GAMBARAN KONDISI FISIK, KUALITAS AIR DAN PERILAKU PENGGUNA SUMUR GALI DI DESA BUO KECAMATAN LOLODA 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords : Physical Condition, Behavior of Residents User, The Dug Well

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

GAMBARAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS DAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DI LINGKUNGAN III KELURAHAN MANEMBO-NEMBO TENGAH KECAMATAN MATUARI KOTA BITUNG TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

ANALISIS HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS SUMUR GALI

GAMBARAN KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SERTA KONDISI FISIK SUMUR GALI DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN

Repository.Unimus.ac.id

PENGARUH KONSTRUKSI SUMUR TERHADAP KANDUNGAN BAKTERI ESCHERCIA COLI PADA AIR SUMUR GALI DI DESA DOPALAK KECAMATAN PALELEH KABUPATEN BUOL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

Rahayu Sri Pujiati *, Dwi Ochta Pebriyanti** ABSTRACT. Keywords: dug well, septic tank, distance, the coliform bacteria

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

Medical Laboratory Technology Journal

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

UJI KUALITAS FISIK DAN BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI BERDASARKAN KONSTRUKSI SUMUR DI DESA DILONIYOHU KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 : PEMBAHASAN. penelitian Ginting (2011) di Puskesmas Siantan Hulu Pontianak Kalimantan Barat mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia BudiALIAN SAMPAH DAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan

Repository.unimus.ac.id

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

Jarak Ideal Septic Tank Dengan Sumber Air Bersih. terkontaminasi dengan air tangki septic oleh bakteri patogen yang dapat mengganggu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI SUMUR GALI dan KANDUNGAN BAKTERI Escherichia coli PADA AIR SUMUR GALI DI DESA BOKONUSAN KECAMATAN SEMAU KABUPATEN KUPANG TAHUN 2017

ANALISIS KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH PADA SISTEM AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

TINGKAT KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI DESA SOSIAL KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO

STUDI KADAR MANGAN (Mn) PADA AIR SUMUR GALI DI DESA KARANGNUNGGAL KECAMATAN KARANGNUNGGAL KABUPATEN TASIKMALAYA. Andik Setiyono 1

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Disampaikan dalam Kuliah S2 KMPK-IKM UGM Hukum, Etika dan Regulasi Kesehatan Masyarakat. Oleh : Dinarjati Eka Puspitasari, S.H., M.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS FISIK AIR SUMUR DI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

KETERSEDIAAN SUMBER AIR BERSIH DAN PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA KELUARGA BAYI YANG MENGALAMI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU, Medan, 20155, Indonesia

Abstract. Kata Kunci: Environmental sanitation, settlement, clean water supply, diarrhea PENDAHULUAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Universitas Negeri Gorontalo 2 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

UJI BAKTERIOLOGIS PADA AIR SUMUR WARGA DI KELURAHAN BATUANG TABA NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulagi Manado

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONDISI SANITASI LINGKUNGAN DI KENAGARIAN BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... PENGAWASAN KUALITAS AIR BERSIH FORMULIR INSPEKSI SANITASI : : : : : :

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. dunia melalui WHO (World Health Organitation) pada tahun 1984 menetapkan

SUMMARY RINY ANGRIANI ANTULA

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

Transkripsi:

GAMBARAN KONDISI FISIK, KUALITAS AIR DAN PERILAKU PENGGUNA SUMUR GALI DI DESA BUO KECAMATAN LOLODA 2016 Yetna Taluke 1), Rahayu H. Akili 1), Odi Pinontoan 1) 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Well is a suplayer clean water for rular comunity, although urban comunity. Well suplay water from subsoil. therefore suseeptible to contamination through seepage from faeces by human, animal, as well as for domestic households. The well conditions has significant influence to prevalence of diarrhea. Purpose is to describe the physical condition, quality of wells water and user behavior wells. In the Buo village on Loloda subdistrict. Kind of research is descriptive surveys against a set of objects. This study has shown that the physical condition of the wells (70%) do not qualify, which is based on the construction of wells, the location, floor wells, walls of wells, dug wells lips, and roof or dug wells. Based on quality of wells (80%) do not qualify, namely; taste, color, odor. And based on aspects of the wells; 5(50%) of respondents knowledgeable good, 5(50%) less; have a good attitude 10(100%) 0 (0%) less, having any good action 10(100%) 0(0%) less. The well physical condition in the Buo village on Loloda subdistrict doesn t meet the requiremenset that covering aspeds wells of the well, floor wells, lip wells and roof wells, distance between latrine and distance between other pollutant source and the well. The physical condition wells in Buo village on Loloda subdistict doesn t meet the requiremenset, the cover aspect : teste, color, smell. Keywords: Behavior, physical condition, wells, quality of water ABSTRAK Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagimasyarakat di pedesaan, maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah tangga. Kondisi sumur gali mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap prevalensi diare. Tujuan penelitian untuk menggambarkan kondisi fisik, kualitas air sumur dan perilaku pengguna sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda. Metodologi : Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei Deskriptif. Penelitian ini menunjukan bahwa kondisi fisik sumur gali (70%) tidak memenuhi syarat, yakni berdasarkan kontruksi sumur gali, lokasi, lantai sumur, dinding sumur, bibir sumur gali, dan atap sumur gali. Berdasarkan kualitas sumur gali (80%) tidak memenuhi syarat yakni; rasa, warna, bau. Dan berdasarkan aspek pengguna sumur gali; 5 (50%) responden berpengetahuan baik, 5 (50%) kurang; memiliki sikap yang baik 10 (100%), 0(0%) kurang, memiliki tindakan yang baik 10(100%), 0(0%) kurang. Kondisi fisik sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda tidak memenuhi syarat yang meliputi aspek : dinding sumur, lantai sumur, bibir sumur dan atap sumur, jarak jamban dengan sumur gali dan jarak sumber pencemar lain dari sumur gali. Jarak sumber pencemar lainnya meliputi : genangan air.. kondisi fisik sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda tidak memenuhi syarat yang meliputi : rasa, warna, bau. Kata Kunci : Perilaku, Kondisi fisik, Sumur gali, Kualitas air. 183

PENDAHULUAN Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Katiho, (2011) yang berjudul Gambaran Kondisi Fisik Sumur Gali di Tinjau dari Aspek Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Pengguna Sumur Gali di Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado di dapati semua dinding sumur gali yang diteliti tidak terbuat dari bahan yang kedap air seperti batu atau bata yang disemen, melainkan dinding sumur masih terbuat daritanah. Sumur gali merupakan salah satu sumber penyediaan air bersih bagimasyarakat di pedesaan, maupun perkotaan. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena itu mudah terkena kontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia, hewan, maupun untuk keperluan domestik rumah tangga. Sumur gali sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat konstruksi, syarat lokasi untuk dibangunnya sebuah sumur gali, hal ini diperlukan agar kualitas air sumur gali aman sesuai dengan aturan yang ditetapkan (Ramadita, dkk, 2014). Sumber air sangat dibutuhkan untuk dapat menyediakan air yang baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Di Indonesia, umumnya sumber air minum berasal dari air permukaan (surface water), air tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam, maupun mata air. ( Winni dkk, 2012).Air memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan baik bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Seluruh proses kimia di dalam tubuhmakhluk hidup berlangsung dengan media air. Air digunakan untuk berbagaikeperluan seperti untuk kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, transportasi,pembangkit tenaga listrik, rekreasi, pertanian, dan perikanan (Marsono, 2009). Air merupakan salah satu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Air bersih dapat berasal dari air sumur, air pipa, air telaga, air sungai dan mata air. Penduduk di negara kita masih banyak yang menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari antara lain untuk mandi, cuci dan memasak (S. Puspitasari). Di tinjau dari aspek kesehatan lingkungan sumur gali sebagai penyediaan air bersih sangat perlu dilakukan pemantauan serta pengawasan terhadap penyediaan air bersih. Penyediaan air bersih yang sebagai upaya preventif, yakni dapat menurunkan angka morbiditas akibat water borne mechanism. Dalam hal ini tentunya akan membentuk masyarakat yang peduli dengan kesehatan lingkungan sehingga upaya kesehatan lingkungan terwujud dengan meningkat. WHO (2013) menyebutkan adanya sebanyak 1,1 milyar orang yang tidak bisa mengakses sumber air minum improved. Fakta tersebut artinya secara langsung mengakibatkan 1,6 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit diare (termasuk kolera) yang diakibatkan karena kekurangan askes air minum yang aman dan 90% di antaranya adalah anak-anak dibawah umur 5 tahun, sebagian besar berada di Negara berkembang. Kondisi sumur gali mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap prevalensi diare. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dengan 184

meningkatnya angka kesakitan penyakit diare dari tahun ke tahun, pada semua golongan umur. Balita merupakan golongan resiko tinggi untuk terkena diare. Secara proporsional diare pada golongan balita cenderung lebih tinggi, begitupun kematian akibat diare pada balita juga lebih tinggi. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit diare yaitu disebabkan oleh kuman melalui kontaminasi makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita, faktor resiko lainnya adalah faktor lingkungan (Profil Puskesmas Loloda, 2015) Masyarakat di Desa Buo 100% menggunakan sumur gali sebagai salah satu sumber air bersih yakni 233 KK. Hal ini disebabkan karena Perusahaan Air Minum yang disediakan oleh pemerintah belum terjangkau, sehingga masyarakat menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih.air sumur gali dapat menjadi penularan penyakit Kulit Alergi dan Diare termasuk dalam penyakit menonjol di Puskesmas Kedi Kecamatn Loloda. Jumlah penderita diare yang di temukan dan ditangani di Puskesmas Kedi Kecamatan Loloda sebanyak 32 kasus atau berkisar 1,69 %. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei Deskriptifdilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Penelitian ini di lakukan di Desa Buo Kecamatan Loloda. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret April 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah 10 sumur gali yang berada di desa buo kecamatan loloda. Sampel adalah 10 kepala keluaraga yang mempunyai sumur gali yang ada di desa buo kecamatan loloda. Variable yang diteliti dalam penelitian ini adalah : Variable bebas : Faktor pengaruh (lokasi,lantai sumur, dinding sumur, bibir sumur gali, dan atap sumur gali, warna, bau, rasa) Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Checklist, Meteran dan Kuesioner. HASIL Pada penelitian ini digunakan 10 sumur gali sebagai objek penelitian, yakni dengan ketentuan sumur yang dipergunakan untuk sumber air bersih, yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga seperti mandi, menyikat gigi, mencuci pakaian, mencuci alat-alat makan. Kondisi sumur gali meliputi lokasi sumur, lantai sumur, dinding sumur, bibir sumur dan atap sumur. Tabel 1. Distribusi Kondisi Fisik Sumur Gali Kondisi Fisik Sumur Gali n % Kontruksi Sumur Dinding Sumur Terbuat batu yang disemen 8 80 Tidak terbuat dari batu yang disemen 2 20 Lantai Sumur Di plester,lebar lantai ±1½ meter,dibuat miring dan bulat 8 80 185

Tidak diplester, lebar lantai <1½ m,tidak miring dan bulat 2 20 Bibir Sumur Terbuat tembok kedap air, tinggi 80 cm 8 80 Tidak terbuat tembok kedap air, <80 cm 2 20 Atap Sumur Terdapat penutup sumur 3 30 Tidak terdapat penutup sumur 7 70 Jarak Jamban dengan Sumur Gali n % <11 meter 8 80 11 meter 2 20 Jarak Sumber Pencemar Lain Dengan Sumur Gali n % Genangan Air <11 meter 8 80 11 meter 2 20 Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 1, menunjukan bahwa dinding sumur gali pada 10 sumur gali (20%) tidak terbuat dari batu yang disemen. Demikian pula hasil penelitian ini menunjukan bahwa lantai pada 10 sumur gali (20%) tidak diplester, lebar lantai <1½ meter, tidak dibuat miring dan bulat. Rekapitulasi bibir sumur pada 10 sumur gali (20%) tidak terbuat tembok kedap air dan tinggi < 80 cm. Demikian pula hasil penelitian ini menunjukan bahwa atap pada 10 sumur gali (20%) tidak terdapat penutup sumur. Berdasarkan hasil observasi checklist menunjukan bahwa pada 10 sumur gali (20%) tidak terdapat saluran pembuangan air limbah. Hasil penelitian menunjukan bahwa 3 sumur gali (30%) berada pada radius < 11 meter, sedangkan 7 sumur gali (70%) berada pada radius 11 meter. Kondisi fisik sumur gali dikategorikan memenuhi syarat, apabila semua kriteria atau variabel dalam penelitian ini memenuhi syarat. Berdasarkan hasil penelitian kondisi fisik sumur gali pada Tabel 1 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 2. Distribusi Klasifikasi Kondisi Fisik Sumur Gali Kondisi Fisik Sumur Gali n % Memenuhi Syarat 3 30 Tidak memenuhi syarat 7 70 Pada Tabel 2, menunjukan bahwa kondisi fisik musur gali pada semua sumur gali yang diteliti (70%) tidak memenuhi syarat yang ditetapkan. 186

Tabel 3. Distribusi Kualitas Air Sumur Gali Kondisi Air Sumur Gali Kualitas Air Sumur Gali n % Warna : Bersih, jerni, dan tidak berwarna 2 20 Tidak bersih, tidak jerni, dan berwarna 8 80 Bau : Bersih, jerni, dan tidak berwarna 2 20 Berbau bila dicium 8 80 Rasa : Tidak terasa asam, manis, pahit, dan asin 5 50 Terasa asam, manis, pahit dan asin 5 50 Berdasarkan hasil rekapitulasi pada tabel 3, menunjukkan bahwa warna air sumur gali pada 10 sumur gali (80%) tidak bersih, tidak jerni dan berwarna. Demikian pula hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bau pada 10 sumur gali (80%) berbau bila dicium. Dan rasa pada 10 sumur gali (50%) terasa asam, manis, pahit dan asin. Kondisi air sumur gali dikategorikan memenuhi syarat, apabila semua kriteria atau variabel dalam penelitian ini memenuhi syarat. Berdasarkan hasil penelitian kualitas air sumur gali pada tabel 3 dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Tabel 4. Distribusi Klasifikasi Kualitas Air Sumur Gali Kondisi Air Sumur Gali n % Memenuhi Syarat 2 20 Tidak memenuhi syarat 8 80 Pada Tabel 3, menunjukan bahwa kondisi air sumur gali pada semua sumur gali yang diteliti ada sebanyak (80%) yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan. Perilaku pengguna sumur gali meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebagai pemilik sumur gali. Pemilik sumur gali dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Tabel 5. Klasifikasi Perilaku Pengguna Sumur Gali Karakteristik Perilaku Pengguna Sumur Gali n % Pengetahuan Baik 5 50 Kurang 5 50 Sikap Baik 10 100 Kurang 0 0 Tindakan Baik 10 100 Kurang 0 0 187

Tabel 5, menunjukkan bahwa perilaku pengguna sumur gali dari 10 responden yang memiliki sumur gali diantaranya pengetahuan yang baik ada 5 (50%), sedangkan yang berpengetahuan kurang baik ada 5(50%). Dari aspek sikap ada 0 (0%) yang memiliki sikap kurang baik, sedangkan ada 10 (100%) yang memiliki sikap baik. Dari aspek tindakan ada 0(0%) yang memiliki tindakan kurang baik, sedangkan ada 10(100%) yang memiliki tindakan baik. PEMBAHASAN Gambaran Kondisi Fisik, Kualitas air dan Perilaku Pengguna Sumur Gali Di Desa Buo Kecamatan Loloda Kondisi fisik sumur gali Kondisi fisik sumur gali sangat berpengaruh terhadap air sumur gali. Berdasarkan hasil penelitian kondisi fisik sumur diantaranya, dari aspek dinding sumur ada 2 (20%) tidak terbuat dari batu yang disemen, sedangkan ada 8(80%) yang terbuat dari batu yang disemen. Dari aspek lantai sumur ada 2(20%) tidak diplester, lebar lantai <1½ m,tidak miring dan bulat, sedangkan ada 8(80%) di plester,lebar lantai ±1½ meter,dibuat miring dan bulat. Dari aspek bibir sumur ada 2 (20%) tidak terbuat tembok kedap air, tinggi <80 cm, sedangkan ada 8 (80%) terbuat dari tembok kedap air, tinggi >80 cm. Dari aspek atap sumur ada 7 (70%) tidak memiliki atap sumur, sedangkan ada 3 (30%) memiliki atap sumur. Dari aspek jarak jamban dengan sumur gali ada 2 (20%) yang memiliki jarak 11 meter dari jamban, sedangkan ada 8 (80%) yang memiliki jarak < 11 meter dari jamban. Dari aspek jarak sumber pencemar lain dari sumur gali diantaranya genangan air ada 2 (20%) yang memiliki jarak 11 meter dari genangan air, sedangkan ada 8 (80%) yang memiliki jarak > 11 meter dari genangan air. Berdasarkan data di atas, didapatkan sebanyak 3 (30%) sumur gali yang memenuhi syarat, sedangkan sebanyak 7 (70%) yang tidak memenuhi syarat. Dari hasil persentase diatas, penyebab sumur gali tidak memenuhi syarat karena minimnya pengetahuan tentang sumber air yang bersih, seperti yang diketahui bahwa air sumur yang baik itu berasal dari air yang berada di dalam tanah, tetapi sebagian besar pemilik sumur tidak menggunakan atap penutup sumur untuk menutup sumur agar tidak tercampur dengan air hujan dan menghindari ada yang jatuh kedalam sumur dan mencemari air sumur. Dari hasil penelitian A. Katiho, dari 20 sumur gali mendapatkan hasil kondisi fisik tidak memenuhi syarat yang meliputi aspek : dinding sumur, dinding parapet, lantai sumur, drainase, penutup sumur dan letak timba yang di gantung, jarak jamban dengan sumur gali dan jarak sumber pencemar lain dari sumur gali. Jarak sumber pencemar lainnya dari sumur gali meliputi : 1. Jarak ternak, 2. Jarak genangan air. Kualitas air sumur gali Kualitas air khususnya untuk air minum dan keperluan rumah tangga lainnya (mandi, cuci dan kakus), secara ideal harus memenuhi standar, sifat fisik, kimia maupun mikrobiologinya. Berdasakan penelitian kualitas air sumur gali dari 10 sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda mendapatkan 8 (80%) tidak memenuhi syarat, sedangkan 2 (20%) memenuhi syarat. Kualitas air sumur gali kebanyakan tidak memenuhi syarat karena dilihat dari 188

aspek warna, bau dan rasa. sebagian besar warna air sumur gali keruh dan berbau disebabkan oleh kondisi fisik sumur gali yang kurang baik dan dekat dengan tempat genangan air. Sehingga, ketika air sumur digunakan untuk mencuci atau mandi, air yang digunakan kembali meresap kedalam sumur dan menyebabkan air sumur gali menjadi keruh, berbau dan rasanya tidak enak untuk dijadikan air minum. Perilaku pengguna sumur gali Peningkatan status kesehatan masyarakat bukan hanya sekedar meningkatkan sarana kesehatan lingkungan, tetapi harus diimbangi dengan upaya intervensi perilaku masyarakat. Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian perilaku pengguna sumur dari 10 responden yang memiliki sumur gali diantaranya pengetahuan ada 5 (50%), sedangkan yang berpengetahuan kurang baik ada 5(50%). Dari aspek sikap ada 0 (0%) yang memiliki sikap kurang baik, sedangkan ada 10 (100%) yang memiliki sikap baik. Dari aspek tindakan ada 0(0%) yang memiliki tindakan kurang baik, sedangkan ada 10(100%) yang memiliki tindakan baik. Berdasarkan hasil persentase di atas, bahwa meskipun tidak semua pengguna sumur gali memiliki pengetahuan yang baik tetapi perilaku dan sikap pengguna sumur sangat baik, pengguna sumur gali juga sadar akan arti pentingnya kesehatan bagi mereka, ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan tubuh. Dari hasil penelitian A. Katiho,Berdasarkan aspek pengguna sumur gali ; 78% responden berpengetahuan baik, 22% kurang ; 74% memiliki sikap yang baik, 26% kurang ; dan 32% memiliki tindakan yang baik, 68% kurang. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kondisi fisik sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda tidak memenuhi syarat yang meliputi aspek : dinding sumur, lantai sumur, bibir sumur dan atap sumur, jarak jamban dengan sumur gali dan jarak sumber pencemar lain dari sumur gali. Jarak sumber pencemar lainnya meliputi : genangan air. 2. Perilaku penguna sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda terhadap kondisi fisik sumur gali : Berdarakan aspek pengguna sumur gali 5 (50%) responden berpengetahuan baik, 5 (50%) kurang; memiliki sikap yang baik 10 (100%), 0(0%) kurang, memiliki tindakan yang baik 10(100%), 0(0%) kurang. 3. Kondisi air sumur gali di Desa Buo Kecamatan Loloda tidak memenuhi syarat yang meliputi : rasa, warna, bau. SARAN 1. Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap kondisi fisik sumur gali yang meliputi : lokasi, lantai sumur, dinding sumur, bibir sumur, atap sumur, jarak jamban dengan sumur gali dan jarak sumber pencemar lain dari sumur gali. Jarak sumber pencemar lainnya 189

dari sumur gali meliputi : 1. Jarak genangan air. 2. Dilakukan penyuluhan kepada pemilik sumur gali akan pentingnya kondisi fisik sumur gali dan kondisi air sumur gali, karna hal ini sangat berpengaruh terhadap air sumur gali. 3. Bagi pemerintah sebaiknya menyediakan pembangunan sarana air bersih yang memenuhi syarat bagi masyarakat. DAFTAR PUSTAKA A.S. Katiho, W.B.S Joseph, N. S.H Malonda. Gambaran Kondisi Fisik Sumur Gali di Tinjau dari Aspek Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Pengguna Sumur Gali di Kelurahan Sumompo Kecamatan Tuminting Kota Manado. Andik, S. Studi Mangan (Mn) Pada Air Sumur Gali di Desa Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Bambang K 2006. Analisis Kualitas Air Sumur Sekitar Wilayah Tempat Pembuangan Akhie Sampah. Blimbingsari dan Dusun Wonorejo, Kabupaten Sleman Yogyakarta. K. Handoyo,2014. Khasiat dan Keajaiban Air Putih.Jakarta Timur:Dunia Sehat Marsono, 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Di Permukiman. Notoadmojo,2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta Notoatmodjo, S 2007.Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010, Tentang persyaratan kualitas air minum. Chandra, B 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC, Jakarta. Chandra, B 2005. Pengantar kesehatan lingkungan, EGC, Jakarta. Dinarjati E. Puspitasari, S.H., M.Hum, 2014. Kesehatan Lingkungan F. Ramadita, dkk, 2014. Studi Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali pada Kawasan Permukiman Menggunakan Biosensor TECTATM B16 (Studi Kasus: Dusun 190