1 KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DALAM MEMAHAMI MEDIA PEMBELAJARAN SE-KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU (Penelitian Survey Guru SDN Se-Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru) Oleh Zaka Hadikusuma Ramadan 1, Otang Kurniaman 2, Eddy Noviana 3 Absract The result showed that the competence of elementary teachers on Kecamatan Tampan Pekanbaru have average less understanding of instructional media with average 42,04 categorized not undestand. Of the seven indicators that the authors describe: 1) understanding of intructional media category scored 47,22 less, 2) the function of learning media category scored 42,90 less, 3) learning media goals scored 44,85 less category, 4) type-types of instructional media category scored 41,73 less, 5) advantages and disadvantages of learning media category scored less than 46,6, 6) making of instructional media and scored 37,03, 7) use of instructional media category scored 43,20 less. The conclusion of this study is teacher competence of elementary school Kecamatan Tampan Pekanbaru not understand about instructional media. Keywords: Teacher Competency and Instructional Media PENDAHULUAN Pembelajaran adalah merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kompetensi, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Sedangkan belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Dalam proses belajar mengajar media pembelajaran juga sangat berpengaruh, karena media adalah suatu alat penyampai informasi dari guru pada peserta didik. Pemanfaatan media dalam pembelajaran seharusnya merupakan bagian yang harus mendapatkan perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya yang sering peneliti jumpai di sekolah, pemanfaatan media masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain : terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran.sesungguhnya betapa banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan, dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya, maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang perlu dipahami, sehingga dapat dipilih media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. 1. Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, NIM 0805132548, e-mail zakahadi@yahoo.co.id 2. Dosen Pembimbing I, Staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail kurniaman_otang@yahoo.com 3. Dosen pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail die_nove82@yahoo.co.id
Keberadaan media muncul karena keterbatasan kata-kata, waktu, ruang, dan ukura, ditambahkan juga bahwa media pembelajaran berfungsi sebagai sarana yang mampu menyampaikan pesan sekaligus mempermudah penerima pesan dalam memahami isi pesan. Namun, pada kenyataanya masih sering penggunaan media diabaikan oleh guru, padahal pemanfaatan media sangat membantu dalam proses pembelajaran. Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik jika siswa berinteraksi dengan semua alat inderanya. Guru berupaya menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan siswa. Siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. Oleh karena itulah media pembelajaran sangat diperlukan sebagai sarana penyampai pesan dari guru pada siswa. Penyampaian suatu konsep pada siswa akan tersampaikan dengan baik jika konsep tersebut mengharuskan siswa terlibat langsung didalamnya bila dibandingkan dengan konsep yang hanya melibatkan siswa untuk mengamati saja. dengan penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Selain itu, Santyasa (2007:3) mengemuka kan bahwa dampak perkembangan IPTEK terhadap proses pembelajaran adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran, seperti buku teks, modul, overhead transparansi, film, video, televisi, slide, hypertext, web, dan sebagainya. Guru profesional dituntut mampu memilih dan menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang ada di sekitarnya. Penelitian ini mempunyai rumusan masalah bagaimanakah kompetensi guru sekolah dasar negeri dalam memahami media pembelajaran se-kecamatan Kota Pekanbaru?, sehigga mempunyai tujuan untuk mengetahui kompetensi guru sekolah dasar negeri se-kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, dengan manfaat penelitian ini untuk mengetahui kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan teori menurut Antosa (2010:12) media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut: a. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. b. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat dalam lingkungan belajar. c. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. d. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat Selain itu, masih banyak lagi manfaat praktis media pembelajaran. Beberapa manfaat praktis media pembelajaran itu adalah: a. Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih kongkrit b. Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu 2
3 c. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indra manusia. d. Media juga dapat memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungan. e. Media dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. f. Media dapat menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa. Menurut Sadiman, dkk, secara umum media pembelajaran mempunyai keguanaan-kegunaan sebagai berikut. 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya: a. Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita,gambar, film bingkai, film, atau model. b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,film,atau gambar c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di,masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain. 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. menimbulkan kegairahan belajar; b. memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didk dengan lingkungtan dan kenyataan; c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam; a. memberikan perangsang yang sama; b. mempersamakan pengalaman c. menimbulkan persepsi yang sama METODE PENELITIAN Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan non eksperimen. Jadi dalam penelitian ini tidak menggunakan perlakuan terhadap penelitian melainkan mengkaji faktafakta yang telah terjadi dan pernah dilakukan oleh subjek penelitian.
