BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak ditemukannya alat untuk menangkap suatu gambar pada bidang dua dimensi (citra) berupa kamera, dengan semakin berkembangnya teknologi pada saat ini sehingga hal tersebut tidak hanya berfokus pada alat-alat yang digunakan untuk menangkap citra tersebut (Yahya dan Yuliana Melita, 2011). Dengan menggunakan kamera digital seperti persyaratan untuk menyimpan, manipulasi dan transfer gambar dapat mengelola suatu citra yang lebih lengkap (Juma in dan Yuliana Melita, 2011). Sebagian besar data citra terdiri dari data multimedia dan mereka menempati sebagian besar dari bandwidth komunikasi untuk mengembangkan komunikasi multimedia (Juma in dan Yuliana Melita, 2011). Masalah pada citra adalah besarnya ruang penyimpanan di diperlukan karena file-file gambar yang didapat sangatlah besar dan dapat menempati banyak ruang dalam media penyimpanan. Selain itu, data citra berukuran besar jika dikirim melalui jaringan akan membuat pengiriman citra dari satu tempat ke tempat lain menjadi lambat (Rafsyam, 2010). Kompresi citra digital merupakan upaya untuk melakukan transformasi terhadap data atau simbol penyusunan citra digital menjadi data atau simbol lain, tanpa menimbulkan perubahan yang terlihat signifikan atas citra digital tersebut bagi mata manusia untuk mengamatinya. Tujuannya adalah untuk mengurangi redudansi dari data-data dalam citra sehingga dapat di simpulkan atau ditransmisikan secara efisien. Pada teknik kompresi sendiri dibedakan menjadi dua, menurut (Herdiyeni, 2007) yaitu 1. lossless compression Teknik dalam memproses data asli menjadi bentuk yang lebih ringkas tanpa hilangnya informasi, biasanya digunakan pada aplikasi biomedis. 2. Lossy compression teknik mendapatkan data sehingga lebih ringkas dengan melalui suatu proses penghampiran (approksimasi) dari data asli dengan tingkat error yang dapat diterima. I-1
I-2 Mengenai alasana dari pengambilan metode DCT dan Huffman, DCT memisahkan gambar menjadi bagian-bagian frekuensi yang berbeda dimana frekuensi kurang penting dibuang melalui kuantisasi dan frekuensi penting digunakan untuk mengambil gambar selama dekompresi. Dibandingkan dengan transform dependent, DCT memiliki banyak keuntungan: (1) Telah diimplementasikan dalam sirkuit terpadu (2) Memiliki kemampuan untuk mempaket semua informasi dalam koefisien yang paling sedikit, (3) Meminimalkan penampilan blok seperti memblokir artefak yang terjadi ketika batas antara sub-gambar menjadi terlihat. Algoritma Huffman yang paling terkenal untuk mengkompres sebuah gambar dan text. Terdapat tiga fase dalam menggunakan algoritma Huffman untuk mengompres sebuah teks, pertama adalah fase pembentukan pohon Huffman, kedua fase encoding dan ketiga fase decoding. Prinsip untuk penggunaan algoritma Huffman adalah karakter yang sering muncul di -encoding dengan rangkaian bit, pendek dan karakter yang jarang muncul di-encoding dengan rangkaian bit lebih panjang. Teknik kompresi algoritma Huffman mampu memberikan penghematan pemakaian memori sampai 30%. Algoritma Huffman mempunyai kompleksitas O(n log n) untuk himpunan dengan n karakter. Dimana DCT adalah sebuah skema lossy compression dimana NxN blok ditransformasikan dari domain spasial ke domain DCT (Hidayat dan Erika Devi Udayani, 2011) begitu pula dengan Algoritma Huffman yang sama-sama digunakan untuk membuat kompresi jenis lossy compression. Dari permasalahan diatas, untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut maka pada penelitian ini penulis mengangkat judul Kompresi Citra Dengan Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform (DCT) Dan Algoritma Huffman 1.2 Identifikasi masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
I-3 1. Bagaimana melakukan kompresi citra digital dengan metode DCT dan Algoritma Huffman dengan teknik lossy compression? 2. Bagaimana menganalisa hasil kompres dengan file sebelumnya? 3. Bagaimana kualitas hasil citra yang telah dikompresi dengan metode DCT dan Algoritma Huffman? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah maka penulis membatasi masalah agar tidak terlalu meluas, yaitu sebagai berikut : 1. SDLC (Systems Development Life Cycle) yang diterapkan menggunakan metode pengembangan sistem waterfall dimulai pada tahap Project Planning Phase sampai pada tahap Implementation Phase. 2. Menganalisa perbedaan hasil citra yang telah dikompresi dengan citra yang asli. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah: 1. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengkompresi citra sesuai dengan penerpan SDLC dengan metode DCT dan Algoritma Huffman untuk membuat kapasitas file sebuah gambar menjadi kecil sehingga dapat menghemat media penyimpanan dan tidak lambat jika pengiriman citra dari satu tempat ke tempat lain dikirim melalui jaringan. 2. Melalui perbedaan dari hasil citra dapat di lihat dari kapasitas file gambar yang sudah dikompres. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bidang disiplin ilmu Teknik Informatika Mampu memberikan pengajaran tentang pemanfaatan metode DCT dan Algoritma Huffman pada kompresi citra dengan menggunakan teknik lossy compression. 2. Dunia pendidikan
I-4 Mampu memberikan pengetahuan tentang pemanfaatan metode DCT dan Algoritma Huffman pada kompresi citra dengan menggunakan teknik lossy compression. 3. Bagi masyarakat luas Dapat merasakan hasil dari program yang mampu memperkecil kapasitas file sebuah gambar sehingga dapat menghemat memori penyimpanan yang mereka gunakan. 4. Bagi Universitas Widyatama Bandung Sebagai evaluasi dalam mengembangkan mutu pendidikan. 5. Bagi penulis Mampu memanfaatkan ilmu yang didapatkan dengan membuat sebuah kompresi citra dengan menggabungkan metode DCT dan Algoritma Huffman menggunakan teknik lossy compression.. 1.6 Sistematika Penulisan Bab satu pendahuluan antara lain latar belakang penulisan skripsi, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lokasi dan waktu penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua landasan teori terdiri dari citra, citra digital, kompersi citra, Teknik Lossy Compression, Tahapan Metode DCT, Transformasi DCT, Quantization, Entropy Encoding, Discrete Cosine Transform (DCT), Algoritma Huffman, Metode Dekompresi Huffman, Kompresi dan Dekompresi Citra Menggunakan Metode Huffman, Waterfall, System Development Life Cycle (SDLC), Object Oriented Analysis (OOA), Analisis Kebutuhan, Activity Diagram, Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence Diagram, Object Oriented Design (OOD), Object Oriented Programming (OOP), Software Testing, Black Box Testing, White Box Testing. Bab tiga analisis terdiri dari Identifikasi Masalah, Analisis Sistem, Perhitungan Algoritma Discrete Cosine Transform (DCT), Hasil Analisis,. Bab empat perancangan terdiri dari Perancangan Sistem, Tahap Perancangan, Deskripsi Aktor, Deskripsi Use Case, Use Case Diagram, Skenario Use Case, Class Diagram (Class Definition, Class Relation), Deskripsi Class,
I-5 Class Relation, Object Interaction (Sequence Diagram), Object Behavior (Activity Diagram), Kelas Perancangan, Bab Lima Implementasi, terdiri Lingkungan Implementasi, Lingkungan Implementasi Hardware dan software, Implematasi Proses Kompersi Citra, Implementasi Kompon, Implementasi Tampilan, Proses Keluaran File, Spesifikasi Citra Asli, Data Citra Terkompersi. Bab enam kesimpulan, pada bab ini berisi kesimpulan seberapa jauh tujuan tercapai, dan saran yang diberikan apabila akan ada yang mengembangkan sistem ini atau sistem yang serupa.