PENGAWETAN UMBI BAWANG MERAH DENGAN RADIASI GAMMA CO-60

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

dengan optimal. Selama ini mereka hanya menjalankan proses pembudidayaan bawang merah pada musim kemarau saja. Jika musim tidak menentu maka hasil

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

Perubahan Karakter Agronomi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Aksesi Simanindo Samosir Akibat Pemberian Berbagai Dosis Iradiasi Sinar Gamma

Karakter Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Pada Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

Sumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.

PENGARUH IRADIASI DAN PENYIMPANAN DARI SUPLEMEN PAKAN RUMINANSIA

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

TINJAUAN MATA KULIAH...

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

PENGARUH EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAGING SAPI YANG DIRADIASI GAMMA

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi

Dengan klasifikasi tersebut maka konsumen dapat memilih mana yang tepat untuk

TEKNIK PENGERINGAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU BAWANG MERAH (Allium cepa L) DI PROVINSI ACEH. Eka Fitria

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.

UJI COBA ALAT PENGGORENGAN VAKUM UNTUK MEMBUAT KERIPIK LOBAK (Raphanus sativus) DENGAN VARIABLE SUHU, WAKTU, DAN PERENDAMAN AIR GARAM

ANALISIS SISTEM PENGERING OPAK SINGKONG TIPE RUANG KABINET DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASSA LIMBAH PELEPAH PINANG DAN PELEPAH KELAPA

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

GANYONG DAN SPIRULINA SEBAGAI PRODUK PANGAN ALTERNATIF

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

Karakter Pertumbuhan Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Lokal Samosir Pada Beberapa Dosis Iradiasi Sinar Gamma

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BAWANG MERAH (Alium Ascalonicum. L) MENGGUNAKAN ALAT PENGERING ERK (Greenhouse)

MAKALAH FISIKA GELOMBANG I TRANSFORMASI FOURIER. Disusun oleh : I Made Oka Guna Antara ( ) I Putu Adi Susanta ( )

PASCA PANEN BAWANG MERAH

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

ANALISIS JAM MAKAN PADA DAUN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) DENGAN TEKNIK PERUNUT RADIOAKTIF 32 P SKRIPSI

INDUKSI KERAGAMAN GENETIK DENGAN MUTAGEN SINAR GAMMA PADA NENAS SECARA IN VITRO ERNI SUMINAR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. India, tetapi sebagian lagi memperkirakan asalnya dari Asia Tenggara dan

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurunnya kualitas lahan akibat sistem budidaya yang tidak tepat dapat

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

FISIKA ATOM & RADIASI

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

TEORI DASAR RADIOTERAPI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabai

Nama : Fitriyatun Nur Jannah Nim : Makul : Teknologi Pangan TEKNOLOGI PENGAWETAN MAKANAN

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

Pengeringan Untuk Pengawetan

Kamariah Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Musamus

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditas sektor perkebunan yang cukup strategis di. Indonesia. Komoditas kopi memberikan kontribusi untuk menopang

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

Analisa Mekanisme Pembuatan Pisang Sale di Desa Bandar Tinggi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terkandung dalam sayur dan buah. Sayuran dan buah-buahan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan utama manusia. Badan Pusat Statistik (2010)

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

Elli Afrida. Staf pengajar kopertis Wilayah I dpk Unpab

PEMANFAATAN RADIASI GAMMA Co-60 DALAM PEMULIAAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum L.) DENGAN METODE MUTAGEN FISIK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat

PENDAHULUAN. sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk membuat berbagai jenis makanan.