4 Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap gejala atau pengumpulan informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang pelajari adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut (Iskandar, 2008:66). Ciri khas penelitian ini adalah data penelitian dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari penelitian survey dapat membuat generalisasi untuk populasi besar. Populasi Populasi merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui kriteria tertentu, yang dapat dikategorikan ke dalam objek tersebut bisa berupa manusia, file-file, atau dokumen-dokumen yang dipandang sebagai objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, jumlah populasi sekolah di Kecamatan Tampan 14 sekolah dengan jumlah guru keseluruhan 423 orang. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengambilan sampel berbentuk Random Sederhana ( Simple Random Sampling). Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi yang memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, dengan cara rendomisasi atau dengan cara melalui undian. Menurut Sugiono (2009: 118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane (dalam Akdon, 2005:107) dengan tingkat presisi 10% sebagai berikut: =. + 1 Keterangan: n : jumlah sampel N : jumlah populasi d 2 : Presisi yang ditetapkan Pengambilan sampel: = = ( ).(, ) =, =80,87 81 responden., Jadi jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 81 responden. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini metode yang digunakan adalah metode survey. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes ujian tertulis untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kemampuan guru dalam pemahaman konsep media pembelajaran. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban.
5 Teknik Analisis Data Untuk mengolah data pada penelitian ini menggunakan statistik sederhana, yaitu dengan menggunakan rumus: = x100% Keterangan. P = nilai yang diperoleh F = jumlah skor yang didapat N = jumlah skor maksimal Sumber: Akdon (2005) Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Pemahaman Guru Interval Kategori 85 100 Sangat baik 70 84 Baik 50 69 Cukup 0 49 Kurang Sumber : Depdiknas (2004) Rumus rata-rata sebagai berikut: = Keterangan: : rata-rata : jumlah tiap data n : jumlah data sumber rumus (Akdon, 2005:38) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Subjek penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar negeri yang ada di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru dengan menggunakan teknik sampling. Penelitian ini untuk mengetahui tingkat kompetensi guru tehadap media pembelajaran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan soal tes pada sampel yang sudah ditentukan sebanyak 81 orang, yaitu SDN 176 (14 orang), SDN 105 (15 orang), SDN 165 (14 orang), SDN 163 (15 orang), SDN 184 (14 orang) dan SDN 164 (9 orang). Pengambilan sampel tidak semua sekolah dasar negeri diambil sampelnya, karena peneliti mempunyai alasan tersendiri bahwa sekolah dasar yang diambil sampelnya sudah memenuhi kualifikasi yang peneliti inginkan. Berdasarkan hasil tes uji kompetensi guru sekolah dasar negeri se- Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru diperoleh hasil seperti terangkum pada tabel berikut :
6 Tabel 1 Hasil Uji Kompetensi Guru Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru pada Media Pembelajaran Jumlah sampel Jumlah Ratarata Kategori Kriteria Jumlah Persentase 85 100 (sangat 0 orang 0% baik) 70 84 81 orang 1294 42,04 Kurang (baik) 0 orang 0% 50 69 (cukup) 9 orang 11,11% 0 49 (kurang) 72 orang 88,89% Sumber : Data Penelitian 2012 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil kompetensi guru pada media pembelajaran kriteria sangat baik (85 100) tidak ada 0%, kriteria baik (70 84) tidak ada 0%, kriteria cukup (50 69) 9 orang 11,11% dan kriteria kurang (0 49) 72 orang 88,89%. Nilai rata-rata 42,04 berkategori kurang Analisis Per Indikator Soal Kompetensi Guru pada Media Pembelajaran Indikator kompetensi guru pada media pembelajaran yang peneliti jabarkan adalah sebanyak tujuh indikator. Tujuh indikator tersebut adalah a) pengertian media pembelajaran, b) fungsi media pembelajaran, c) tujuan media pembelajaran, d) jenis-jenis media pembelajaran, e) kekurangan dan kelebihan media pembelajaran, f) pembuatan