BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. analisis system antrian dan optimalisasi pelayanan teller bank diantaranya : Tabel 2.1.

dokumen-dokumen yang mirip
Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Operations Management

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Operations Management

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PEMBUATAN KARTU TANDA PENDUDUK DAN KARTU KELURGA DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN KUNINGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS. personal (personal service) sampai jasa sebagai produk. Menurut Kotler

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

BAB II. Landasan Teori

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang relatif terbatas. Sering terjadi orang orang, barang barang,

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PADA TOKO OBAT KHARISMA, JAKARTA TIMUR

ANALISIS SISTEM ANTRIAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GARDU KELUAR YANG OPTIMAL PADA GERBANG TOL TANJUNG MULIA

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB 2 LANDASAN TEORI


BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Model Antrian. Queuing Theory

BAB 2 LANDASAN TEORI

IDENTIFIKASI MODEL ANTRIAN PADA ANTRIAN BUS KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB II LANDASAN TEORI

Tingkat Pelayanan Teller Dengan Teori Antrian Pada Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Layanan Cinere.

TEORI SIMULASI ANTRIAN

Lecture 2 : Teori Antrian

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK (STUDI KASUS: KANTOR LAYANAN CERENTI) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

ANTRIAN. Pasien Penonton. Dokter dan suster Penjual karcis. Perawatan kesehatan Menjual tiket Traffic Light

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan di. sektor perdagangan dan jasa, maka Manajemen operasi memegang

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODEL SISTEM ANTRIAN

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari banyak terlihat kegiatan mengantri seperti, pasien

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mencakup pembahasan dari hasil evaluasi pada 4 poin penting tentang kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Aplikasi Matrix Labolatory untuk Perhitungan Sistem Antrian dengan Server Tunggal dan Majemuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS. 4.4 Analisis Tingkat Kedatangan Nasabah

Operations Management

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Jurnal Metode 3(1)

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BB II TINJUN PUSTK DN KERNGK TEORI. Tinjauan Pustaka Dibawah ini terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang terkait mengenai analisis system antrian dan optimalisasi pelayanan teller bank diantaranya : Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka No Nama Peneliti /Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan 1. Salmon Notje Sistem ntrian Hasil analisi adalah Perbedaan ulele, Jurnal, pada Bank waktu kedatangan penelitian 2014 Mandiri pada nasabah dan waktu ini terletak Bank Mandiri pelayanan pada Bank pada cabang mbon Mandiri cabang variabel mbon berdistribusi penelitian, eksponensial, serta objek jumlah teller yang optimal untuk melayani nasabah pada Bank penelitian, dan metode pengambilan Mandiri cabang sampel. mbon adalah 4 teller, sehingga model antrian 10

yang diperoleh adalah (M/M/4) : (FIFO/ / ). 2. Samsir dan nalisis Sistem Kesimpulan dari Perbedaan Ranti Mustika, ntrian Teller penelitian ini yaitu pada Jurnal, - pada Bank Riau system antrian yang penelitian Cabang Utama diterapkan di PT Bank ini terletak Pekanbaru Riau cabang utama pada Pekanbaru belum variabel dan optimal. Jika yang beroperasi hanya 5 objek penelitian. teller, rata rata jumlah nasabah yang dating 1 jam sebanyak 39 orang, sehingga seorang teller harus mampu melayani 8 orang danya nasabah/jam. perbedaan yang cukup signifikan, dari lamanya waktu yang nasabah dihabiskan untuk menunggu baik dalam antrian maupun dalam 11

system total. 3. Feri Farkhan, plikasi Teori Simulasi dalam skripsi Perbedaan Skripsi, 2013 ntrian dan ini menggunakan penelitian B. K Simulasi pada pemrograman visual ini terletak e Pelayanan Teller basic. Hasil akhir pada r Bank dalam simulasi ini variabel a menghitung besarnya penelitian, n jumlah pelanggan yang objek g menanti, peluang penelitian, k pelanggan menunggu, dan metode a rata-rata waktu tunggu, pengambilan dan rata-rata waktu sampel. T dalam sistem. Pada e pelayanan bank yang o menggunakan r distribusi general i 1. ntrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Studi matematikal dari kejadian atau gejala garis tunggu ini disebut teori antrian. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga nasabah yang tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan pelayanan. Dalam kehidupan sehari hari, kejadian ini sering kita temukan 12

misalnya seperti terjadi pada loket bioskop, loket kereta-api, loket-loket pada bank, dermaga di pelabuhan, loket jalan tol, pelabuhan udara, telepon jarak jauh, tempat praktek dokter, loket stadion, pompa minyak dan banyak lagi yang lain. 1 Umumnya, tiap orang pernah mengalami kejadian seperti ini dalam hidupnya. Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa antrian sudah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang. 2 Dalam banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. kan tetapi, biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat di terima. Sebaliknyam sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya langganan atau nasabah. 3 Jadi, masalah yang dihadapi oleh manajer ialah bagaimana mengusahakan keseimbangan antara biaya tunggu (antrian), terhadap biaya mencegah antrian itu sendiri guna memperoleh untung yang maksimum. 4 2. Konsep konsep Dasar Teori ntrian a) Tujuan Salah satu tujuan dari dasar model model antrian yaitu untuk meminumkan total dua biaya, biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung dimana akan timbul karena setiap para individu harus menunggu untuk dilayani. Membutuhkan investasi modal yang berlebihan, tetapi bila jumlahnya kurang dari optimal 1 P. Siagian, Penelitian Operasional Teori dan Praktek, 1987, Hal. 390 2 Ibid. 3 Ibid. 4 Ibid., hal. 391 13

hasilnya adalah tertundanya pelayanan adalah menandakan bahwa jika suatu sistem mempunyai fasilitas pelayanan yang lebih dari jumlah optimal. Model antrian yang akan dibahas yaitu alat penting untuk sistem pengelolaan yang menguntungkan dengan menghilangkan antrian. Perbedaan antara jumlah permintaan terhadap fasilitas pelayanan dan kemampuan fasilitas untuk melayani menimbulkan dua konsekuensi logis, yaitu timbulnya antrian dan timbulnya pengangguran kapasitas. ntrian yang panjang karena kemampuan fasilitas pelayanan lebih rendah dari jumlah pemakainya, jelas akan memunculkan Garis Tunggu sehingga mereka yang antri atau berada di garis tunggu itu akan menanggung opportunity cost. Sejauh opportunity cost itu negatif, maka mereka mungkin bersedia untuk tetap di garis tunggu; namun sebaliknya, mereka pasti akan keluar dari garis tunggu dan itu berarti kerugian. Di sisi lain, penyedia kapasitas pelayanan yang terlalu berlebihan sehingga tingkat penggunaan fasilitas tersebut rendah, jelas akan menaikkan biaya tetap rata rata. Oleh karena itu kedua jenis biaya tersebut perlu diminimumkan. 5 b) Sumber Sumber adalah kumpulan orang atau barang dari mana satuan satuan datang atau dipanggil untuk pelayanan. Kumpulan orang orang atau barang ini boleh berhingga atau tidak berhingga. Dalam praktek, sumber adalah berhingga. kan tetapi, dalam satu populasi yang besar, sumber dianggap tidak berhingga. Untuk keperluan analisis sering lebih mudah menggunakan sumber tidak 5 Pangestu Subagyo, Marwan sri, Hani Handoko, Dasar dasar Operations Research, 1986, Hal. 256 14

berhingga sebagai dasar perhitungan. Dalam kebanyakan kasus sumber berhingga, satuan satuan kembali membentuk populasi sumber begitu pelayanan sudah selesai. 6 c) Proses Masukan dan Pola Kedatangan Proses masukan adalah suatu proses pembentukan suatu bentuk antrian akibat pertibaan satuan satuan orang atau barang. Secara teori, waktu pertibaan antara satuan satuan dengan satuan berikutnya dianggap acak dan bebas. Bentuk umum dari proses ini dan sering digunakan dalam model model antrian, ialah yang dikenal dengan distribusi probabilitas poisson. distribusi probabilitas poisson merupakan salah satu dari pola kedatangan yang paling umum bila kedatangan kedatangan didistribusikan secara acak (random.. Hal ini terjadi sebab distribusi poisson telah menggambarkan jumlah kedatangan per unit waktu bila sejumlah besar variabel variabel random mempengaruhi tingkat. 7 d) Mekanisme Pelayanan Menurut Kotler (2008) pelayanan merupakan suatu tindakan yang dapat dengan sengaja ditawarkan oleh kepada para pihak ke pihak lainnya, dimana pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menjadikan kepemilikan siapapun. Sedangkan Gronroos dalam Tjiptono (2005) menyatakan bahwa pelayanan merupakan proses aktivitas intangible yang biasa yang mana bisa terjadi antara pelanggan dan karyawan, jasa dan sumber daya, fisik atau barang, dan penyedia jasa yang disediakan sebagai solusi ataupun sebagainya. Sementara itu, Tjiptono (2005) 6 P. Siagian, Penelitian Operasional Teori dan Praktek, 1987, Hal. 392 7 Pangestu Subagyo, Marwan sri, Hani Handoko, Dasar dasar Operations Research, 1986, Hal. 257 15

mengemukakan bahwa suatu perspektif pelayanan sebagai sebuah sistem, yang mana setiap bisnis jasa akan dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri atas dua komponen utama: (1) operasai jasa; dan (2) penyampaian jasa. da 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu: 1) Tersedianya pelayanan. Mekanisme pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket di tutup, mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat. 2) Kapasitas pelayanan Kapasitas dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan (satuan) yang dapat dilayani secara bersama sama, kpasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi juga ada yang berubah ubah. Karena itu, fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda. 3) Lama berlangsungnya pelayanan. 16

Lamanya pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satuan satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terencar secara bebas dan sama tidak tergantung pada waktu pertibaan. 8 e) Disiplin ntrian / Pelayanan Kebiasaan ataupun kebijakan didalam para langganan dipilih dari antrian untuk dilayani, disebut disiplin pelayanan. da 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan dalam praktek, yaitu: 1) First come first served (FCFS) atau First in first out (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai) lebih dulu dilayani. Misalnya antri beli tiket bioskop. 2) Last come first served (LCFS) atau Last in first out (LIFO), artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator (lift) untuk lantai yang sama. 3) Service in random order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba. 4) Priority service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada mereka yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mempunyai prioritas lebih 8 gus Indrianto, nalisis ntrian Pada Pelayanan Jasa Gadai, 2008, Hal. 16 17

rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang keadaa penyakit yang lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter. Mungkin juga, karena kedudukan atau jabatan seseorang menyebabkan dia dipanggil terlebih dahulu atau diberi prioritas lebih tinggi. Demikian juga bagi seseorang yang menggunakan waktu pelayanan yang lebih sedikit diberi prioritas dibanding dengan mereka yang memerlukan pelayanan lebih lama, tidak soal siapa yang lebih dahulu masuk dalam garis tunggu. 9 f) Kepanjangan ntrian Banyak sistem antrian dapat menampung jumlah individu individu yang relatif besar, tetapi ada beberapa sistem yang mempunyai kapasitas yang terbatas. Bila kapasitas antrian menjadi faktor pembatas besarnya jumlah individu yang dapat dilayani dalam sistem secara nyata, berarti sistem mempunyai kepanjangan antrian yang terbatas (finite); dan model antrian terbatas harus digunakan untuk menganalisa sistem tersebut. Sebagai contoh sistem yang mungkin mempunyai antrian yang terbatas adalah jumlah tempat parkir atau station pelayanan, jumlah tempat tidur di rumah sakit. Secara umum model 9 P. Siagian, Penelitian Operasional Teori dan Praktek, 1987, Hal. 395 18

antrian terbatas lebih kompleks daripada sistem antrian tak terbatas (infinite). 10 g) Tingkat dan kualitas Pelayanan Waktu yang digunakan untuk melayani individu individu dalam suatu sistem disebut waktu pelayanan (service time). Waktu ini mungkin konstan, tetapi juga sering acak (random). Bila waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial atau distribusinya acak, waktu pelayanan (yaitu unit/jam) akan mengikuti suatu distribusi poisson. Perbedaan distribusi distribusi waktu pelayanan dapat diliput oleh model model antrian dengan lebih mudah dibanding perbedaan distribusi waktu kedatangannya. 11 Kualitas layanan merupakan faktor kunci yang akan menjadi keunggulan daya saing di dunia perbankan syariah saat ini. Dengan begitu, kualitas layanan akan menjadi keunggulan daya saing. Hal ini terjadi karena bank sebagai suatu produk yang telah dipasarkan. Oleh karena itu bank syariah sudah sewajarnya dapat memberikan kualitas layanan yang prima sehingga mampu mendapatkan keunggulan kompetitif dari bank lain. 12 Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan secara akurat dan dapat diandalkan. rtinya pelayanan yang diberikan handal dan bertanggung jawab, karyawan sopan dan ramah. Bila ini dijalankan dengan baik maka konsumen merasa sangat diahrgai. Sebagai seorang 10 Pangestu Subagyo, Marwan sri, Hani Handoko, Dasar dasar Operations Research, 1986, Hal. 260 11 Ibid. 12 Putri Dwi Cahyani, Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Kualitas Layanan Perbankan Syariah di Yogyakarta, 2016, Hal. 152 19

muslim, telah ada contoh teladan yang tentunya bias dijadikan pedoman dalam menjalankan aktifitas perniagaan atau muamalah. llah SWT telah berfirman : Yang artinya Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) llah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama llah. (QS. l hzab:21). h) Keluar (exit) Sesudah seseorang telah selesai dilayani, dia keluar (exit) dari sistem. Sesudah keluar, dia akan bergabung pada satu diantara kategori populasi yang mana akan bergabung dengan populasi asal dan akan mempunyai probabilitas yang sama untuk memasuki sistem kembali, ataupun dia mungkin bergabung dengan populasi lain yang memiliki probabilitas lebih kecil dalam hal kebutuhan pelayanan tersebut. 13 3. Sistem dan Struktur ntrian Yang menjadikan masyarakat lebih komplek adalah dengan adanya perbedaan perbedaan system system dan struktur struktur antrian. Perbedaan tersebut ada dalam jumlah antrian, fasilitas pelayanan, dan hubugan hubungan yang terajdi dapat menghasilkan bentuk/susunan yang bervariasi tidak terbatas. a. Sistem sistem ntrian 13 Pangestu Subagyo, Marwan sri, Hani Handoko, Dasar dasar Operations Research, 1986, Hal. 260 20

Teori antrian dan simulasi dapat dikatakan secara luas adalah dengan adanya system antrian yang berbeda - beda. Klasifikasi menurut Hillier dan Liebierman adalah sebagai berikut: 1) Sistem pelayanan komersial. 2) Sistem pelayanan bisnis-industri. 3) Sistem pelayanan transportasi. 4) Sistem pelayanan sosial. Sistem dari pelayanan yang sosial dapat dikategorikan sebagai sistem sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor kantor dan jawatan jawatan lokal maupun nasional, sebagai contohnya, pada kantor tenaga kerja, kantor registrasi SIM dan STNK, dan sebagainya, serta kantor pos, rumah sakit, pukesmas, dan lainnya. 14 b. Struktur struktur ntrian tas dasar sifat proses pelayanannya, dapat diklasifikasikan bahwa fasilitas pelayanan dalam susunan saluran atau channel (single atau multiple) dan phase (single atau multipe) yang akan membentuk suatu struktur antrian yang berbeda beda. Istilah saluran atau channel menunjukkan jumlah adanya jalur (tempat) untuk memasuki sistem pelayanan, yang juga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan. Istilah phase berarti jumlah station station pelayanan, dimana para pelanggan dinyatakan lengkap. Proses dasar yang dianggap oleh model antrian ialah bahwa customer yang memerlukan pelayanan berasal dari suatu populasi yang disebut sumber masukan (input source). Customer memasuki sistem atrian (queuing system) dan 14 Ibid., hal 261 21

menggabungkan diri atau membentuk suatu antrian. Pada waktu tertentu, anggota dalam antrian dipilih untuk memperoleh pelayanan dengan menggunakan aturan tertentu yang disebut disiplin pelayanan (service discipline).pelayanan yang diperlukan oleh customer kemudian dilakukan oleh mekanisme pelayanan (service mechanism), setelah pelayanan diperoleh customer meninggalkan sistem. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Struktur Dasar Sistem ntrian Fasilitas Pelayanan K e d a t a n g a n Pelanggan Pelanggan ntri P E L K N E G L G U N R 22

Jika dikaitkan dengan jumlah fasilitas pelayanan (Model Pelayanan Tunggal atau Single channel Model dan Model Pelayanan Multipel atau Multiple Channel Model), maka terdapat 4 struktur dasar dalam sistem antrian, yaitu: 1. Single Channel Model, Single Phase (Model Pelayanan Tunggal, dan Satu Tahap) Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan hanya menyediakan satu fasilitas pelayanan saja. Sementara itu, pelanggan hanya memerlukan satu tahapan saja untuk memperoleh pelayanan. Gambar 2.2 Single Channel Model, Single Phase Waiting Line Server 2. Single Channel Model, Multiple Phase (Model Pelayanan Tunggal, dan Banyak Tahap) Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan hanya menyediakan satu fasilitas pelayanan saja. Sementara itu, pelanggan memerlukan lebih dari satu tahapan saja untuk memperoleh pelayanan. 23

