BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keluarga, suku dan masyarakat. untuk menjunjung tinggi norma-norma kehidupan mencapai masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Dalam era pertumbuhan dan pembangunan dewasa ini, kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum yang memiliki konstitusi tertinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

P, 2015 PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN WANITA KLAS IIA BANDUNG DALAM UPAYA MEREHABILITASI NARAPIDANA MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus dilindungi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara hukum, menyebabkan kita akan dihadapkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pergaulan

Institute for Criminal Justice Reform

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. timbul berbagai macam bentuk-bentuk kejahatan baru. Kejahatan selalu

BAB I PENDAHULUAN. mengenai fungsi pemidanaan tidak lagi hanya sekedar penjeraan bagi narapidana,

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah konsep-konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Negara indonesia adalah negara hukum rechstaats. 1 Sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, pemikiran-pemikiran

Pengertian dan Sejarah Singkat Pemasyarakatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. yang positif yang salah satunya meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum, hal tersebut tercermin dalam UUD

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. 1 Hal ini berarti setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. UUD 1945 pasal 1 ayat (3) bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum yang

BAB II PENGERTIAN ANAK PIDANA DAN HAK-HAKNYA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun yang menjadi tujuan upaya diversi adalah : 6. a. untuk menghindari anak dari penahanan;

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia bertujuan membentuk masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung lurus

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang kejahatan semakin berkembang sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. prinsip hukum acara pidana yang mengatakan peradilan dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. JUDUL LEMBAGA PEMASYARAKATAN Yang Berorientasi Kepada Pembentukan Suasana Pendukung Proses Rehabilitasi Narapidana

FUNGSI SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM MEREHABILITASI DAN MEREINTEGRASI SOSIAL WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Sri Wulandari

BAB I PENDAHULUAN. tahun), termasuk anak yang masih dalam kandungan. 1 Anak adalah amanah

BAB I PENDAHULUAN. hanya terbatas pada kuantitas dari bentuk kejahatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, tidak lepas dari kaidah hukum yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatnya kasus kejahatan pencurian kendaraan bermotor memang

NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 2. Persamaan perlakuan dan pelayanan; 5. Penghormatan harkat dan martabat manusia;

menegakan tata tertib dalam masyarakat. Tujuan pemidanaan juga adalah untuk

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipersiapkan sebagai subjek pelaksana cita-cita perjuangan bangsa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Negeri tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan menejemen Pegawai. Negeri Sipil sebagai bagian dari Pegawai Negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

PENGAWASAN PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (LAPAS) KLAS IIA ABEPURA

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat agar dapat tercipta dan terpeliharanya ketertiban umum.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. maupun anak. Penangannanya melalui kepolisian kejaksaan Pengadilan

I. TINJAUAN PUSTAKA. suatu pengertian yuridis, lain halnya dengan istilah perbuatan jahat atau kejahatan. Secara yuridis

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

BAB I PENDAHULUAN. untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. tugas pokok melaksanakan pemasyarakatan narapidana/anak didik. makhluk Tuhan, individu dan anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pidana Penjara Seumur Hidup (selanjutnya disebut pidana seumur hidup)

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. Hukum diciptakan oleh manusia mempunyai tujuan untuk menciptakan

BAB I P E N D A H U L U A N. perusahaan atau badan usaha memerlukan sumber daya atau faktor faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial, untuk. mewujudkannya diperlukan upaya perlindungan terhadap anak.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB II TINJAUAN UMUM. A. Tinjauan Umum Tentang Rumah Tahanan Negara

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. para pemimpin penjara. Gagasan dan konsepsi tentang Pemasyarakatan ini

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir Narkotika. (Study Putusan No. 14/Pid.Sus Anak/2015/PN. Dps) Siti Zaenab

BAB II TEORI MENGENAI WARGA BINAAN, SISTEM PEMBINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN, DAN TEORI KRIMINOLOGI. 1. Pengertian Warga Binaan Pemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

I. PENDAHULUAN. berkaitan satu sama lainnya. Hukum merupakan wadah yang mengatur segala hal

BAB V PENUTUP. 1) Kriteria-kriteria pelanggaran hukum dalam promosi produk digital yang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum (rechtstats), bukan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan atas kekuasaan. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (3)

UU 12/1995, PEMASYARAKATAN. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:12 TAHUN 1995 (12/1995) Tanggal:30 Desember 1995 (JAKARTA) Tentang:PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Nullum delictun, nulla poena sine praevia lege poenali yang lebih dikenal

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Sudah merupakan kodrat dan takdir Tuhan bahwa manusia tidak dapat secara mandiri tanpa bantuan orang lain, manusia harus hidup secara berkelompok merupakan suatu keluarga, suku dan masyarakat. Kelompok manusia yang disebut masyarakat merupakan organisasi kerukunan dan kesatuan hidup bergotong royong dalam mengahdapi berbagai kebutuhan dan kesulitan hidup di mana para anggotanya terikat oleh peraturanperaturan untuk menjunjung tinggi norma-norma kehidupan mencapai masyarakat yang tertib, adil, dan sejahtera. Sebagai anggota masyarakat, sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai makhluk yang diberi alat untuk berfikir, tiap individu dalam masyarakat harus membatasi sendiri akan kemerdekaan, tidak dapat berbuat seenaknya saja, bebas melakukan sesuatu tindakan tanpa memperhatikan peraturan-peraturan dan norma-norma yang menompang tegaknya tertib sosial dalam masyarakat. Hukum sebagai himpunan peraturan-peraturan dan petunjuk-petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat. 1 Di samping peraturanperaturan lainnya seperti : kebiasaan, kesusilaan, moral, etika, adat, dan agama merupakan tiang tertib sosial yang mengandung nilai yang menjadi titik tolak bagi tiap individu untuk bertindak dalam masyarakat. 1 Rocky, Marbun dkk, Kamus Hukum Lengkap, Visi Media, Jakarta, 2012, hlm. 124

Di satu sisi, anak sebagai anggota masyarakat adalah anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional. Dalam tatanan kehidupan selanjutnya serta ditopang oleh berbagai keadaan dan juga latar belakang bukan tidak mustahil anak yang diharapkan sebagai penerus cita-cita bangsa tersebut berbalik arah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum sehingga kepada anak tersebut dimintakan pertanggungjawaban. Secara pasti seorang anak yang telah melakukan perbuatan melanggar hukum, maka kepadanya akan dimintakan pertanggungjawabannya. Setelah diputus oleh pengadilan masa hukuman yang harus dijalani seorang anak akibat perbuatannya pada Lemabaga Pemasyarakatan Anak untuk dilakuka pembinaan agar kelak saat anak tersebut keluar dari Lembaga Pemasyarakatan menjadi anak yang lebih baik dan tidak mengulangi perbuatannya kembali. Pembinaan-pembinaan yang dilakukan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan formal serta menanamkan skill yang baik dan dapat berguna bagi kehidupan anak tersebut setelah dia keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. Meskipun, masuknya seorang anak dalam Lembaga Pemasyarakatan dapat mempengaruhi mental si anak namun, ini juga merupakan tahap mendidik dan membina seorang anak yang nakal agar ia jera dan tidak mengulangi tindakan yang dia lakukan sebelumnya.

Berdasarkan pertimbangan akan pentingnya pelaksanaan pembinaan terhadap anak pelaku suatu kejahatan, maka dalam hal ini penulis mengajukan judul penelitian sebagai berikut: Peranan Lembaga Pemasyarakatan Anak Dalam Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan (Studi Kasus Lembaga Permasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan). A. Pengertian dan Penegasan Judul Sebelum dilakukan pembahasan atas judul yang diajukan perlu kiranya pada bagian diberikan pengertian dan penegasan atas judul yang diajukan. Adapun judul skripsi ini adalah Peranan Lembaga Pemasyarakatan Anak, Dalam Pembinaan Anak Pelaku Tindak Pidana Pencabulan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan (Studi Kasus Lembaga Permasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan). Adapun pengertian atas judul yang diajukan adalah : Peranan adalah sesuatu yang menjadi bagian dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa. 2 Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat kebijaksanaan dalam perlakuan terhadap yang bersifat mengayomi masyarakat dari gangguan kejahatan sekaligus mengayomi para narapidana yang tersesat jalan dan memberi bekal hidup bagi narapidana setelah kembali ke dalam masyarakat. 3 2 Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta, 1999, hlm. 304. 3 Adi Sujatno, Sistem Pemasyarakatan Indonesia Membangun Manusia Mandiri, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan HAM RI, Jakarta, 2004, hlm. 60.

