NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. etnis memiliki cerita rakyat dan folklore yang berbeda-beda, bahkan setiap etnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki beribu-ribu pulau di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penemuan penelitian. Penelitian ini mengambil cerita rakyat Onggoloco sebagai

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

03FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cerita rakyat sebagai folklor dalam tradisi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan saat-saat penting dalam kehidupan seseorang. Peristiwa-peristiwa penting

BAB I PENDAHULUAN. dihadirkan mempunyai tujuaan dan manfaat di samping menyampaikan buah

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebudayaan antik (antiquarian) Inggris memperkenalkan istilah folklor ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL TRANSFORMASI MEDIA CERITA RAKYAT INDONESIA SEBAGAI PENGENALAN WARISAN BUDAYA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. Bascom (dalam Danandjaja, 2002: 50) cerita prosa rakyat dibagi dalam tiga golongan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kata folklor berasal dari bahasa Inggris, yaitu folklore. Dari dua kata

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman juga telah membawa perubahan pada

BAB I PENDAHULUAN. Papua seperti seekor burung raksasa, Kabupaten Teluk Wondama ini terletak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. hiburan yang menyenangkan, juga berguna untuk menambah pengalaman lebih

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

SUCI MAHARDIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Dina Astrimiati, 2014 MOTIF HUKUMAN PADA LEGENDA GUNUNG PINANG KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG, BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. lebih teratur dan mempunyai prinsip-prinsip yang kuat. Mengingat tentang

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

REKONSTRUKSI CERITA RITUAL PENCUKURAN RAMBUT GIMBAL SEBAGAI PENGAYAAN CERITA RAKYAT MASYARAKAT DIENG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. Sastra lisan yang telah lama ada,lahir dan muncul dari masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

Seminar Nasional dan Launching ADOBSI 463

BAB I PENDAHULUAN. disebut bentuk dan cara pendekatan terhadap karya sastra dan gejala

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekarang ini menjadi suatu kebutuhan primer yang wajib dipenuhi. Pendidikan yang dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Objek kajian karya sastra dapat berupa karya sastra tulis maupun sastra lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

CERITA RAKYAT SI BORU SARODING KAJIAN: RESEPSI SASTRA

ARSITEKTUR VERNAKULAR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa sangat lekat dengan pengaruh-pengaruh budayanya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

Budaya Budaya = pikiran; akal budi (KBBI, 2002:169) Berasal dari kata Buddayah(Sansekerta), yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi, artinya budi

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

Transkripsi:

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Oleh: RIMA SUSANTI A 310 060 017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kebudayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan akal budi yang merupakan buah dari usaha manusia (Koentjaraningrat,1998:19). Hasil dari kebudayaan tersebut dapat bermacam macam bentuknya antara lain : nilai, norma, adat istiadat (tradisi) gagasan dan sastra. Baik sastra tulis maupun lisan. Sastra lisan yang merupakan bagian dari kebudayaan juga merupakan kajian ilmu sastra pada umumnya. (Koentjaraningrat,1998:19). Kebudayaan pada hakikatnya merupakan wujud dari upaya manusia dalam menanggapi lingkungan secara aktif. Kemampuan manusia dalam menanggapi lingkungannya secara aktif itu dimungkinkannya karena kemampuan dan kebersihan manusia dalam menggunakan lambang-lambang yang diberi makna dan arti secara sistematis, sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai sarana komunikasi dan interaksi secara aktif. Hal ini menunjukan bahwa kebudayaan bersifat dinamis, dimana kebudayaan akan berkembang selama masyarakat pendukungnya masih ada. Berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia menimbulkan suku bangsa yang memiliki keaneka ragaman budaya yang masing-masing memiliki kekhasan sendiri. Dari keanekaragaman tersebut melahirkan suatu kehidupan sastra yang unik. Dari sinilah timbul bahwa pengkajian terhadap sastra merupakan kajian

yang cukup menarik. Dengan memperhatikan segi media yang digunakan, sastra yang tersebar menggunakan media lisan yang penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata, itulah sebabnya ada yang menyebutkan sebagai tradisi lisan (oral tradition). Dalam kajian kebudayaan, sastra lisan ini merupakan bagian dari folklor lisan. Folklor merupakan kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, diantara kolektif apa saja secara tradisional, dalam versi yang berbeda baik bentuk lisan maupun gerak isyarat atau alat bantu pengingat. Menurut Bascom bahwa folklor mempunyai empat fungsi, yaitu (1) sebagai sistem proyeksi, yaitu sebagai alat pencerminan suatu kolektif (2) sebagai alat pencerminan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan (3) sebagai alat pemaksa dan pengawas norma-norma masyarakat akan selalu dipengaruhi oleh anggota kolektif (4) sebagai alat pendidik anak-anak. Fungsi tersebut berlaku umum bagi jenis folklor apapun termasuk didalamnya sastra lisan (dalam Danandjaja, 1994:50). Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu daerah mengandung unsur-unsur universal, bersifat umum untuk semua orang di dunia. Unsur-unsur kebudayaan tersebut untuk selanjutnya dikelompokan menjadi tujuh unsur kebudayaan yang disebut sebagai isi pokok kebudayaan yang ada di dunia (Koentjaraningrat, 1998:203) yakni bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, kesenian. Di antara sekian banyak bagian kebudayaan tersebut merupakan bagian dari folklor.

Folklor sebagai bagian dari kebudayaan seperti bagian kebudayaan yang lainnya, di dalamnya juga terkandung nilai-nilai budaya serta gagasan-gagasan masyarakat. Segala keinginan mereka yang terevleksikan secara implisit maupun eksplisit di dalam suatu folklor. Danandjaja (1997:2). Falklor adalah sebagian dari kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara turun-temurun di antara kolektif macam apa saja secara tradisional dalam versi yang berbeda baik dalam bentuk lisan maupun disertai contoh dengan gerak isyarat atau alat bantu mengingat. Istilah sastra lisan dan folklor, dalam penelitian ini selanjutnya digunakan istilah cerita rakyat. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemahaman yang mungkin dapat berbeda dari pembaca serta agar sesui dengan judul yang digunakan. Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1994:50). Cerita rakyat dapat dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu: (1) mite (myth) (2) legenda (legends) (3) dongeng (felktle) cerita rakyat ini sering disebut mitos dalam suatu hal yang dipercaya ada, tanpa dasar-dasar yang jelas dan masuk akal. Berdasarkan latar belakang di atas akan dikaji sastra lisan berupa cerita rakyat atau mitos. Mitos yang akan diteliti adalah mitos Kiai Kaladete tentang anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng Kabupaten wonosobo. Dataran tinggi Dieng merupakan salah satu kawasan pariwisata andalan Wonosobo. Dataran tinggi Dieng tidak hanya terkenal dengan kawasan pariwisatanya, dataran tinggi Dieng juga tekenal dengan adanya mitos Kiai Kaladete tentang anak

berambut gembel. Keberadaaan anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng adalah sebuah fenomena, karena hanya anak-anak di kawasan dataran tinggi Dieng yang mengalaminya. Selain itu rambut gembel juga bukan karena keturunan, karena rambut gembel bisa tumbuh pada siapa saja. "Biasanya ciri-ciri anak yang akan tumbuh rambut gembel disertai panas tinggi selama beberapa hari. Setelah itu, beberapa helai rambutnya menjadi kusut dan menyatu. Orang tua yang memiliki anak berambut gembel harus memperlakukan anak tersebut dengan istimewa. Apa pun yang diminta sang anak harus dikabulkan. Menurut masyarakat sekitar dataran tinggi Dieng, apabila permintaan sang anak tidak dituruti maka sang anak akan sakit-sakitan. Hal-hal mengenai mitos anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng yang akan diteliti adalah pertama mengenai asal-usul mitos anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng dan yang kedua mengenai nilai sosial dan budaya pada mitos anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng. B. Pembatasan Masalah Dalam suatu penelitian diperlukan pembatasan masalah dengan adanya pembatasan masalah ini, pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian akan membahas mengenai asal-usul mitos Kiai Kaladete tentang anak berambut gembel dan nilai sosial dan budaya pada mitos Kia Kaladete tentang anak rambut gembel di dataran tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo.

C. Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka diperlukan suatu rumusan masalah, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah asal-usul adanya mitos Kiai Kaladete tentang anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng? 2. Nilai-nilai sosial dan budaya apa sajakah yang terdapat pada mitos Kiai Kaladete tentang anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disusun di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendiskripsikan asal-usul adanya mitos Kiai Kaladete tentang anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. 2. Memaparkan nilai-nilai sosial dan budaya apa saja yang terdapat dalam mitos Kiai Kaladete tentang anak berambut gembel di dataran tinggi Dieng. E. Manfaat Penelitian Penelitian yang baik harus memberikan manfaat yang baik pula berdasarkan penelitian di atas, maka ada beberapa manfaat yang bisa diberikan kepada pembaca dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya khasanah ilmu dan memberi sumbangan pemikiran bagi dunia sastra nasional, terutama bagi penelitian cerita rakyat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi pembaca dan penikmat sastra Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan baru dan pemahaman yang mendalam tentang salah satu mitos yang sampai sekarang masih dipercaya oleh masyarakat di sekitar dataran tinggi Dieng b. Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan bahan pertimbangan bagi para mahasiswa dalam membentuk gagasan baru yang lebih kreatif di masa yang akan datang demi kemajuan diri mahasiswa dan jurusan. c. Bagi Pendidikan Penelitian mengenai mitos upacara ruwatan potong rambut gembel ini dapat memberikan referensi atau masukan-masukan bagi Guru-guru khususnya Bahasa Indonesia dalam bidang sastra untuk dijadikan materi alternatif saat mengajar mengenai cerita rakyat di Jawa Tengah.