Pukul setengah delapan aku mendengar bunyi pintu terbuka. Aku tahu itu pastu Crystal. Segera aku berlari ke depan dan menyambutnya.

dokumen-dokumen yang mirip
KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Dillatiffa. Unfortunate

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

The Coffee Shop Chronicles

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

Belajar Memahami Drama

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Pemilik jiwa yang sepi

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

orang tuanya itu selesai. Tak jarang ia akan berlari ke kamarnya di tingkat atas gedung itu atau ke taman pribadi keluarganya di tingkat paling atas.

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Ruang Rinduku. Part 1: 1

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

2. Gadis yang Dijodohkan

Mr Knight, tadi Mr. Boyd menelepon untuk membuat janji temu di hari Jumat jam 2 siang. Apakah saya ada janji di hari itu?

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Ulat Si Pencemburu Ulung

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

MEREKA YANG PERNAH HILANG BY. HAMDATUN NUPUS

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

A. Rita. Penerbit. Karya Cinta

Sang Pangeran. Kinanti 1

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

I PERNYATAAN. Menjebak Hati

kegiatan sehari hari pelajaran 2

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

AKU AKAN MATI HARI INI

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

Di Pantai Pasir Putih

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

P A D A M U E M B U N

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION. Indonesian Beginners. (Section I Listening) Transcript

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

Tukang Grafir. Dari Kumpulan Cerpen "Keberanian Manusia"

It s a long story Part I

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

Sebening Air Mata Tuhan

Siang itu terasa sangat terik, kami merasa lelah

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Cermin. Luklukul Maknun

Foto itu. Foto Dazi bersama dua orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Tentang langkah pertama untuk masa lalunya. *** 9 tahun yang lalu, Dazi yang

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Aku selalu keluar ruang rapat paling akhir untuk mengumpulkan sisa roti dan juga sisa makan siang yang tidak disentuh oleh peserta rapat.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Bab 1. Awal Perjuangan

Getar Rasa... Ada getar rasa yang hadir entah datang dari mana

TEGAR PURNAMA SELURUHMU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ayu Prameswary. Jazz. Hujan. Pierre. fortherosebooks

- ephy - Catatan dan Novela. dalamceritasaja.blogspot.com

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

"INSECT POLITICS" By Anju Based on a Short Story "RANDEVU" Draft 2

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Loyalitas Tak Terbatas

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Hanya Lima. Penulis: Boy Candra, Dkk Copyright 2012 by Boy Candra. Desain Sampul: (Nuzula Fildzah) Editor: (Nuzula Fildzah)

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Tresno Bapak. Saya menghabiskan hari pertama untuk keliling kota bersama Big Bro, maklum

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Izinkan Aku Mencintaimu Ukhti

Kisahhorror. Fiksi Horror #1: A Midnight Story. Penerbit Dark Tales Inc.

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

Suratku. 1 Rosyid Ridho [Paulheme]

gelap, dan kalau buat tidur tidak nyaman. Coba aja.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Bagi anda yang sudah membaca kisah Bangsa Israel di Alkitab, pasti anda sudah tidak asing dengan kata Manna. Manna adalah makanan yang disediakan Tuha

SATU. Plak Srek.. Srek

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

Coffee Break : Kegalauan Raya

Aku sering kali bertanya, Mengapa?

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

Transkripsi:

Melbourne Hari jumat. Aku pulang lebih awal dari tempat kerjaku sebagai pelayan di restoran Italia. Aku melihat jam tangan. Crystal paling tidak akan pulang sekitar jam tujuh. Biasanya hari jumat dia harus ikut kelas tambahan bahasa Inggris. Entah sudah berapa lama dia mengikuti kelas bahasa Inggris. Rasanya sudah cukup lama. Mungkin lama sebelum aku bertemu dia. Maka wajar saja jika kemampuan bahasa Inggris-nya jauh lebih baik ketimbang orang-orang Jepang lainnya yang kukenal. Jika aku mengenang kembali hari itu, hari pertama aku mengenalnya. Saat itu aku sedang asyik membaca buku di perpustakaan. Di tengah keasyikan itu aku mendadak ingin pergi ke toilet. Mungkin karena aku menyantap makanan meksiko malam sebelumnya. Pengalaman mengerikan dalam petualangan kulinerku, saat aku sok berani mencoba menghabiskan sepiring tachos yang disiram saus 'death sauce' asli buatan meksiko. Aku berani jamin tidak akan ada lagi episode kedua dari kisahku tersebut. Setelah menuntaskan lima belas menit panggilan alamku di toilet, aku kembali. Aku melihat seorang gadis berambut panjang sedang duduk di kursiku dan membaca buku yang belum selesai kubaca tadi. Gadis itu adalah Crystal, dan apa yang dilakukannya adalah kesalahpahaman. Dia mengira tidak ada orang yang duduk di kursiku, dan pikirnya buku-buku itu sengaja ditinggalkan berserakan di meja oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dari sebuah kesalahpahaman itulah bab pertama ceritaku dan Crystal dimulai. Ketimbang menyebutnya kesalahpahaman, aku punya rumus sendiri untuk menggambarkan kejadian itu. Yang tentu saja tidak akan kutulis disini karena cukup panjang penjelasannya. Karena Crystal akan pulang larut, aku memutuskan untuk masak malam ini. Setelah mengaduk-aduk isi kulkas dan lemari dapur, aku baru sadar bahwa semua bahannya tidak kukenal. Semuanya bahan masakan Jepang. Karena tidak

tahu bagaimana mengolah segala bahan yang tidak kumengerti ini, maka, aku lebih memilih membeli bahan makanan di swalayan terdekat. Pukul setengah delapan aku mendengar bunyi pintu terbuka. Aku tahu itu pastu Crystal. Segera aku berlari ke depan dan menyambutnya. H...hey, i m home, katanya setengah kaget melihat aku tiba-tiba mucul di depannya seperti seekor anjing yang ingin menyambar tuannya. Kamu pasti lapar. Aku sudah menyiapkan makan malam, kataku sambil mengambil tas dari tangannya lalu menaruhnya di kursi dekat pintu masuk. Kamu yang masak? Dia setengah tidak percaya. Wajar saja. Aku memang jarang sekali menyentuh area dapur. Aku sudah menghabiskan banyak waktu bekerja paruh waktu masuk keluar dapur. Saat pulang ke rumah aku berusaha sebisa mungkin tidak mau berurusan dengan yang namanya dapur. Ya, jawabku dengan tersenyum padanya. Kalau kau bisa lihat senyumku itu adalah senyum percaya diri. Hasil tempaan dari pengalaman. Berkali-kali aku mencoba memasak sampai akhirnya aku bisa cukup percaya diri dengan hasil masakanku sendiri. Kepercayaan diri yang cukup untuk bisa sombong di depan Crystal kali ini. Kubawa dia ke ruang makan kami yang kecil. Dia tampak terkejut melihat rancangan makan malamku. Dua piring berwarna hitam dengan model segi empat yang makin cantik dengan hiasan makanan sudah pas kutaruh saling berseberangan. Satu lilin yang rendah menghiasi titik tengah meja. Nyalanya kian mempertegas bahwa malam yang romantis ini hanya milik kita. Aku menarik kursi, lalu membiarkannya duduk. Aku menyusul duduk di hadapannya. Ini sungguh hebat. Makanan dan hiasan. Semuanya menakjubkan. Sangat terlihat tidak biasa, serunya seraya tangannya meraih tanganku. Kita sedang merayakan apa? dia lanjut bertanya.

Kita merayakan hari ini, jawabku Siapa yang ulang tahun? Crystal kembali bertanya. Sepertinya bagi dia semua makanan enak yang ditampilkan tidak biasa perlu mengandung arti. Tidak bisa ditampilkan hanya dengan alasan kurang kerjaan atau alasan membosankan yang lain. Ini untuk hari ini. Aku mengambil botol sampanye lalu menuangkannya di gelas Crystal dan gelasku. Kita merayakan hari ini. Karena masa lalu adalah sejarah yang muram. Sementara, hari esok masih semu. Tapi, kebahagiaan dan cinta hari ini adalah nyata. Lalu kami berdua mengangkat gelas dan meneguk minuman mahal itu dengan sekali teguk. Crystal tersenyum lebar. Susunan gigi putihnya yang rapi terlihat serasi diapit bibir kecilnya yang merah dengan lipstick. Aku bisa tahan semalaman melihatnya. Tanpa kusadari otakku telah bekerja sendiri tanpa seijinku. Satu lagi kenangan tersimpan. Momen dia tersenyum. Senyumnya yang paling indah yang dia tujukan padaku tadi. Selamanya gambaran itu akan terus menjadi monalisa di hatiku. Malam itu, usai makan aku dan Crystal duduk berdampingan di beranda. Kami tak bicara sepatah kata untuk sejenak. Bukan karena terlalu kenyang. Malam itu langit sedang cerah. Beberapa bintang terlihat jelas. Semuanya sempurna seperti yang biasa terjadi di film-film percintaan yang murahan. Langit musim semi serta aroma tumbuh-tumbuhan yang khas. Aroma yang dibawa angin jauh dari asalnya lalu sampailah pada kehidupan aku dan Crystal. Kesunyian belum mau beranjak. Semilir angin kadang iseng membuat dedaunan pohon saling bergesekan. Suaranya entah lirih entah riang. Aku tidak menilai apa pun dari suara itu. Aku hanya mendengarkan dengan setia. Saat itu aku hanya berharap agar semua ini bisa berlangsung selama mungkin. Mungkin selamanya. Aku berharap itu bukanlah ilusi temporal yang akan sirna ditelan kebosanan dan kekhawatirankekhawatiran yang tidak perlu.

Aku memandang Crystal. Aku mendapati sosok gadis yang sedang menengadah tak jelas kemana. Aku tahu matanya melihat langit. Tapi, aku tak tahu hatinya. Sebagian dari dirinya sedang duduk bersamaku. Namun, sebagian lagi tampak melesat jauh ke masa depan. Memikirkan tentang hidup yang akan dibawa kemana. Membayangkan suasana di tempat tujuan. Dan, aku mungkin pada akhirnya hanya akan menjadi sobekan halaman dari sebuah buku cerita tebal kisah romantis masa mudanya. Tiba-tiba muncul dalam benakku, apakah eksistensiku sekarang hanyalah sintesa antara ketidaksengajaan dan kesialan. Ataukah hasil dari lompatan iman Crystal yang memilihku dari begitu banyak pilihan. Kuputuskan untuk tidak ambil pusing. Kuputuskan untuk tidur. Sebulan setelah makan malam yang tak terlupakan itu, Crystal menyelesaikan studinya. Aku bersama teman-teman sekolahnya merayakan hari kelulusan itu. Tawa bahagia hadir dalam empat jam acara makan-makan dan minum-minum. Aku termasuk orang yang ikut bahagia melihat semua usaha Crystal akhirnya tercapai. Minumanmu masih ada? Kamu tidak ingin pesan makanan lagi? Crystal bertanya. Sesekali dia memeriksa keadaanku yang duduk bengong. Aku tidak begitu mengenal mereka yang hadir. Lagipula, Crystal terlalu hanyut dalam kesenangan. Jadi, wajar rasanya jika aku berakhir duduk bengong sendirian. Crystal tidak pernah memberitahuku tentang rencananya setelah lulus. Dan aku memang tidak pernah berusaha untuk mencari tahu. Itu bukan sifatku. Satu hal yang mengusikku adalah perubahan pada diri Crystal. Aku sering mendapati dia murung. Belakangan dia sering memegang telpon. Kadang dia seperti akan menghubungi seseorang tapi, tidak jadi. Dia jadi sering menghindar dariku. Keadaan ini berlangsung terus-menerus dalam waktu yang cukup lama. Kadang ketika aku dengan bersemangat sekali bercerita tentang hariku, dia terlihat serius mendengarkan. Namun, ketika aku bertanya dia akan menjawab dengan jawaban yang sama sekali tidak ada

hubungannya. Sama seperti saat aku memutar film kesukaannya. Selama ini dia tidak pernah tidak kegirangan untuk menontonnya. Tapi, sebaliknya. Kali ini dia malah memilih untuk tidur lebih awal. Sejak itu aku hanya diam melihat tingkahnya. Aku tidak memulai suatu percakapan. Di luar dugaan, Crystal tidak menghiraukan sikapku yang mulai berubah. Kalaupun dia bersuara paling hanya mengatakan hal yang seperlunya saja. Kami layaknya dua orang asing yang terperangkap dalam satu rumah. Seperti dua pesaing yang sedang berlomba. Tapi, untuk memperebutkan apa?