BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

Oleh: Hadi Kusyono,S.Pd SDN Randuagung 01 Jember

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Film Kartun Dalam Pengajaran Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Kemampuan Mendengar. di STIT (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah) Uluwiyah Mojokerto

ALAT PERAGA INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN 2 BOCOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

PENINGKATAN HASIL BELAJAR NILAI PENGETAHUAN HAM MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA MAPEL PPKn PESERTA DIDIK KELAS XI SMK NEGERI 6 SEMARANG

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hlm Yuwono, Paradigma Baru Pembelajaran keagamaan di Madarasah Ibtidaiyah, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK PADA CERPEN MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL. Yuni Setiarini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

aantara lain tape recorder dan radio. Alat peraga visual adalah alat peraga 3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

BAB I PENDAHULUAN. ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMP BINA PUTRA NUSANTARA SEREN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ritna. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIT 8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Unik Ambar Wati PENDAHULUAN

Penggunaan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada. Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menyimak Cerita Pendek di Kelas V SDN 1

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang nyata berupa out put atau hasil dari sebuah pembelajaran. Baik atau tidaknya hasil pembelajaran tergantung pada proses itu berlangsung. Dalam hal ini, siswa sebagai peran utama yang dijalankan oleh guru. Untuk itulah seorang guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif. 2. Pengertian Belajar Menurut Skinner dakam Barlow dikutip oleh Faturrohman (2007: 5) mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi dan penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Menurut Sutikno (2007: 5) mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Udin S. Winataputra (2007: 32) ada Sembilan tahap pengolahan (proses) kognitif dalam belajar, yaitu : (1) membangkitkan perhatian, (2) memberitahukan tujuan pembelajaran pada siswa, (3)

merangsang ingatan pada materi prasyarat, (4) memberikan bahan perangsang, (5) menampilkan unjuk kerja, (6) memberikan umpan balik, (7) menilai unjuk kerja, (8) memberi bimbingan belajar, (9) meningkatkan retensi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan harus dilaksanakan dengan metode yang tepat sehingga mudah diterima oleh siswa. Dalam penelitian ini, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri siswa, dan perubahan itu merupakan hasil belajar yang menghasilkan perubahan-perubahan, tingkah laku, sikap, ketrampilan, pemahaman dan pengetahuan. 3. Menyimak Sebagai Suatu Kegiatan Pembelajaran yang Efektif Pada dasarnya, tujuan utama pengajaran adalah agar siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca dan terampil menulis.. Pada penelitian ini, dalam meyampaikan suatu pesan dan informasi terhadap peserta didik tentang identifikasi terhadap unsur-unsur cerita, maka peneliti telah memilih media panggung boneka. Penggunaan media panggung boneka ini akan dimanfaatkan oleh peneliti dengan cara, siswa menyimak cerita yang ditampilkan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Menurut Anderson dikutip oleh Tarigan (1986: 28) mendefinisikan bahwa menyimak sebagai proses besar mendengarkan, mengenal serta

menginterprestasikan lambang-lambang lisan. Dengan demikian, bahwa menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Seperti yang disarikan dari Logan [et al] dan Shrope dalam Tarigan (1986: 56) bahwa tujuan seseorang menyimak itu beraneka ragam, antara lain : a) Menyimak untuk belajar dan memperoleh pengetahuan b) Menyimak untuk menikmati c) Menyimak untuk mengevaluasi d) Menyimak untuk mengapresiasi e) Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide f) Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi g) Menyimak untuk memecahkan masalah h) Menyimak untuk meyakinkan Dengan demikian, tujuan menyimak adalah sebagai pemahaman terhadap sesuatu dari materi yang diajarkan atau yang diperdengarkan atau yang dipagelarkan. 4.. Langkah-langkah Dalam Menyimak Di dalam kegiatan menyimak ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh penyimak, dalam penelitian ini sebagai penyimak

adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan. Adapun langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : a. Menentukan bahan simakan b. menetapkan tujuan c. mendengarkan d. menyampaikan hasil 5.. Hasil Belajar Suatu keberhasilan belajar merupakan hasil dari proses interaksi antara guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila diikuti cirriciri sebagai berikut: a) Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik individu maupun kelompok. b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (PTK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok. c) Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial mengantarkan materi tahap berikutnya. Hasil belajar merupakan suatu kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Menurut Benyamin Bloom dalam Sri Anitah (2009: 19) bahwa yang dapat mewujudkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain

itu, secara umum, banyak yang mengaitkan keaktifan belajar dengan minat dan motivasi. Minat merupakan suatu kesiapan diri untuk menerima materi. Sedangkan motivasi adalah kondisi khusus yang dapat mempengaruhi individu untuk belajar. Menurut Mc. Donald (dalam Sutikno, 2007: 19) mengungkapkan bahwa motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Untuk itulah, sebagai upaya guru menumbuhkan dan meningkatkan pembelajaran dapat dilakukan beberapa cara sebagai berikut : a) Mengkaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita dan bakat siswa b) Menciptakan situasi belajar yang tidak monoton, misalnya menggunakan metode belajar yang bervariasi, penggunaan media dan penggunaan pendekatan yang tepat. Belajar bahasa pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan kemampuan menggunakan bahasa dalam berbagai keperluan. Mata pelajaran Bahasa Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar, berkomunikasi dan mengungkapkan pikiran dan perasaan serta kesatuan dan persatuan bangsa. Keberhasilan belajar bahasa tidak lepas dari minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan agar hasil beljar siswa optimal adalah : (a) prisip

mengaktifkan siswa, (b) prinsip kesesuaian, (c)prinsip memberikan kepuasan, (d) prinsip pengalaman belajar yang sama menimbulkan hasil yang berbeda, (e) prinsip variasi pengalaman belajar. Berdasarkan uraian di atas maka diharapkan dalam aktivitas proses pembelajaran dapat membangkitkan minat belajar siswa untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang optimal. 6. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi pengajaran, media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Gearlach dan Ely (dalam Sutikno, 2007: 65) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap. Perkembangan kognitif anak usia SD berada pada tahap perkembangan operasional konkret, di mana pada anak usia ini akan lebih mudah memahami jika menggunkan objek-objek konkret dan anak terlibat langsung didalamnya. Oleh karena itu dalam pembelajaran perlu didukung dengan sesuatu yang dapat dilihat secara rasional oleh indra penglihatan. Karena penglihatan dapat merekam berbagai aspek seperti warna dan bentuk, sehingga dapat menumbuhkan minat dan kreatifitas. Hal

ini mengisyaratkan guru untuk mengeksploitasi sumber daya dan alat peraga dalam pembelajaran dan mampu merancang pembelajaran yang dapat melibatkan anak secara aktif. Dilihat dari jenisnya, media dibagi menjadi tiga, yaitu : a) Media Auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Contohnya : radio, cassette recorder, piringan hitam. b) Media Visual, adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Contohnya : film rangkai, foto, gambar, lukisan atau cetakan, film bisu atau kartun. c) Media Audio Visual, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar. Contohnya : Video cassette, DVD dan film. Menurut Atwi Suparman dikutip oleh Sutikno (2007: 65) mendefinisikan, bahwa media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun fungsi media pada proses pembelajaran dalam Sadiman (1990: 16) menyebutkan bahwa secara umum media pendidikan mempunyai keguanaan sebagai berikut : 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan saja). 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3) Dapat mengatasi sifat pasif peserta didik.

4) Dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul dari pendidikan dan lingkungan siswa yang heterogen dalam materi pendidikan dan kurikulum yang sama. b. Panggung Boneka Pada dasarnya panggung boneka merupakan suatu jenis alat peraga audio visual. Seperti yang diungkapkan oleh A. Ghazali dalam Ahmad Rohani (2004; 23) mengatakan agar peserta didik mudah mengingat, menceritakan, dan melaksanakan sesuatu (pelajaran) yang pernah diamati (diterima, dialami) di kelas, hal demikian perlu didukung media pengajaran yang konkret. Oleh sebab itu, pada hakekatnya panggung merupakan tempat pertunjukkan. Pada penelitian ini yang dimaksud panggung boneka adalah tempat memainkan boneka untuk menggambarkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Tempat ini dapat disusun dengan sangat sederhana hanya berupa meja yang ditempatkan merapat dengan papan tulis sebagai background. Di atas meja boneka-boneka dimainkan untuk menggambarkan alur cerita. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Poerwadharminta (Balai Pustaka), panggung adalah tempat untuk mempertunjukkan lakon atau pementasan. Peneliti berharap dengan menggunakan panggung boneka proses pembelajaran menjadi semakin menarik dan mampu meningkatkan prestasi siswa dalam belajar dan dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita. Pembelajaran menggunakan panggung boneka pada pelaksanaannya justru banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini akan muncul ketika siswa menceritakan kembali cerita yang didengarnaya dengan bahasanya sendiri di depan kelas secara bergantian, sementara siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberikan komentar atas penampilan rekannya. Dengan demikian suasana kelas menjadi lebih hidup. c. Langkah Kegiatan Menggunakan Panggung Boneka Pada proses pembelajaran telah direncanakan untuk melakukan dua siklus tindakan termasuk pada kegiatan perbaikan. Seperti yang diketahui sebelumnya, tentang kondisi awal dan rendahnya prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan terhadap pemahaman unsur cerita pada pelajaran Bahasa Indonesia, maka guru melakukam suatu inovasi untuk melakukan tindakan kelas guna meningkatkan prestasi belajar siswanya. Dalam kegiatan ini, guru telah menyiapkan alat peraga berupa panggung boneka dan memperagakannya secara klasikal. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab untuk menggali pemahaman siswa dalam menangkap pesan atau informasi yang telah diperagakan melalui panggung boneka. Setelah tahap ini, kemudian guru membagi siswa dalam 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 4-5 siswa yang dilanjutkan

dengan diskusi dan membuat kesimpulan tentang cerita yang disimak. Sebagai tahap akhir, siswa di evaluasi melalui tes formatif serta menceritakan kembali isi dongeng menggunakan kata-kata sendiri secara tertulis. Berdasarkan tahapan-tahapan di atas, maka dapat diketahui seberapa besar pengaruh penggunaan panggung boneka terhadap kegiatan pembelajaran. B. Hasil Penelitian Yang Relevan Permainan panggung boneka merupakan suatu metode penggunaan alat peraga pada sebuah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, serta sebagai sarana untuk mempermudah peserta didik menerima pesan yang akan disampaikan oleh guru atau pewicara. Seperti yang diungkapkan oeh A Ghazali dalam Ahmad Rohani, (2004: 23) mengatakan agar peserta didik mudah mengingat, menceritakan dan melaksanakan sesuatu (pelajaran) yang pernah diamati (diterima, dialami) di kelas. Metode ini digunakan karena rendahnya nilai yang diperoleh dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menyimak, pada peserta didik kelas V SD Negeri 3 Kembangan. Kondisi pesrta didik di tempat lain juga menunjukkan hal yang tidak jauh berbeda melalui hasil penelitian-penelitian, di antaranya Sri Murtini, (2010) dalam, peningkatan keterampilan menyimak cerpen melalui media kaset audio pada siswa kelas IX D SMP Negeri 1 Tegal tahun 2010/2011. Penelitian ini menyatakan bahwa kualitas keterampilan menyimak peserta

didik pada tingkat SD maupun SMP masih rendah. Keadaan seperti ini dialami juga oleh siswa kelas V di SD negeri 3 Kembangan. Untuk mencapai keberhasilan pembelajaran menyimak dengan baik di kelas, guru perlu menerapkan metode pembelajaran secara selektif sehingga keempat keterampilan berbahasa bisa terpadu dalam satu pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti mencoba membantu meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan keterampilan menyimak melalui penerapan model pembelajaran dengan menggunakan panggung boneka. C. Kerangka Berfikir Timbulnya pemikiran untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran ini adalah ditemukannya suatu kenyataan bahwa terdapat kesulitan pada siswa kelas V SD Negeri 3 Kembangan dalam memahami suatu kalimat dan materi tentang mengidentifikasi unsur-unsur cerita. Berdasarkan kenyataan, hanya terdapat 6 siswa dari 14 siswa atau 42,8% yang telah tuntas dan mendapat nilai di atas 70 sesuai dengan KKM yang ditentukan sekolah. Dari temuan ini, peneliti memutuskan untuk memecahkan masalah dengan tindakan perbaikan pembelajaran menggunakan siklus berdaur yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, melalui pengunaan permainan panggung boneka sebagai alternatif dan diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Secara skematis kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut :

Kondisi awal Pendahuluan 1. Wawancara dengan guru 2. Pengumpulan data - kondisi awal, guru belum menggunakan media, prestasi siswa masih dibawah KKM dan semangat belajar siswa rendah Pemantapan dan penetapan 1. Refleksi 2. Diskusi dengan observer 3. Menetapkan perbaikan ketrampilan siswa dalam mingidentifikasi unsurunsur cerita dengan penggunaan panggung boneka Persiapan penelitian 1. Menyusun RPP 2. Menyusun lembar observasi 3. Mempersiapkan observer dan guru 4. Diskusi dengan observer untuk menentukan siklus I Tindakan siklus II 1. perencanan pembelajaran 2. Pelaksanaan pembelajaran 3. Observasi proses pembelajaran 4. Evaluasi 5. refleksi siklus II Revisi Belum berhasil Tindakan siklus I 1. perencanan pembelajaran 2. Pelaksanaan pembelajaran 3. Observasi proses pembelajaran 4. Evaluasi 5. refleksi siklus I Berhasil kondisi akhir, prestasi dan semangat belajar siswa, kemampuan dalam mengidentivikasi unsur cerita meningkat - Kondisi akhir Simpulan simpulan berhasil Gambar 2.1 Kerangka berpikir alur penelitian tindakan kelas D. Hipotesis Tindakan Dengan memperhatikan rujukan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Model pembelajaran dengan menggunakan panggung boneka dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur cerita.