IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN (IDENTIFICATION OF STUDENT CREATIVITY JUDGING FROM THE DIFFERENCE OF PERSONALITY AND ABILITY IN MATERIAL NUMBERS) Etik Kustyarini Purwaniningsih (kustyarinie@yahoo.com) Dian Septi Nur Afifah Perogram Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Jl. Kemiri Sidoarjo Abstrak Peneliti mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kreativitas siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kemampuan siswa yang memiliki kepribadian introvers dan ekstrovers. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Subjek penelitian yang digunakan adalah 6 siswa dari kelas VII-A MTs Nurul Hidayah Krian diantaranya 3 siswa dari kepribadian introvers yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, dan 3 siswa dari kepribadian ekstrovers yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kepribadian introvers maupun ekstrovers yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah tidak memenuhi komponen kebaruan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa cenderung hanya menggunakan langkah penyelesaian yang seragam. Kata Kunci : kreativitas, kepribadian introvers, kepribadian ekstrovers. Abstract Researchers conducting research that aims to describe students' creativity in solving mathematical problems based on the ability of students who have ekstrovers and introversive personality. This study is a descriptive study using qualitative data. Subjects used were 6 students from class VII-A MTs Nurul Hidayah Krian including 3 students introversive personality capable of high, medium and low, and 3 students ekstrovers personality capable of high, medium and low. Keywords: creativity, introvers personality, ekstrovers personality. Pendahuluan Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam mementukan pembangunan bangsa dan negara. Dengan kata lain, pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan potensi diri sehingga dapat mengahadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Dalam mengembangkan potensi diri diperlukan suatu kreativitas agar seseorang dapat memiliki bermacam-macam kemungkinan dalam 51
52 menyelesaikan suatu persoalan. Menurut Campbell (dalam Sukmadinata, 2005: 104) kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, menarik, dan berguna bagi masyarakat. Sedangkan menurut Evans (dalam Suharnan, 2005: 374) kreativitas merupakan kemampuan membuat kombinasi baru berdasarkan konsep-konsep yang sudah ada, selain juga kemampuan menemukan hubungan-hubungan baru dan memandang sesuatu menurut prespektif yang baru. Dari uraian beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menggabungkan ide-ide yang mereka punya untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya. Sedangkan kreativitas siswa adalah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan dengan beberapa cara atau penyelesaian yang berbeda. Untuk mengetahui seberapa kreatif siswa, maka diperlukan pengukuran kreativitas siswa. Tabel 1 Kriteria Pemenuhan Komponen Kreativitas Tabel 2 Indikator Kefasihan Fleksibilitas Kebaruan Kriteria Kreativitas Siswa Kreativitas Siswa Tinggi Sedang Rendah Kriteria Jika siswa mampu memberikan 2 jawaban yang berbeda dan bernilai benar Jika siswa mampu memberikan cara yang berbeda dengan cara sebelumnya Jika siswa mampu memberikan cara yang berbeda dengan teman sebayanya Kriteria Siswa mampu menunjukkan kefasihan, fleksibilitas, dan kebaharuan dalam menyelesaikan soal atau dapat memenuhi 3 komponen kreativitas Siswa hanya dapat memenuhi 2 komponen kreativitas yaitu kefasihan dan fleksibilitas Siswa hanya dapat memenuhi salah satu dari ketiga komponen kreativitas Pemahaman siswa dalam proses pembentukan kreativitas tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja, melainkan ada faktor lingkungan yang lebih mempengaruhi cara berpikir siswa sehingga terbentuk pribadi yang berbeda-beda. Menurut Baharrudin
53 (2009: 206) kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Istilah personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin persona, yang berarti mengeluarkan suara. Kini istilah personality dipakai oleh para ahli psikolog untuk menunjukkan sesuatu yang nyata dan dapat dipercaya tentang individu, dan untuk menggambarkan bagaimana dan apa sebenarnya individu itu. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah kepribadian berdasarkan atas sikap jiwa. a. Tipe Ekstrovers Menurut Baharrudin (2009: 204) kepribadian ekstrovers adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang yang banyak dipengaruhi oleh dunia luar (dunia objektif). b. Tipe Instrovers Menurut Baharrudin (2009: 204) kepribadian instrovers adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang lebih ditentukan oleh faktor-faktor dalam dirinya (dunia subjektif). Untuk mengukur introvers dan ekstrovers, dalam penelitian ini digunakan referensi Myers-Briggs Type Indicator. Myers-Briggs Type Indicator merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur introvers dan ekstrovers dideskripsikan oleh Jung (Parkinson, 2004: 81 86). yang Sedangkan ntuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal digunakan kriteria kemampuan berdasarkan skor yang didapat siswa dalam menyelesaikan soal. Arikunto (2008: 263 266) menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan pengelompokan kemampuan siswa sebagai berikut : a. Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi). Rata-rata nilai siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : x = rata-rata skor siswa N = banyak siswa x = jumlah dari skor siswa x = x N Simpangan Baku atau Standar Deviasi dihitung dengan rumus sebagai berikut :
54 Keterangan : SD = Standar Deviasi x 2 N SD = x2 N 2 x ( N ) = Setiap skor siswa dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian dibagi N. ( x N )2 = Semua skor dijumlahkan, dibagi N, kemudian dikuadratkan. b. Mengelompokkan Kemampuan Siswa Tabel 3 Kriteria Pengelompokan Kemampuan Siswa Skor Tes x ( x + SD) (x SD) < x < ( x + SD) x (x SD) Kelompok Tinggi Sedang Rendah Keterangan : x = Skor siswa x = Rata-rata skor siswa SD = Standar deviasi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bilangan bulat. Materi bilangan adalah materi yang diajarkan di kelas VII sekolah menengah pertama semester ganjil. Bilangan bulat merupakan kumpulan bilangan negatif, nol, dan bilangan positif. Bilangan bulat ditulis:..., -3, -2, -1, 0,1, 2, 3,... a. Penjumlahan dan sifat-sifatnya 1. Penjumlahan bilangan bulat dilakukan dengan garis bilangan Aturan yang harus dipenuhi dalam penjumlahan dengan garis bilangan adalah sebagai berikut: a. Bilangan bulat positif sebagai pergeseran ke kanan b. Bilangan bulat negatif sebagai pergeseran ke kiri Negatif Positif -4-3 -2-1 0 1 2 3 4
55 2. Penjumlahan bilangan bulat tanpa alat bantu Dalam melakukan penjumlahan bilangan bulat dapat kita lakukan tanpa menggunakan alat bantu. Jika a dan b merupakan bilangan cacah (bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan bilangan bulat positif) maka penjumlahan yang melibatkan bilangan bulat a, b, -a, dan -b mempunyai sifat sebagai berikut. a. a + b = b + a Misal: 6 + 10 = 10 + 6 b. ( a) + ( b) = (a + b) Misal: ( 8) + ( 2) = (8 + 2) = 10 c. a + ( b) = ( b) + a = 0 dengan a = b Misal: 8 + ( 8) = 8 8 = 0 d. a + ( b) = ( b) + a = a b dengan a > b Misal: 8 + ( 2) = ( 2) + 8 = 8 2 = 6 3. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat a. Sifat Tertutup b. Sifat Komutatif c. Sifat Asosiatif d. Penjumlahan dengan bilangan nol b. Pengurangan dan sifat-sifatnya 1. Pengurangan bilangan bulat pada garis bilangan. Aturan yang harus dipenuhi dalam operasi pengurangan sama dengan aturan dalam operasi penjumlahan dengan garis bilangan. 1. Sifat Tertutup Untuk sembarang bilangan bulat jika dikurangi menghasilkan bilangan bulat juga. Dalam hal ini pengurangan bilangan bulat dikatakan memenuhi sifat tertutup. Misal: a b = c a, b, dan c bilangan bulat
56 2. Penggunaan bilangan bulat dalam kehidupan sehari-hari Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan bilangan bulat beserta operasinya untuk menjawab suatu persoalan yang ada (biasanya berbentuk soal cerita). Contoh: Suhu suatu kamar pendingin mula-mula 2 C di bawah 0, kemudian diturunkan 20 C. Berapakah suhu kamar pendingin itu? Jawab: Misalkan, suhu kamar pendingin = x, maka diperoleh: x = 2 20 = 22 Jadi suhu kamar pendingin itu adalah 22 C. (Nuharini, 2008: 6 15) Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2007: 4) mendefinisikan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Subjek penelitian terdiri dari 6 siswa yang masing-masing 3 siswa dari tipe kepribadian introvers berkemampuan tinggi, sedang, rendah dan 3 siswa dari kepribadian ekstrovers dari kemampuan tinggi, sedang, rendah. 1. Metode pengumpulan data a. Siswa kelas VII-A sebanyak 25 siswa diberi tes kepribadian yang terdiri dari 20 pernyataan. b. Siswa diberi tes kemampuan yang terdiri dari 4 soal yang diambil dari soal ujian nasional sekolah dasar. c. Subjek penelitian diberi soal tes kreativitas yang terdiri dari 1 soal. d. Subjek diwawancarai berdasarkan hasil tulis tes kreativitas sebagai penguat jawaban. e. Hasil tes tulis dan wawancara diuji keabsahan menggunakan triangulasi teknik.
57 Siswa Kelas VII-A Tes Kepribadian Tes Kemampuan Subjek penelitian Wawancara Tes Kreativitas Data hasil wawancara Data hasil tes Triangulasi data Hasil penelitian Keterangan : : Kegiatan : Hasil : Alur kegiatan 2. Teknik Keabsahan Data Dalam penelitian ini keabsahan data menggunakan triangulasi teknik, karena peneliti mengumpulkan data melalui wawancara sebagai penguat hasil tes matematika. Menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2010: 241) tujuan penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitar. Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. 3. Teknik Analisis Data
58 a. Analisis hasil tes kepribadian siswa Mengopsi setiap jawaban kemudian hasil setiap opsi dijumlahkan untuk memperoleh skor tes kepribadian. Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa pada salah satu tipe kepribadian, maka tipe kepribadian itulah yang dominan dimiliki siswa. Cara menentukan skor (menurut Parkinson, 2004: 86) adalah sebagai berikut : Keterangan : Skor perolehan = skor Introvers + skor Ekstrovers 2 Skor untuk tipe kepribadian Introvers adalah skor negatif (-) Skor untuk tipe kepribadian Ekstrovers adalah skor positif (+) b. Analisis hasil tes kemampuan Data hasil tes kemampuan diperoleh dari hasil pekerjaan tertulis siswa dalam menyelesaikan soal, dan mengelompokkan hasil tes ke dalam tiga kriteria yaitu kemampuan tinggi, sedang, dan rendah c. Analisis hasil tes kreativitas Data hasil tes kreativitas diperoleh dari hasil pekerjaan tertulis (penyelesaian masalah) dan jawaban yang diucapkan subjek penelitian pada saat wawancara. Hal yang dilakukan adalah memeriksa kebenaran jawaban yang telah dibuat siswa kemudian mengamati adanya komponen kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan dalam menyelesaikan soal tersebut. d. Analisis hasil wawancara Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara : 1. Memutar rekaman untuk menulis wawancara 2. Mentranskrip hasil wawancara 3. Hasil wawancara yang tidak diperlukan dibuang yaitu hasil wawancara yang tidak berhubungan dengan kreativitas siswa. 4. Memeriksa kembali transkrip hasil wawancara dengan mendengarkan kembali rekaman hasil wawancara berlangsung.
59 Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nurul Hidayah Krian pada kelas VII-A pada tanggal 02-09 September 2014. Dalam penelitian ini data yang dianalisis berupa skor tes kepribadian, kemampuan matematika, dan kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Tabel 4 Pemilihan Subjek Penelitian Subjek Penelitian Jenis Kemampuan Tipe Kepribadian Absen 15 (Subjek 1) Tinggi Introvers Absen 17 (Subjek 2) Sedang Introvers Absen 10 (Subjek 3) Rendah Introvers Absen 13 (Subjek 4) Tinggi Ekstrovers Absen 12 (Subjek 5) Sedang Ekstrovers Absen 5 (Subjek 6) Rendah Ekstrovers 1. Analisis Hasil Tes Kepribadian Tes kepribadian ini diberikan pada siswa kelas VII-A MTs Nurul Hidayah Krian tanggal 2 September 2014. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan referensi dari Myers-Briggs Type Indicator yang dideskripsikan oleh jung. Berdasarkan hasil tes kepribadian, diketahui bahwa siswa yang berkepribadian introvers sebanyak 7 siswa, sedangkan siswa yang berkepribadian ekstrovers sebanyak 18 siswa. 2. Analisis Kemampuan Matematika Siswa Kemampuan matematika siswa kelas VII-A MTs Nurul Hidayah Krian diukur berdasarkan nilai hasil tes kemampuan yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2014. Hasil kemampuan siswa tersebut dianalisis untuk mengklasifikasi siswa menjadi tiga komponen yaitu kelompok siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa siswa yang termasuk dalam kelompok tinggi sebanyak 5 siswa, sedangkan siswa yang termasuk kelmpok sedang sebanyak 13 siswa, dan siswa yang termasuk kelompok rendah 7 siswa. 3. Analisis Kreativitas Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Dalam penelitian ini, kreativitas siswa dalam menyelesaikan masalah matematika didasarkan pada 3 komponen kreativitas yaitu kefasihan,
60 fleksibilitas dan kebaruan. Hasil wawancara dianalisis untuk memperjelas data penelitian, artinya apabila dari tes tulis belum dapat disimpulkan dengan jelas mengenai keterpenuhinya komponen kreativitas, maka wawancara dapat digunakan untuk mempertegas data penelitian agar dapat ditarik kesimpulan. Analisis kreativitas siswa ini didasarkan pada jawaban siswa saat mengerjakan tes tulis dan didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan pada siswa. Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang sudah dijelaskan bahwa tidak ada siswa yang mempunyai kreativitas tinggi. Siswa yang memiliki kepribadian introvers maupun ekstrovers yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah tidak memenuhi komponen kebaruan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Siswa cenderung hanya menggunakan langkah penyelesaian yang seragam. Daftar Rujukan Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Baharrudin. (2009). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Nuharini, D. (2008). Matematika Konsep dan Aplikasinya: untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Parkinson, M. (2004). Memahami Kuesioner Kepribadian. Solo: Tiga Serangkai Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya