IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Hasil pengamatan terhadap parameter tinggi bibit setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi bibit jarak pagar (Lampuun 5). Rata-rata tinggi bibit jarak pagar setelah dilakukan uji lanjut didapat hasil seperti Tabel 1. Tabel 1. Rerata tinggi bibit jarak pagar dengan perlakuan kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (ton/ha) Tinggi Bibit (cm) 25 60.835 20 59.668 a 15 53.000 b 10 46.915 c 5 41.168 d 0 32.918 e Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata satu sama lainnya menurut uji DMNRT pada taraf 5%. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa peningkatan kompos tandan kosong kelapa sawit dari dosis 0 ton/ha sampai 20 ton/ha tinggi bibit jarak pagar meningkat secara nyata antar perlakuan, tetapi jika dosis ditingkatkan lagi sampai 25 ton/ha berbeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit sampai dosis 20 ton/ha meningkatkan tinggi bibit jarak pagar secara signifikan diduga karena unsur hara yang diperoleh dari pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit juga lebih tersedia ymg dapat dimanfaatkan tanaman dalam proses metabolisme dan hasihiya digunakan untuk pertumbuhannya. Pening^tan kompos tandan kosong kelapa sawit akan meningkatkan ketersediaan unsur hara diantaranya N dan P (Lampiran 6) dan memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan vegetatif tanaman. Lingga dan Marsono (2001) menyatakan bahwa peran utama N ialah mempercepat pertumbuhan secara keseluruhan terutama batang dan daun. Lakitan (2001), menambahkan bahwa N merupakan penyusun klorofil, sehingga bila klorofil meningkat dan komponen fotosintesis yang lain dalam keadaan optimal maka fotosintesis akan meningkat pula. Harjadi (1991), menyatakan bahwa dengan penmgkatan fotosintat pada fase
vegetatif menyebabkan peningkatan pembelahan, perpanjangan dan differensiasi sel. Selanjutnya Gardner dkk (1991), menyatakan bahwa proses pertambahan tinggi terjadi karena pembelahan sel, peningkatan jimilah sel dan pembesaran ukuran sel. Menuurut Hanafiah (2005), unsur P berperan untuk mempercepat pertumbuhan perakaran. Perkembangan perakaran yang baik menyebabkan penyerapan unsur hara juga baik sehingga pertumbuhan bibit jarak pagar terutama tinggi bibit meningkat. Selain menyumbangkan unsur hara, pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit juga berpotensi memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik sehingga daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah teriiadap unsur hara meningkat serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan akar tanaman akan lebih baik sehingga dapat menyerap unsur hara dan air yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan tanaman. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit sampai dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan tinggi bibit, tetapi jika dosis ditingkatkan lagi sampai 25 ton/ha berbeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Hal ini diduga karena pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 20 ton/ha telah mencapai batas optimal untuk pertumbuhan bibit jarak pagar. Hal ini disebabkan karena pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 25 ton/ha, suplai unsur hara sudah berlebih dan tidak dimanfaatkan. Dapat dilihat pada Lampiran 6 kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki C/N 14,90 yang menyamai C/N tanah yaitu 10-12. Bahan organik yang memiliki C/N yang sama dengan tanah dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman khususnya unsur N. Hakim dkk (1986) menjelaskan bahwa C/N rendah tidak akan menyebabkan persaingan N antara tanaman dengan mikroba sehingga kebutuhan akan N dapat terpenuhi dan apabila terjadi kelebihan tidak akan dimanfaatkan oleh tanaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995), jika sudah mencapai kondisi yang optimal dalam mencukupi kebutuhan tanaman, walaupun dilakukan peningkatan dosis pupuk tidak akan memberikan peningkatan yang terlalu berarti teriiadap pertimibuhan dan hasil tanaman. 14
4.2. Luas Daun (cm^) Hasil pengamatan terhadap parameter luas daun setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun bibit jarak pagar (Lampiran 5). Rata-rata luas daun bibit jarak pagar setelah dilakukan uji lanjut didapat hasil seperti Tabel 2. Tabel 2. Rerata luas daun tanaman jarak pagar dengan perlakuan kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (ton/ha) Luas Daun (cm ) 25 194.85 a 20 166.60 ab 15 152.25 be 10 124.75 cd 5 111.80 d 0 100.10 d Angka-angka yang diikuti oidi hunifkecu yangtidaksama adalah berbeda nyate satu sania lainnya menurut uji DMNRT pada taraf 3%. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa peningkatan kompos tandan kosong kelapa sawit dari dosis 0 ton/ha sampai 10 ton/ha luas daun meningkat secara tidak nyata. Hal ini diduga karena dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit sampai 10 ton/ha belum mencapai dosis yang optimal sehingga unsur hara terutama Mg (Lampiran 6) relatif kurang dan terbatas untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit jarak pagar. Menurut Hanafiah (2005), Mg berperan sebagai aktivator enzim dan penyusun klorofil, tanpa klorofil fotosintesis tanaman tidak akan berlangsung. Tanaman yang mendapatkan unsur Mg tidak sesuai kebutuhan akan terjadi klorosis dan menyebabkan penuaan yang terlalu dini. Selanjutnya Novizan (2002) menjelaskan bahwa imtuk dapat mempertahankan pertumbuhan yang baik dan sehat perlu dilakukan pemupukan yang tepat dan efisien. Harjadi (1991) menyatakan bahwa tandan akan dapat hidup dengan subur apabila unsur hara dalam keadaan tersedia, karena pertimibuhan tanaman tergantung dari unsur hara yang diperoleh dari dalam tanah, serta juga dipengaruhi oleh penambahan unsur hara dari pemberian pupuk. Daun juga merupakan organ determinate yaitu daun mempunyai pertumbuhan yang terbatas sehingga berpengaruh teriiadap luas daun jarak pagar. Lakitan (2001), menyatakan kemampuan daun imtuk berfotosintesis menmgkat 15
pada awal perkembangan daun, tetapi kemudian mulai menurun, kadang sebelum daun tersebut berkembang penuh (fully-developed). Daun yang mulai mengalami semscene akan berwama kuning dan hilang kemampuannya untuk berfotosintesis dan akhimya akan gugur. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit pada dosis 15 dan 20 ton/ha dapat meningkatkan luas daun secara signifikan. Hal ini diduga dengan peningkatan dosis kompos tandan kosong kelapa sawit dapat memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik. Yuwono (2006), menyatakan bahwa pupuk organik diantaranya kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki keimtungan yaitu kompos merupakan perekat butir-butir tanah dan mampu menyeimbangkan tingkat kerekatan tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) dimana tanah yang memiliki KTK tinggi ketersedian unsur haranya meningkat serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air dan dapat menahan erosi. Ketersediaan unsur hara yang meningkat mengindikasikan bdiwa C/N rend^. Dapat dilihat pada Lampiran 6, kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki C/N 14,90 yang mendekati C/N tanah yaitu 10-12. Rendahnya C/N kompos tandan kosong kelapa sawit menyebabkan teijadinya pembebasan unsur hara yaitu N, P, K, Ca dan Mg (Lampiran 6). Tersedianya unsur hara diantaranya Mg menyebabkan pertumbuhan tanaman lebih baik yaitu daun lebih lama hijau karena Mg merupakan unsur penyusun klorofil. Klorofil yang tersedia dalam jumlah yang cukup pada daun tanaman akan meningkatkan kemampuan daun untuk menyerap cahaya matahari, sehingga proses fotosintesis akan berjalan lancar. Fotosintat yang dihasilkan akan dirombak kembali melalui proses respirasi dan menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel untuk melakukan aktivitas sepeti pembelahan sel yang terdapat pada daun tanaman yang menyebabkan daun tumbuh menjadi lebih puijang dan lebar. Menurut Harjadi (1991), apabila laju pertumbuhan berlangsung dengan cepat maka pertumbuhan daun akan cepat. Proses pembelahan dan pembesaran sel akan berpengaruh pada luas daun. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 25 ton/ha dapat meningkatkan luas daun tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Hal ini diduga karena pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang berlebih dari kebutuhan bibit jarak pagar maka tidak dimanfaatkan lagi. Salisbury 16
dan Ross (1995), menyatakan bahwa jika sudah mencapai kondisi yang optimal dalam mencukupi kebutuhan tanaman, walaupun dilakukan peningkatan dosis pupuk tidak akan memberikan peningkatan yang terlalu berarti terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. 4.3. Jumlah Daun (helai) Hasil pengamatan terhadap parameter jumlah daun setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan pengaruh yang nyata teriiadap jumlah daun bibit jarak pagar (Lampiran 5). Rata-rata jumlah daim jarak pagar setelah dilakukan uji lanjut didapat hasil seperti Tabel 3. Tabel 3. Rerata jumlah daun tanaman jarak pagar dengan perlakuan kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa j ^, ^ Sawit (ton/ha) ^ ' 25 61.418 20 56.418 a 15 48.750 b 10 45.583 be 5 40.835 c 0 22.918 d Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata satu sama lainnya menurut uji DMNRT pada taraf 5%. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa peningkatan kompos tandan kosong kelapa sawit dari dosis 0 ton/ha sampai dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan jumlah daun secara signifikan, tetapi jika dosis ditingkatkan lagi sampai 25 ton/ha berbeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang meningkat sampai dosis 20 ton/ha meningkatkan jumlah daun secara nyata diduga karena dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis yang lebih tinggi berperan memberikan sumbangan unsur hara terutama N yang optimal bagi pertumbuhan dan pericembangan tanaman. Menurut Lakitan (2001), N merupakan bahan dasar yang diperlukan untuk membentuk asam amino dan protein yang akan dimanfaatkan untuk proses metabolisme dari tanaman. Tersedianya N dalam jumlah yang cukup akan memperlancar metabolisme tanaman dan akhimya akan mempengaruhi pertumbuhan organ-organ seperti batang, daun dan akar menjadi lebih baik. Akar akan menyerap imsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan sehingga 17
batang tanaman tumbuh tinggi dan akhimya mempengamhi jumlah daun dari tanaman. Banyaknya jumlah daun bibit jarak pagar tidak lepas kaitannya dengan pertambahan tinggi dan jimilah cabang tanaman. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dimana teijadi peningkatan tinggi bibit jarak pagar yang juga akan berpengamh pada makin meningkatnya jumlah daun. Hidajat (1994), menyatakan bahwa pembentukan daun bericaitan dengan tinggi tanaman, dimana tinggi tanaman dipengaruhi oleh tinggi batang. Batang mempakan tempat melekatnya daun-daun, dimana tempat melekatnya daun disebut buku dan diantara dua buku bertumtturut disebut ruas. Semakin tinggi batang maka buku dan mas semakin banyak sehingga jumlah daun meningkat. Hal ini juga beriiubungan dengan luas daun (Tabel 2), dimana dosis kompos tandan kosong kel^ sawit 20 ton/ha memiliki daun yang lebih luas dibandingkan pada dosis 0 ton/ha sampai 15 ton/ha sehingga jumlah cahaya yang diterima lebih banyak. I>engan ketersediaan unsur hara yang lebih baik, menyebabkan fotosintesis beijalan dengan baik sehingga menghasilkan fotosintat yang lebih banyak yang akan digunakan untuk pertumbuhan diantaranya adalah jumlah daun. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 25 ton/ha peningkatan jumlah daun berbeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Hal ini diduga karena dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 25 ton/ha unsur hara sudah berlebih dan tidak diman&atkan untuk pertumbuhan bibit jarak pagar. Lingga dan Marsono (2001), menyatakan bahwa pemberian unsur hara melalui pupuk pada batas optimal dapat memberikan pengaruh yang nyata, tetapi pemberian yang terlalu banyak tidak memberikan pengaruh yang terlalu berarti untuk pertumbuhan tanaman. 4.4. Lingkar Batang (cm) Hasil pengamatan terhadap parameter lingkar batang setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan pengaruh yang nyata teriiadap lingkar batang bibit jarak pagar (Lampiran 5). Rata-rata lingkar batang bibit jarak pagar setelah dilakukan uji lanjut didapat hasil seperti Tabel 4. 18
Tabel 4. Rerata lingkar batang tanammi jarak pagar dengan perlakuan kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dosis Kompos T^d^osong Kelapa lingkar Batang (cm) 25 SM3l 20 7.940 ab 15 7.225 c 10 6.558 5 6.160 d 0 5.165 e Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecii yang tidak sama adalah berbeda nyata satu sama lainnya menurut uji DMNRT pada taraf 5%. Data pada Tabel 4 menimjukkan bahwa peningkatan kompos tandan kosong kelapa sawit sampai dosis 20 ton/ha lingkar batang meningkat secara signifikan, tetapi jika dosis ditingkatkan lagi sampai 25 ton/ha berfoeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang meningkat sampai dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan lingkar batang secara nyata, ini diduga karena dengan penin^tan dosis kompos tandan kosong kelapa sawit ketersediaan hara juga meningkat karena kompos tandan kosong kelapa sawit mempunyai C/N rendah (Lampiran 6). Rendahnya C/N kompos tandan kosong kelapa sawit menyebabkan terjadinya pembebasan unsur hara yaitu N, P, dan K (Lampiran 6). Unsur hara yang tersedia dalam jumlah yang cukup terutama imsur K yang berfungsi mengaktifkan keija beberapa enzim menyebabkan kegiatan fotosintesis dari tanaman akan meningkat dengan demikian akumulasi asimilat pada daerah batang juga meningkat sehingga te^adi pembesaran pada bagian batang. Lubis (1992) menyatakan bahwa batang merupakan daerah akumulasi pertumbuhan khususnya pada tanaman yang masih muda. Hanafiah (2005), menjelaskan bahwa unsur K pada tanaman dapat meningkatkan laju fotosintesis dan dapat mentranslokasikan fotosintat keseluruh bagian tanaman sehingga dapat merangsang pertumbuhan dan pericembangan sel-sel baru di dalam jaringan tanaman. Selain menyumbangkan unsur hara, pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit juga mampu memperbaiki struktur tanah pada media tanam yaitu dapat menambah kapasitas tukar kation tanah dan mampu memberikan kondisi medium yang baik. Menurut Hakim dkk (1986), struktur tanah berpengaruh terhadap daya simpan air yang baik sehingga dapat mendukung proses fotosintesis 19
serta translokasi fotosintat kesemua organ tanaman terutama pada batang yang mengakibatkan terjadinya pembesaran batang. Peningkatan kompos tandan kosong kelapa sawit sampai dosis 25 ton/ha tidak memberikan peningkatan lingkar batang yang signifikan. Hal ini disebabkan karena pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan dosis 25 ton/ha, suplai unsur hara sudah berlebih dan tidak dimanfaatkan lagi. Hakim, dkk (1986) menyatakan bahwa tanaman akan tumbuh subur bila unsur hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam jumlah yang optimal dan dalam bentuk yang sesuai untuk diserap tanaman. 4.5. Ratio Tajuk dan Akar Hasil pengamatan terhadap parameter ratio tajuk dan akar setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan pengaruh tidak nyata teriiadap ratio tajuk akar bibit jarak pagar (Lampiran 5). Rata-rata ratio tajuk akar bibit jarak pagar setelah dilakukan uji lanjut didapat hasil seperti Tabel 5. Tabel 5. Rerata ratio tajuk dan akar tanaman jarak pagar dengan perlakuan kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa ^^^^ ^ ^ Sawit (ton/ha) 25 9.780 20 9.476 15 8.285 10 10.055 5 9.899 0 9.779 a Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata satu sama lainnya menurut uji DMNRT pada taraf 5%. Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian perlakuan kompos tandan kosong kelapa sawit berbeda tidak nyata pada semua perlakuan. Hal ini diduga karena dengan peningkatan dosis kompos tandan kosong kelapa sawit akan meningkatkan unsur hara yang tersedia sehingga pertumbuhan akar baik. Perkembangan akar bibit sejalan dengan perkembangan tajuk bibit, jika berat akar meningkat maka berat tajuk juga meningkat. Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang semakin meningkat sampai dosis 25 ton/ha meningkatkan berat kering bibit jarak pagar. Peningkatan 20
berat akar yang diikuti dengan peningkatan berat tajuk pada semua perlakuan menyebabkan ratio tajuk akar tidak signifikan. Gardner et a// (1991) menyatakan bahwa, perbandingan tajuk akar mempunyai pengertian bahwa pertumbuhan suatu tanaman diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman lainya, dimana berat akar meningkat akan diikuti dengan peningkatan berat tajuk. 4.6. Total Berat Kering Bibit (g) Hasil pengamatan terhadap parameter total berat kering bibit setelah dianalisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit memberikan pengaruh yang nyata terhadap total berat kering bibit bibit jarak pagar (Lampiran 5). Rata-rata total berat kering bibt jarak pagar setelah dilakukan uji lanjut didapat hasil seperti Tabel 6. Tabel 6. Rerata total berat kering bibit tanaman jarak pagar dengan perlakuan kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Dosis Kompos Tandan Kosong Kelapa o u v / x Sawit (ton/ha) Total Berat Kermg Bibrt (g) 25 112.785 a 20 97.590 a 15 77.413 10 63.325 b 5 39.320 g 25.310 c Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang tidak sama adalah berbeda nyata satu sama lainnya menurut uji DMNRT pada taraf 5%. Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa peningkatan kompos tandan kosong kelapa sawit sampai dosis 20 ton/ha dapat meningkatkan total berat kering bibit secara signifikan rata-rata sebesar 128,49% dan jika dosis ditingkatkan menjadi 25 ton/ha dapat meningkatkan berat kering bibit rata-rata sebesar 134,36% tetapi berbeda tidak nyata dengan dosis 20 ton/ha. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang meningkat sampai dosis 20 ton/ha meningkatkan berat kering bibit jarak pagar secara nyata diduga karena dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat memperbaiki agregat tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur hara yang berakibat pada pertimibuhan dan perkembangan tanaman seperti akar. Menurut Musnamar (2003), bahwa pemberian pupuk organik disamping meningkatican kandungan unsur hara juga mampu memperbaiki struktur tanah, membuat agregat atau butu^ tanah menjadi 21
besar dan mampu menahan air sehingga aerase di daiamnya menjadi lancar dan dapat meningkatkan perkembangan akar. Sarief (1985), menyatakan bila perakaran tanaman berkembang dengan baik maka pertumbuhan bagian tanaman yang lain berkembang dengan baik pula karena akar mampu menyerap imsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Perkembangan akar yang baik dan penyerapan unsur hara yang lebih besar menyebabkan pertumbuhan tajuk tanaman baik dan akhimya meningkatkan total berat kering bibit. Hal ini terlihat dari pertumbuhan organ-organ tanaman lain yang menunjukkan hasil yang baik seperti batang yang dicerminkan dari tinggi tanaman (Tabel 1) dan lingkar batang (Tabel 4) serta daun yang dicerminkan dari Jumlah daun (Tabel 2) dan luas daun (Tabel 3). Apabila pemberian kompos tandan kosong ditingkatkan lagi sampai dosis 25 ton/ha tidak memberikan peningkatan berat kering bibit yang cukup berarti. Hal ini diduga karena pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang berlebih dari kebutuhan bibit jarak pagar maka tidak dimanfaatkan lagi. Gardner, dkk (1991) menyatakan bahwa ketersediaan unsur hara dalam ekosistem adalah sebagai pembatas dalam produksi tanaman, sehingga pemberiannya hams seimbang dengan kebutuhan tanaman agar dapat dimanfaatkan seefisien mungkin untuk memenuhi kebutuhan ham tanaman. 22