media pembelajaran, g) penggunaan media pembelajaran. Pengertian Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang pengertian media pembelajaran ada pada nomor soal 1, 36, 37 dan 38. Pemahaman guru pada indikator pengertian media pembelajaran, dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator pengertian media pembelajaran memperoleh nilai 47,22 berkriteria kurang. dari empat soal yang mewakili indikator pengertian media pembelajaran, hanya pada soal nomor 1 yang memperoleh nilai 80,25 berkategori baik. Sedangkan soal nomor 36 memperoleh nilai 33,33, dan soal nomor 37 memperoleh nilai 29,63, serta soal nomor 45,68 dan berkategori kurang. Fungsi Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang fungsi media pembelajaran ada pada nomor soal 2, 3, 4 dan 23. Pemahaman guru pada indikator fungsi media pembelajaran dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator fungsi media pembelajaran memperoleh nilai 42,90 berkriteria kurang. dari empat soal yang mewakili indikator fungsi media pembelajaran, soal nomor 2 memperoleh nilai 49,38 berkategori kurang, soal nomor 3 memperoleh nilai 39,50 berkategori kurang, soal nomor 4 memperoleh nilai 45,68 berkategori kurang, dan soal nomor 23 memperoleh nilai 37,03 berkategori kurang.
7 Tujuan Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang tujuan media pembelajaran ada pada nomor soal 27, 28 dan 35. Pemahaman guru pada indikator tujuan media pembelajaran dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator tujuan media pembelajaran memperoleh nilai 44,85 berkriteria kurang. dari tiga soal yang mewakili indikator tujuan media pembelajaran, soal nomor 27 memperoleh nilai 33,33 berkategori kurang, soal nomor 28 memperoleh nilai 39,51 berkategori kurang, soal nomor 35 memperoleh nilai 61,72 berkategori cukup. Jenis-jenis Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang jenis-jenis media pembelajaran ada pada nomor soal 15, 16, 21, 30 dan 31. Pemahaman guru pada indikator jenis-jenis media pembelajaran dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator jenis-jenis media pembelajaran memperoleh nilai 41,73 berkriteria kurang. dari lima soal yang mewakili indikator jenis-jenis media pembelajaran, soal nomor 15 memperoleh nilai 43,21 berkategori kurang, soal nomor 16 memperoleh nilai 33,33 berkategori kurang, soal nomor 21 memperoleh nilai 44,44 berkategori kurang, soal nomor 30 memperoleh nilai 34,57 berkategori kurang, dan soal nomor 31 memperoleh nilai 53,09 berkategori cukup. Kekurangan dan Kelebihan Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang fungsi media pembelajaran ada pada nomor soal 9, 11, 12 dan 20. Pemahaman guru pada indikator fungsi media pembelajaran dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator jenis-jenis media pembelajaran memperoleh nilai 46,6 berkriteria kurang. dari empat soal yang mewakili indikator kekurangan dan kelebihan media pembelajaran, soal nomor 9 memperoleh nilai 60,49 berkategori cukup, soal nomor 11 memperoleh nilai 60,49 berkategori cukup, soal nomor 12 memperoleh nilai 32,09 berkategori kurang, dan soal nomor 20 memperoleh nilai 33,33 berkategori kurang. Pembuatan Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang fungsi media pembelajaran ada pada nomor soal 5, 6, 7, 8, 10, 14, 23, 24, 25, 26, 29, 33, dan 34. Pemahaman guru pada indikator pembuatan media pembelajaran dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator pembuatan media pembelajaran memperoleh nilai 37,03 berkriteria kurang. dari tiga belas soal yang mewakili indikator pembuatan media pembelajaran, soal nomor 5 memperoleh nilai 30,86 berkategori cukup, soal nomor 6 memperoleh nilai 38,27 berkategori kurang, soal nomor 7 memperoleh nilai 27,16 berkategori kurang, soal nomor 8 memperoleh nilai 35,80 berkategori kurang, soal nomor 10 memperoleh nilai 37,03 berkategori kurang, soal nomor 14 memperoleh nilai 50,61 berkategori cukup, soal nomor 23 memperoleh nilai 37,03 berkategori kurang, soal nomor 24 memperoleh nilai 29,62 berkategori kurang, soal nomor 25 memperoleh nilai 34,56 berkategori kurang, soal nomor 26 memperoleh nilai 50,61 berkategori cukup, soal nomor 29 memperoleh nilai 34,56 berkategori kurang, soal nomor 33 memperoleh nilai 40,47 berkategori kurang, dan soal nomor 34 memperoleh nilai 34,56 berkategori kurang.
8 Penggunaan Media Pembelajaran Butir soal yang membahas tentang penggunaan media pembelajaran ada pada nomor soal 13, 17, 18, 19 dan 32. Pemahaman guru pada indikator penggunaan media pembelajaran dapat diketahui bahwa perolehan nilai pemahaman guru pada indikator penggunaan media pembelajaran memperoleh nilai 43,20 berkriteria kurang. dari lima soal yang mewakili indikator penggunaan media pembelajaran, soal nomor 13 memperoleh nilai 37,03 berkategori kurang, soal nomor 17 memperoleh nilai 41,97 berkategori kurang, soal nomor 18 memperoleh nilai 37,03 berkategori kurang, soal nomor 19 memperoleh nilai 58,02 berkategori cukup, dan soal nomor 32 memperoleh nilai 41,97 berkategori kurang. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kompetensi guru sekolah dasar negeri se-kecamatan Tampan Kota Pekanbaru berkategori kurang, dengan nilai rata-rata 42,04. Kriteria sangat baik 0 orang (0%), kriteria baik 0 orang (0%), kriteria cukup 9 orang (11,11%) dan kriteria kurang 72 orang (88,89%). Analisis kompetensi guru per indikator memperoleh nilai rata-rata 43,36 berkategori kurang. 2. Hambatan-hambatan muncul dari guru dan intern sekolah itu sendiri seperti pengembangan kemampuan guru pada media pembelajaran, keterbatasan dari pihak guru berupa waktu, biaya dan tenaga. Serta kurangnya pelatihan tentang media pembelajaran bagi guru. Dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru di Sekolah Dasar Negeri se- Kecamatan Tampan berkategori kurang dalam memahami media pembelajaran. SARAN Saran yang dapat peneliti sampaikan berkaitan dengan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Bagi pemerintah daerah untuk mengadakan pelatihan dan pengembangan media pembelajaran, sehingga nantinya semua guru memiliki kompetensi terhadap media pembelajaran dan pengembangan media pembelajaran tersebut dapat digunakan di sekolah guna menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Bagi sekolah dasar untuk lebih memperhatikan keadaan media pembelajaran di sekolahnya. Serta pengadaan dan pengalokasian dana khusus guna pelatihan, pembuatan dan pembelian media pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Akdon, dan Sahlan Hadi. 2005. Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan Manajemen.Bandung: Dewa Ruchi. Alpusari, Mahmud dan Syahrilfuddin. 2009. Psikologi Pendidikan. Pekanbaru: Cendekia Insani.
9 Antosa, Zariul dan Eddy Noviana. 2010. Bahan Ajar Media Pembelajaran.Pekanbaru: Cendekia Insani. Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Penerbit Erlangga. Noviana, Eddy. 2010. Media Pembelajaran Berbasis Teknologi di SD. Kumpulan Materi. Sadiman, Arief S. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Santyasa, I Wayan. 2007. Landasan Konseptual Media Pembelajaran.Makalah. Subeqi, Ari. 2006. Survei Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMA Negeri Kabupaten Demak Tahun Ajaran 2005/2006.Skripsi. http://typecat.com/survei-sarana-dan-prasarana-pendidikan- JASMANI-DALAM-PELAKSANAAN-...# di unduh tanggal 24 Maret 2011, Pukul 10:42 am. Suharsimi Arikunto, 2002. Prosedur Penelitian Suiatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta