RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECIL MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN SUMBU VERTIKAL LENZ2 PORTABEL

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBU VERTIKAL SAVONIUS PORTABEL MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN ABSTRAK

Rancang Bangun Generator Magnet Permanen Untuk Pembangkit Tenaga Listrik Skala Kecil Menggunakan Kincir Angin Savonius Portabel

Rancang Bangun Kincir Angin Sumbu Vertikal Pembangkit Tenaga Listrik Portabel

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL UNTUK PENERANGAN RUMAH TANGGA DI DAERAH PESISIR PANTAI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN PROTOTIPE SKEA MENGGUNAKAN ROTOR SAVONIUS DAN WINDSIDE UNTUK PENERANGAN JALAN TOL

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB II LANDASAN TEORI

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS L SUMBU VERTIKAL. Hendra Darmawan Penulis, Program Studi Teknik Elektro, FT UMRAH,

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Jalan Ahmad Yani No. 200 Pabelan Kartasura Sukoharjo

PROTOTYPE GENERATOR MAGNET PERMANEN MENGGUNAKAN KUMPARAN STATOR GANDA

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

MAKALAH PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE HORISONTAL DUA KIPAS DELAPAN BILAH DENGAN GENRATOR AXIAL. Disusun Oleh : WAHYU SETIAWAN D

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Prototipe SKEA Menggunakan Rotor Savonius dan Windside untuk Penerangan Jalan Tol

PERANCANGAN KINCIR ANGIN TIPE AXIAL SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISRIK

Rancang Bangun Vertical Wind Axis Turbin (VWAT) Dua Tingkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

Aspek Perancangan Generator Magnet Permanen Fluks Aksial 1 Fasa Untuk Mengakomodir Kecepatan Putar RPM

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN KINCIR ANGIN SAVONIUS sebagai SUMBER ENERGI LISTRIK

MAKALAH ACUK FEBRI NURYANTO D

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS UNTUK SISTEM PENERANGAN PERAHU NELAYAN

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SATU FASA TIPE AXIAL. Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 1, Acuk Febrianto 2

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA STATIS TUGAS AKHIR. Diajukan oleh: MUHAMMAD D

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

DESAIN JARAK STATOR DENGAN ROTOR YANG PALING OPTIMAL PADA GENERATOR MAGNET PERMANEN

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU TEGAK SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK RAMAH LINGKUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL

BAB II LANDASAN TEORI

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

1. BAB I PENDAHULUAN

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

PENGARUH SUDUT PUNTIR SUDU PADA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SEMICIRCULAR BLADE APLIKASI ALIRAN DALAM PIPA

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

MODEL TURBIN ANGIN PENGGERAK POMPA AIR

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

DESAIN MODEL TURBIN ANGIN EMPAT SUDU BERBASIS SILINDER SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Kincir Angin Savonius dengan Variasi Pengarah

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP TORSI DAN PUTARAN TURBIN SAVONIUS TYPE U

DESAIN DAN UJI KINERJA GENERATOR AC FLUKS RADIAL MENGGUNAKAN 12 BUAH MAGNET PERMANEN TIPE NEODYMIUM (NdFeB) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK SKALA KECIL MENGGUNAKAN KINCIR ANGIN SUMBU VERTIKAL LENZ2 PORTABEL Yusuf Ismail Nakhoda 1), Chorul Saleh 2) 1) 2) Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional Malang E-mail: yusuf_nakhoda@lecturer.itn.ac.id Abstrak. Pemanfaatan energi angin di Indonesia untuk saat ini masih tergolong rendah namun punya potensi yang sangat besar. Salah satu penyebabnya adalah karena kecepatan angin rata-rata di wilayah Indonesia tergolong kecepatan angin rendah, yaitu berkisar antara 3 m/s hingga 5 m/s sehingga sulit untuk menghasilkan energi listrik dalam skala besar. Meskipun demikian, potensi angin di Indonesia tersedia hampir sepanjang tahun, sehingga memungkinkan untuk dikembangkan sistem pembangkit listrik skala kecil. Inovasi dalam memodifikasi kincir angin perlu dikembangkan agar pada kondisi kecepatan angin yang rendah dapat menghasilkan energi listrik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan kajian teknis terhadap mesin konversi energi yang dapat digunakan untuk memanfaatkan sumber energi angin secara optimal dalam menghasilkan energi listrik. Untuk itu, dalam penelitian ini dikembangkan prototipe dengan melakukan rancang bangun generator magnet permanen pembangkit tenaga listrik menggunakan kincir angin sumbu vertikal model Lenz2 dengan konstruksi dibuat secara portabel, sehingga dapat dirakit dan dipindah-pindah dengan mudah serta dapat menghasilkan energi listrik yang maksimal dengan memanfaatkan kecepatan angin yang relatif rendah. Kata kunci: teleskop,slit-kolimator, serat optik, garis melekul air. 1 Pendahuluan Pengembangan energi terbarukan dapat dijadikan unggulan untuk mendampingi atau mensubstitusi pengggunaan bahan bakar minyak. Pengkajian energi ini mutlak dilakukan agar tidak terjadi krisis energi. Melalui kajian mesin konversi energi maka energi terbarukan di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kebutuhan energi di dalam menunjang keberlangsungan pembangunan dan kebutuhan manusia di bidang energi. Salah satu pemanfaatan energi terbarukan yang saat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan adalah energi angin. Energi ini merupakan energi yang bersih dan dalam proses produksinya tidak mencemari lingkungan. Perkembangan energi angin di Indonesia untuk saat ini masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah karena kecepatan angin rata-rata di wilayah Indonesia tergolong kecepatan angin rendah, yaitu berkisar antara 3 m/s hingga 5 m/s sehingga sulit untuk menghasilkan energi listrik dalam skala besar. Meskipun demikian, potensi angin di Indonesia tersedia hampir sepanjang tahun,sehingga memungkinkan untuk dikembangkan sistem pembangkit listrik skala kecil. Salah satu bentuk kincir angin yang relatif mudah dibuat adalah kincir angin dengan sumbu vertikal. Kincir angin jenis ini berputar dengan memanfaatkan kecepatan angin dari berbagi arah dan mudah dikonversi untuk membangkitkan energi listrik. 1.1 Kajian Pustaka 1.1.1 Kincir Angin Kincir angin merupakan sebuah alat yang digunakan dalam Sistem Konversi Energi Angin (SKEA). Kincir angin berfungsi merubah energi kinetik angin menjadi energi mekanik berupa putaran poros. B70.1

Putaran poros tersebut kemudian digunakan untuk beberapa hal sesuai dengan kebutuhan seperti memutar dinamo atau generator untuk menghasilkan listrik. Desain dari kincir/turbin angin sangat banyak macam jenisnya, berdasarkan bentuk rotor, kincir angin dibagi menjadi dua tipe, yaitu turbin angin sumbu mendatar (horizontal axis wind turbine) dan turbin angin sumbu vertikal (vertical axis wind turbine) (Daryanto, 2007). 1.1.2 Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) HAWT merupakan turbin yang poros utamanya berputar menyesuaikan arah angin. Agar rotor dapat berputardengan baik, arah angin harus sejajar dengan poros turbin dan tegak lurus terhadap arah putaran rotor. Biasanya turbin jenis ini memiliki blade berbentuk airfoil seperti bentuk sayap pada pesawat. Secara umum semakin banyak jumlah blade, semakin tinggi putaran turbin. Setiap desain rotor mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan turbin jenis ini, yaitu memiliki efisiensi yang tinggi, dan cut-in wind speed rendah. Kekurangannya, yaitu turbin jenis ini memiliki desain yang lebih rumit karena rotor hanya dapat menangkap angin dari satu arah sehingga dibutuhkan pengarah angin. Gambar 1. Macam-macam desain turbin angin HAWT [2] 1.1.3 Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) VAWT merupakan turbin angin sumbu tegak yang gerakan poros dan rotor sejajar dengan arah angin, sehingga rotor dapat berputar pada semua arah angin. VAWT juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, yaitu memiliki torsi tinggi sehingga dapat berputar pada kecepatan angin rendah, generator dapat ditempatkan di bagian bawah turbin sehingga mempermudah perawatan dan kerja turbin tidak dipengaruhi arah angin. Kekurangannya yaitu kecepatan angin di bagian bawah sangat rendah sehingga apabila tidak memakai tower akan menghasilkan putaran yang rendah, dan efisiensi lebih rendah dibandingkan HAWT. Ada tiga model rotor pada turbin angin jenis ini, yaitu: Savonius, Darrieus, dan H rotor. Turbin Savonius memanfaatkan gaya drag sedangkan Darrieus dan H rotor memanfaatkan gaya lift. (Mittal, 2001). Turbin Savonius ditemukan oleh sarjana Finlandia bernama Sigurd J. Savonius pada tahun 1922, konstruksi turbin sangat sederhana, tersusun dari dua buah sudu setengah silinder (Soelaiman, 2006). B70.2

Salah satu model VAWT yang mempunyai desain terbaik yang menggunakan kombinasi drag dan lift untuk menghasilkan tenaga, sehingga memiliki torsi startup yang sangat baik dan efisiensi adalah model Lenz2 (http://www.thebackshed.com/windmill/articles/lenz23.asp) Gambar 2. Macam-macam desain kincir angin VAWT [8] 1.1.4 Permanent Magnet Generator (PMG) Desain dari PMG sendiri dirancang secara khusus karena mempertimbangkan energi utama yang dikonversi adalah energi angin. Dibutuhkan rpm rendah untuk memutar PMG supaya menghasilkan Listrik. Gambar 3 menunjukkan konstruksi dari PMG dengan 1 buah stator dan 2 buah rotor. Gambar 3. (a) Konstruksi PMG dengan 1 buah stator dan 2 buah rotor [16] Fluksi magnit yang dibutuhkan untuk pembangkitan energi listrik didapat dari magnit permanen, maka generator tidak memerlukan proses exitasi pembangkitan sehingga efisiensi penggunaan energi listrik untuk dimanfaatkan sebagai suplai beban sangattinggi.. (a) (b) Gambar 4. Konstruksi (a) stator dan (b) rotor generator magnet permanen [16 B70.3

1.1.5 Rancang Bangun Kincir Angin Banyak model atau jenis kincir angin sumbu vertikal, dari beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah dapat digunakan pada kecepatan angin yang rendah. Dalam penelitian dikembangkan prototipe VAWT model Lenz2. Pada jenis ini, angin yang berhembus salah satu bilah rotor diharapkan lebih banyak mengalir ke bilah rotor lainnya melalui celah di sekitar poros sehingga menyediakan daya dorong tambahan pada bilah rotor ini, akibatnya rotor dapat berputar lebih cepat. Prototipe dibuat dengan 3 (tiga) buah blade yang model konstruksinya dibuat secara portabel, sehingga dapat dirakit dan dipindah-pindah dengan mudah. Dalam proses pembuatannya dipilih bahan material untuk rangka blade dari besi pipa kotak dan untuk blade dari bahan plat aluminium. Gambar 5. Bentuk blade kincir angin sumbu vertikal model Lenz2 Gambar 6. Bagian-bagian kincir angin sumbu vertikal, tower dan rumah generator B70.4

Gambar 7. Konstruksi kincir angin sumbu verikal model Lenz2 setelah dirakit 1.1.6 Rancang Bangun Generator Magnet Permanen Dalam merancang PMG terlebih dahulu dilakukan pembuatan desain dudukan rotor, desain stator, serta desain poros. Desain proses berguna untuk mengintegrasikan semua proses yang terjadi dalam aplikasi yang di buat. Beberapa parameter yang dapat menentukan kapasitas daya generator yang diinginkan seperti, kekuatan fluks magnet, jumlah kumparan dan belitannya,jumlah magnet serta ukuran diameter kawat. Tujuan perancangan alat ini adalah untuk mempermudah menentukan jumlah kumparan pada stator dan serta ukuran diameter kawat tembaga dan jumlah magnet yang akan digunakan. Rotor generator yang dirancang memiliki 12 buah pasang kutub 1 fasa. Kutub kutub disusun dari magnet permanen ND-35 berukuran 50 mm x 15mm x 6 mm. Magnet magnet ini di susun pada piringan akrilik yang dipasang pada puli untuk membentuk piringan magnet. Kedua piringan magnet ini disusun secara berhadapa-hadapan dengan kutub utara magnet piringan pertama berhadapan dengan kutub selatan piringan magnet ke-2. Stator generator memiliki 12 buah lilitan kumparan yang diseri dalam 1 fase. Sedangkan masingmasing lilitan kumparan di buat dengan diameter 3 cm dan 6 cm. Lilitan-lilitan kumparan tersebut dibuat dari kawat email dengan ukuran 1 mm dengan jumlah lilitan sebanyak 150 buah. Generator magnet permanen ini dirancang untuk bekerja pada frekuensi 50 Hz dan berputar pada kecepatan 500 rpm. Tegangan keluaran dirancang 24 Volt pada kondisi tanpa beban, untuk kemudian disearahkan untuk mengisi akumulator. (a) (b) Gambar 8. (a) Konstrusksi stator generator dengan 12 lilitan kumparan (b) dua rotor generator dengan 16 kutub dengan magnet permanen B70.5

2 Pembahasan 2.1 Pengujian Alat Gambar 9. Konstrusksi hasil perakitan PMG Pengujian pembangkit listrik tenaga angin adalah untuk mengetahui energi yang dihasilkankincir angin serta untuk mengetahui berapa besar tegangan yang mengalir baiktegangan minimal,maupun tegangan maksimalnya.pengujian ini dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran tanpa beban PMG terhadap putaran rotor generator. Selanjutnya dilakukan pengujian PMG untuk pengisian baterai dengan mengukur tegangan keluaran dan besarnya arus terhadap putaran rotor generator. 2.1.1 Pengujian Kincir Angin Tanpa Beban Tabel 1. Hubungan antara kecepatan angin terhadap putaran dan tegangan keluaran generator tanpa beban Waktu (jam) Kecepatan Angin (m/s) Putaran Generator (rpm) Tegangan Keluaran Generator (V ) 08.00 1,2 - - 09.00 3,0 224 6,41 10.00 5,0 389 12,76 11.00 8,0 502 14,90 12.00 4,0 370 10,87 13.00 7,1 456 13,78 15.00 7,5 468 14,32 16.00 5,2 394 12,85 17.00 3,0 230 6,33 Pada pengujian antara kecepatan angin terhadap putaran dan tegangan keluaran generator tanpa beban pada kecepatan putaran rotor generator 224 rpm sampai dengan 502 rpm menghasilkan tegangan keluaran sebesar 6,41 V sampai dengan 14,90 V. 2.1.2 Pengujian Kincir Angin Setelah Dipasang Baterai Tabel 2. Hubungan antara kecepatan angin terhadap putaran dan tegangan keluaran generator setelah dipasang baterai Waktu (jam) Kecepatan Angin (m/s) Putaran Generator (rpm) Tegangan Keluaran Generator (V ) 08.00 1,2 - - 09.00 3,0 186 4,23 10.00 5,0 359 12,30 11.00 8,0 471 14,36 B70.6

Waktu (jam) Kecepatan Angin (m/s) Putaran Generator (rpm) Tegangan Keluaran Generator (V ) 12.00 4,0 306 10,28 13.00 7,1 427 12,72 14.00 6,0 398 12,44 15.00 7,5 435 13,35 16.00 5,2 362 12,07 Dari pengukuran putaran rotor generator setelah dipasang baterai 12 V 32 Ah dapat diketahui bahwa putaran rotor generator terendah sebesar 186 rpm sampai dengan putaran rotor generator tertinggi sebesar 471 rpm, sedangkan tegangan generator mulai dapat mengisi baterai pada putaran rotor generator 362 rpm menghasilkan tegangan 12,07 V sampai dengan putaran rotor generator 471 rpm menghasilkan tegangan 14,36 V. 3 Kesimpulan a. Prototipe kincir angin sumbu vertikal (VAWT) model Lenz2 ini dirancang bangun dengan menggunakan tiga buah blade dan PMG dengan sebuah stator dan dua buah rotor serta tiang penyangga yang seluruh bagian komponen dengan model konstruksinya dibuat secara portabel, sehingga dapat dirakit dan dipindah-pindah dengan mudah. b. Pengujian dengan pengukuran tegangan generator tanpa beban pada kecepatan putaran rotor generator 224 rpm sampai dengan 502 rpm menghasilkan tegangan keluaran sebesar 6,41 V sampai dengan 14,90 V. c. Dari pengukuran putaran rotor generator setelah dipasang baterai 12 V 32 Ah dapat diketahui bahwa pada generator mulai dapat mengisi baterai pada putaran rotor generator 362 rpm dengan tegangan keluaran 12,07 V sampai dengan 471 rpm dengan tegangan keluaran sebesar 14,36 V. Daftar Pustaka [1]. Culp, Archie W., 1991. Prinsip-Prinsip Konversi Energi. Jakarta: Erlangga. Terjemahan: Principles of Energy Conversion. 1979. McGraw-Hill, Ltd [2]. Daryanto, Y., 2007. Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Balai PPTAGG - UPT-LAGG [3]. Dutta, Animesh. 2006. Basics of Wind Technology. Asian Institute of Technology Thailand. 6 Juli 2006 [4]. Giles, Ranald V., 1990. Mekanika Fluida dan Hidraulika (SI-Metrik) Edisi Kedua (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. [5]. Guntoro, W., 2008. Studi Pengaruh Panjang dan Jumlah Baling-Baling Terhadap Efisiensi Daya Listrik Pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Bandung:ITB [6]. Kamal, Faizul M., 2008. Aerodynamics Characteristics of A Stationary Five Bladed Vertical Axis Vane Wind Turbine. Journal of MechanicalEngineering, Vol. ME39, No. 2, pp. 95-99 [7]. Khan, N.I., Iqbal, M.T., Hinchey, Michael, dan Masek, Vlastimil. 2009. Performance of Savonius Rotor As A Water Current Turbine. Journal of Ocean Technology. Vol. 4, No. 2, pp. 71-83 [8]. Mittal, Neeraj. 2001. Investigation of Performance Characteristics of a Novel VAWT. Thesis. UK: Departement of Mechanical Engineering University ofstrathclyde [9]. Nakajima, M., Lio, S., dan Ikeda, T., 2008. Performance of Double-step Savonius Rotor for Environmentally Friendly Hidroulic Turbine. Journal of FluidScience And Technology. Volume 3 No. 3, pp 410-419 [10]. Rosidin, Nanang. 2007. Perancangan, Pembuatan, dan Pengujian Prototipe SKEA Menggunakan Rotor Savonius dan Windside Untuk Penerangan Jalan Tol. Bandung: ITB [11]. Soelaiman, F., Tandian, Nathanael P., dan Rosidin, N., 2006. Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Prototipe SKEA Menggunakan Rotor Savonius dan Windside untuk Penerangan Jalan Tol; Bandung. ITB B70.7

[12]. Hariyotejo Pujowidodo, Jefri Helian, Gatot Eka Pramono, Abrar Ridwan. Pengembangan Generator Mini Dengan Menggunakan Magnet Permanen Departemen Teknik Mesin, Program Pasca Sarjana, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [13]. Pudji Irasari, Novrita Idayanti,2007. Aplikasi Magnet Permanen BaFe12O19 dan NdFeB Pada Generator Magnet Permanen Kecepatan Rendah Skala Kecil. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) [14]. Nanang Sudrajat,Tony Kristianto, 2013.Fabrikasi Magnet Permanen Bonded NdFeB untuk Prototipe Generator. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). [15]. http://www.thebackshed.com/windmill/ articles/lenz23.asp [16]. http:/www.scoraigwind.com/pmgbooklet/ Itpmg.pdf B70.8