Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 RSUP Sanglah

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015 RSUP Sanglah

KATA PENGANTAR. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om. Denpasar, Januari 2016 Direktur Utama

PROGRAM KERJA BAGIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI TAHUN 2015

Penetapan Kinerja RSUP Sanglah Tahun

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan Telp. (021) , (Hunting), Fax

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH RS KUSTA DR RIVAI ABDULLAH PALEMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RUMAH SAKIT KUSTA DR. RIVAI ABDULLAH PALEMBANG DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

g.pemantauan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan medik, keperawatan dan keteknisan medik

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2017

Untuk mewujudkan visinya, RSUP Sanglah menetapkan 4 (empat) misi, yaitu:

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

D R W A H I D I N S U D I R O H U S O D O

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Perbedaan jenis pelayanan pada:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

SALINAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

PROGRAM KERJA BAGIAN PERENCANAAN DAN EVALUASI TAHUN 2017

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

BAB II RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. bagian selatan Kecamatan Mamajang Kota Makassar tepatnya di Jalan Dr.

WALIKOTA PROBOLINGGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LIST DOKUMEN GLD. GLD 1: Tanggung jawab dan akuntabilitas. Struktur organisasi:

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, suatu industri jasa khususnya di

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

Transkripsi:

i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.... ii DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Organisasi... 1 B. Aspek Strategis Organisasi... 6 C. Permasalahan Utama (Issue Strategis)... 7 BAB II RENCANA KINERJA TAHUNAN A. Pernyataan Kontrak Kinerja... 9 B. Rencana Kinerja Tahunan... 12 C. Rencana Anggaran Kegiatan Tahun 216... 13 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi... 14 B. Capaian Indikator Kinerja Tahun 216... 15 C. Serapan Anggaran Dalam Pelaksanaan Program RSUP Sanglah Tahun 216... 17 D. Sumber Daya... 31 BAB IV KESIMPULAN LAMPIRAN ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel I.1 Instalasi Dibawah Direktorat Medik Dan Keperawatan... 2 Tabel I.2 Nama-Nama Staf Medis Fungsional di RSUP Sanglah... 4 Tabel II.1 Rencana Kerja Tahunan 216... 12 Tabel II.2 Rencana Anggaran Kegiatan 216... 13 Tabel III.1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 216... 15 Tabel III.2 Serapan Anggaran Dalam Pelaksanaan Program RSUP Sanglah Tahun 216... 17 Tabel III.3 Kondisi Ketenagaan PNS RSUP Sanglah Tahun 216... 31 Tabel III.4 Rekapitulasi Keadaan Tenaga KerjaRSUP Sanglah Tahun 216... 32 Tabel III.5 Anggaran Penerimaan dan Belanja TA 216... 33 Tabel III.6 Realisasi Belanja Tahun 216 dan Tahun 215 RSUP Sanglah Denpasar... 34 iii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar I.1 Struktur Organisasi RSUP Sanglah Tahun 215... 5 Gambar II.1 Perjanjian Kinerja... 11 Gambar III.1 Perbandingan Alokasi Belanja Berdasarkan Sumber Dana Tahun 216 dan Tahun 215 (dalam ribua )... 34 iv

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Organisasi RSUP Sanglah mulai dibangun tahun 1956 dan diresmikan pada 3 Desember tahun 1959 dengan kapasitas 15 tempat tidur dalam perkembangannya mengalami beberapa kali perubahan status, yaitu pada tahun 1993 menjadi rumah sakit swadana (SK Menkes No. 1133/Menkes/SK/VI/1994). Kemudian pada tahun 1997 menjadi rumah sakit PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pada tahun 2 berubah status menjadi perusahaan jawatan (Perjan) sesuai peraturan Pemerintah tahun 2. Terakhir pada tahun 25 berubah menjadi PPK-BLU (Kemenkes RI N.1243 tahun 25 tanggal 11 Agustus 25) dan ditetapkan sebagai RS Pendidikan Tipe A sesuai Permenkes 1636 tahun 25 tertanggal 12 Desember 25. Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1144/Menkes/Per/VIII/21 tentang Organisasi dan Tata Kerja kementerian Kesehatan dan Keputusan Dewan Pengawas RSUP Sanglah Denpasar NO : HK.3.3/SK.A.1/1892/215 Tentang Struktur Organisasi RSUP Sanglah Denpasar, maka RSUP Sanglah Denpasar adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Upaya kesehatan Kementerian Kesehatan dan dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar sebagai salah satu UPT kementerian Kesehatan mempunyai tugas untuk menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan serta upaya rujukan. Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, RSUP Sanglah Denpasar mempunyai fungsi untuk menyelenggarakan : 1. Pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan non medis, termasuk pelayanan dan asuhan keperawatan. 2. Pelayanan rujukan untuk wilayah Bali, NTB dan NTT. 3. Pendidikan dokter, dokter spesialis dan sub spesialis bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. 4. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kedokteran kesehatan dan keperawatan. 1

5. Pelatihan di bidang kedokteran, kesehatan dan keperawatan. 6. Kegiatan administrasi umum, SDM, keuangan, dan perlengkapan rumah sakit. Adapun Struktur organisasi RSUP Sanglah Denpasar adalah sebagai berikut: Struktur Organisasi RSUP Sanglah adalah : 1. Direktorat Medik dan Keperawatan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama yang terdiri dari : a. Bidang Pelayanan Medik : i. Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan ii. Seksi Pelayanan Medik Rawat Inap iii. Seksi Pelayanan Medik Rawat Khusus b. Bidang Pelayanan Keperawatan i. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan ii. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap iii. Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Khusus c. Bidang Pelayanan Penunjang i. Seksi Pelayanan Penunjang Medik ii. Seksi Pelayanan Penunjang Non Medik d. Unit unit Non Struktural Tabel I.1 Instalasi dibawah Direktorat Medik Dan Keperawatan No Instalasi No Instalasi 1 Rawat Jalan 11 Mikrobiologi Klinik 2 Rawat Darurat 12 Radiologi 3 Rawat Inap A 13 Farmasi 4 Rawat Inap B 14 Wing Amertha 5 Rawat Inap C 15 Geriatri 6 Rawat Inap D 16 Pelayanan Jantung Terpadu 7 Instalasi Anastesi dan Terapi Intensif 17 Gizi 8 Bedah Sentral 18 Patologi Anatomi 9 Rehabilitasi Medik 19 Hemodialisa 1 Patologi Klinik 2

2. Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama terdiri dari : a. Bagian Sumber Daya Manusia i. Sub Bagian Administrasi Kepegawaian ii. Sub Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia b. Bagian Pendidikan dan Penelitian i. Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Medis ii. Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian Keperawatan dan Non Medik c. Unit unit Non Struktural i. Instalasi Sterilisasi Sentral ii. Instalasi Binatu 3. Direktorat Keuangan dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama terdiri dari a. Bagian Penyusunan dan Evaluasi Anggaran i. Sub Bagian Penyusunan Anggaran ii. Sub Bagian Evaluasi Anggaran b. Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana i. Sub Bagian Perbendaharaan ii. Sub Bagian Mobilisasi Dana c. Bagian Akuntansi dan Verifikasi i. Sub Bagian Akuntansi Keuangan ii. Sub Bagian Akuntansi Manajemen dan Verifikasi d. Unit unit non Struktural i. Instalasi Penjaminan Klaim 4. Direktorat Umum dan Operasional dipimpin oleh seorang Direktur yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Utama terdiri dari : a. Bagian Umum i. Sub Bagian Tata Usaha ii. Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga b. Bagian Perencanaan dan Evaluasi i. Sub Bagian Perencanaan ii. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan 3

c. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat i. Sub Bagian Hukum ii. Sub Bagian Hubungan Masyarakat iii. Sub Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan d. Unit-unit Non Struktural i. Instalasi Kedokteran Forensik ii. Instalasi Rekam Medik iii. Instalasi Pengamanan dan Penertiban Lingkungan iv. Instalasi Pemeliharaan Prasarana, Gedung & Sanitasi (IPPGS) v. Instalasi Sarana Medik, Non Medik & perbengkelan (IPSMNP) vi. Instalasi Teknologi Informasi vii. Instalasi Admission viii. Instalasi Kebersihan dan kesehatan Lingkungan 5. Unit-unit Non Struktural terdiri dari a. Dewan pengawas b. Komite : i. Komite Medik ii. Komite Etik dan Hukum iii. Komite Keperawatan c. Satuan Pemeriksa Intern d. Unit Layanan Pengadaan e. Unit Penjaminan Mutu f. Staf Medis Fungsional Tabel. I.2 Nama-nama Staf Medis Fungsional di RSUP Sanglah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 SMF Bedah Umum Orthopedi & Traumatologi Bedah saraf Urologi Obstetri & Gynecology Penyakit Dalam Anak Cardivasculer Mata THT-KL Anestesi Neurologi No 13 14 15 16 17 18 19 2 21 22 23 SMF Psikiatri Kulit Kelamin Gigi dan Mulut Radiologi Rehabilitasi Medis Patologi Klinik Patologi Anatomi Mikrobiologi Forensik Dokter Umum Gizi klinik 4

Struktur Organisasi RSUP Sanglah Tahun 215 Gambar I.I Struktur Organisasi RSUP Sanglah Tahun 215 5

B. Aspek Strategis Organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar yang merupakan salah satu UPT kementerian Kesehatan mempunyai tugas untuk menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan melalui peningkatan kesehatan dan pencegahan serta upaya rujukan. Dalam menyelenggarakan tugasnya, RSUP Sanglah memiliki aspek strategis antara lain lokasi RSUP Sanglah dengan status sebagai rumah sakit pendidikan tipe A yang berada di wilayah tengah menjadikan RSUP Sanglah sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk Wilayah Bali, NTB dan NTT. Pelayanan rujukan di wilayah Bali NTB dan NTT yang didukung dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berobat, serta program Jaminan Kesehatan Nasional turut memberi dampak terhadap tingginya kunjungan pasien di RSUP Sanglah. Disamping itu, RSUP Sanglah merupakanrumah Sakit Pendidikan tipe Ayang sudah terakreditasi Internasional sebagai pusat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian baik dalam dan luar negeri, yang membawa dampak terhadap kemajuan teknologi dan keilmuan dalam sumber daya dan sarana pelayanannya. SDM / staff yang memiliki kompetensi yang tinggi, didukung peralatan yang canggih turut mendukung pelayanan yang optimal bagi pasien sesuai tugas pokok organisasi. Dalam upaya mencapai cita cita menjadi rumah sakit rujukan nasional kelas dunia, RSUP Sanglah telah merumuskan visi baru dalam RSB 215-219. Adapun visi RSUP Sanglah sebagai berikut: Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Rujukan Nasional, Kelas Dunia Tahun 219" To be a World Class National Referral Teaching Hospital in 219 Visi tersebut diupayakan untuk dicapai melalui Misi yang dijabarkan menjadi: 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan interprofesi yang paripurna, bermutu untuk seluruh lapisan masyarkat. 2. Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan yang profesional dan berdaya saing serta menyelenggarakan penelitian dalam bidang kesehatan berbasis rumah sakit 3. Menyelenggarakan kemitraan dengan pemangku kesehatan terkait 4. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman Misi ini menjadi pendorong semangat kerja seluruh pimpinan dan karyawan rumah sakit untuk menghadapi perkembangan era globalisasi yang diwarnai dengan persaingan yang semakin keras dalam meraih cita cita. 6

Dalam upaya mencapai cita cita sebagai rumah sakit pendidikan rujukan nasional kelas dunia RSUP Sanglah telah menetapkan tiga pelayanan unggulan yaitu: 1. Pelayanan Jantung (Heart care) 2. Pelayanan Intensif ( Intensive care) 3. Pelayanan Kanker ( Cancer care) Dan untuk mendukung terwujudnya pelayanan unggulan di RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pendidikan rujukan nasional kelas dunia, diperlukan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai C. Permasalahan Utama (Issue Strategis) Di tengah tuntutan regulasi yang ketat, munculnya kompetitor dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan, RSUP Sanglah mengidentifikasi beberapa permasalahan utama sbb: 1. Integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian belum optimal 2. Budaya kinerja yang belum terbangun 3. Sarana dan prasarana yang belum memadai 4. Tata kelola yang belum optimal 5. Sistem informasi RS yang belum optimal 6. Kompetensi SDM belum memadai 7. Anggaran terbatas Upaya mencapai visi RSUP Sanglah di tengah berbagai permasalahan yang ada memerlukan sasaran strategis dan upaya yang jelas. Melalui sasaran strategis yang jelas diharapkan dapat memberikan arah yang jelas pula bagi segala upaya mewujudkan cita-cita RSUP Sanglah. Sasaran strategis utama dalam mewujudkan visi RSUP sanglah yaitu: 1. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebesar 8% 2. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDMsebesar 8% 3. Terwujudnya system informasi yang terintegrasisebesar 1% 4. Terwujudnya budaya kinerjasebesar 8% 5. Terwujudnya tata kelola yang baik disetiap unit kerjasebesar 9% 6. Terwujudnya pelayanan unggulan (jantung, intensif, kanker) dengan menambah jenis pelayanan (3 pelayanan jantung, 1 pelayanan kanker, dan 1 pelayanan intensif). 7. Terwujudnya integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu sejumlah 4 proses bisnis. 7

8. Terwujudnya system jaringan rujukan yang efektif dengan meningkatkan rujukan severity level 3 sebesar 85% 9. Terwujudnya pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berkualitas dengan akreditasi KARS dan JCI. 1. Terwujudnya kepuasan stakeholders sebesar 85% 11. Terwujudnya efisiensi anggaran sebesar 9% 12. Terwujudnya pertumbuhan pendapatan sebesar 2% Untuk mengukur keberhasilan upaya pencapaian sasaran dalam mewujudkan cita cita, dibutuhkan suatu alat ukur dari upaya konkrit yang telah dilakukan RSUP Sanglah dan dituangkan dalam Indikator Kinerja Utama yang dievaluasi setiap tahun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja organisasi. 8

BAB II RENCANA KINERJA TAHUNAN A. Pernyataan Kontrak Kinerja Gambar II.1 Perjanjian Kinerja 9

1

11

B. Rencana Kinerja Tahunan Tabel II.1 Rencana Kerja Tahunan 216 Unit Eselon II : RSUP Sanglah Tahun Anggaran : 216 N o Perspektif/ Sasaran Strategis N o Program Strategis No IK U Indikator Kinerja Utama Tar get 7% Pengembangan Personil dan Organisasi 1 Terwujudnya Kehandalan Sarana dan Prasarana 2 Terwujudnya Peningkatan Kompetensi SDM 3 Terwujudnya Sistem Informasi yang terintegrasi 4 5 6 7 1 Penentuan gap OEE, dan pemenuhan OEE 1 Tingkat Kehandalan sarana dan prasarana sesuai OEE (Overall Equipment Effectiveness) 2 Pengukuran dan peningkatan kompetensi SDM 2 Persentase SDM yang mempunyai kompetensi sesuai persyaratan 85% 3 Persentase Rata-rata Implementasi Modul SIRS 85% 4 Indeks Budaya Kinerja 65% Penyusunan dan Evaluasi TAPJA 5 Persentase Unit Kerja yang mencapai Target Indikator Kinerja Unit 8% PJT (Cath Lab), Intensif (ICU, ICCU) 6 Jenis Pelayanan Unggulan 3 7 RS Waikabubak, Royal Darwin Hospital 7 8 Rekruitmen Residen 8 3 Terwujudnya 4 budaya kinerja Proses Bisnis Internal Terwujudnya tata kelola yang baik di 5 setiap unit kerja Terwujudnya 6 Pelayanan Unggulan Terwujudnya Integrasi Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang bermutu 9 1 8 9 Terwujudnya Sistem Jaringan Rujukan yang efektif Terwujudnya Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang berkualitas Stakeholder Pembentukan Tim IT Mandiri, Gap Analisis, Pembuatan Modul, Implementasi Tahap I Pengembangan sistem penilaian budaya kinerja Sosialisasi, seleksi dan Implementasi Penyusunan Database Penelitian 9 1 11 Koordinasi dengan Dinkes, Pembinaan ke RSUD 11 12 Koordinasi dengan Dinkes, Pembinaan ke RSUD 12 13 Implementasi Standar dan Peningkatan Mutu 13 Jumlah kerjasama Pelayanan Pendidikan dan Penelitian dalam dan luar negeri Jumlah Proses Bisnis Terintegrasi yang dikelola RSUP Snglah dan FK UNUD Jumlah Penelitian yang dapat diimplementasikan Jumlah Penelitian yang dipublikasikan Persentase Rujukan dari Rumah Sakit yang tidak sesuai Severity Level III Jumlah Rumah Sakit Binaan yang mampu menjadi Rumah RS rujukan balik Akreditasi KARS dan JCI 2 2 1 2 2% 4 JCI 12

1 Terwujudnya Kepuasan Stakeholders 14 Survey kepuasan Pasien 14 15 Survey kepuasan Pegawai 15 16 Survey kepuasan Peserta Didik 16 Persentase Kepuasan Pasien Persentase Kepuasan Pegawai Persentase Kepuasan Peserta Didik 8% 79% 8% Finansial 11 Terwujudnya Efisiensi Anggaran 17 12 Terwujudnya Pertumbuhan Pendapatan 18 Pengembangan penerapan cost containment Penyesuaian Tarif Pelayanan Pengembangan Sumber-sumber pendapatan baru 17 Persentase pendapatan terhadap Biaya operasional 84% 18 Persentase Peningkatan Pendapatan 18% C. Rencana Anggaran Kegiatan Tahun 216 Adapun Rencana anggara kegiatan RSUP Sanglah Denpasar adalah sebagai berikut. Tabel II.2 Rencana Anggaran Kegiatan 216 No Uraian 1 Pendapatan Negara dan Hibah Anggaran 435,768,988, 435,768,988, 786,746,779, - Belanja Rupiah Murni 275,483,932, - Belanja Pinjaman LN - - Belanja Rupiah Pendamping - - Belanja Hibah - - Belanja PNBP - - Belanja BLU 511,262,847, - Penerimaan Negara Bukan Pajak 2 Belanja Negara Terbilang: Tujuh ratus delapan puluh enam milyar tujuh ratus empet puluh enam juta tujuh ratus tujuh puluh Sembilan ribu. 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran kinerja dilakukan untuk membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indicator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi/ capaian kinerja yang berhasil dicapai oleh RSUP Sanglah dalam kurun waktu Januari Desember 216. Tahun 216 merupakan tahun kedua dari pelaksanaan RSB RSUP Sanglah periode 215-219. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan target setiap indicator sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indicator untuk dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program dimasa mendatang agar lebih berhasil dan berdaya guna. Sasaran dalam RSB RSUP Sanglah diterjemahkan menjadi indicator kinerja sebagai acuan dan ukuran dalam pelaksanaan program tahun 216, serta terdapat 18 indikator kinerja yang dipantau selama tahun 216. 14

B. Capaian Indikator Kinerja Tahun 216 Tabel III.1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 216 PIC Keterangan (215) 73% % Capaian 216 14.3.% OPS Tercapai 85% 86% 11.18% SDM Tercapai 82.9% 85% 86.7% 12.% OPS Tercapai 6% 65% 67% 13.8% SDM Tercapai 85.49% 8% 84.49% 15% OPS Tercapai Jenis Pelayanan Unggulan 3 3 3 1% MED Tercapai Jumlah kerjasama Pelayanan Pendidikan dan Penelitian dalam dan luar negeri Jumlah Proses Bisnis Terintegrasi yang dikelola bersama antara RSUP Sanglah dan FK UNUD 2 2 1 5% MED & SDM Tidak tercapai 1 2 1 5% SDM Tidak tercapai Jumlah Penelitian yang dapat diimplementasikan 1 1 % SDM Tidak Tercapai 435 85 96 112.94% SDM Tercapai No Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kehandalan Sarana dan Prasarana Terwujudnya Peningkatan Kompetensi SDM Terwujudnya Sistem Informasi yang terintegrasi Terwujudnya Budaya Kinerja Tingkat Kehandalan sarana dan prasarana sesuai OEE (Overall Equipment Effectiveness) Persentase SDM yang mempunyai kompetensi sesuai persyaratan Terwujudnya tata kelola yang baik di setiap unit kerja Terwujudnya pelayanan unggulan Persentase Unit Kerja yang mencapai Target Indikator Kinerja Unit Terwujudnya integrasi Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang bermutu 2 3 4 5 6 7 Indikator Persentase Rata-rata Implementasi Modul SIRS Indeks Budaya Kinerja Jumlah Penelitian yang dipublikasikan Realisasi 215 Target 216 Realisasi 216 72% 7% 8.33% 15

8 74% 2% 1% 5% MED Tidak tercapai 3 4 4 1% MED Tercapai impleme ntasi JCI JCI 1% DIRUT Tercapai 79% 8% 79% 98.75% OPS Persentase Kepuasan Pegawai 63.7% 79% 7.5% 89.24% SDM Tidak Tercapai Tidak Tercapai Persentase Kepuasan Peserta Didik 79,5% 8% 96% 12% SDM Tercapai Terwujudnya sistem jaringan rujukan yang efektif Persentase Rujukan dari Rumah Sakit yang tidak sesuai Severity Level III 9 Terwujudnya Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang berkualitas Akreditasi KARS dan JCI 1 Terwujudnya Kepuasan Stakeholders Persentase Kepuasan Pasien Jumlah Rumah Sakit Binaan yang mampu menjadi RS rujukan balik 11 Terwujudnya efisiensi anggaran Persentase pendapatan terhadap Biaya Operasional 86,13% 84% 82.56% 98.29% KEU Tidak Tercapai 12 Terwujudnya pertumbuhan pendapatan Persentase Peningkatan Pendapatan 46.21% 18% 11.89% 98.29% KEU Tidak Tercapai Dari 18 Indikator Kinerja Utama, ada 8 Indikator yang belum mencapai target, sehingga ketercapaian kinerja sebesar 76,69% 16

C. Serapan Anggaran Dalam Pelaksanaan Program RSUP Sanglah Tahun 216 Jumlah serapan anggaran dalam pelaksanaan program RSUP Sanglah tahun 216 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel III.2 Serapan Anggaran Dalam Pelaksanaan Program RSUP Sanglah Tahun 216 No Uraian Anggaran Realisasi 1 2 Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah 435,768,988, 536,8,668,886 - Penerimaan Negara Bukan Pajak 435,768,988, 536,8,668,886 Realisasi Belanja Negara 786,746,779, 768,526,379,245 - Belanja Rupiah Murni 275,483,932, 258,72,716,678 - Belanja Pinjaman LN - - - Belanja Rupiah Pendamping - - - Belanja Hibah - - - Belanja PNBP - - - Belanja BLU 511,262,847, 51,453,662,567 D. Uraian Kinerja Masing Masing Sasaran Dan Indikatornya Uraian Kinerja Dari Masing Masing Sasaran Dan Indikatornya adalah sebagai berikut. Sasaran 1.Terwujudnya Kehandalan Sarana dan Prasarana Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sebagai berikut: a. Indikator: Tingkat Kehandalan sarana dan prasarana sesuai OEE (Overall Equipment Effectiveness) Kondisi yang dicapai : Peningkatan produktivitas sangatlah penting bagi rumah sakit, untuk memperoleh keberhasilan/ peningkatan dalam pelayanan di Rumah Sakit. Pada umumnya masalah pelayanan disebabkan oleh manusia, mesin dan lingkungan. Mutu pelayanan yang efektiv dan efisien tidak terlepas dari penyediaan fasilitas yang siap pakai dan aman. Untuk menjamin ketersediaan fasilitas fisik yang bermutu, dibutuhkan pengukuran terhadap performance dari fasilitas yang ada, terkait ketersediaan, kinerja dan kualitasnya. Metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan yang digunakan adalah OEE/ overall Equipment Effectiveness yang merupakan program Total Productive Maintenance. Untuk tahun 216 RSUP Sanglah menitikberatkan pada pengukuran efektivitas sarana dan prasarana sesuai pelayanan unggulan, yaitu alat cathlab, ventilator, Listrik dan Air. 17

Ketersediaan, Kinerja dan kualitas dari peralatan di RSUP Sanglah tahun 216 berdasarkan perhitungan diperoleh angka 73% dan telah memenuhi target yang ditentukan sebesar 7% Kendala yang dihadapi: Sebaiknya perhitungan performance alkes dilakukan terhadap seluruh alkes namun saat ini Rumah Sakit hanya mampu melakukan pengukuran terhadap alkes terpilih di ruang Intensif dan Cath Lab. Usul pemecahan masalah Untuk menjamin kesiapan alkes, diharapkan disusun strategi dalam perhitungan performance alkes yang dapat menjangkau lebih banyak alkes terutama untuk penenganan emergency. Sasaran 2. Terwujudnya Peningkatan Kompetensi SDM Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sebagai berikut/ b. Indikator: Persentase SDM yang mempunyai kompetensi sesuai persyaratan Kondisi yang dicapai Karyawan memiliki peran utama dalam setiap kegiatan dalam organisasi. Penempatan SDM sesuai kompetensi akan mendorong kinerja yang baik sehingga tujuan organisasi akan mudah diwujudkan. Guna mewujudkan kompetensi SDM sesuai RENSTRA 215-219, RSUP Sanglah senantiasa melakukan pembenahan dalam penempatan SDM yang sesuai kompetensinya. Diakhir tahun 216 telah dilakukan pendataan gap kompetensi untuk memperoleh persentase SDM yang telah sesuai dengan kompetensinya, sebanyak 86 % SDM telah memenuhi kompetensinya dari target sebesar 85%. Kendala yang dihadapi Beberapa jabatan belum memiliki standard kompetensi, sehingga belum dapat ditentukan gap kompetensinya. Usul pemecahan masalah 18

Dilakukan penentuan gap kompetensi untuk seluruh jabatan yang ada di Rumah Sakit. Sasaran 3. Terwujudnya Sistem Informasi yang terintegrasi Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sebagai berikut: c. Indikator: Persentase Rata-rata Implementasi Modul SIRS Kondisi yang dicapai Dalam rangka mewujudkan sistem informasi yang terintegrasi, RSUP sanglah telah memulai SIMRS baru di tahun 213 dan mengarah pada SIMRS mandiri. Dalam rangka mewujudkan implementasi SIMRS yang terintegrasi dibutuhkan suatu penilaian secara berkesinambungan terhadap penerapan SIMRS di rumah sakit. Penilaian untuk mewujudkan sistem informasi yang terintegrasi dikaitkan dengan jumlah aplikasi/modul yang terimplementasi berdasarkan dari segi aplikasi: Ketersediaan modul, kemudahan dalam penggunaan, kecepatan, dan validasi data sedangkan dari sisi pengguna ditentukan dari sosialisasi dan pelatihan. Sampai akhir 216 telah terimplementasi 14 modul SIMRS yang terintegrasi dari 14 modul yang ditetapkan (tercapai) dengan persentase rata rata implementasi modul sebesar 86,7% dari target 85%. Di pertengahan 216, IT RSUP Sanglah tidak tergantung lagi dengan vendor, dan telah mengembangkan 1 modul mandiri dan telah diaplikasikan. Kendala yang dihadapi 1. Penyesuaian aplikasi mengikuti kebutuhan pengguna dan alur bisnis proses di Rumah Sakit Sanglah membutuhkan waktu yang lama 2. Adaptasi user terhadap alur dan langkah kerja dalam aplikasi baru membutuhkan waktu yang cukup lama. 3. Sulitnya penyesuaian / modifikasi aplikasi terhadap bisnis proses di Rumah Sakit Sanglah, dan kendala komunikasi / bahasa yang menyebabkan terjadi kesalahan persepsi antara user dan programmer. 4. Ketersediaan perangkat keras (PC / computer / printer) yang kurang. 19

d. Dijumpai perbedaan dalam menentukan modul yang berhasil terimplementasikan.beberapa implementasi terkait kemudahan penggunaan sangat sulit ditentukan sehingga ditetapkan bahwa yang dimaksud terimplementasi dari sisi pengguna adalah modul yang dapat dioperasikan dan terintegrasi. e. Kebutuhan akan aplikasi melebihi kemampuan SDM IT Usul pemecahan masalah Perlu dukungan seluruh staff untuk mengembangkan modul modul yang dibangun sendiri dengan intensif. Sasaran 4. Terwujudnya Budaya Kinerja Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sbb: f. Indikator: Indeks Budaya Kinerja Kondisi yang dicapai Indeks budaya kinerja pegawai Rumah Sakit Sanglah meliputi sikap professional, Tat Twam Asi yang ditunjukkan oleh anggota organisasi dalam bentuk kerjasama team. Indeks budaya kinerja diperoleh dengan melakukan survey budaya terhadap karyawan RSUP Sanglah. Hasil yang diperoleh berdasarkan survey yang dilakukan adalah 67% karyawan sudah menerapkan tiga keyakinan dasar / budaya kerja dalam bekerja di RSUP Sanglah dari target yang ditentukan sebesar 65%. Kendala yang dihadapi Berdasarkan hasil survey, aspek profesionalisme menjadi aspek yang perlu ditingkatkan. Budaya profesionalisme yang dimaksud adalah peningkatan pengetahuan, skill dan hubungan antar manusia. Usul pemecahan masalah Hasil survey budaya kinerja merupakan data awal untuk pengukuran selanjutnya dalam rangka mewujudkan pengembangan personil dan organisasi. 2

Sasaran 5. Terwujudnya tata kelola yang baik di setiap unit kerja Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sebagai berikut: a. Indikator: Persentase Unit Kerja yang mencapai Target Indikator Kinerja Unit Kondisi yang dicapai Laporan kinerja unit mempertanggungjawabkan merupakan perwujudan keberhasilan dan kewajiban kegagalan unit untuk dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Untuk mewujudkan tatakelola yang baik di setiap unit kerja selaras sasaran strategis Renstra RSUP Sanglah 215-219, maka dilakukan evaluasi terhadap Laporan pencapaian kinerja unit. Evaluasi dilakukan untuk menilai kinerja setiap unit kerja di RSUP Sanglah Denpasar secara rutin dan untuk menilai kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Persentase dari 46 unit kerja yang mencapai target indikator kinerja unit di tahun 216 adalah sebesar 84.49 % dari target yang ditentukan 8 % (tercapai). Kendala yang dihadapi Beberapa unit kerja belum melakukan evalusi terhadap kinerja 216, sehingga hasil evaluasi mengalami keterlambatan. Disamping itu masih ada beberapa unit kerja yang salah dalam melakukan pelaporan kinerja. Usul pemecahan masalah Diperlukan sosialisasi kembali terhadap sistematika pelaporan kinerja unit dan tata laksana evaluasi kinerja unit di RSUP sanglah yang akan dilaksanakan setiap tahun. Capaian IKU ini diharapkan dapat dipertimbangkan sebagai perhitungan dalam penentuan jumlah remunerasi. 21

Sasaran 6. Terwujudnya pelayanan unggulan Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sebagai berikut: a. Indikator : Jenis Pelayanan Unggulan Kondisi yang dicapai RSUP Sanglah memiliki aspek strategis antara lain lokasi RSUP Sanglah dengan status sebagai rumah sakit pendidikan tipe A yang berada di wilayah tengah menjadikan RSUP Sanglah sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk Wilayah Bali, NTB dan NTT. Pelayanan rujukan di wilayah Bali NTB dan NTT yang didukung dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk berobat, serta program Jaminan Kesehatan Nasional turut memberi dampak terhadap tingginya kunjungan pasien di RSUP Sanglah. Untuk mewujudkan visi RSUP Sanglah Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Rujukan Nasional, Kelas Dunia Tahun 219, maka ditentukanlah pelayanan unggulan sebagai fokus dalam pengembangan pelayanan yaitu: 1. Pelayanan Jantung (Heart care) 2. Pelayanan Intensif ( Intensive care) 3. Pelayanan Kanker ( Cancer care) Hingga tahun 216, ketiga pelayanan unggulan telah terlaksana di RSUP Sanglah seperti yang telah ditetapkan pengembangan 3 jenis pelayanan tersebut. Kendala yang dihadapi Kunjungan yang meningkat dari tahun ke tahun, mengakibatkan peningkatan kebutuhan dalam penyiapan sarana prasarana untuk mendukung pelayanan yang bermutu. Pemenuhan terhadap sumber daya di tahun 216 belum optimal, tetapi akan dipenuhi secara bertahap. Usul pemecahan masalah Pemenuhan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana dilakukan dengan melakukan perencanaan secara bertahap. 22

Sasaran 7. Terwujudnya integrasi Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian Yang Bermutu Untuk mencapai sasaran ini ada empat indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah ebagai berikut. a. Indikator : Jumlah kerjasama Pelayanan Pendidikan dan Penelitian dalam dan luar negeri Kondisi yang dicapai Harapan dalam mewujudkan visi untuk menjadi rumah sakit rujukan nasional kelas dunia, RSUP Sanglah menetapkan target untuk melakukan kerjasama dengan dua (2) rumah sakit lain baik dalam maupun luar negeri di bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian. Pada tahun ini rumah Sakit Sanglah telah melakukan kerjasama di bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian dengan Rumah Sakit Umum Daerah Waikabubak di Nusa Tenggara Timur, sedangkan MOU dengan Royal Darwin Hospital baru dilakukan di akhir tahun. Kendala yang dihadapi Masalah yang dihadapai dalam melakukan kerjasama dengan rumah sakit lain ini adalah tentang keberlanjutan program, dimana terdapat ketergantungan terhadap dana bantuan. Dana bantuan ini dapat sewaktu waktu dihentikan, sehingga perlu diusahakan dana bantuan untuk menyokong kegiatan kerjasama ini. Usul pemecahan masalah Untuk menjaga keberlanjutan program kerjasama dengan rumah sakit luar, diharapkan Rumah Sakit Sanglah dapat menyiapkan dana untuk menyokong keberlanjutan program di tahun depan. b. Indikator : Jumlah Proses Bisnis Terintegrasi yang dikelola bersama antara RSUP Sanglah dan FK UNUD Kondisi yang dicapai Untuk mewujudkan integrasi antara pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu, di tetapkan beberapa proses bisnis yang akan dijalankan / dikelola bersama antara RSUP Sanglah dan FK UNUD yaitu Rekruitmen residen, Rekruitmen anggota SMF, Supervisi pendidikan dan penilaian residen. Pada tahun 216 telah di laksanakan kegiatan yang terintegrasi dan 23

dikelola bersama antara RSUP - FK UNUD yaitu RSUP Sanglah telah berperan dalam proses penerimaan residen dengan melakukan orientasi pradik terhadap seluruh peserta didik baru. Kendala yang dihadapi Karena proses ini merupakan proses bisnis yang baru terintegrasi antara RSUP Sanglah dan FK UNUD, sehingga perlu dilakukan kerjasama dan koordinasi yang terus menerus dengan FK UNUD untuk menjamin keberlangsungan proses. Usul pemecahan masalah Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kesepakatan untuk kepentingan bersama antara FK UNUD dan RSUP Sanglah. c. Indikator: Jumlah Penelitian yang dapat diimplementasikan Kondisi yang dicapai Integrasi antara pelayanan, pendidikan dan penelitian telah diwujudkan dalam implementasi penelitian baik itu penelitian oleh peserta didik dan oleh staf sendiri. Tahun 216 RSUP Sanglah belum berhasil mengimplementasikan penelitian yang dihasilkan oleh seluruh staf. Kendala yang dihadapi Kesulitan dalam menentukan penelitian yang memungkinkan untuk di implementasikan. Usul pemecahan masalah Memacu penelitian oleh staff, yang berguna bagi pelayanan, pendidikan dan penelitian. d. Indikator : Jumlah Penelitian yang dipublikasikan Kondisi yang dicapai Penelitian yang dihasilkan oleh seluruh staf termasuk peserta didik dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pelayanan, pendidikan di RSUP Sanglah dan di FK UNUD. Dengan menetapkan standard penelitian yang terpublikasi diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pelayanan pasien. Jumlah Penelitian yang telah diunggah dalam website RSUP Sanglah di tahun 216 sebanyak 435 buah. Hal ini melebihi dari target yang ditetapkan sebanyak 8. 24

Kendala yang dihadapi Jumlah penelitian yang diunggah sangat jauh melebihi target, tetapi belum dapat melihat kualitas dari hasil penelitian dan manfaatnya bagi pelayanan di RSUP Sanglah. Usul pemecahan masalah Untuk melihat kualitas penelitian akan ditentukan media publikasi yang sesuai untukpenelitian penelitian yaitu publikasi dalam jurnal penelitian. Sasaran 8. Terwujudnya sistem jaringan rujukan yang efektif Untuk mencapai sasaran ini ada dua indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sbb: a. Persentase Rujukan dari Rumah Sakit yang sesuai Severity Level III Kondisi yang dicapai Guna mewujudkan system jaringan rujukan yang efektif antar rumah sakit, maka dilakukan pengukuran persentase rujukan dari rumah sakit lain yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakitnya/ severity level. Rumah Sakit Sanglah sebagai pusat rujukan tersier seharusnya menangani kasus dengan severity level 3 yang memiliki tingkat keparahan tertinggi. Kasus kasus dengan keparahan rendah seharusnya dapat ditangani di rumah sakit rumah sakit rujukan tingkat 1/ tingkat 2 sehingga tidak terjadi penumpukan pasien di rumah sakit rujukan tersier. Hal ini dapat berdampak kepada perencanaan anggaran pembiayaan kesehatan maupun kualitas layanan. Tahun 216 telah dipantau jumlah rujukan berdasarkan severity level yang ditangani di RSUP Sanglah. Nilai yang diperoleh sebesar 1 % rujukan yang ditangani di RSUP Sanglah (severity level 3) dari target yang ditentukan sebesar 2%. Kendala yang dihadapi Berbagai faktor yang turut mempengaruhi besarnya jumlah rujukan yang tidak sesuai severity level dirawat di RSUP Sanglah antara lain: Keterbatasan Sumber daya di Rumah sakit perujuk. Kepercayaan dan Pilihan pasien Rujukan balik tidak berjalan optimal karena keterbatasan PPK I dan II 25

Usul pemecahan masalah Untuk menurunkan jumlah rujukan yang tidak sesuai severity levelnya, maka perlu dilakukan sosialisasi dan pembinaan bersama dengan BPJS dan Dinas kesehatan untuk mengefektifkan system rujukan antar rumah sakit, sehingga tercapai kualitas layanan dan rujukan yang efektif. Disamping itu perlu dilakukan kerjasama dengan BPJS dalam mensosialisasikan persyaratan rujukan bagi pasien, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam pelayanan. b. Indikator: Jumlah Rumah Sakit Binaan yang mampu menjadi RS rujukan balik Kondisi yang dicapai Untuk mengefektifkan anggaran pembiayaan kesehatan serta untuk menjaga kualitas pelayanan, maka system rujukan dalam jaminan kesehatan Nasional harus dilakukan sebaik-baiknya. Kasus yang di tangani di RSUP Sanglah sesuai system rujukan Nasional adalah kasus dengan severity level 3, sehingga apabila ada pasien dengan severity level 2 atau 1 yang berkunjung, dapat dilakukan rujukan balik ke RS Pusat Pelayanan Kesehatan Tk.II / PPK 2. Untuk mewujudkan hal ini seperti halnya dengan visi RSUP Sanglah, maka perlu dilakukan pembinaan terhadap rumah sakit rumah sakit di Bali dalam kesiapan sebagai rumah sakit rujukan balik. Pada tahun 216, pembinaan rumah sakit regional tentang system rujukan balik telah dilakukan terhadap 4 rumah sakit dari 4 yang ditargetkan, yaitu RSUD Tabanan, RSUD Badung, RSUD Gianyar, dan RSUD Klungkung yang bekerjasama dengan dinas kesehatan provinsi Bali. Kendala yang dihadapi Keterbatasan sumber daya di Rumah sakit regional menyebabkan system rujukan belum berjalan optimal, antara lain : obat yang tidak tersedia, SDM yang tidak berkompeten, sarana prasarana gedung yang tidak mencukupi dll. Usul pemecahan masalah Mengusulkan kepada dinas kesehatan provinsi untuk mempersiapkan rumah sakit regional agar mampu menjadi rumah sakit rujukan balik terkait sumber dayanya. 26

Sasaran 9. Terwujudnya Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian yang berkualitas Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sbb: a. Indikator : Akreditasi KARS dan JCI Kondisi yang dicapai Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan yang sesuai standar internasional secara berkesinambungan, maka rumah sakit wajib mengikuti standard standard yang telah ditentukan dalam standard akreditasi. Sesuai persyaratan yang ditetapkan bahwa rumah sakit wajib mengikuti akreditasi, maka dalam RENSTRA RSUP Sangla 215-219 ditetapkan 2 akreditasi yang wajib diikuti oleh RSUP Sanglah yaitu Akreditasi KARS dan Akreditasi JCI. Di tahun 216 RSUP Sanglah telah lulus dalam reakreditasi JCI pada Agustus 216. Kendala yang dihadapi Kelulusan yang diperoleh harus tetap dipertahankan dengan melakukan segala upaya untuk menerapkan standar standar yang ditetapkan JCI. Usul pemecahan masalah Dengan melakukan kegiatan self assessment sesuai standard akreditasi secara rutin diharapkan dapat mempertahankan sertifikat yang telah diperoleh demikian pula dalam penerapan standard standard yang ditentukan dalam pelayanan sehari hari. Sasaran 1. Terwujudnya Kepuasan Stakeholders Untuk mencapai sasaran ini ada tiga indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah Sebagai berikut: a. Indikator : Survey Kepuasan Pasien Kondisi yang dicapai Untuk mewujudkan kepuasan stakeholder, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kepuasan tersebut dengan melakukan survey yang teratur. 27

Survey kepuasan pasien di tahun 216 menunjukkan hasil kepuasan pasien sebesar 79 % dari target yang ditentukan 8%. Kendala yang dihadapi Permasalahan yang dijumpai sesuai hasil dalam survey kepuasan karyawan adalah tentang kesederhanaan prosedur dan kecepatan pelayanan. Usul pemecahan masalah Melakukan koordinasi dengan bidang/bagian terkait dan unit kerja dalam upaya perbaikan sesuai hasil dalam survey kepuasan pasien yang telah dilakukan b. Indikator : Survey Kepuasan Pegawai Kondisi yang dicapai Untuk mendukung kualitas pelayanan rumah sakit, dukungan dari seluruh karyawan sangat dibutuhkan. SDM/karyawan adalah stakeholder yang merupakan asset RS dan harus dipuaskan guna mendukung pelayanan secara keseluruhan. Kepuasan karyawan sebagai salah satu factor yang turut menentukan hasil kerja karyawan yang terwujud dalam pelayanan di rumah sakit. Untuk menggambarkan tingkat kepuasan kerja karyawan RSUP Sanglah, dilakukan survey kepuasan karyawan dengan hasil menunjukkan tingkat kepuasan pegawai RSUP Sanglah tahun 216 sebesar 7.5 % dari target yang ditentukan 79 %. Kendala yang dihadapi Dari hasil survey dijumpai beberapa permasalahan/ aspek dengan tingkat kepuasan yang masih rendah yaitu tentang benefit/ kompensasi dan aspek perilaku organisasi. Usul pemecahan masalah Hasil survey digunakan untuk melakukan koordinasi, penyusunan program untuk perbaikan dalam hal kesesuaian kewenangan, keselarasan pekerjaan dan kompensasi serta promosi jabatan. 28

c. Indikator : Survey Kepuasan Peserta didik Kondisi yang dicapai RSUP Sanglah selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik, dan untuk mewujudkan kepuasan stakeholder. RSUP Sanglah sebagai rumah sakit pendidikan, dalam mewujudkan visinya menjadi rumah sakit pendidikan rujukan perlu kiranya mengukur tingkat kepuasan peserta didik yang melakukan pendidikannya di RSUP Sanglah. Dengan menggunakan pedoman umum indeks kepuasan masyarakat sesuai Permen PAN no 25 tahun 24, maka didapat persentase kepuasan peserta didik di tahun 216 adalah sebesar 96 % dari target sebesar 81%. Kendala yang dihadapi Usul pemecahan masalah Melalui survey yang teratur dan berkesinambungan, maka diperoleh permasalahan yang menjadi focus perbaikan dalam periode berikutnya. Sasaran 11. Terwujudnya efisiensi anggaran Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sbb: d. Indikator : Persentase pendapatan terhadap Biaya Operasional Kondisi yang dicapai Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang dan jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN. Biaya operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP satker BLU. Persentase pendapatan terhadap biaya operasional merupakan perbandingan antara pendapatan dengan biaya operasional menunjukkan efisiensi terhadap anggaran Rumah Sakit. 29

Persentase pendapatan terhadap biaya operasional RSUP Sanglah tahun 216 telah mencapai 82.56%, melampaui target sebesar 84%. Kendala yang dihadapi 1. Belum semua unit kerja menerapkan sadar biaya dengan baik. 2. Kesulitan dalam menghitung tingkat efisiensi di tingkat unit kerja sehingga sulit memonitoring unit kerja yang inefisien 3. Proses penagihan klaim, khususnya klaim bpjs pelayanan rawat jalan yang tidak realtime Usul pemecahan masalah 1. Implementasi cost containment di seluruh unit kerja 2. Mengembangkan sisitem yang dapat memonitor tingkat efisiensi dari masing masing unit kerja Sasaran 12. Terwujudnya pertumbuhan pendapatan Untuk mencapai sasaran ini ada satu indikator kinerja yang digunakan dan akan diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan pemecahan masalah sbb: a. Indikator : Persentase Peningkatan Pendapatan Kondisi yang dicapai Untuk mewujudkan pertumbuhan pendapatan ditetapkan cara penghitungannya dengan mengurangi pendapatan PNBP tahun berjalan dengan tahun lalu. Berdasarkan perhitungan di dapat pencapaian peningkatan pendapatan RSUP Sanglah tahun 216 sebesar 11.8% dari target 18%. Kendala yang dihadapi Proses penagihan klaim, khususnya klaim bpjs pelayanan rawat jalan yang tidak realtime karena berbagai sebab. Usul pemecahan masalah Pengembangan SIMRS yang terhubung antara front office san back office 3

D. Sumber Daya 1. Sumber Daya Manusia Tabel. III.3 Kondisi Ketenagaan PNS RSUP Sanglah Tahun 216 Menurut Jabatan I A Keada an Juni 216 CPNS/ Pindah an Masuk Pensiun / Pindah/ Keluar Keada an Desem ber 216 Keterangan 5 Direktur Umum dan Operasional pindah ke RS Khusus Kusta Tajudin Chalid di Makassar pada akhir september 216 dan sudah digantikan langsung, sertijab dilaksanakan di awal Oktober Struktural Eselon I Eselon II 5 Eselon III 11 Eselon IV 25 B Fungsional 117 C Umum 629 Jumlah 184 1 1 11 1 2 2 23 11 118 9 6 23 1819 II Dua orang pejabat Eselon IV memasuki usia pensiun di bulan Juli dan September 216, posisi yang ditinggalkan masih kosong 1 orang tenaga fungsional tertentu pindah masuk ke RSUP Sanglah Denpasar, 11 orang tenaga fungsional tertentu pensiun/ pindah keluar RSUP Sanglah Denpasar. 2 orang tenaga fungsional umum, masuk ke fungsional tertentu 9 orang tenaga umum pensiun/ pindah keluar, 2 orang tenaga memilih jabatan fungsional tertentu Menurut Golongan Golongan IV 195 1 6 26 Golongan III 163 1 13 159 Golongan II 55 4 524 Golongan I 32 Jumlah 184 3 2 23 II I 1 orang tenaga gol IV pindah masuk ke RSUP Sanglah Denpasar. 6 orang tenaga gol IV pindah keluar/ pensiun RSUP Sanglah Denpasar, 16 orang tenaga naik ke gol IV dari gol III 1 orang tenaga gol III pindah masuk ke RSUP Sanglah Denpasar. 13 orang tenaga gol III pindah keluar/ pensiun. 2 orang tenaga naik ke gol III dari gol II. 4 orang tenaga gol II pindah keluar/ pensiun, dan 2 orang naik ke gol III dari gol II. 2 tenaga naik ke gol II dari gol I. 2 orang tenaga gol I naik ke gol II 1819 Menurut Pendidikan S3 3 S2 217 4 2 7 226 1 tenaga dengan pendidikan S2 sudah menyelesaikan penyesuaian ijazah S3 2 tenaga dengan pendidikan S2 pindah masuk ke RSUP Sanglah Denpasar, 7 orang tenaga dengan pendidikan S2 pindah keluar/ pensiun dan 14 orang mendapatkan penyesuaian ijazah dari S1 ke S2. 31

S1/D4 267 3 262 Sarjana Muda/D3 84 6 789 SLTA 53 5 496 SLTP 29 2 26 SD 17 Jumlah 184 3 tenaga dengan pendidikan S1 pindah keluar/ pensiun dan 14 orang mendapatkan penyesuaian ijazah dari S1 ke S2, 12 orang menyesuaikan ijazah ke S1/D4 dari pendidikan sarjana muda/d3. 6 orang tenaga dengan pendidikan Sarjana Muda/D3 pindah keluar/ pensiun dan 12 orang menyesuaikan ijazah dari Sarjana Muda/D3 ke S1/D4. 3 orang tenaga menyesuaikan pendidikan dari SLTA ke Sarjana Muda/D3. 5 orang tenaga dengan pendidikan SLTA pindah keluar/pensiun dan 3 orang tenaga menyesuaikan ijazah dari SLTA ke Sarjana Muda/D3, 1 orang tenaga menyesuaikan ijazah dari SLTP ke SLTA, melalui kejar paket. 2 orang tenaga dengan pendidikan SLTP pindah keluar/penisun dan 1 orang tenaga menyesuaikan ijazah dari SLTP ke SLTA. 1 tenaga dari pendidikan SD menyesuaikan ijazah ke SLTP. 16 2 23 1 orang tenaga menyesuaikan ijazah ke SLTP. 1819 REKAPITULASI KEADAAN KETENAGAAN RSUP SANGLAH DENPASAR BULAN DESEMBER 216 Tabel. III.4 Rekapitulasi Keadaan Tenaga Kerja RSUP Sanglah Tahun 216 NO JENIS TENAGA I MEDIS II III STATUS TENAGA BLU BLU BLU PNS NON PNS PNS DIKNA S PENGABDI AKADEMIK YANG MEMBERI PELAYANAN PTT TOTA L 234 25 13 5 367 1 DOKTER SPESIALIS 172 21 13 5 31 2 DOKTER UMUM 54 1 55 3 DOKTER GIGI 8 3 11 4 DOKTER BSB 773 396 1169 262 16 422 41 5 91 TENAGA KEPERAWATAN TENAGA NON KEPERAWATAN FARMASI dan 1 APOTEKER 2 PISIKOLOGI 4 1 5 3 KESEHATAN MASYARAKAT 7 1 17 4 ANALIS 4 26 66 5 NUTRISIONIS 41 9 5 6 PENGOLAH MAKANAN 24 4 64 32

IV 7 RADIOLOGI 29 1 39 8 SANITARIAN 19 4 23 9 FISIOTERAPI 16 1 17 1 TENAGA LAIN 41 9 5 55 43 953 TENAGA NON MEDIS 1 MANAJEMEN 38 38 2 STAF ADMINISTRASI 293 193 486 3 KEAMANAN 27 22 49 4 PEKARYA 192 188 38 JUMLAH 1819 984 13 5 2911 *Tenaga Lain : Terapi Wicara, Okupasi Terapi, Fisika Medik, Teknik Elektromedik, SPTG. *Pekarya : Petugas Binatu, Petugas Sterilisasi, Pramusaji, CS, pertukangan, Sopir 2. Sumber Daya Anggaran Belanja RSUP Sanglah Denpasar TA 216 dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Belanja RSUP Sanglah Denpasar meliputi realisasi belanja yang bersumber dari rupiah murni (APBN) sebesar. 275.483.932.,- dan belanja yang bersumber dari PNBP sebesar. 511.262.847.,- Tabel III.5 Anggaran Penerimaan dan Belanja TA 216 No 1 2 Uraian Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah 435,768,988, - Penerimaan Negara Bukan Pajak 435,768,988, Belanja Negara 786,746,779, - Belanja Rupiah Murni 275,483,932, - Belanja Pinjaman LN - - Belanja Rupiah Pendamping - - Belanja Hibah - - Belanja PNBP - - Belanja BLU 511,262,847, Gambar III.1 Perbandingan Alokasi Belanja Berdasarkan Sumber Dana 33

Tahun 216 dan Tahun 215 (dalam ribuan) Realisasi Belanja RSUP Sanglah Denpasar Tahun 216 terdiri dari belanja pegawai sebesar 121.574.327.867 atau naik sebesar 9,69% dari Tahun 215 pada periode yang sama. Belanja barang sebesar 544.35.757.756 atau turun sebesar,68% dari Tahun 215 pada periode yang sama. Belanja modal sebesar 12.916.293.622 atau mengalami peningkatan sebesar 27,4% dari Tahun 215 pada periode yang sama. Sedangkan untuk perbandingan realisasi belanja RSUP Sanglah Denpasar Tahun 216 dan Tahun 215 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel III.6 Realisasi Belanja Tahun 216 dan Tahun 215RSUP Sanglah Denpasar Uraian - Belanja Pegawai - Belanja Barang - Belanja Modal Jumlah Tahun 216 121,574,327,867 544,35,757,756 12,916,293,622 768,526,379,245. Tahun 215 11,833,29,827. 547,757,498,847. 81,12,62,635. 739,62,852,39. %Naik/(Turun) 9.69% -.68% 27.4% 3.91% 3. Sumber Daya Sarana Dan Prasarana e. LAPORAN SIMAK BMN RSUP SANGLAH TAHUN 216 a. BMN Intrakomtable Posisi Awal (1 Januari 216) :. 974.77.634.485 Penambahan :. 118.664.879.332 Pengurangan :. 2.799.918.941 Posisi Akhir (31 Des 216) :. 1.9.572.594.876 b. BMN Ekstrakomtable 34

Posisi Awal (1 Januari 216) :. 1.194.84.874 Penambahan :. 4.377.5 Pengurangan :. 1.789.6 Posisi Akhir (31 Juni 216) :. 1.196.672.774 c. BMN Gabungan Intra dan Ekstra Posisi Awal (1 Januari 216) :. 975.91.719.359 Penambahan :. 118.669.256.832 Pengurangan :. 2.81.78.541 Posisi Akhir (31 Juni 216) :. 1.91.769.267.65 d. BMN Aset tak berwujud Posisi Akhir (31 Juni 216) :. 255.5. e. Kontruksi dalam pengerjaan Posisi Awal (1 Januari 216) :. 42.453.84 Penambahan :. 1.42.28.95 Pengurangan :. 9.526.7 Posisi Akhir (31 Juni 216) :. 183.956.9 35

BAB IV KESIMPULAN Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan media untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Rumah Sakit Sanglah Denpasar kepada Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung selama periode 1 Januari sampai 31 Desember 216. Secara umum dapat disimpulkan bahwa di tahun 216 terjadi penurunan pencapaian kinerja RSUP Sanglah Denpasar. Seluruh capaian indicator dalam TAPJA RSUP Sanglah tahun 216 diharapkan dapat memberikan gambaran dalam pelaksanaan kegiatan program yang dilaksanakan. Hasil pencapaian dari tahun ketahun diharapkan dapat ditingkatkan sesuai dengan Rencana Strategis Bisnis dan dokumen perencanaan lain. Keberhasilan yang dicapai tahun 216 diharapkan dapat menjadi parameter agar kegiatan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan hal hal yang menghambat tercapainya target dan rencana pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat ditemukan solusi serta alternative penyelesaiannya. 36

LAMPIRAN 37

1. PERNYATAAN KONTRAK KINERJA 38

2. SIMAK-BMN 39

3. LAPORAN DIPA BLU 4

41

42

43

44

45

46

47

48

49

5

LAMPIRAN Kamus Indikator Kinerja Utama (IKU): Kamus IKU 1: Tingkat Kehandalan sarana dan Prasarana Sessuai OEE Perspektif Pengembangan Personil dan Organisasi Sasaran strategis Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana IKU Tingkat Kehandalan prasarana sesuai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Definisi Prasarana dan Sarana yang memenuhi persyaratan OEE (Overall Equipment Effectiveness) sesuai Best Practice yang mencakup 3 aspek yaitu: ketersediaan (availability), Kinerja (Performance) dan atau Kualitas (Quality). Ketersediaan (Availability) adalah jumlah hari alat beroperasi dibagi jumlah hari kerja sesuai Best Practice Kinerja (Performance) adalah kemampuan yang ada dibagi kemampuan tersedia Kualitas (Quality) adalah hasil yang dapat dipergunakan Prasarana yang dinilai adalah Listrik, Air, dan Genset, Sarana yang dinilai adalah Alat-alat Medis di Ruangan PJT dan Intensif. Availability = Operating Time / Planned Production Time Performance = Ideal Cycle Time / (Operating Time / Total Pieces); Performance = (Total Pieces / Operating Time) / Ideal Run Rate Quality = Good Pieces / Total Pieces Formula OEE = Ke x Ki x Ku (OEE = Availability x Performance x Quality) Bobot IKU 12% Person In Charge Direktur Umum dan Operasional Sumber data Ka Bag Umum dan IPS serta Instalasi lainnya Periode Pelaporan Triwulan Target 215 216 217 218 219 65% 7% 73% 75% 8% 51