BAB 1 PENDAHULUAN. (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usia toddler merupakan usia anak dimana dalam perjalanannya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Periode lima tahun pertama kehidupan anak (masa balita) merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

BAB I PENDAHULUAN. dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia seutuhnya yang dapat dilakukan melalui berbagai. dimasa yang akan datang, maka anak perlu dipersiapkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu mencapai tugas perkembangannya. Menerangkan gambar dan tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

BAB 1 PENDAHULUAN. 102/ kelahiran hidup (Visi Indonesia Sehat 2015). Penyebab tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP & PA) menyebutkan bahwa setiap anak merupakan aset

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang. perkembangan seorang individu, pada masa ini anak mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi secara simbolik baik visual maupun auditorik. 1 Pola

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak). Terdapat perkembangan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan adalah keinginan setiap orang tua (Ummu Shofi, 2008 : 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama dalam kehidupannya yang merupakan. lingkungan bagi anak untuk memperoleh stimulasi psikososial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya pembangunan manusia yang berkualitas, faktor tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Jiwa menurut Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. retardasi mental atau keterbelakangan mental. Sekitar 48 kepala keluarga,

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Anak dalam perkembangannya dapat berkembang normal atau mengalami

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

KOMUNIKASI DAN WAWANCARA KLINIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak seimbang, mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masa remaja terbagi menjadi tiga bagian yaitu, salah satunya

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB V PEMBAHASAN. Pengolahan data berdasarkan kumpulan data yang diperoleh diupayakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai dengan upaya mengusahakan tumbuh kembang anak seoptimal. mungkin sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan anak juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera

BAB I PENDAHULUAN. landasan teoretis yang melandasi penelitian ini. Kemudian, definisi operasional

BAB I PENDAHULUAN. kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAHASA BERDASARKAN LENGKAP TIDAKNYA STATUS ORANG TUANYA DI KECAMATAN KARTASURA SKRIPSI

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Gangguan jiwa adalah sebuah penyakit dengan. manifestasi dan atau ketidakmampuan psikologis atau perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa anak-anak merupakan salah satu masa yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa pra sekolah merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. karena menentukan dasar kehidupan selanjutnya (Susilaningrum, 2013).

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. meliputi seluruh perubahan fisik, motorik dan kemampuan bahasa. Masing

BAB I PENDAHULUAN. berlainan akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan (growth)

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah yang diberikan Tuhan pada setiap umat

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) dimasa yang akan datang, oleh karenanya pembangunan manusia di masa yang akan datang haruslah dimulai dengan pembinaan anak di masa sekarang. Dengan kata lain anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya (Narendra, 2004). Pembelajaran pada masa golden age merupakan wahana untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu bidang pengembangan dasar yang penting dikembangkan sejak dini adalah perkembangan bahasa. Kemampuan berbahasa anak merupakan hal penting karena dengan berbahasa anak akan mampu mengutarakan keinginannya dan dapat berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain guna mencapai tahapan sesuai dengan tugas perkembangannya (Sofia Hartati, 2005). Komitmen merupakan konsep niat dan identifikasi strategi yang di rencanakan sehingga mempengaruhi perilaku. Sedangkan perilaku dibentuk oleh sifat perilaku individu yang dipertimbangkan dari faktor biologis, faktor psikologis dan faktor sosial budaya (Pender, 2012). Hubungan antara komitmen dengan perilaku pemberian stimulasi perkembangan bicara dan bahasa merupakan hal 1

2 penting yang harus diperhatikan. Seperti halnya di Desa Karangpatihan yang terletak kurang lebih 15 km barat daya alun-alun ponorogo. Kondisi geografisnya dikelilingi pegunungan kapur sehingga menyebabkan tanah di beberapa wilayah tidak bisa menyimpan nutrisi dengan baik. Dari sekitar lima ribu jiwa yang ada didesa ini, terdapat 98 warga desa Karangpatihan mengalami keterbelakangan mental (Sindo, 2013). Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong Ponorogo pada tanggal 13 Desember 2013 terhadap 10 anak usia 12-36 bulan didapatkan hasil 80% (8 dari 10 anak) mengalami perkembangan normal, 20% (2 dari 10 anak) mengalami perkembangan meragukan. Namun, sampai saat ini komitmen dan perilaku Ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa pada toddler belum pernah diteliti. Beberapa data menunjukkan angka kejadian anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay) cukup tinggi. Dari 1.304 arahan antara 1 januari 2003 sampai 1 Desember 2004 di Singapura, 45% berusia 2-4 tahun dan 74% anak laki-laki. Setelah di evaluasi klinis, 7% yang di temukan sesuai dengan tahapan perkembangan. Satu kekhawatiran penyajian yang paling umum adalah bicara dan bahasa (S&L) DELAY (29%) (NCBI, 2012). Prevalensi keterlambatan perkembangan berbahasa di Indonesia belum pernah diteliti secara luas. Kendalanya dalam menentukan kriteria keterlambatan perkembangan berbahasa. Data di Departemen Rehabilitasi Medik RSCM tahun 2006, dari 1125 jumlah kunjungan pasien anak terdapat 10,13% anak terdiagnosis keterlambatan bicara dan bahasa (Departemen Rehabilitasi Medik

3 RSCM, 2006). Sedangkan data dari Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) Jawa Timur pada tahun 2012 melakukan pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0-72 bulan. Dari hasil pemeriksaan untuk perkembangan ditemukan normal sesuai dengan usia 53%, meragukan (membutuhkan pemeriksaan lebih dalam) sebanyak 13%, penyimpangan perkembangan sebanyak 34%. Dari penyimpangan tersebut 44% adalah bicara bahasa. Di Indonesia anak yang berusia kurang dari lima tahun dengan gangguan bahasa yang tidak ditangani akan memiliki kemampuan verbal yang rendah, gangguan dalam membaca dan mengeja serta gangguan perilaku. Hal ini menandakan bahwa gangguan bicara dan bahasa merupakan gangguan yang serius pada anak dan dapat mengakibatkan gangguan perkembangan lainnya, seperti gangguan kognitif dan gangguan psikososial (Hariyani, 2009). Perkembangan bicara dan bahasa pada anak-anak adalah sebuah proses dinamis. Bahasa meliputi pemahaman, pengolahan, dan produksi komunikasi. Bahasa telah digambarkan sebagai kode terdiri dari aturan-aturan yang mencakup kata-kata yang mempunyai arti, bagaimana membuat katakata baru, dan bagaimana menggabungkan kata-kata (NCBI, 2012). Perkembangan bahasa di pengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya pengetahuan dan stimulasi (Dwijayanti, Ari. 2008). Salah satu faktor risiko penting untuk keterlambatan bahasa awal adalah ukuran terbatasnya kosakata ekspresif. Keterbatasan kosakata ekspresif, tanpa adanya rangsangan neurologis, sensorik, atau kognitif akan mempengaruhi perkembangan sekitar 15-20 % dari 2 tahun pertama. Keterlambatan bahasa pada anak dapat

4 menyebabkan masalah perilaku yang lebih dan gangguan psikososial Keterlambatan yang tidak diobati pada balita memiliki tingkat kegagalan 40-60 %, dan deteksi dini merupakan cara yang tepat untuk mengetahui keterlambatan bicara dan bahasa sehingga anak-anak lebih sedikit membutuhkan intervensi khusus di sekolah (BMJ, 2011). Supaya tidak terjadi keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak, maka dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak perlu di lakukan pemberian stimulus. Stimulus merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulus yang teraarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulus. Stimulus juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulus seperti stimulus verbal, visual, auditif dapat mengoptimalkan perkembangan anak perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulus yang penting dalam perkembangan anak misalnya dengan mengajak anak untuk bercakap-cakap, membelai, bermain. (Soetijiningsih, 2005). Hal itu dikuatkan oleh Hurlock (1995) yang menyatakan bahwa semakin banyak anak didorong untuk berbicara dengan mengajaknya berbicara dan didorong menanggapinya, akan semakin awal mereka belajar berbicara dan semakin baik kualitas bicaranya. Dorongan yang diberikan dapat berupa tindakan mengajak berbicara, mendongeng atau memperdengarkan musik. Hal ini penting karena stimulasi yang diberikan dapat mendorong kemampuan bahasa anak dimana kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi, dan

5 lingkungan sekitar akan membantu perkembangan optimal. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan komitmen dengan perilaku ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa pada toddler B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian adalah Bagaimanakah hubungan komitmen dengan perilaku ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak toddler di Desa Karangpatihan Kec. Balong Kab. Ponorogo? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui bagaimana hubungan komitmen dengan perilaku ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak toddler di Desa Karangpatihan Kec. Balong Kab. Ponorogo 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui komitmen ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak toddler di Desa Karangpatihan Kec. Balong Kab. Ponoogo b. Mengetahui perilaku ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak toddler di Desa Karangpatihan Kec. Balong Kab. Ponorogo

6 c. Mengetahui hubungan komitmen dengan perilaku ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak toddler di Desa Karangpatihan Kec. Balong Kab. Ponorogo D. MANFAAT 1. Manfaat Teoritis Setiap ibu memiliki karateristik pribadi yang unik dan pengalaman yang mempengaruhi tindakan berikutnya. Perilaku ibu dalam memberikan stimulus di pengaruhi oleh faktor interpersonal dan faktor situasional dalam lingkungan yang dapat meningkatkan atau menurunkan komitmen atau partisipasi dalam memberikan stimulus. Semakin besar komitmen ibu untuk merencanakan tindakan yang spesifik, maka perilaku ibu untuk memberikan stimulasi lebih mungkin untuk dipertahankan dari waktu ke waktu sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan anak untuk selanjutnya (Nola, 2012). 2. Manfaat Praktis Mengetahui hubungan komitmen dan perilaku ibu dalam menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak toddler. Sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran strategi pemberian asuhan yang sesuai dan optimal.