Anak adalah seseorang yang berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih di dalam kandungan. 4 Dalam adalah mengandng arti, lawan luar. 5 Pembinaan adalah membangun. 6 Pelaku adalah setiap orang yang melakukan tindak pidana. 7 Tindak pidana adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yang disebut dalam KUHPidana maupun peraturan perundang-undangan lainnya. 8 Menurut pengertian atas judul yang diajukan diatas maka dapat ditarik penegasan atas judul yang diajukan bahwa pembahasan yang dilakukan adalah sekitar keberadaan lembaga pemasyarakatan khususnya anak dalam melakukan pembinaan terhadap anak yang telah terbukti melakukan suatu tindak kejahatan. B. Alasan Pemilihan Judul Sistem pemasyarakatan merupakan suatu rangkaian kesatuan penegakan hukum pidana, oleh karena itu pelaksanaannya, tidak dapat dipisahkan dari pengembangan konsepsi umum mengenai pemidanaan. Narapidana bukan saja objek melainkan juga subjek yang tidak berbeda dari manusia lainnya yang sewaktu-waktu dapat melakukan kesalahan atau kekhilapan yang dapat dikenakan pidana, sehingga tidak harus diberantas. Yang harus diberantas adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan Nara pidan 4 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat 1 5 Ali, Muhammad, Opcit, hlm. 72. 6 Ibid, hlm. 41. 7 Rocky, Marbun dkk, Opcit, hlm. 219. 8 Ibid, hlm. 311.

berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hukum, kesusilaan, agama, atau kewjiban-kewajiban sosial lain yang dapat dikenakan pidana. Pemidanaan adalah upaya untuk menyadarkan Narapidana atau anak pidana agar menyesali perbuatannya, dan mengembalikannya menjadi warga masyarakat baik, taat kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sosial, dan keagamaan, sehingga tercapai kehidupan masyarakat yang aman tertib dan damai. Dengan pertimbangan diatas maka adapun judul yang menjadi dasar penilitian ini adalah : 1. Lembaga Pemasyarakatan adalah sebagai ujung tombak pelaksanaan asas pengayoman merupakan tempat untuk mencapai tersebut dia atas melalui pendidikan, rehabilitas, dan reintegrasi. Sejalan dengan peran lembaga pemasyarakatan tersebut maka adalah sangat menarik untuk melihat lebih jauh bagaimana sebenarnya pelaksanaan pembinaan bagi Nara pidana anak di dalam sebuah lembaga permasyarakatan. 2. Lembaga Permasyarakatan secara kasat mata adalah merupakan tempat bagi pelaksanaan hukuman bagi akibat suatu perbuatan pidana, maka adalah suatu hal yang menarik untuk dikaji keterkaitan antara masalah penghukuman dan pembinaan, karena kedua hal adalah merupakan kata yang bertentangan. 3. Dalam kenyataannya sering kali Lembaga Pemasyarakatan menjadi sarana bagi pelaku-pelaku perbuatan pidana kecil menjadi besar, atau dengan kata lain apabila seseorang yang telah keluar dari suatu Lembaga pemasyarakatan maka perbuatannya tidak berubah bahkan semakinmenjadi. Dalam hal ini keberadaan Lembaga Kemasyarakatan perlu dipertanyakan kembali.

C. Permasalahan Permasalahan adalah merupakan tolak ukur dari pelaksanaan penelitian. Dengan adanya rumusan masalah maka akan dapat ditelaah secara maksimal lingkup permasalahan penelitian. Yang menjadi permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini adalah : 1. Apakah Faktor yang menyebabkan anak melakuka tindak pidana pencabulan? 2. Bagaimana pembinaan anak dalam lembaga pemasyarakatan anak? D. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari penelitian, maka harus diuji kebenarannya dengan jalan penelitian. Hipotesis tidak perlu selalu merupakan jawaban yang dianggap mutlak benar atau harus dapat dibenarkan oleh penulisnya, walaupun diharapkan terjadi demikian. Oleh sebab itu bisa saja terjadi dalam pembahasannya nanti apa yang sudah dihipotesiskan itu ternyata terjadi demikian satelah diadakan penelitian-penelitian, bahka mungkin saja ternyata kebalikannya. Oleh sebab itu hipotesa tersebut bisa dikukuhkan dan bisa digugurkan. 9 Adapun hipotesis yang diberikan atas rumusan masalah di atas adalah : 1. Adapun beberapa faktor pendorong terjadinya tindak pidana pencabulan antara lain: a. Adanya kelainan seksual (pedopilia) gairah seksual seorang lelaki pada Anak-anak. 9 Abdul Muis, Metode Penulisan Skripsi dan Metode Penelitian Hukum, Fakultas Hukum USU, Medan, 1990, hlm. 3.

b. Faktor ekonomi c. Tingkat pendidikan yang rendah berakibat kurangnya pengetahuan khususnya tentang hukum, sehingga pelaku dalam melakukan perbuatan hanya di dasarkan pada nafsu. d. Kemerosotan moral e. Kemajuan teknologi f. Sanksi pidana yang di jatuhkan masih relatif ringan, sehingga tidak membuat jera pelaku. 2. Untuk mencapai suatu pembinaan yang berlandaskan kepada prinsip pemasyarakatan yang menjadi suatu bentuk proses pembinaan yang baru akan sempurna dalam pelaksanaannya jika didukung oleh fasilitas yang mempunyai standar yang baik dan jelas. Fasilitas pembinaan yang dimaksud adalah fasilitas yang disediakan oleh lembaga pemasyarakatan dalam usaha mengembalikan narapidana untuk menjadi manusia seutuhnya dan anggota masyarakat yang baik. Fasilitas dalam upaya pembinaan ini adalah berbentuk fasilitas pembinaan fisik dan nonfisik atau mental. Tanpa adanya fasilitas tersebut mustahil cita-cita serta harapan dari sistem pemasyarakatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pemasyarakatan akan tercapai E. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan skripsi yag akan penulis lakukan adalah : 1. Sebagai suatu pemenuhan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum.

2. Sebagai suatu bentuk sumbangan pemikiran bagi masyarakat khususnya tentang fungsi dan peranan Lembaga Pemasyarakatan Anak dalam melakukan pembinaan tehadap anak yang melakukan perbuatan pidana. 3. Sebagai bahan masukan bagi pihak Lembaga Pemasyarakatan terhadap pemecahan permaalahan dalam pelaksanaan pembinaan narapidana anak. F. Metode Pengumpulan Data Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah : 1. Penelitian Kepustakaaan (Library Research) Dalam hal metode penelitian kepustakaan, penulis mengumpulkan data dari berbagai sumber bacaan berupa buku-buku yang berkaitan dengan skripsi, majalah, maupun media massa serta perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi yang penulis angkat. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Metode penelitian lapanga ini penulis lakukan dengan mengunjungi langsung objek yang diteliti. Penelitia ini dilakukan pada Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan. Sedangkan, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara yang merupakan data primer pada Lembaga Pemasyarakatan. G. Sistematika Penulisan berikut : Dalam penulisan skripsi ini, perencanaan penulisan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan diuraikan tentang; Pengertian dan Penegasan Judul, Alasan Pemilihan Judul, Permasalahan, Hipotesis, Tujuan Penulisan, Metode Pengumpulan Data, Sistematika Penulisan. BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN Dalam bab ini diuraikan tentang : Pengertian Anak, Pengertian Tindak Pidana Pencabulan, Faktor-Faktor Anak Melakukan Tindak Pidana Pencabulan, Dampak dari Pencabulan Anak. BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK Dalam bab ini diuraikan tentang : Pengertian Lembaga Pemasyarakatan, Fungsi dan Peranan Lembaga Pemasyarakatan, Dampak Psikologis Anak Berada di Lembaga Pemasyarakatan. BAB IV PELAKSANAAN PEMBINAAN NARAPIDANA ANAK DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN Dalam bab ini diuraikan tentang : Hak dan Kewajiban Anak dan Orang Tua, Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Peradilan Anak, Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Anak di Lembaga Pemasyarakatan, Sanksi Pidana Terhadap Anak Yang Melakukan Tindak Pidana Pencabulan, Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencabulan Yang Dilakukan Oleh Anak.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini diuraikan tentang : kesimpulan dan saran dari skripsi ini.