BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
REPRESENTASI WANITA DALAM SAMPUL ALBUM RAISA (Analisis Semiotik Roland Barthes Terhadap Sampul Album Raisa Andriana Raisa dan Heart to Heart )

BAB I PENDAHULUAN. bentuk atau gambar. Bentuk logo bisa berupa nama, angka, gambar ataupun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

Semiotika, Tanda dan Makna

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

12Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Sejarah semiotika, tanda dan penanda, macam-macam semiotika, dan bahasa sebagai penanda.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan istilah sekar, sebab tembang memang berasal dari kata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS OBJEK

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam tahap ini, peneliti mulai menerapkan proses representasi yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mendasar dari suatu kelompok saintis (Ilmuan) yang menganut suatu pandangan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. memperbesar penjualan barang-barang dan jasa. 1 Sedangkan menurut Thomas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kodrat manusia menjadi tua seolah bisa dihindari

BAB I PENDAHULUAN. saat itu dalam berbagai bentuk film-film ini akhirnya memiliki bekas nyata di benak

KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi Cowok Blur Go Ahead 2011) Fachrial Daniel

Gambar 1.1 : Foto Sampul Majalah Laki-Laki Dewasa Sumber:

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

MITOLOGI CANTIK DALAM IKLAN MEDIA CETAK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian ini penulis mempunyai beberapa konsep yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menimbulkan perhatian pada makna tambahan (connotative) dan arti

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara ketat untuk meningkatkan nilai lembaga atau perusahaan. dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

dalam arti penelitian merupakan saran untuk pengembangan ilmu ilmu yang mempelajari metode-metode penelitian 49. Metodologi berasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan teknologi,

BAB III METODE PENELITIAN. pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

Resume Buku SEMIOTIK DAN DINAMIKA SOSIAL BUDAYA Bab 8 Mendekonstruksi Mitos-mitos Masa Kini Karya: Prof. Dr. Benny H. Hoed

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan dalam

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi adalah ilmu tertua di dunia, karena komunikasi merupakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. ibunya, dan sekaligus menjadi inti cerita dalam film dari Arab Saudi berjudul

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. medium komunikasi melalui desain pada kemasannya. Desain kemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian baik yang mencakup objek penelitian, metode penelitian, dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia. Begitu pula yang dialami oleh pelaku bisnis. Dalam dunia bisnis,

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat Interpretatif dengan menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma didefinisikan bermacam-macam, tergantung pada sudut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

PEMALSUAN TANDA SEBAGAI FENOMENA SEMIOTIKA BUDAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB I PENDAHULUAN. selalu berinovasi dan memenuhi perkembangan kebutuhan konsumen tersebut. Bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang ditempuh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat (2004:5-8) menyatakan bahwa kebudayaan itu mempunyai tiga. berpola dari manusia dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, fokus penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kecantikan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wanita. Setiap wanita berlomba-lomba untuk mendapatkan taraf kecantikan yang dianggap ideal. Sejak munculnya paham patriarki yang menempatkan wanita pada posisi yang lebih rendah daripada pria, wanita dituntut untuk selalu tampil cantik agar tidak mempermalukan nama baik keluarga ataupun pasangannya. Pada era Victoria, masyarakat Inggris terkenal akan kepatuhannya pada nilai moral dan pernikahan tanpa perceraian. Para wanita pada zaman Victoria harus memakai pakaian yang berlapis-lapis untuk menutupi tubuhnya. Di zaman yang sama, wanita yang memperlihatkan pergelangan kakinya di hadapan publik dianggap melakukan tindakan yang tidak senonoh. Penggunaan korset yang berbentuk seperti jam pasir menjadi satu keharusan bagi wanita yang hidup di zaman itu. Bentuk pinggang yang ramping bahkan cenderung sangat kecil dianggap menarik dan cantik. Selain itu, model pakaian yang berkembang di zaman Victoria memang lebih cocok digunakan untuk yang berpinggang ramping, oleh karenanya pada saat itu seluruh wanita di Eropa berusaha untuk bertahan menggunakan korset yang berbentuk jam pasir tersebut. Penggambaran wanita cantik pada setiap kelompok masyarakat berbeda. Di beberapa negara, wanita cantik digambarkan dengan tubuh berisi cenderung gemuk, kulit yang diwarnai atau leher yang dikalungi dengan lilitan besi yang bertumpuk-tumpuk. Indonesia sendiri, sejak era Kartini sudah memiliki kategori cantik tersendiri, wanita yang berkebaya dan menggelung rambutnya di atas tengkuk dan tanpa make up dikategorikan cantik pada saat itu. Seiring berkembangnya zaman, kategori cantik tersebut cenderung sepaham dengan beberapa negara berkembang seperti Amerika Serikat dan Korea. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa gambaran rambut panjang, tubuh langsing semampai serta raut wajah dan sorot mata yang halus muncul dalam berbagai media komunikasi dan menimbulkan adanya gambaran serta representasi dari kecantikan seorang wanita. Rambut panjang sebagai salah satu hal yang merepresentasikan wanita, masih banyak dipertahankan oleh wanita karena dianggap sebagai ciri khas yang mendasar dari seorang wanita. Wanita-wanita dari masyarakat yang tinggal di negara-negara yang terletak di Asia, khususnya Indonesia masih menganggap bahwa rambut yang indah adalah rambut yang panjang dan masih memiliki warna aslinya. Rambut dianggap sebagai mahkota. Memiliki rambut yang panjang dan tergerai indah merupakan satu hal yang diinginkan hampir sebagian besar wanita. Selain menjadi simbol kecantikan, sesungguhnya fungsi utama rambut adalah melindungi kepala. (Muliyawan : 245, 2013). Untuk orang Indonesia sendiri, warna rambut alaminya adalah hitam atau coklat tua.

Oleh karena itu pada akhirnya, berkembang pemikiran bahwa rambut indah untuk wanita tentunya adalah rambutyang panjang, hitam, berkilau dan tergerai. Selain rambut panjang yang tergerai, beberapa aksesoris yang melekat pada tubuh wanita seperti kalung, gelang cincin, jepit rambut, bando, sepatu high heels, rok, bunga, balon, pita, warna merah muda (pink) dan masih banyak lagi juga dianggap merepresentasikan wanita. Dalam psikologi warna, terdapat pemaknaan dari warna yang mengasosiasikan suatu warna ke dalam sifatsifat tertentu, seperti yang diungkapkan oleh Birren dalam Darmaprawira : 2002, 38 : Sifat kewanitaan maupun sifat kejantanan seseorang juga dapat diungkapkan melalui warna. Wanita lebih menyukai warna hangat, warna pastel, dan warna lembut. Pria lebih menyukai warna-warna yang tegas, tua, sejuk dengani intensitas yang kuat. Kebudayaan Barat menyatakan warna merah muda sebagai lambang wanita dan warna biru sebagai lambang pria, tetapi konotasi ini dapat berbeda pada kebudayaan lainnya. Dalam sifat dan perilaku sehari-hari pun terdapat perbedaan asosiasi antara pria dan wanita. Wanita biasa diasosiasikan dengan sikap lemah lembut, sabar, tekun dan rapi. Sedangkan pria diasosiasikan dengan sikap berani, tidak sabaran, kurang tekun dan cenderung berantakan. Hal ini pada akhirnya berkaitan dengan simbol yang merereprentasikan wanita, salah satunya adalah penggunaan rok pada kegiatan sehari-harinya. Sejarah menuliskan bahwa penggunaan rok pada wanita pada awalnya sengaja untuk mempersulit gerak wanita agar tidak sering berada di luar rumah. Perkembangan dunia fashion membawa banyak perubahan pada pandangan akan penggunaan rok. Saat ini rok tidak lagi dipandang sebagai belenggu untuk mempersulit gerak wanita, namun sebagai salah satu jenis pakaian yang memperkaya gaya wanita dalam berpakaian. Gaya berpakaian wanita, khususnya wanita Indonesia tentunya banyak dipengaruhi oleh public figure yang ada di Indonesia. Raisa Adriana, salah seorang public figure, penyanyi wanita Indonesia yang sejauh kariernya menunjukkan konsistensi dalam berpenampilan. Hal tersebut ditunjukan dengan konsistensi Raisa yang sering menggunakan rok dalam berbagai kesempatan, selain itu ia juga konsisten untuk berpenampilan dengan rambut panjang dan hitam. Rambut panjang dan hitam menjadi salah satu ciri khas dari penampilan Raisa baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di panggung. Banyak gaya yang ia gunakan untuk menata rambutnya, mulai dari di blow, diluruskan, dikeriting, diikat dan masih banyak lagi. Berkat konsistensinya dalam menjaga penampilan rambutnya agar terlihat sehat dan alami, Raisa pun ditunjuk menjadi seorang Brand Ambassador dari sebuah merk shampoo, yaitu Sunsilk. Raisa memulai kariernya di dunia musik dengan mengunggah video saat ia sedang mengcover lagu di website untuk berbagi video, Youtube. Anak bungsu dari dua bersaudara yang lahir pada 6 Juni 1990 ini sudah mencintai dunia musik sejak kecil. Ia sering mengikuti perlombaan menyanyi dan saat remaja sempat menjadi vokalis dalam band yang digawangi oleh Kevin Aprillio,