Transkripsi:

Pengawetan Umbi Bawang Merah dengan Radiasi Gamma Co-60 (Titik Purwanti, dkk.) PENGAWETAN UMBI BAWANG MERAH DENGAN RADIASI GAMMA CO-60 Titik Purwanti * Gusti Ngurah Sutapa* Ni Luh Putu Trisnawati* *Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung, Bali 8036, Indonesia ABSTRAK Pengawetan Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L) Dengan Radiasi Gamma Co- 60. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis mendekati optimum yang mampu menghambat pertumbuhan tunas umbi bawang merah. Respon yang diamati adalah secara morfologi melalui pertumbuhan tunas umbi bawang merah. Umbi bawang merah yang digunakan adalah dari varietas Thailand yang berumur 5 bulan dan berat rata-rata 4,15 gram sebanyak 650 biji. Umbi bawang merah tersebut diiradiasi menggunakan sinar gamma Co-60 dengan Iradiator IRPASENA yang dilakukan di PTKMR BATAN, Pasar Jumat Jakarta. Dosis Iradiasi divariasi pada dosis 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy dan 200 Gy. Pertumbuhan tunas umbi bawang merah diamati dan dicatat setiap seminggu sekali, dan suhu ruang serta kelembaban ruang dicatat setiap hari. Dari penelitian selama 2 bulan diperoleh hasil bahwa umbi bawang merah yang diiradiasi dengan dosis 150 Gy mengalami pertumbuhan paling lambat dibandingkan dengan perlakuan dosis lainnya. Kata kunci : Penghambatan tunas, Respon morfologi, Iradiator IRPASENA, Dosis 150 Gy. ABSTRACK Onion (Allium ascalonicum L) Preservation With Gamma Ray Co-60.This experiment has been done to find out approach optimum dose that able to resist the growing of onion bud. The response that exceeded is morfology through the growing of onion bud. The onion that is used is from Thailand variety with 5 month and average weight is 4.15 gramsfor 650 pieces. 650 pieces of onion irradiated by using gamma ray Co-60 IRPASENA irradiator at PTKMR BATAN, Pasar Jumat Jakarta. Iradiation dose is varieted by 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy, and 200 Gy. Bud onion growing exceeded and documented once a week, and room temperature and room humidity noted once a day. During 2 months experiment have been found the result that irradiated onion with 150 Gy dose have the slowest growing compare to other variety dose compared by 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy and 200 Gy. Key word : Bud Resistance, Morphology Response, IRPASENA Irradiator, 150 Gy Dose. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas sayuran umbi lapis bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas strategis dan memiliki nilai ekonomi penting bagi Indonesia (Achrom, 2011).Banyaknya manfaat bawang merah dalam kehidupan manusia menyebabkan tingginya permintaan terhadap bawang merah itu sendiri sehingga peluang 56

Buletin Fisika Vol. 14 No. 2 Agustus 2013 : 56-61 pasarnya terbuka secara luas(aak, 1998).Salah satu kegunaan bawang merah adalah dimanfaatkan sebagai penyedap masakan (Astuti, 2008).Selain itu nilai gizi yang terkandung dalam bawang merah juga cukup tinggi (AAK, 1998). Bawang merah juga menjadi tanaman unggulan nasional komoditas hortikultura dan prioritas utama pada sejumlah propinsi di Indonesia. Namun, produktivitas bawang merah Indonesia masih relatif rendah yaitu 9,2 ton/ha dibandingkan dengan negara Asia dan dunia yang sudah mencapai 13-15 ton/ha (Farid, 2012). Begitu banyak manfaat dari bawang merah mengindikasikan bahwa produktivitas bawang merah harus segera ditingkatkan. Salah satu peningkatan dari segi kualitas dapat dilakukan dengan cara mengawetkan bawang merah. Sejak dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal berbagai teknik pengawetan baik secara tradisional maupu secara non-tradisional. Pengawetan secara tradisional antara lain pengeringan dengan sinar matahari, pengasapan, serta pemanasan. Teknik-teknik pengawetan seperti ini memiliki berbagai kendala (Simatupang, 1983).Sedangkan teknik pengawetan non-tradisional adalah menggunakan bahan kimia. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan pada bahan pangan seperti bawang merah akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia jika dikonsumsi secara terus menerus (Ridwan, 1983). Untuk mengatasi hal ini maka produsen memerlukan teknik pengawetan yang tepat agar lebih aman untuk dikonsumsi dibandingkan dengan pengawetan menggunakan bahan kimia.teknik pengawetan tersebut adalah teknik pengawetan menggunakan radiasi gamma yang disebut dengan iradiasi. Pengawetan dengan iradiasi mempunyai berbagai kelebihan, antara lain penghematan energi (Ridwan, 1983). Selain itu tidak menimbulkan residu zat kimia pada bahan pangan atau polusi pada lingkungan (Dwiloka, 2002).Dosis iradiasi yang telah ditetapkan oleh Pemenkes digunakan dan disesuaikan dengan tujuan pengawetan, misalnya untuk menghambat pertumbuhan tunas umbi-umbian adalah 0,15 kgy (Supari, 2009).Oleh karena itu, tugas akhir ini disusun untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh radiasi gamma Co-60 secara morfologis pada dosis iradiasi 50 Gy - 200 Gy terhadap pertumbuhan tunas umbi bawang merah dan berapakah besar dosis iradiasi mendekati dosis optimum yang dapat menghambat pertumbuhan tunas pada bawang merah dengan radiasi gamma Co-60. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi gamma Co-60 secara morfologis pada dosis iradiasi 50 Gy; 100 Gy; 150 Gy; 200 Gy terhadap pertumbuhan tunas umbi bawang merah dan menentukan dosis iradiasi yang mendekati dosis optimal yang dapat menghambat pertumbuhan tunas pada umbi bawang merah dengan radiasi gammaco-60. II. TINJAUAN TEORI 2.1 Radiasi Gamma (ã). Radiasi merupakan pancaran energi yang melalui materi atau ruang.radiasi bisa dalam bentuk panas, partikel, maupun gelombang elektromagnetik (foton) dari suatu sumber energi. Radiasi tinggi mampu melepaskan energi dalam jumlah yang besar.peluruhan gamma adalah jenis peluruhan radioaktif dimana inti atom memancarkan sinar gamma.sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik yang membawa energi dalam bentuk paket-paket yang disebut dengan foton. Dari eksperimen diketahui bahwa sinar gamma merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak bermassa yang tidak bermuatan sehingga diberi notasi 0 0γ. 57

Pengawetan Umbi Bawang Merah dengan Radiasi Gamma Co-60 (Titik Purwanti, dkk.) Dalam proses ini, nomor atom dan nomor massa tidak berubah. Reaksi sinar gamma dapat ditulis sebagai berikut : A A 0 X X + 0 γ (2.1) Peluruhan sinar gamma dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.1 Peluruhan Gamma (ã). (http:// id.wikipedia.org/wiki/radiasi). 2.2 Iradiasi Metode Irradiasi merupakan salah satu jenis pengawetan bahan makanan yang menggunakan gelombang elektromagnetik (Safitri, 2010). Gelombang elektromagnetik berasal dari sinar gamma yang dihasilkan oleh unsur Co-60 dan Cs- 137 untuk berbagai tujuan misalnya pengawetan bahan makanan (Ridwan,1983). Proses iradiasi dapat digambarkan pada gambar 2.2. Bawang merah sejak dahulu dibudidayakan di Indonesia untuk kepentingan komersial.bawang merah memiliki 2 fase tumbuh yakni secara vegetatif dan generatif.secara vegetatif adalah pertumbuhan tunasnya sedangkan pertumbuhan generatif adalah pertumbuhan umbinya. Umbi bawang merah yang baik adalah memiliki berat 2,5 gr - 7,5 gr per umbi. Setalah dipanen biasanya dilakukan penjemuran dibawah sinar matahari, tujuannya adalah untuk menurunkan kadar air pada umbi bawang merah sebanyak 15%-20% selama 3-4 hari (AAK, 1998). Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses penyimpanan bawang merah antara lain adalah suhu dan kelembaban. pengawetan ini dan teknik penyimpanan yang baik maka umbi bawang merah akan mampu bertahan 4-6 bulan (Samadi, 1996). Suhu ruang yang baik untuk menyimpan umbi bawang merah pasca dikeringkan adalah dengan kelembaban udara antara 65%-80%(Prayudi, 2011). Bentuk umbi bawang merah dapat terlihat pada Gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2.2 Bagan Prinsip Pengawetan Bahan Pangan dengan Iradiasi (Dwiloka, 2002). Gambar 2.3 Tanaman Bawang Merah. (http://abufarannisa.wordpress.com/2011/08/23/ khasiat-bawang-merah/) 58

Buletin Fisika Vol. 14 No. 2 Agustus 2013 : 56-51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan a. Iradiator IRPASENA b. Bawang Merah 650 Biji c. Penggaris d. Hygrometer e. Wadah kotak plastik sebanyak 13 buah dengan kapasitas umbi bawang merah masing-masing 50 biji. 3.2 Prosedur Penelitian. Skema peralatan ditunjukkan pada Gambar 3.1 dengan urutan dan langkah-langkah kerja sebagai berikut : 1. Bawang merah disiapkan sebanyak 650 biji, yaitu masing-masing 50 biji untuk kontrol, perlakuan dosis 150 Gy, 100 Gy, 150 Gy dan 200 Gy dan setiap dosis diulangi sebanyak tiga kali. 2. Penyinaran dilakukan menggunakan iradiator IRPASENA dengan sumber Co-60 dengan SSD = 80. 3. Setelah diradiasi bawang merah ditempatkan pada masing-masing wadah kotak plastik dengan kapasitas 50 biji umbi bawang merah untuk setiap perlakuan. Kemudian diletakkan pada suatu ruangan dengan suhu antara dan kelembaban antara 65%- 80%. 4. Pengamatan dilakukan dalam jangka waktu 2 bulan. Data yang diambil adalah suhu ruang dan kelembaban udara dicatat setiap hari. Sedangkan pengukuran panjang tunas umbi bawang merah rata rata dipilih daun tunas yang paling panjang yang dicatat setiap seminggu sekali. Gambar 3.1 Skema peralatan iradiasi IRPASENA Co-60 (Razzak,1980). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pengamatan diperoleh data rata-rata pertumbuhan tunas umbi bawang merah pada minggu kedelapan adalah : kontrol 0 Gy= dosis 50 Gy= Wadah I dosis 100 Gy = Wadah I dosis 150 Gy = Wadah I dosis 200 Gy= Wadah I Dari data diatas terlihat bahwa pada dosis 150 Gy panjang tunas pada minggu kedelapan yang menunjukkanpertumbuhan pada dosis ini merupakan yang paling kecil dibandingkan dengan 59

