Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

BAB I PENDAHULUAN. selaput dinding perut atau peritonitis ( Manuaba, 2009). salah satunya adalah Keputihan Leukorea (Manuaba, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terutama kesehatan reproduksi (Wulandari, 2012). 2003). Remaja dalam menghadapi kehidupan sehari-hari tidak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi Asia dan tertinggi ke-3 di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sisten reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya, guna mencapai kesejahteraan yang

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada saluran reproduksi (Romauli&Vindari, 2012). Beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan,

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU PERSONAL HYGIENE REMAJA PUTERI PADA SAAT MENSTRUASI PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR FEMALE TEENAGER WHEN TO MENSTRUATING

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu kondisi sehat yang

BAB I PENDAHULUAN. Population and Development atau ICPD kairo, 1994). Mendefinisikan

UPAYA MENINGKATKAN KEBERSIHAN GENETALIA REMAJA PUTRI UNTUK MENCEGAH KEJADIAN FLOUR ALBUS DI SMA DALAM MUHAMMADIYAH KALIREJO LAMPUNG TENGAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang penularannya terutama

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENITALIA SAAT MENSTRUASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (leukorhea, white discharge atau flouralbus) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan proses reproduksi yang

Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi 35

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pesantren berasal dari kata santri yang di awali dengan kata pe- dan diakhiri

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Terhadap Perilaku Menjaga Kebersihan Daerah Kewanitaan di SMA N 1 Gamping¹

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Hilda Rahayu Pratiwi / , sedang menjalani

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMA KRISTEN 1 TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

HUBUNGAN PERILAKU VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

Dinamika Kesehatan, Vol. 2 No. 2 Desember 2016 Herawati, et. al., Hubungan Pekerjaan & Vulva...

BAB 1 PENDAHULUAN. seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea,

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Universitas Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

Transkripsi:

PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA EKSTERNA Noorhidayah 1, Melliya Pitriyadi, Desilestia Dwi Salmarini 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin E-mail:pitriyadimelliya@yahoo.co.id ISSN : 2086-3454 Abstrak Latar Belakang: Tingginya angka kejadian akibat penyakit infeksi alat reproduksi diperkirakan sekitar 2,3 juta pertahun 1,2 juta diantaranya ditemukan dinegara berkembang, sedangkan di Indonesia menempati urutan ketujuh penyebab kematian (5,7%). Dari studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 siswi hanya 2 orang yang dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan baik dan benar sedangkan 8 orang tidak bisa menyebutkan cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan. Tujuan:Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja puteri tentang kebersihan genitalia eskterna di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara.. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan pengetahuan remaja puteri. Subjek penelitian adalah remaja puteri kelas IX. Populasi sejumlah 118 siswa yang terdiri dari 57 siswa dan 61 siswi dan diambi 61 siswi sebagai sampel penelitian. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa 27 orang remaja putri (44,26%) sebagai besar berpengetahuan cukup tentang kebersihan pada genetalia eksterna. Kesimpulan: Mayoritas remaja puteri memiliki pengetahuan cukup, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan remaja puteri tentang kebersihan pada genetalia eskterna melalui media massa yang tersedia serta dapat meminta informasi langsung ke petugas kesehatan terdekat. Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN Didunia angka kejadian akibat penyakit infeksi alat reproduksi diperkirakan sekitar 2,3 juta pertahun 1,2 juta diantaranya ditemukan dinegara berkembang, sedangkan di Indonesia menempati urutan ketujuh reproduksi merupakan bagian penting dalam program kesehatan, mengingat pengaruhnya terhadap setiap orang dan mencakup banyak aspek kehidupan sejak dalam kandungan sampai dengan usia lanjut (DepKes, 2013). penyebab kematian (5,7%) ditanah air dengan Kesehatanreproduksi merupakan prevalensi 43/1000 penduduk. Kesehatan masalah penting untuk mendapatkan 118

perhatian terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orang tua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima sehingga dapat menurunkan generasi yang sehat dan berkualitas. Dikalangan remaja telah terjadi semacam revolusi hubungan seksual yang menjurus ke arah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai macam penyakit hubungan seks yang merugikan alat reproduksi (Manuaba, 2011). Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan hal yang fundamental dan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, begitu pula sering kali diingatkan dengan slogan kebersihan sebagian dari pada iman yang berarti kebersihan mencerminkan kekuatan iman seseorang, kembali lagi bahwa hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu dipahami dan dilakukan secara berkesinambungan dari lahir sampai tutup usia nantinya (Priyatin, 2009). Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan dan kesejahteraan seseorang. Praktik hygiene seseorang dipengaruhi oleh faktor pribadi, sosial dan budaya.jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Isro in dan Andarmoyo, 2012). Penyakit yang dapat terjadi pada daerah kewanitaan adalah berkembangnya bakteri dan jamur pada daerah kewanitaan sehingga menyebabkan gatal-gatal, berbau tidak enak, flour albus, iritasi/luka pada portio (mulut Rahim), hingga hal yang membahayakan yaitu kanker vagina, kanker saluran vagina, kanker Rahim, kanker indung telur hingga penyakit menular seksual (Handayani, 2011). Personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.personal hygiene termasuk dalam tindakan pencegahan primer yang spesifik. Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (port de entry) 119

mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit (Saryono dan Widianti, 2012). Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Ayuningtyas (2011) di SMA Negeri 4 Semarang, angka kejadian keputihan sangat tinggi karena sebanyak 96,9% responden mengalami keputihan dan tingkat pengetahuan siswi SMA Negeri 4 Semarang dalam hal menjaga kebersihan genitalia eksterna masih kurang (82,8%). Sebagian besar siswi SMA Negeri 4 Semarang memiliki perilaku menjaga kebersihan genitalia yang baik (17,2%). Kemudian dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Anindya (2013), diketahui bahwa remaja puteri di SMP Negeri 1 Sambirejo Kabupaten Sragen memiliki pengetahuan cukup sebanyak 141 responden (68,78%) tentang kebersihan daerah kewanitaan pada saat menstruasi. Data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 05 Desember 2013 di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Tahun 2014, didapatkan bahwa dari 10 siswi hanya 2 orang yang dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan dengan baik dan benar sedangkan 8 orang tidak bisa menyebutkan cara menjaga kebersihan daerah kewanitaan. Hal tersebut menarik untuk diteliti mengenai gambaran pengetahuan remaja puteri tentang kebersihan genetalia esksterna pada daerah kewanitaan di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja puteri tentang kebersihan genitalia eskterna di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara. BAHAN DAN METODE Populasi dalam penelitian ini adalah remaja puteri di SMU Negeri 08 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Tahun 2014 sebanyak61 responden kelas IX. sampel penelitian adalah semua remaja puteri di SMU negeri 08 Alalak tengah Banjarmasin utara khususnya kelas IX. metode yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang 120

suatu keadaan secara objektif dan dihubungkan dengan teori yang bersangkutan, dengan menggunakan metode ini diharapkan Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Banjarmasin yakni sebanyak 27 orang (44.26%). akan mendapatkan gambaran atau informasi yang sistematis dan akurat terhadap objek yang akan diteliti. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 18-21 Juni 2014 dengan jumlah responden sebanyak 61 orang, didapatkan hasil gambaran umum mengenai objek penelitian yang tersaji dalam tabel berikut. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 61 responden di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Banjarmasin di dapatkan hasil bahwa pengetahuan remaja puteri tentang tentang kebersihan pada Genetalia Eksterna sebagian kecil berpengetahuan tidak baik yaitu 3 orang (4.92%), 12 orang remaja puteri (19.67%) Tabel1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Puteri tentang Kebersihan pada Genetalia Eksterna di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Banjarmasin Tahun 2014 No. Pengetahuan Jumlah (n) Persentase 1 Baik 19 31.15% 2 Cukup 27 44.26% 3 Kurang 12 19.67% 4 Tidak Baik 3 4.92% Jumlah 61 100.00% memiliki pengetahuan yang kurang dan pengetahuan yang paling banyak yaitu responden dengan pengetahuan yang cukup yakni sebanyak 27 orang (44.26%). Pengetahuan yang cukup baik ini dikarenakan pengaruh dari sosial media seperti televisi, internet, majalah, artikel maupun dari lingkungan sekitar ataupun informasi dari Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah yang berpengetahuan cukup tentang kebersihan pada Genetalia Eksterna di SMU teman sebaya dan orang tua. Pada tanggal 2 April 2013, salah satu Falkutas kebidanan di banjarmasin telah 121

melakukan penyuluhan tentang cara menjaga kebersihan organ intim pada remaja puteri di SMU Negeri 08 alalak tengah banjarmasin, siswi kelas XI di SMU Negeri 8 Alalak Tengah cukup baik. Pola pikir remaja puteri di SMA Negeri 8 Alalak Tengah yang namun masih terdapat kekurangan dari cenderung matang dan berpikir untuk selalu pengarahan yang diberikan, baik berupa penyuluhan singkat maupun informasi yang spesifik tentang kebersihan organ intim. Sehingga masih ada beberapa remaja puteri yang memiliki pengetahuan yang tidak baik sebanyak 3 orang (4,92%),hal tersebut di ketahui dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa remaja puteri yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang (31,15%) dari 61 orang responden. selain itu, kurangnya informasi oleh guru-guru mengenai cara menjaga kebersihan organ intimdan juga tenaga kesehatan belum pernah melakukan penyuluhan tentang kebersihan organ intim kepada siswa remaja puteri di SMU Negeri 08 alalak tengah. Akibat luasnya pergaulan siswi kelas XI SMU Negeri 8 Alalak Tengah dan kecengderungan siswi tersebut untuk menyerap pengetahuan tentang cara menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan baik, maka hal inilah yang membuat pengetahuan peduli akan kebersihan daerah kewanitaannya seperti cebok dengan menggunakan air bersih yang mengalir, sering mengganti celana dalam, menjaga pola makan seperti rajin mengkonsumsi buah-buahan, aktifitas olah raga yang rutin dan terjadwal di sekolah serta masa-masa remaja yang ceria dengan banyaknya teman pergaulan serta keluarga yang selalu mendukung semua aktifitas remaja puteri. Hal tersebut memacu remaja puteri untuk tumbuh berkembang menjadi seorang remaja yang sehat dan selalu berpenampilan bersih luar dan dalam. Hal ini bisa juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai baik dirumah maupun di sekolah, seperti cebok menggunakan air bersih yang mengalir, toilet yang tidak kotor, serta keinginan remaja puteri untuk selalu tampil bersih serta menjaga kesehatannya. Informasi adalah sebagai transfer pengetahuan yang baik bagi remaja puteri. 122

Hal ini mampu memberikan remaja puteri pengetahuan yang cukup tentang cara menjaga kebersihan daerah genetalia eksterna, ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan remaja puteri tentang kebersihan pada genetalia eksterna di SMU Negeri 8 Alalak baik berasal dari berbagai penyuluhan oleh Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara petugas kesehatan atau guru-guru, dari orang tua maupun dari teman. Dampak dari pengetahuan remaja puteri yang cukup baik ini tentunya sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan jasmani maupun rohaninya kelak. Karena seorang remaja puteri kelak akan tumbuh dan semakin dewasa serta akan menikah dan mempunyai keturunan yang berkualitas baik Banjarmasin secara umum memiliki pengetahuan yang cukup baik yakni adalah 27 orang (44.26%) dikarenakan responden mengetahui informasi dari media yang diserap dengan cukup baik seperti internet, majalah, iklan ditelevisi dan berbagai sumber lainnya seperti kebiasaan orang tua mereka dirumah yang selalu menjaga kebersihan daerah organ kewanitaan karena pengetahuan mereka yang cukup baik dari semula tentang menjaga kebersihan genetalia ekterna. Ini merupakan masa terpenting bagi remaja puteri tersebut kelak untuk menjadi pribadi dewasa yang memiliki kualitas prima yang baik. Berdasarkan hasil pembahasan dalam UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti sangat berterimakasih kepada SMU Negeri 08 Alalak tengah Banjarmasin utara yang telah memberi izin serta tempat untuk melakukan penelitian. penelitian yang dilaksanakan di RT.43 Kelurahan Pelambuan Banjarmasin tahun 2014 tentang Gambaran Pengetahuan tentang kebersihan pada genetalia eksterna di SMU Negeri 8 Alalak Tengah Kecamatan Banjarmasin Utara Banjarmasin, maka dapat 123

DAFTAR PUSTAKA Akademi Kebidanan Sari Mulia.2013Panduan Karya TulisIlmiah.Banjarmasin. Ayuningtyas, Novrinta Donatila. 2011. Hubungan Antara Pengetahuan dan Perilaku Menjaga Kebersihan Genetalia Eksterna dengan Kejadian Keputihan pada Siswi SMA Negeri 4 Semarang. Semarang: Universitas Diponogoro Departemen Kesehatan. 2013. Angka Kematian Ibu di Indonesia. Diakses tanggal 06 Februari 2013. http//depkes.co.id Handayani, Hani. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Puteri tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Tahun 2011. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Isro in, Laily dan Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Personal Hygiene Konsep, Proses, dan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Manuaba, IBG. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC Priyatin, Wiwik. 2012. Kebersihan Diri dan Lingkungan (Personal Hygiene and Environment Sanitation). (http://wiwikaisya.blogspot.com). Diakses pada 13 Oktober 2009 Saryono dan Widianti, Tri Anggriyana. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Nusa Medika 124