keyboardist band Vierratale saat ini. Di masa remajanya, Raisa memulai kariernya dengan menyanyi di Café atau di acara pernikahan. Selama berkarier, Raisa sudah memiliki dua buah album. Album pertamanya yang berjudul Raisa diluncurkan di tahun 2011. Album tersebut memiliki sembilan lagu dan bergenre Pop Jazz. Semua single yang dirilis dalam album ini sukses. Raisa berhasil menduduki peringkat lima untuk album terlaris di Indonesia sepanjang tahun 2012, dan ketiga singlenya juga berhasil masuk ke top 10 lagu terlaris Indonesia 2012. Album kedua Raisa diluncurkan pada November 2013. Album yang berjudul Heart to Heart tersebut berisi sembilan lagu dan diproduseri oleh salah satu musisi muda Indonesia yang tergabung dalam grup musik RAN, yaitu Asta Andoko. Sebuah album terdiri dari beberapa elemen pendukung, yaitu merupakan sebuah sebuah sampul, piringan CD, dan wadah dalam bentuk plastik. Kesemua elemen tersebut memegang peranan penting dalam presentasi album dan artisnya. Sampul album memegang peranan penting dalam presentasi sebuah album karena sampul album biasanya merupakan garis besar dari keseluruhan materi yang ingin disampaikan oleh sang musisi dalam albumnya. Saat ini berkembang luas design sampul album, tidak selalu menggunakan foto wajah dari penanyi nya saja, tapi banyak yang telah menggunakan ilustrasi visual atau foto sebuah benda atau pemandangan untuk merepresentasikan makna keseluruhan dari isi albumnya. Sebut saja Sore, Payung Teduh, Mocca, Anda dan masih banyak lagi musisi yang tidak selalu menggunakan foto wajahnya sebagai sampul albumnya. Namun, masih banyak juga musisi yang menggunakan foto dirinya sendiri sebagai sampul albumnya. Salah satunya adalah Raisa Adriana. Dalam kedua sampul albumnya, album Raisa dan Heart to Heart Raisa konsisten menggunakan foto dirinya sendiri sebagai sampul. Dalam kedua album milik Raisa, ia konsisten memilih font untuk namanya, yaitu font Brannboll Fet yang dan berwarna magenta. Selain itu, penggunaan foto Raisa sendiri sebagai pusat dari sampul album juga menunjukan konsistensinya dalam dua album tersebut. Atribut dalam sampul album terdiri atas simbol atau tanda yang dapat dimaknai keberadaannya. Dalam kajian semiotika, tanda dan simbol dapat terbentuk dari segala atribut yang kita kenakan, oleh karena itu alam sampul album tersebut juga terdapat tanda dan simbol, yang dalam hal ini merepresentasikan tanda tentang wanita. Tanda dan simbol ini sangat berpegaruh terhadap konstruksi masyarakat terhadap hal-hal yang tersirat dari tanda dan simbol tersebut. Konstruksi adalah suatu istilah umum dalam linguistik yang berhubungan dengan proses internal penyusunan atau pembentukan suatu unit-unit bahasa (Crystal, 1997: 86). Muhammad Idrus menyebutkan bahwa konsep gender berbeda dengan seks. Karena seks merujuk pada perbedaan jenis kelamin yang membedakan kodrat laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini pada akhirnya mempengaruhi sifat biologis, serta berlaku universal dan tidak dapat diubah. Sedangkan gender, disebutkan dalam John M. Echols dan Hassan Shadily, (1976

: 210) adalah sifat yang melekat pada pria dan wanita yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Faqih, 1999). berbagai perbedaan tersebut tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya. Nilai-nilai tersebut pada akhirnya yang menjadi penentu peranan pria dan wanita dalam kehidupan pribadi serta dalam setiap bidang masyarakat. Konstruksi gender menyebabkan pembatasan pandangan akan suatu hal yang menjadi image atau melekat kuat dan diasosiasikan terhadap satu jenis gender. Perkembangan zaman membawa dampak yang berbanding lurus dengan perkembangan simbol dan tanda, khususnya simbol dan tanda yang merepresentasikan wanita. Semakin berkembang zaman, maka semakin banyak pula simbol dan tanda-tanda yang muncul. Perbedaan dalam memaknai makna dari sebuah tanda atau simbol dapat menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan di atas, diperlukan kesamaan konstruksi akan sebuah hal. Maka dalam penelitian ini penulis akan fokus membahas tanda dan simbol tentang representasi wanita dalam sampul album milik Raisa. Pembahasan tentang makna dari tanda-tanda visual dibahas dalam studi semiotika. Semiotika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda. Secara terminologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika menganggap fenomena sosial dan kebudayaan merupakan bentuk dari tanda-tanda. Selain itu, semiotik juga mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Terdapat dua ilmuan yang menjadi pelopor lahirnya semiotika modern, Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de Saussure. Namun, mereka memiliki perbedaan dalam penyebutan ilmu ini, Pierce menggunakan kata semiotika, sedangkan Saussure menggunakan kata semiologi. Dalam perkembangannya, muncul seorang pakar semiotika baru bernama Roland Barthes. Ia adalah orang pertama yang menyusun model skematik untuk analisis negosiasi dan gagasan makna interaktif antara pembaca, penulis dan teks. Barthes menekankan pada cara tanda-tanda dalam teks berinteraksi dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, serta memperhatikan konvensi padbab I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Penelitian Kecantikan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan wanita. Setiap wanita berlomba-lomba untuk mendapatkan taraf kecantikan yang dianggap ideal. Sejak munculnya paham patriarki yang menempatkan wanita pada posisi yang lebih rendah daripada pria, wanita dituntut untuk selalu tampil cantik agar tidak mempermalukan nama baik keluarga ataupun pasangannya. Pada era Victoria, masyarakat Inggris terkenal akan kepatuhannya pada nilai moral dan pernikahan

tanpa perceraian. Para wanita pada zaman Victoria harus memakai pakaian yang berlapis-lapis untuk menutupi tubuhnya. Di zaman yang sama, wanita yang memperlihatkan pergelangan kakinya di hadapan publik dianggap melakukan tindakan yang tidak senonoh. Penggunaan korset yang berbentuk seperti jam pasir menjadi satu keharusan bagi wanita yang hidup di zaman itu. Bentuk pinggang yang ramping bahkan cenderung sangat kecil dianggap menarik dan cantik. Selain itu, model pakaian yang berkembang di zaman Victoria memang lebih cocok digunakan untuk yang berpinggang ramping, oleh karenanya pada saat itu seluruh wanita di Eropa berusaha untuk bertahan menggunakan korset yang berbentuk jam pasir tersebut. Penggambaran wanita cantik pada setiap kelompok masyarakat berbeda. Di beberapa negara, wanita cantik digambarkan dengan tubuh berisi cenderung gemuk, kulit yang diwarnai atau leher yang dikalungi dengan lilitan besi yang bertumpuk-tumpuk. Indonesia sendiri, sejak era Kartini sudah memiliki kategori cantik tersendiri, wanita yang berkebaya dan menggelung rambutnya di atas tengkuk dan tanpa make up dikategorikan cantik pada saat itu. Seiring berkembangnya zaman, kategori cantik tersebut cenderung sepaham dengan beberapa negara berkembang seperti Amerika Serikat dan Korea. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa gambaran rambut panjang, tubuh langsing semampai serta raut wajah dan sorot mata yang halus muncul dalam berbagai media komunikasi dan menimbulkan adanya gambaran serta representasi dari kecantikan seorang wanita. Rambut panjang sebagai salah satu hal yang merepresentasikan wanita, masih banyak dipertahankan oleh wanita karena dianggap sebagai ciri khas yang mendasar dari seorang wanita. Wanita-wanita dari masyarakat yang tinggal di negara-negara yang terletak di Asia, khususnya Indonesia masih menganggap bahwa rambut yang indah adalah rambut yang panjang dan masih memiliki warna aslinya. Rambut dianggap sebagai mahkota. Memiliki rambut yang panjang dan tergerai indah merupakan satu hal yang diinginkan hampir sebagian besar wanita. Selain menjadi simbol kecantikan, sesungguhnya fungsi utama rambut adalah melindungi kepala. (Muliyawan : 245, 2013). Untuk orang Indonesia sendiri, warna rambut alaminya adalah hitam atau coklat tua. Oleh karena itu pada akhirnya, berkembang pemikiran bahwa rambut indah untuk wanita tentunya adalah rambutyang panjang, hitam, berkilau dan tergerai. Selain rambut panjang yang tergerai, beberapa aksesoris yang melekat pada tubuh wanita seperti kalung, gelang cincin, jepit rambut, bando, sepatu high heels, rok, bunga, balon, pita, warna merah muda (pink) dan masih banyak lagi juga dianggap merepresentasikan wanita. Dalam psikologi warna, terdapat pemaknaan dari warna yang mengasosiasikan suatu warna ke dalam sifatsifat tertentu, seperti yang diungkapkan oleh Birren dalam Darmaprawira : 2002, 38 : Sifat kewanitaan maupun sifat kejantanan seseorang juga dapat diungkapkan melalui warna. Wanita lebih menyukai warna hangat, warna pastel, dan warna

lembut. Pria lebih menyukai warna-warna yang tegas, tua, sejuk dengani intensitas yang kuat. Kebudayaan Barat menyatakan warna merah muda sebagai lambang wanita dan warna biru sebagai lambang pria, tetapi konotasi ini dapat berbeda pada kebudayaan lainnya. Dalam sifat dan perilaku sehari-hari pun terdapat perbedaan asosiasi antara pria dan wanita. Wanita biasa diasosiasikan dengan sikap lemah lembut, sabar, tekun dan rapi. Sedangkan pria diasosiasikan dengan sikap berani, tidak sabaran, kurang tekun dan cenderung berantakan. Hal ini pada akhirnya berkaitan dengan simbol yang merereprentasikan wanita, salah satunya adalah penggunaan rok pada kegiatan sehari-harinya. Sejarah menuliskan bahwa penggunaan rok pada wanita pada awalnya sengaja untuk mempersulit gerak wanita agar tidak sering berada di luar rumah. Perkembangan dunia fashion membawa banyak perubahan pada pandangan akan penggunaan rok. Saat ini rok tidak lagi dipandang sebagai belenggu untuk mempersulit gerak wanita, namun sebagai salah satu jenis pakaian yang memperkaya gaya wanita dalam berpakaian. Gaya berpakaian wanita, khususnya wanita Indonesia tentunya banyak dipengaruhi oleh public figure yang ada di Indonesia. Raisa Adriana, salah seorang public figure, penyanyi wanita Indonesia yang sejauh kariernya menunjukkan konsistensi dalam berpenampilan. Hal tersebut ditunjukan dengan konsistensi Raisa yang sering menggunakan rok dalam berbagai kesempatan, selain itu ia juga konsisten untuk berpenampilan dengan rambut panjang dan hitam. Rambut panjang dan hitam menjadi salah satu ciri khas dari penampilan Raisa baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di panggung. Banyak gaya yang ia gunakan untuk menata rambutnya, mulai dari di blow, diluruskan, dikeriting, diikat dan masih banyak lagi. Berkat konsistensinya dalam menjaga penampilan rambutnya agar terlihat sehat dan alami, Raisa pun ditunjuk menjadi seorang Brand Ambassador dari sebuah merk shampoo, yaitu Sunsilk. Raisa memulai kariernya di dunia musik dengan mengunggah video saat ia sedang mengcover lagu di website untuk berbagi video, Youtube. Anak bungsu dari dua bersaudara yang lahir pada 6 Juni 1990 ini sudah mencintai dunia musik sejak kecil. Ia sering mengikuti perlombaan menyanyi dan saat remaja sempat menjadi vokalis dalam band yang digawangi oleh Kevin Aprillio, keyboardist band Vierratale saat ini. Di masa remajanya, Raisa memulai kariernya dengan menyanyi di Café atau di acara pernikahan. Selama berkarier, Raisa sudah memiliki dua buah album. Album pertamanya yang berjudul Raisa diluncurkan di tahun 2011. Album tersebut memiliki sembilan lagu dan bergenre Pop Jazz. Semua single yang dirilis dalam album ini sukses. Raisa berhasil menduduki peringkat lima untuk album terlaris di Indonesia sepanjang tahun 2012, dan ketiga singlenya juga berhasil masuk ke top 10 lagu terlaris Indonesia 2012. Album kedua Raisa diluncurkan pada November 2013. Album yang berjudul Heart to Heart tersebut berisi sembilan lagu dan diproduseri oleh salah satu musisi muda Indonesia yang tergabung dalam grup musik RAN, yaitu Asta Andoko. Sebuah album terdiri dari beberapa elemen pendukung, yaitu merupakan sebuah sebuah

sampul, piringan CD, dan wadah dalam bentuk plastik. Kesemua elemen tersebut memegang peranan penting dalam presentasi album dan artisnya. Sampul album memegang peranan penting dalam presentasi sebuah album karena sampul album biasanya merupakan garis besar dari keseluruhan materi yang ingin disampaikan oleh sang musisi dalam albumnya. Saat ini berkembang luas design sampul album, tidak selalu menggunakan foto wajah dari penanyi nya saja, tapi banyak yang telah menggunakan ilustrasi visual atau foto sebuah benda atau pemandangan untuk merepresentasikan makna keseluruhan dari isi albumnya. Sebut saja Sore, Payung Teduh, Mocca, Anda dan masih banyak lagi musisi yang tidak selalu menggunakan foto wajahnya sebagai sampul albumnya. Namun, masih banyak juga musisi yang menggunakan foto dirinya sendiri sebagai sampul albumnya. Salah satunya adalah Raisa Adriana. Dalam kedua sampul albumnya, album Raisa dan Heart to Heart Raisa konsisten menggunakan foto dirinya sendiri sebagai sampul. Dalam kedua album milik Raisa, ia konsisten memilih font untuk namanya, yaitu font Brannboll Fet yang dan berwarna magenta. Selain itu, penggunaan foto Raisa sendiri sebagai pusat dari sampul album juga menunjukan konsistensinya dalam dua album tersebut. Atribut dalam sampul album terdiri atas simbol atau tanda yang dapat dimaknai keberadaannya. Dalam kajian semiotika, tanda dan simbol dapat terbentuk dari segala atribut yang kita kenakan, oleh karena itu alam sampul album tersebut juga terdapat tanda dan simbol, yang dalam hal ini merepresentasikan tanda tentang wanita. Tanda dan simbol ini sangat berpegaruh terhadap konstruksi masyarakat terhadap hal-hal yang tersirat dari tanda dan simbol tersebut. Konstruksi adalah suatu istilah umum dalam linguistik yang berhubungan dengan proses internal penyusunan atau pembentukan suatu unit-unit bahasa (Crystal, 1997: 86). Muhammad Idrus menyebutkan bahwa konsep gender berbeda dengan seks. Karena seks merujuk pada perbedaan jenis kelamin yang membedakan kodrat laki-laki dan perempuan. Perbedaan ini pada akhirnya mempengaruhi sifat biologis, serta berlaku universal dan tidak dapat diubah. Sedangkan gender, disebutkan dalam John M. Echols dan Hassan Shadily, (1976 : 210) adalah sifat yang melekat pada pria dan wanita yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Faqih, 1999). berbagai perbedaan tersebut tidak hanya mengacu pada perbedaan biologis, tetapi juga mencakup nilai-nilai sosial budaya. Nilai-nilai tersebut pada akhirnya yang menjadi penentu peranan pria dan wanita dalam kehidupan pribadi serta dalam setiap bidang masyarakat. Konstruksi gender menyebabkan pembatasan pandangan akan suatu hal yang menjadi image atau melekat kuat dan diasosiasikan terhadap satu jenis gender. Perkembangan zaman membawa dampak yang berbanding lurus dengan perkembangan simbol dan tanda, khususnya simbol dan tanda yang merepresentasikan wanita. Semakin berkembang zaman, maka semakin banyak pula simbol dan tanda-tanda yang muncul. Perbedaan dalam memaknai makna dari sebuah tanda atau simbol dapat menimbulkan kesulitan dalam

berkomunikasi. Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan di atas, diperlukan kesamaan konstruksi akan sebuah hal. Maka dalam penelitian ini penulis akan fokus membahas tanda dan simbol tentang representasi wanita dalam sampul album milik Raisa. Pembahasan tentang makna dari tanda-tanda visual dibahas dalam studi semiotika. Semiotika secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, semeion yang berarti tanda. Secara terminologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika menganggap fenomena sosial dan kebudayaan merupakan bentuk dari tanda-tanda. Selain itu, semiotik juga mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti. Terdapat dua ilmuan yang menjadi pelopor lahirnya semiotika modern, Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de Saussure. Namun, mereka memiliki perbedaan dalam penyebutan ilmu ini, Pierce menggunakan kata semiotika, sedangkan Saussure menggunakan kata semiologi. Dalam perkembangannya, muncul seorang pakar semiotika baru bernama Roland Barthes. Ia adalah orang pertama yang menyusun model skematik untuk analisis negosiasi dan gagasan makna interaktif antara pembaca, penulis dan teks. Barthes menekankan pada cara tanda-tanda dalam teks berinteraksi dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, serta memperhatikan konvensi pada teks yang berinteraksi dengan konvensi yang dialami. Barthes menggunakan tiga hal sebagai inti dalam teorinya, yaitu makna denotatif, konotatif dan mitos. Makna denotatif terdiri atas penanda (signifier) dan pertanda (signified), makna konotatif adalah makna sebenarnya dari tanda atau simbol yang ada, serta yang terakhir adalah mitos. Penelitian ini akan meneliti tentang simbol-simbol atau atribut yang merepresentasikan wanita dengan menggunakan metode semiotik. Pemilihan sampul album Raisa sebagai objek penelitian didasari oleh beberapa hal, yaitu pertama, sebagai artis wanita Indonesia, penampilan Raisa cenderung konsisten. Hal ini dibuktikan dengan kesetiaannya berambut panjang dan tetap mempertahankan warna alami rambutnya. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari pun outfit yang ia kenakan tidak jauh berbeda dengan outfit ketika ia sedang konser atau bahkan dalam sampul albumnya sendiri. Konsistensi Raisa dalam berpenampilan juga dibuktikan dengan ditunjuknya ia sebagai salah satu brand ambassador dari sebuah merk shampoo di Indonesia. Kedua, dalam sampul album Raisa terdapat simbol-simbol yang merepresentasikan wanita, seperti rambut Raisa yang panjang, penggunaan rok, balon, font tulisan, warna pink sebagai latar dan masih banyak lagi. Hal ini menjadi sesuatu yang menarik sehingga penulis tertarik untuk dapat melakukan sebuah studi untuk mengetahui dan memahami pemaknaan dari simbol-simbol yang merepresantasikan wanita yang terdapat dalam sampul album Raisa dengan menganalisis tanda, simbol, dan kode-kode yang terdapat pada elemen sampul album tersebut dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes.