Gambar 2.3 Single Channel Model, Multiple Phase Waiting Line server 3. Multiple Channel Model, Single Phase (Model Pelayanan Multipel, dan Satu Tahap) Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan menyediakan lebih dari satu fasilitas pelayanan. Sementara itu, pelanggan hanya memerlukan satu tahapan saja untuk memperoleh pelayanan. 15 Gambar 2.4 Multiple Channel Model, Single Phase Waiting line 15 Nugroho Bernandus, Saragih Ferdinand, Eko Umanto, Metode Kuantitatif Pendekatan Pengambilan Keputusan untuk Ilmu Sosial dan Bisnis, 2012, Hal 176 24

4. Multiple Channel Model, Multiple Phase (Model Pelayanan Multipel, dan Banyak Tahap) Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan menyediakan lebih dari satu fasilitas pelayanan. Sementara itu, pelanggan memerlukan lebih dari satu tahapan saja untuk memperoleh pelayanan Gambar 2.5 Multiple Channel Model, Multiple Phase Waiting Line Server Model ntrian Satu Saluran Pada model ini di asumsikan bahwa perusahaan penyedia layanan memiliki satu fasilitas pelayanan (fasilitas pelayanan tunggal). Sementara itu, distribusi dari kedatangan yang mengikuti distribusi poisson dan distribusi pelayanan mengikuti distribusi eksponensial. Secara sederhana, model antrian satu saluran atau Single Channel Model (M/M/1) digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.6 Single Channel Model (M/M/1) 25

S F K E D T N G N P E L N G G N Pelanggan ntri T U S I L I T S P E L K N E G L G U N R Fasilitas Pelayanan Model ntrian Banyak Saluran Pada model ini diasumsikan bahwa perusahaan penyedia layanan memiliki lebih dari satu fasilitas pelayanan atau Multiple Channel Model (M/M/S). Distribusi kedatangan mengikuti distribusi poisson dan distribusi pelayanan mengikuti distribusi eksponensial. Secara sederhana, model antrian banyak saluran digambarkan sebagai berikut 16 Gambar 2.7 Multiple Channel Model (M/M/S) 16 Ibid., Hal 181 26

K E D T N G N P E L N G G N Pelanggan ntri 1 2... P E L K N E G L G U N R Model ntrian Non-Poisson sumsi Model ntrian Non-Poisson atau Non-Poisson Model (M/G/1) adalah : 1. Rata- rata waktu pelayanan menggambarkan distribusi normal dengan rata rata (µ) dan deviasi standar (ϭ). 2. Tingkat kedatangan mengikuti distribusi poisson (ʎ) 3. Pada umumnya digunakan untuk model antrian dengan 1 fasilitas pelayanan. Model ntrian Pelayanan Sendiri sumsi Model ntrian Pelayanan Sendiri atau Self Service ctivities (MM/ ) adalah: 1. Perusahaan memiliki fasilitas pelayanan sendiri. 2. Jumlah pelayanan tidak terbatas ( ). 27

3. Setiap pelanggan/konsumen memiliki kemampuan untuk melayani dirinya sendiri. 17 4. Teller a) Gambaran Umum Teller merupakan salah satu di antara 3 (tiga) organ penting bagi sebuah bank (Security, Customer Sevice, Teller), dan mempunyai peran penting bagi bank, karena merekalah yang memberi kesan langsung kepada masyarakat pada umumnya dan nasabah bank pada khususnya. Ketika nasabah berkunjung ke bank, maka 3 organ inilah yang paling sering berinteraksi dengan mereka. Jadi wajar kalau nasabah menganggap ketiga organ inilah yang dinamakan pihak bank. Di jaman persaingan yang sangat ketat dewasa ini, pelayanan bank kepada nasabah tidak cukup hanya sekedar memuaskan nasabah atau sekedar sesuai harapan nasabah, namun harus memberi pelayanan yang berkesan. Jadi, sangatlah penting untuk memiliki keterampilan di dalam melakukan tugas-tugasnya, memberikan pelayanan yang prima agar kesan positif dapat tertanam di benak nasabah Teller yang dapat memberi kesan positif adalah teller yang cekatan, ramah dan santun. Teller juga punya tanggung jawab yang besar dalam melakukan tugasnya, terutama terkait dengan keakuratan dan ketepatan dalam melayani nasabah bertransaksi serta mencatat transaksi dengan benar. Sebagai frontliner, teller yang dapat memberikan pelayanan berkesan akan membawa dampak positif bagi bank. 17 Ibid., Hal 187 28

