT. PURA BARUTAMA Kudus)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MODEL ALTMAN PADA SEKTOR PARMACEUTICALS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai

ANALISIS Z-SCORE ALTMAN SEBAGAI ALAT EVALUASI KINERJA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Pada kondisi perekonomian yang akhir-akhir ini mengalami goncangan

BAB I PENDAHULUAN. ada pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive)

MEMPREDIKSI TINGKAT KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang paling mendasar yaitu kemampuan untuk bertahan hidup (survive).

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha yang telah berkembang pesat dari waktu ke waktu. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetetif yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menjalankan usaha. manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan menjadi semakin ketat, baik perusahaan konvensional maupun

BAB I PENDAHULUAN. pula tujuan lain yang tidak kalah penting yaitu dapat terus bertahan (survive) dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dampaknya adalah perusahaan yang berskala kecil akan mengalami. krisis keuangan dalam perusahaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pokok, tetapi juga merupakan bagian dari gaya hidup (lifestyle) masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. yang diwujudkan dalam Letter of Intent, dimana salah satu isi dari Letter of

BAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan

BABI PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mencari keuntungan atau. perusahaan. Laba yang diperoleh juga dapat digunakan untuk ukuran

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelanggan mobile di Indonesia telah melampaui jumlah penduduknya, Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

FINANCIAL DISTRESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT PELAYARAN TEMPURAN EMAS DAN ENTITAS ANAK

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT INDOSAT TBK PERIODE DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam industri yang hanya semata-mata menjawab

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persoalan manajemen semakin kompleks, apalagi dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Santoso, 2005). Perusahaan property and real estate adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu perusahaan memberikan konstribusi yang besar bagi

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. para investor untuk berinvestasi. Sektor industri makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan,

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pertengahan tahun 1997 lalu, banyak masalah dan penderitaan yang dialami

ANALISIS KESEHATAN KEUANGAN PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BERDASARKAN METODE RISK BASED CAPITAL DAN Z-SCORE PERIODE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL SPRINGATE PADA PT BAKRIE TELECOM TBK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa pada. permasalahan yang semakin kompleks baik dibidang usaha maupun

BAB I. perusahaan dengan membayar bunga yang lebih besar (Vito, 2014). harus dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan modal (Andhika, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman di Indonesia memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tumbuh dan berkembangnya suatu perekonomian disertai juga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. menabung. Imbalan yang diperoleh dengan kepemilikan saham adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Di tahun yang akan datang diperkirakan Kebutuhan obat obatan

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PT KEDAUNG INDAH CAN TBK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE KARINA MULIAWATI S 3EB

Nama : Dessy Septiyani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Nova Anggrainie, SE., MMSI

ANALISIS DISKRIMINAN ALTMAN Z-SCORE UNTUK MENILAI KINERJA DAN MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian indonesia artinya

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya bank baru yang berdiri di Indonesia maka hal ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. dalam sarana telekomunikasi telepon tetap ataupun telepon seluler.

BAB I PENDAHULUAN. pilihan yang semakin beragam kepada masyarakat, juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dijalani oleh sektor industri tekstil di Indonesia. Bermula dari kenaikan harga bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk bekerja secara maksimal

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini industri telekomunikasi sangat berkembang dengan pesat. Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi global, Indonesia pun mengalami perkembangan yang pesat pula di berbagai bidang. Salah satu diantaranya adalah bidang telekomunikasi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mendorong dunia perhubungan mengarah pada tema boarderless communication (komunikasi tanpa batas). Dengan demikian, pembangunan infrastruktur telekomunikasi merupakan sebuah kebutuhan yang mendesak bagi suatu negara dewasa ini. Akses komunikasi selular dan internet yang semakin luas telah menciptakan suasana yang serba cepat. Oleh karena itu, ketersediaan infrastruktur telekomunikasi menjadi sebuah keharusan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, industri telekomunikasi bergerak cepat dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Pertumbuhannya meningkat secara signifikan dan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional. Kita harus menyadari dan mengakui bahwa kehadiran telekomunikasi telah menjadi salah satu kebutuhan dasar, terutama telekomunikasi selular yang sifatnya lebih mobile. Oleh karena itu, telekomunikasi telah menjadi life-style dalam setiap lapisan masyarakat. Pemanfaatan jasa telepon yang sifatnya efektif dan efisien, menjadi kunci utama yang membuat telekomunikasi seluler bisa berkembang hingga seperti sekarang ini. Fitur-fitur yang ada pada telepon genggam dan layanan jasa yang 1

Pendahuluan 2 disediakan oleh operator juga memberikan kontribusi tersendiri bagi kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, dengan kemudahan tersebut memungkinkan hampir semua masyarakat dapat menikmati berbagai layanan seperti siaran televisi melalui telepon seluler, menonton televisi melalui jaringan internet, maupun melakukan transaksi tidak lagi secara konvensional. Tingkat persaingan antara operator seluler semakin ketat sehingga strategi perang tarif digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Suatu perusahaan harus dapat berkompetisi dengan perusahaan lainnya sebagai kompetitor dan sebagai mitra unit lainnya yang juga memberikan produk atau layanan yang sama. Suatu perusahaan berhasil memenangkan kompetisi bisnisnya jika ia mampu memberikan produk atau jasa yang lebih baik daripada kompetitornya, serta mampu beradaptasi terhadap setiap perubahan lingkungan. Dengan kemampuan manajerial yang dimiliki, para manajer perusahaan diharapkan mampu mengubah ancaman lingkungan yang turbulen menjadi berbagai peluang usaha yang menguntungkan. Perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akan lebih tertekan jika sudah mengarah ke arah kebangkrutan karena adanya biaya-biaya tambahan. Dalam upaya menekan biaya yang berkaitan dengan kebangkrutan, para regulator dan para manajer perusahaan berupaya bertindak cepat mencegah kebangkrutan atau menurunkan biaya kegagalan tersebut. Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress karena model tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan memperbaiki kondisi sebelum sampai pada kondisi kebangkrutan. Hal lain yang mendorong perlunya peringatan dini adalah munculnya problematik keuangan yang mengancam

Pendahuluan 3 operasional perusahaan. Faktor modal dan risiko keuangan ditengarai mempunyai peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan. Dengan terdeteksinya lebih awal kondisi perusahaan, sangat memungkinkan bagi perusahaan, investor dan para kreditur (lembaga keuangan) serta pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif agar krisis keuangan segera tertangani. Perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangannya yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Dengan menganalisis neraca akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan. Sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi dapat memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan refleksi dari sekian banyak transaksi yang ada. Laporan keuangan yang disusun pada akhir periode berisi tentang laporan pertanggungjawaban dalam bidang keuangan dan merupakan salah satu sumber informasi yang penting untuk dijadikan pertimbangan oleh pimpinan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Ada beberapa metode untuk memprediksi tingkat kesehatan suatu perusahaan. Salah satu metode tersebut adalah Altman Z-Score dimana potensi kebangkrutan dan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan dapat diprediksi sebelum perusahaan tersebut dinyatakan bangkrut. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial perusahaan serta hasil yang telah dicapai saat ini maupun di masa yang lalu. Dengan menganalisa laporan keuangan di masa yang lalu, maka dapat diketahui kelemahankelemahan perusahaan dan hasil yang dianggap cukup baik serta mengetahui potensi kebangkrutan perusahaan tersebut. Analisis terhadap laporan keuangan dimaksudkan

Pendahuluan 4 sebagai suatu upaya untuk membuat informasi dalam suatu laporan keuangan yang kompleks ke dalam elemen-elemen yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Dalam penelitian ini, membahas atau mengevaluasi masalah-masalah yang terjadi pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. Agum Gumelar selaku Presiden Komisaris Mobile-8 (dalam laporan tahunan Mobile-8,2008:13) menyatakan bahwa, Tahun 2008 merupakan tahun yang amat sulit bagi PT Mobile-8 Telecom Tbk. Persaingan usaha yang sangat ketat di sektor industri telekomunikasi nasional pada tahun 2008, khususnya bagi bisnis telekomunikasi selular, diwarnai oleh perang harga yang cenderung merugikan industri telekomunikasi itu sendiri. Hal ini sangat dipengaruhi pula oleh jumlah operator seluler dalam industri telekomunikasi di Indonesia yang terlampau banyak. Kondisi yang kurang menguntungkan ini terutama dirasakan oleh operator jasa telekomunikasi selular bergerak yang masih berada dalam tahap pengembangan seperti Mobile-8, sebagian besar modal maupun utang usahanya masih terikat pada modal investasi jaringan transmisi yang masih belum menberikan hasil yang optimal. Menurunnya tarif percakapan selular per menit akibat persaingan usaha yang meruncing sudah tentu mengakibatkan jangka waktu pencapaian titik impas investasi Perseroan menjadi lebih panjang. Hal ini terjadi akibat menurunnya pendapatan kotor dikarenakan oleh tarif percakapan yang menurun selain juga migrasi pelanggan akibat persaingan pasar yang sangat kompetitif. Kondisi inilah yang dialami oleh Mobile-8 sepanjang tahun 2008, sehingga mengakibatkan pendapatan kotor Perseroan menurun sebesar 17,1% dari Rp 1.117.700.000.000,00 pada tahun 2007 menjadi Rp 926.500.000.000,00 pada tahun 2008. Atas penurunan pendapatan kotor di satu sisi, dan kenaikan biaya operasi di sisi lainnya, Perseroan pun membukukan rugi operasional (bersih) sebesar Rp 1.068.900.000.000,00 selama

Pendahuluan 5 tahun buku 2008, dibandingkan dengan laba bersih Rp 50.300.000.000,00 pada tahun 2007. Dalam economy.okezone.com (17 Juni 2009) disampaikan bahwa Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menjatuhkan sanksi denda kepada PT Mobile-8 Telecom Tbk sebesar Rp 100.000.000,00. Dikarenakan, operator telepon genggam ini diduga melanggar ketentuan di bidang akutansi terkait perlakuan atas transaksi derivatif. Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum Bapepam-LK Robinson Simbolon dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (17/6/2009) mengatakan, Laporan keuangan konsolidasi PT. Moblie-8 Telecom per 30 Juni 2008 dan 2007 tidak mencatat adanya transaksi derivatif tersebut. Hal itu dilakukan karena adanya ketidakpastian sebagai akibat dipailitkannya Lehman Brothers Holding Inc di Amerika Serikat yang merupakan induk LBSF. Bapepam menilai perusahaan tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam paragraph 17 Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 55 tentang Akuntansi Transaksi Derivatif yang mewajibkan Mobile-8 untuk mengakui seluruh instrument derivatifnya di dalam laporan posisi keuangan sebagai aktiva atau kewajiban (economy.okezone.com). Dalam www.kontan.co.id (2 Maret 2009) disampaikan bahwa transaksi derivatif perusahaan ini melibatkan perusahaan investasi ternama dunia, Lehman Brothers. Kejadiannya adalah sebagai berikut: Pada 8 Agustus 2007, FREN melakukan perjanjian swap dengan Lehman Brothers Special Financing (LBSF), anak usaha Lehman Brothers Holding, yang berlaku efektif tanggal 15 Agustus 2007 sampai dengan 1 Maret 2013. Perjanjian swap itu dilakukan untuk mengelola risiko pergerakan tingkat bunga dolar AS, dengan nilai nasional sebesar US$ 100.000.000.

Pendahuluan 6 Berdasarkan perjanjian tersebut, FREN membayar tingkat bunga tetap ke LBSF sebesar 10,45% per tahun. Pembayaran bunga itu berlangsung setiap enam bulan. Pada saat bersamaan, FREN juga menerima tingkat bunga mengambang atau floating dari LBSF maksimum 11,25% dikalikan dengan Range Accrual per tahun sebagaimana didefinisikan dalam perjanjian swap. Pada tanggal 26 Agustus 2008, Perusahaan menerima tagihan penyelesaian transaksi swap dari LBSF untuk periode perhitungan sejak tanggal 3 Maret 2008 hingga 2 September 2008 sebesar US$ 2.047.576,03. Namun, pada kenyataannya selama periode tersebut transaksi derivatif ini merugikan FREN (www.mobile-8.com). Pada 15 September 2008, Lehman Brothers Holding Inc. yang merupakan induk LBSF mengajukan permohonan kepailitan di Amerika Serikat. Oleh karena itu, kelanjutan transaksi swap Mobile-8 pun menjadi tidak jelas. Karena tidak ada kepastian kelanjutan perjanjian swap tersebut, Mobile-8 tidak mencatatkan kerugian maupun tagihan transaksi derivatif itu dalam laporan keuangan kuartal ketiga tahun 2008. Inilah yang menjadi salah satu fokus pemeriksaan Bapepam-LK. Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh Mobile-8, maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai Analisis Kebangkrutan Usaha Dengan Model Altman Z-Score, pada PT. MOBILE-8 TELECOM, Tbk. 1.2 Identifikasi Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda, tetapi pada hakekatnya adalah sama, yaitu untuk memperoleh laba yang maksimal guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar terhindar dari potensi kebangkrutan.

Pendahuluan 7 Untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan, maka analisis laporan keuangan dengan metode Altman (Z-Score) dapat digunakan sebagai alat bantu, diantaranya dapat menunjukkan kelemahan-kelemahan yang terjadi, sehingga pada akhirnya dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diidentifikasikan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimanakah kondisi keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk? 2. Apakah PT. Mobile-8 Telecom, Tbk berpotensi mengalami kebangkrutan jika ditinjau dari analisis laporan keuangan dengan metode Altman (Z-Score)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui kondisi keuangan PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. 2. Mempelajari dan mengevaluasi PT. Mobile-8 Telecom, Tbk berpotensi mengalami kebangkrutan atau tidak jika ditinjau dari analisis laporan keuangan dengan metode Altman (Z-Score). 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1. Bagi PT. Mobile-8 Telecom, Tbk, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran sebagai alat ukur mengenai kondisi finansial perusahaan dilihat dari rasio-rasio keuangan dan nilai Z-Scorenya, serta diharapkan dapat dilakukan

Pendahuluan 8 tindakan-tindakan untuk mengantisipasi memburuknya kondisi keuangan perusahaan. 2. Bagi peneliti, untuk mengetahui bagaimana teori analisa laporan keuangan yang telah diperoleh penulis dapat diterapkan dalam praktek di perusahaan. 3. Bagi dan pihak-pihak lain, hasil penelitian ini dapat memperkaya kepustakaan dan menjadi bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.