Pengawetan Umbi Bawang Merah dengan Radiasi Gamma Co-60 (Titik Purwanti, dkk.) Gambar 4.1 Grafik prosentase rata-rata pertumbuhan tunas umbi bawang merah pada masing-masing perlakuan dosisi radiasi. perlakuan lainnya. Setiap tanaman memiliki respon yang berbeda-beda tehadap perlakuan Iradiasi yang diberikan. padadosis 50 Gy hingga 200 Gy yang diberikan pada umbi bawang merah memiliki respon yang berbeda pula. Hal ini terlihat pada pertumbuhan tunas umbi bawang merah yang tidak sebanding dengan besarnya dosis iradiasi yang diberikan. Pada grafik tersebut terlihat bahwa pertumbuhan tunas umbi dengan dosis 150 Gy berada titik paling rendah yang menunjukkan bahwa pertumbuhan tunas umbi bawang merah paling lambat. Sedangkan pertumbuhan tunas paling tinggi ditunjukkan pada dosis iradiasi 200 Gy diikuti dengan 100 Gy dan 50 Gy. Hal ini jelas menujukkan bahwa pada dosis 150 Gy merupakan dosis mendekati optimum yang dapat menghambat pertumbuhan tunas pada umbi bawang merah. Terhambatnyapertumbuhan tunas disebabkan oleh munculnya efek umum radiasi gamma yaitu kerusakkan secara fisiologisehingga apabila radiasi tersebut mengenai suatu tanaman maka, dapatmenimbulkan perubahan pada struktur dankomposisi materi genetik (Surya, 2006).Untuk mengetahui perbedaan respon pada masingmasing perlakuan dosisi radiasi juga dapat dilihat dari perhitungan nilai LD (lethal dose). Setelah dilakukan perhitungan diperoleh nilai lethal dose untuk dosis iradiasi 150 Gy adalah yang paling terkecil yakni sebesar 22 Gy. Prosentase ratarata pertumbuhan tunas pada masing-masing perlakuan dosis diplot dalam bentuk grafik terlihat pada Gambar 4.1. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan tunas umbi bawang merah vriaetas Thailand yang diamati secara morfologi dan divariasi dengan dosis 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy dan 200 Gy menunjukkan respon yang berbeda-beda. Dari respon morfologi yang diamati dalam penelitian diperoleh hasil bahwa dosis 150 Gy terbukti menghambat pertumbuhan tunas umbi bawang merah diikuti dosis 50 Gy, 100 Gy dan 200 Gy. 2. Dosis 150 Gy merupakan dosis yang mendekati dosis optimum yang mampu menghambat pertumbuhan tunas umbi bawang merah varietas Thailand. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan tunas umbi bawang merah minggu kedelapan pada dosis 50 Gy mencapai 1,780, dosis 100 Gy mencapai 1,882, dosis 150 Gy mencapai 1,654 dan dosis 200 Gy mencapai 1,983. 60

Buletin Fisika Vol. 14 No. 2 Agustus 2013 : 56-61 VI. DAFTAR PUSTAKA 1. AAK,1994. Pedoman Bertanam Bawang. Kasinius,Yogyakarta. Hal 11-70. 2. Dwiloka, Bambang, 2002.Iradiasi pangan,fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang. Hal 1-51. 3. Farid, Noor, 2012. Perakitan Klon Bawang Merah Hasil Tinggi Dan Tahan Penyakit Bercak Ungu. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Hal 1. 4. Prayudi, Bambang, 2011. Risalah Hasil PengkajianInovasi Holtikultura di Jawa Tengah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah. Hal 7. 5. Ridwan, Muhammad, 1983.Pemanfaatan Teknologi Radiasi Untuk Pengawetan Makanan. Badan Tenaga Atom Nasional.Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan Dengan Iradiasi, Jakarta, hal 59-71. 6. Safitri Rini dan Fitri Lenni, 2010.Study of gamma ray irradiation on food preservation.jurusan Biologi FMIPA, Universitas Syiah Kuala.Jurnal Natural Vol. 10, No. 2, hal 31-34. 7. Samadi Budi dan Cahyono Bambang,1996. IntensifikasiBudidayaBawangMerah. Kasinius, Yogyakarta. Hal 61. 8. Simatupang, P.S.M, 1983. Aspek Pengaturan Makanan Iradiasi. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan. Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan dengan Iradiasi,Jakarta, hal 119-127. 9. Supari, SitiFadilah, 2009. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 701/Menkes/Per/VIII/2009 tentang pangan iradiasi.menteri Kesehatan Republik Indonesia. Hal 10. 10. Surya, Imam. M, dan H.Soeranto. 2006. Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Pertumbuhan Sorgum Manis (Sorghum bicolor L.). Universitas Indonesia, Depok.Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi.Risalah Seminar Nasional Aplikasi Isotop dan Radiasi, hal 209-215. 61