Untuk memahami tugas seorang Teller Bank maka mutlak diperlukan pengetahuan dasar mengenai produk dana dan layanan bank yang secara umum diberikan oleh seorang Teller perbankan. 18 b) Definisi Teller Teller adalah petugas Bank yang bekerja di frontline banking dan melakukan transaksi langsung dengan nasabah dalam bentuk penerimaan/penarikan baik berupa transaksi tunai/non tunai dan melakukan pembukuan ke dalam system Bank. Teller adalah petugas bank yang bertanggung jawab untuk menerima simpanan, mencairkan cek dan memberikan jasa pelayanan perbankan lain kepada masyarakat; tanda tangan pengesahan kasir diperlukan sebagai tanda sah suatu dokumen transaksi; pada lembaga keuangan, pada umumnya kasir bekerja dibelakang gerai (counter), pada bank besar telah dietapkan tugas dan fungsi kasir berdasarkan uraian tugas, misalnya seseorang kasir memproses penerima simpanan yang diterima lewat surat, menyimpan, dan mencatat seluruh bukti penyimpanan dan pembayaran dari setiap nasabah. Seorang Teller harus menciptakan citra profesional, ramah dan konsisten dalam menjalankan tugas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Memeriksa secara teliti setiap transaksi yang akan dan sedang dilakukan dan selalu mengikuti prosedur standar. 18 Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Kualitas Layanan Perbankan, Jakarta Pusat: Gramedia Pustaka. 2016,hal 2. 29

2) Menunjukkan perhatian, profesionalisme dan keramahan pada saat menerima nasabah di counter. 3) Bersikap profesional dengan tidak membeda-bedakan nasabah. Melayani sesuai urutan kedatangan dan memperhatikan hal-hal yang khusus (seperti orang tua, cacat, hamil besar, yang perlu diberi bantuan lebih) 4) Tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan kesan negativ dan tidak profesional (seperti: ngobrol, bercanda, berselisih, melamun, mengumpat, atau berteriak dengan rekan kerja atau nasabah lain) 5) Harus bersifat jujur dan melakukan hal-hal yang dapat merugikan perusahaan dan nasabah (contoh, curang dalam melayani, memberikan informasi atau rahasia perusahaan/nasabah kepada pihak yang tidak berwenang) Perkerjaan teller dikategorikan sebagai pekerjaan pokok karena melalui pekerjaan tersebut terdapat interaksi awal antara Bank dengan nasabah atau konsumen perbankan untuk melakukan penyetoran/penarikan tunai dan non tunai dan aktivitas tertentu Bank. Pekerjaan teller juga berkaitan erat dengan penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko Bank melalui penerapan Know Your Customer (KYC) dan nti Money Laundering dan perlinfungan terhadap hak dan kepentingan nasabah dan konsumen perbankan, khususnya terkait dengan kerahasiaan data nasabah. Dengan demikian, apabila pekerjaan tersebut tidak ada, kegiatan Bank akan sangat terganggu atau tidak terlaksana sebagaimana mestinya. 19 19 Ibid, hal 3 30

c) Fungsi Teller Sebelum melakukan tugas-tugasnya dicabang, Teller harus mengetahui fungsi, tanggung jawab, dan tugas yang diberikan atau dipercayakan kepadanya. Teller berfungsi memberikan jasa layanan kepada nasabah dalam melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pemindahbukuan/penyetoran non tunai (rupiah dan valuta asing). 20 5. Hipotesis Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. nggapan atau asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena kemungkinan bisa salah, maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan data hasil observasi. Kesimpulan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 = Sistem antrian menggunakan nomor lebih optimal dibandingkan tanpa menggunakan nomor H2 = Sistem antrian tidak menggunakan nomor lebih optimal dibandingkan dengan menggunakan nomor H3 = Sistem antrian menggunakan nomor berpengaruh signifikan terhadap pengoptimalan pelayanan teller 20 Ibid, hal 5 31

H4 = ntrian tidak menggunakan nomor berpengaruh signifikan terhadap pengoptimalan pelayanan teller H5 = kedua sistem antrian berpengaruh signifikan terhadap optimalisasi layanan teller 5. Kerangka Berfikir Sistem ntrian yang Menggunakan Nomor (X1) Sistem ntrian Tanpa Menggunakan Nomor (X2) BB III Optimalisasi Layanan Teller (Y) 32