1.2 Rumusan Masalah Pada penelitian ini, penulis ingin menganalisis penanda dan petanda yang membentuk makna-makna denotatif, konotatif, serta mitos yang terdapat dalam sampul album pertama dan kedua milik Raisa yang berjudul Raisa dan Heart to Heart. 1.3 Fokus Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika, dan teori yang digunakan adalah teori semiotika dari Roland Barthes. Penulis akan menganalisis representasi wanita dalam sampul album Raisa menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pemaknaan denotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart menggunakan teori semiotika Rolan Barthes? 2) Bagaimanakah pemaknaan konotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart menggunakan teori semiotika Roland Barthes? 3) Bagaimanakah mitos wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa Raisa dan Heart to Heart menggunakan teori semiotika Roland Barthes? 1.4 Tujuan Penelitian berikut: Melihat dari fokus penelitian yang telah peneliti buat, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai 1) Mengetahui pemaknaan denotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart. 2) Mengetahui pemaknaan konotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart. 3) Mengetahui mitos wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart. 1.5 Manfaat Penelitian a) Aspek Teoretis Rambut panjang, pemakaian rok, pita, balon, bunga, warna pink atau merah muda merupakan beberapa simbol dan tanda yang dikatakan merepresentasikan wanita dalam sampul album Raisa. Penelitian ini akan mengungkap representasi wanita dalam sampul album Raisa. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi wawasan tambahan serta bahan referensi bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian semiotika terutama dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes. b) Aspek Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penelitian tentang semiotika Roland Barthes agar dapat memahami lebih dalam tentang simbol-simbol yang merepresentasikan wanita. Selain itu untuk produsen album dan desiain agar dapat menggambarkan realitas kehidupan yang mudah dipahami oleh masyarakat. 1.6 Tahapan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis telah melalui tahap mengamati sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart, mencari teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori semiotika yang digunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes dan teori-teori lain yang relevan dengan objek penelitian. Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis semiotika Roland Barthes terhadap sampul album Raisa sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Setelah analisis dilakukan, hasil data yang diperoleh peneliti akan melalui tahap validitas agar hasil analisis penulis dapat diterima dan sesuai. Kemudian, setelah melalui validitas data penulis dapat menemukan hasil akhir dari penelitian dan menyimpulkan hasil analisis dari sampul album Raisa. Analisis dalam penelitian ini mengacu pada analisis berdasarkan teori semiotika Roland Barthes yang diambil berdasarkan beberapa buku yang membahas tentang semiotika Roland Barthes seperti buku karangan Alex Sobur, Paul Cobley dan masih banyak lagi. Bagan 1.1

Tahapan Penelitian Mencari Ide Pengumpulan Data Data Primer (Sampul album Raisa dan Heart to Heart) Data Sekunder (Studi Komunikasi) Mendata tanda-tanda yang terdapat dalam sampul album Raisa Mencari teori yang berhubungan dengan penelitian (Teori Semiotika Roland Barthes) Analisis Data Mengunakan Teori Semiotika Roland Barthes Validitas Data Hasil Akhir Penelitian Sumber : Analisis Semiotika Barthes (Sobur : 2009) Waktu Penelitian Tabel 1.1 Waktu Penelitian Kegiatan Bulan Ke 1 2 3 4 5 6

Pencarian Informasi Pengumpulan Data Penelitian Sampul Album Raisa Pengolahan Data Penyusunan Laporan Pengajuan Permohonan Sidang Sidang Skripsi Sumber : Olah Data Penulisa teks yang berinteraksi dengan konvensi yang dialami. Barthes menggunakan tiga hal sebagai inti dalam teorinya, yaitu makna denotatif, konotatif dan mitos. Makna denotatif terdiri atas penanda (signifier) dan pertanda (signified), makna konotatif adalah makna sebenarnya dari tanda atau simbol yang ada, serta yang terakhir adalah mitos. Penelitian ini akan meneliti tentang simbol-simbol atau atribut yang merepresentasikan wanita dengan menggunakan metode semiotik. Pemilihan sampul album Raisa sebagai objek penelitian didasari oleh beberapa hal, yaitu pertama, sebagai artis wanita Indonesia, penampilan Raisa cenderung konsisten. Hal ini dibuktikan dengan kesetiaannya berambut panjang dan tetap mempertahankan warna alami rambutnya. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari pun outfit yang ia kenakan tidak jauh berbeda dengan outfit ketika ia sedang konser atau bahkan dalam sampul albumnya sendiri. Konsistensi Raisa dalam berpenampilan juga dibuktikan dengan ditunjuknya ia sebagai salah satu brand ambassador dari sebuah merk shampoo di Indonesia. Kedua, dalam sampul album Raisa terdapat simbol-simbol yang merepresentasikan wanita, seperti rambut Raisa yang panjang, penggunaan rok, balon, font tulisan, warna pink sebagai latar dan masih banyak lagi. Hal ini menjadi sesuatu yang menarik sehingga penulis tertarik untuk dapat melakukan sebuah studi untuk mengetahui dan memahami pemaknaan dari simbol-simbol yang merepresantasikan wanita yang terdapat dalam sampul album Raisa dengan menganalisis tanda, simbol, dan kode-kode yang terdapat pada elemen sampul album tersebut dengan menggunakan metode semiotika Roland Barthes. 1.2 Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, penulis ingin menganalisis penanda dan petanda yang membentuk makna-makna denotatif, konotatif, serta mitos yang terdapat dalam sampul album pertama dan kedua milik Raisa yang berjudul Raisa dan Heart to Heart. 1.3 Fokus Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika, dan teori yang digunakan adalah teori semiotika dari Roland Barthes. Penulis akan menganalisis representasi wanita dalam sampul album Raisa menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 4) Bagaimanakah pemaknaan denotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart menggunakan teori semiotika Rolan Barthes? 5) Bagaimanakah pemaknaan konotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart menggunakan teori semiotika Roland Barthes? 6) Bagaimanakah mitos wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa Raisa dan Heart to Heart menggunakan teori semiotika Roland Barthes? 1.4 Tujuan Penelitian berikut: Melihat dari fokus penelitian yang telah peneliti buat, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai 4) Mengetahui pemaknaan denotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart. 5) Mengetahui pemaknaan konotatif tanda tentang wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart. 6) Mengetahui mitos wanita yang terepresentasikan dalam sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart. 1.6 Manfaat Penelitian c) Aspek Teoretis Rambut panjang, pemakaian rok, pita, balon, bunga, warna pink atau merah muda merupakan beberapa simbol dan tanda yang dikatakan merepresentasikan wanita dalam sampul album Raisa. Penelitian ini akan mengungkap representasi wanita dalam sampul album Raisa. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi wawasan tambahan serta bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian semiotika terutama dengan menggunakan metode

semiotika Roland Barthes. d) Aspek Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penelitian tentang semiotika Roland Barthes agar dapat memahami lebih dalam tentang simbol-simbol yang merepresentasikan wanita. Selain itu untuk produsen album dan desiain agar dapat menggambarkan realitas kehidupan yang mudah dipahami oleh masyarakat. 1.6 Tahapan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis telah melalui tahap mengamati sampul album Raisa, Raisa dan Heart to Heart, mencari teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori semiotika yang digunakan adalah analisis semiotika Roland Barthes dan teori-teori lain yang relevan dengan objek penelitian. Selanjutnya, peneliti akan melakukan analisis semiotika Roland Barthes terhadap sampul album Raisa sesuai dengan ruang lingkup penelitian. Setelah analisis dilakukan, hasil data yang diperoleh peneliti akan melalui tahap validitas agar hasil analisis penulis dapat diterima dan sesuai. Kemudian, setelah melalui validitas data penulis dapat menemukan hasil akhir dari penelitian dan menyimpulkan hasil analisis dari sampul album Raisa. Analisis dalam penelitian ini mengacu pada analisis berdasarkan teori semiotika Roland Barthes yang diambil berdasarkan beberapa buku yang membahas tentang semiotika Roland Barthes seperti buku karangan Alex Sobur, Paul Cobley dan masih banyak lagi. Bagan 1.1 Tahapan Penelitian

Mencari Ide Pengumpulan Data Data Primer (Sampul album Raisa dan Heart to Heart) Data Sekunder (Studi Komunikasi) Mendata tanda-tanda yang terdapat dalam sampul album Raisa Mencari teori yang berhubungan dengan penelitian (Teori Semiotika Roland Barthes) Analisis Data Mengunakan Teori Semiotika Roland Barthes Validitas Data Hasil Akhir Penelitian Sumber : Analisis Semiotika Barthes (Sobur : 2009) Waktu Penelitian Tabel 1.1 Waktu Penelitian Kegiatan Pencarian Bulan Ke 1 2 3 4 5 6

Informasi Pengumpulan Data Penelitian Sampul Album Raisa Pengolahan Data Penyusunan Laporan Pengajuan Permohonan Sidang Sidang Skripsi Sumber : Olah Data Penulis