III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

dokumen-dokumen yang mirip
V. DESKRIPSI PROVINSI ACEH Keadaan Geografis dan Wilayah Administrasi

BAB II URAIAN SEKTORAL. definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, sumber data, dan cara

BAB III URAIAN SEKTORAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA JAYAPURA 2010/2011. Gross Regional Domestic Product Of Jayapura Municipality

III. METODE PENELITIAN

BAB II URAIAN SEKTORAL

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. sebuah penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Struktur

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

III. METODE PENELITIAN

II.1. SEKTOR PERTANIAN

BAB. III. URAIAN SEKTORAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

PENDAHULUAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2010

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

COVER DALAM Indikator Ekonomi Kota Ternate 2015 i

KATA PENGANTAR. Bandung, November 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. K e p a l a,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik regional Bruto Kota Medan. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Daerah Sumatera Utara

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

Tinjauan Ekonomi Berdasarkan :

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

DAFTAR ISI... SAMBUTAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR TABEL POKOK...

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

BPS PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2014

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

SAMBUTAN. Assalamu alaikum Wr. Wb.

SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. Drs.HADI PURWONO Pembina Utama Muda NIP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Bandung. Kata Sambutan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

1.1 Pengertian Produk Domestik Regional Bruto 1.2 Kegunaan Statistik Pendapatan Regional 1.3 Perubahan Tahun Dasar

DRB menurut penggunaan menggambarkan penggunaan barang. dan jasa yang diproduksi oleh berbagai sektor dalam masyarakat.

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

Statistik KATA PENGANTAR

KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BERITA RESMI STATISTIK

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2013

SEKTOR ANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

ANALISIS PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BANDUNG 2014

Produk Domestik Regional Bruto

KABUPATEN KUNINGAN Gross Regional Domestic Product Kuningan Regency

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

Transkripsi:

38 III. METODE PENELITIAN A. Data dan sumber data Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun 2009 2013 dari instansi- instansi terkait yaitubadan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lampung Selatan. Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu: - Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lampung Selatan atas dasar harga konstan - Data PDRB Perkapita Kabupaten Lampung Selatan atas dasar harga konstan - Data Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan - Data Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Selatan - Data Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lampung Selatan B. Alat Analisis 1. Analisis Deskriftif Kuantitatif Analisis yang digunakan adalah indeks gini untuk menghitung ketimpangan pendapatan dan kurva lorenz untuk melihat pendistribusian pendapatan pada Kabupaten Lampung Selatan.

39 C. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Kondisi wilayah Ibukota Kabupaten Lampung Selatan adalah Kalianda yang terletak 57,55 km dari Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi Lampung. Kabupaten ini terletak di paling ujung Pulau Sumatera dan memiliki luas 2.007,1 km atau 5,7% dari luas wilayah Provinsi Lampung, meliputi 17 kecamatan dan 251desa/kelurahan( BPS,2013). Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 0 14 sampai dengan 105 0 45 Bujur Timur dan 5 0 15 sampai dengan 6 0 Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian ini, daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis. Wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan mempunyai batas batas sebagai berikut : a) Batas Utara : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur b) Batas Selatan : berbatasan dengan Selat Sunda. c) Batas Timur : berbatasan dengan Laut Jawa d) Batas Barat : berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran. Perekonomian Kabupaten Lampung Selatan selama periode 20010-2013 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Pada tahun 2010 nilai nominal PDRB Kabupaten Lampung Selatan adalah sebesar 4.350,04, kemudian pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 5.201,17. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2013 menunjukkan angka

40 yang baik, yakni sebesar 6,01 persen. Perekonomian Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 6,01 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2013 perekonomian Kabupaten Lampung Selatan tumbuh dan berkembang dengan baik dibanding dengan tahun sebelumnya. Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lampung Selatanpun mengalami peningkatan yang cukup menggairahkan dibanding tahun-tahun sebelumnya. 2. Penduduk Masalah kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah yang harus diperhatikan pemerintah dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi, tetapi juga dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah. Peningkatan kualitas penduduk dilakukan melalui peningkatan taraf kesehatan, pendidikan dan sosial ekonomi termasuk penghasilan dan pendapatan keluarga, serta peningkatan usaha kesejahteraan lainnya. Jumlah penduduk Kabupaten Lampung Selatan menurut hasil proyeksi pada tahun 2013 berjumlah 950.844. jiwa terdiri dari 488.637 penduduk laki-laki dan 462.207 penduduk perempuan. Adapun secara lengkap, jumlah penduduk Kabupaten Lampung Selatan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 disajikan pada tabel

41 Tabel 5. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Selatan tahun 2009-2013 Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2009 901.655-2010 912.490 1,48 2011 922.397 1,24 2012 939.390 1,88 2013 950.844 1,40 Rata-rata 1,5 Sumber: BPS Kabupaten Lampung Selatan *Angka diperbaiki *Angka Sementara Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 1,88%, dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,5%. 3. Gambaran Umum Mengenai Potensi Ekonomi di Kabupaten Lampung Selatan Perekonomian Lampung Selatan selama periode 2010-2013 menunjukkan perkembangan cukup baik. Pada tahun 2010 nilai PDRB Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan harga konstan adalah sebesar 4.350,04, tahun 2011 meningkat menjadi 4.615,64 dan di tahun 2012 meningkat lagi menjadi 4.906,39 dan yang terakhir lebih meningkat lagi menjadi 5.201,17 (BPS,2013). Dengan kata lain peningkatan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,71 persen dari tahun 2010, sedangkan laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 6,11 persen. 4. Potensi Ekonomi Potensi Ekonomi di Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari sembilan sektor ekonomi, yaitu:

42 1. Sektor Pertanian, terdiri dari: a) Subsektor Tanaman Pangan. Pembangunan pada subsektor ini diarahkan pada pengembangan produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah: padi, jagung, keelah pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buah-buahan, dan sayur-sayuran serta tanaman hias. b) Subsektor Tanaman Perkebunan. Pengembangan pada subsektor ini diarahkan untuk memenuhi kebutuhan akan hasil produksi untuk dipasarkan. Subsektor tanaman perkebunan meliputi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman perkebunan besar. c) Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya. Pengembangan pada subsektor ini diarahkan pada pemenuhan gizi masyarakat akan kebutuhan produksi daging, telur dan susu. d) Subsektor Perikanan. Pengembangan pada subsektor ini diarahkan untuk memenuhi gizi masyarakat akan hasil pertanian. 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian, pengambilan dan pemanfaatan segala macam barang tambang dan mineral serta barang galian yang tersedia di dalam tanah, baik yang berupa benda padat, benda cair maupun gas. Potensi yang dimiliki Kabupaten Lampung Selatan hanya mencakup pertambangan emas, batubara, dan penggalian batu-batuan, pasir, tanah liat, kerikil dan lainlain.

43 3. Sektor Industri Pengolahan Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik atau anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya, baik dilakukan dengan tangan, mesin atau proses kimiawi. 4. Sektor Listrik, Gas Kota dan Air Bersih. Di Kabupaten Lampung Selatan sektor ini hanya meliputi kegiatan listrik dan air minum, karena sampai saat ini produksi gas kota belum ada di Kabupaten Lampung Selatan. a. Subsektor listrik. Subsektor ini meliputi pembangunan dan penyaluran tenaga listrik dan pengoperasian jaringan distribusi guna penyaluran listrik, untuk dijual kepada konsumen, baik oleh PLN maupun bukan PLN. Termasuk juga disini, listrik hanya dibangkitkan sektor lain, seperti industri, jasa-jasa, yang dijual kepada pihak lain. b. Subsektor Air bersih. Subsektor ini meliputi pembangunan dan penyaluran air bersih yang disediakan perusahaan air minum daerah. 5. Sektor Bangunan Sektor ini meliputi usaha pembangunan/pembuatan, perluasan, pemasangan, perbainan berat dan ringan, perombakan dari suatu bangunan atau kontribuksi yang dimaksud dapat berupa: bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi dan konstruksi lainnya. Termasuk juga kegiatan subkonstruksi seperti pemasangan instalasi listrik, saluran telepon, alat pendingin, pemasangan saluran air, termasuk pula pembuatan dan perbaikan bangunan tempat tinggal yang dilakukan sendiri oleh rumah tangga, swasta, dan badan-badan pemerintah.

44 6. Sektor perdagangan, Hotel dan Restoran a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran. Subsektor ini meliputi kegiatan pembelian dan penjualan barang baik yang baru maupun bekas oleh pedagang, dari pihak produsen atau importir kepada pedagang lain, perusahaan, lembaga atau konsumen tanpa merubah bentuk, dalam partai besar. Perdagangan eceran meliputi kegiatan pembelian, dan penjualan kembali barang, umumnya melayani konsen perorangan atau rumah tangga, tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun barang bekas secara eceran. b. Subsektor Hotel. Subsektor ini meliputi hasil usaha penyediaan penginapan dan berbagai akomodasilainnya seperti hotel, motel, losmen dan sebagainya, baik yang tersedia untuk umum ataupun hanya untuk anggota suatu organisasi tertentu atas dasar suatu pembayaran. Termasuk pula disini kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya, yang berada dalam suatu satuan usaha dengan penginapan tersebut, datanya sulit dipisahkan. c. Subsektor Restoran/Rumah Makan. Subsektor ini meliputi usaha restoran/rumah makan, katering, restoran di kereta api, cafetaria dan kantin. Termasuk usaha penjualan seperti warung nasi, warung kopi, warung sate, dan sejenisnya. 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi a. Sektor Pengangkutan - Pengangkutan Rel, meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya,

45 baik bermotor( truk, bus,oplet, taksi, ojek, motor), maupun tidak bermotor( becak, pedati, gerobak). - Pengangkutan Jalan Raya, meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya, baik bermotor (truk, bus, oplet, taksi, ojek motor), maupun tidak bermotor(becak, pedati,gerobak). - Pengangkutan laut, meliputi pelayaran samudera dan perairan pantai menggunakan kapal laut, yang diusahakan oleh perusahaan pelayanan baik yang beroperasi di dalam maupun di luar daerah atau di luar negeri. Termasuk juga kegiatan jasa penunjang angkatan laut seperti pelabuhan laut/sungai, jasa pemanduan, bongkar maut, pergudangan, ekspedisi dan keagenan serta kegiatan angkutan sungai dan angkutan penyebrangan dengan menggunakan kapal feri. - Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan, meliputi kegiatan pengangkutan penumpang, barang, dan kendaraan dengan menggunakan kapal/angakutan sungai baik bermotor, maupun tidak bermotor, serta kegiatan penyebrangan dengan alat angkut feri. - Pengangkutan udara, meliputi kegiatan pengangkutan barang dan peumpang melalui udara dengan menggunakan pesawat udara/kapal terbang yang beroperasi di dalam maupun luar negeri, baik dilakukan teratur maupun tidak.

46 - Jasa Penunjang Angkutan, meliputi kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, yaitu jasa pelabuhan laut, bongkar muat, keagenan penumpang, ekspedisi laut dan jasa penunjang lainnya. b. Subsektor Komunikasi, meliputi jasa komunikasi untuk aman, pengiriman surat, paket, dan wesel yang diusahakan oleh PT Pos Indonesia dan perusahaan-perusahaan swasta. 8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan a. Subsektor Keuangan Bank dan Bukan Bank, meliputi jasa pelayanan di bidang perbankan seperti simpanan dalam bentuk tabungan dan giro, pengiriman uang, pemberian pinjaman. Jasa Keuangan Bukan Bank, meliputi pelayanan asuransi dan sebagainya. b. Subsektor Persewaan, meliputi pemberian jasa hukum, penyewaan gedung dan sebagainya. 9. Sektor Jasa-jasa a. Pemerintah Umum, meliputi jasa pelayanan sosial, seperti rumah sakit, puskesmas dan panti asuhan. b. Swasta, meliputi: - Subsektor Jasa Sosial dan Kemasyarakatan, meliputi jasa pendidikan mulai dari taman bank kanak-kanak sampai perguruan tinggi. - Subsektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga, meliputi jasa yang diberikan untuk perorangan dan rumah tangga, seperti jasa reparasi, jasa binatu, tukang cukur, tukang jahit, tukang las dan sebagainya.

47 5. Kondisi Ekonomi Daerah Kabupaten Lampung Selatan Perekonomian Kabupaten Lampung Selatan secara konsisten secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat. Pada tahun 2010 yang merupakan awal pemulihan ekonomi menunjukkan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,71 % tetapi pada tahun 2011 mencapai 6,11%. Pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan meningkatnya kapaistas perekonomian daerah. Peningkatan kapasitas tersebut terkait dengan faktor teknologi, modal, infrastruktur, kualitas sumber daya manusia dan ketersediaan faktor produksi. Karena itu harus ada upaya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan teknologi, ketersediaaan faktor, modal, daya dukung infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perluasan pasar. Tabel 6. PDRB Kabupaten Lampung Selatan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, 2010-2013 No Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 1 Pertanian 2.030,93 2.104,22 2.173,11 2.260,60 2 Pertambangan dan 51,30 54,18 57,62 59,08 Penggalian 3 Industri Pengolahan 383,65 423,86 482,44 537,23 4 Listrik, gas dan Air 18,20 20,51 23,27 26,47 bersih 5 Bangunan 205,30 227,81 254,20 280,31 6 Perdagangan, Hotel dan 519,95 555,05 593,57 626,64 Restoran 7 Transportasi dan 476,57 539,87 593,85 637,00 Komunikasi 8 Keuanganan, Persewaan 265,04 277,64 295,88 318,54 dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa 399,10 412,49 432,46 455,29 PDRB dengan Migas 100 100 1000 100 Sumber:BPS Kabupaten Lampung Selatan

48 Kondisi pembentukan PDRB ini dapat menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Lampung Selatan cenderung rentan terhadap gejolak pada sektor pertanian, sektor industri pengolahan tanpa migas dan perdagangan, restoran serta hotel. Hal tersebut dikarenakan ketiga sektor tersebut hampir menguasai perekonomian daerah. Dalam rangka memberikan landasan yang kuat bagi perekonomian daerah maka kondisi ini perlu ditransformasi sehingga lebih terdistribusikan secara berimbang dengan sektor-sektor lainnya. Untuk itu, harus ada upaya meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan transformasi struktur perekonomian daerahh. Sektor yang perlu terus dikembangkan adalah indsutri pengolahan terutama yang bersifat agroindustri sesuai dengan potensi yang ada serta keuangan, transportasi dan pertambangan.