BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Dunia kereta api yang sejak lama ada di Indonesia terus mengalami

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB I INTRODUKSI. laba.kerugian demi kerugian terus dialami oleh KAI hingga tahun 2008,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

KAJIAN KELAYAKAN TARIF KERETA API KELAS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. ketepatan waktu, sehingga kereta api sangat dapat diandalkan (reliable). Pesaing

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bahan bakar, hemat lahan, rendah polusi, regulated traffic, relatif aman/

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Semakin banyak permintaan

BAB V KESIMPULAN Karakteristik Pengguna Dari Segi Sosial

KINERJA OPERASI KERETA API BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Moda transportasi kereta api hingga kini masih menjadi primadona

angkutan umum missal merupakan system angkutan umum yang efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perkembangan dan peranan sektor jasa makin

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan satu kesatuan yang utuh baik intra maupun antar moda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan ditengah-tengah badai persaingan. darat, laut dan udara. Salah satu alat transportasi darat yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam membantu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, pariwisata maupun budaya membutuhkan jasa transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

atribut MSS MIS Wsi total CSI

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB IV. PT. KAI masih terdapat beberapa kendala. Sampai saat sekarang ini di Indonesia

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada skripsi mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

gerak yang ada, keselamatan, kenyamanan, dan lain-lain.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Makalah Kreatif Fundamental Inovasi PT KAI

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/perusahaan. Maka dari itu perusahaan mencari SDM yang. berkualitas dan profesional untuk mendukung sebuah perusahaan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM (Studi Kasus : Kereta Api Prambanan Ekspres Solo-Yogyakarta)

KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API (Studi Kasus Pelayanan Di Atas Kera Api Turangga)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

ANALISIS BIAYA-MANFAAT SOSIAL PERLINTASAN KERETA API TIDAK SEBIDANG DI JALAN KALIGAWE, SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menggalakkan pembangunan moda transportasi berbasis rel ini untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 2006) hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut:

JUMLAH PERJALANAN JABODETABEK MENCAPAI 25,7 JUTA PERJALANAN/HARI. 18,7 JUTA (72,95 %) MERUPAKAN PERJALANAN INTERNAL DKI JAKARTA, 6,9 JUTA (27,05 %) ME

BAB I PENDAHULUAN. Data Pengguna Kereta Api

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kenaikan jumlah penumpang secara signifikan setiap tahunnya. Tercatat hingga

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana mobilitas yang telah menjadi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan

ANALISIS TREN KECELAKAAN PADA SEKTOR TRANSPORTASI DI INDONESIA (Moda Transportasi : Kereta Api)

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan lintasan rel. Sementara Bus dan shuttle Travel menggunakan jalanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016, No Pelayanan Kelas Ekonomi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dunia kereta api yang sejak lama ada di Indonesia terus mengalami perkembangan. Berbagai inovasi layanan telah dilakukan oleh PT KAI sebagai operator tunggal transportasi di Indonesia.Kereta Gajahwong merupakan salah satu hasil inovasiperusahaan plat merah ini.pelayanan pada kereta Gajahwong sudah banyak mengalami perubahan dan perbaikan dibandingkan dengan kereta-kereta lain yang terlebih dahulu beroperasi. Dari peneleitian ini, terdapat banyak hal-hal penting dari pelayanan kereta Gajahwong yang ditemukan penulis, antara lain : 1. Ketepatan waktu yang cukup memuaskan telah dicapai kereta ini. Dalam kurun waktu Januari November 2013 keterlambatan keberangkatan ataupun kedatangan kereta rata-rata tidak melebihi batas toleransi SPM. Tercatat 3 kali keberangkatan terlambat dari toleransi SPM dalam kurun waktu tersebut, dengan rata-rata keterlambatan keberangkatan tertinggi pada bulan Januari dengan 8,74 menit. Sedangkan keterlambatan kedatangan kereta yang melebihi toleransi SPM terjadi sebanyak 6 kali, dengan rata-rata keterlambatan tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2013 yang tercatat 37,39 menit. Batas toleransi yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan sebanyak 20% dari total waktu perjalanan, yaitu 100 menit untuk kereta Gajahwong. 112

2. Penanganan keluhan yang cukup baik, terutama melalui media sosial. Walaupun penanganan keluhan ini untuk keselurhan pelayanan kereta api dan tidak terfokus pada kereta Gajahwong, namun pelayanannya cukup memuaskan. Banyak pertanyaan, keluhan, ataupun saran yang dijawab oleh admin akun media sosial PT KAI. Sisi etika dan empati cukup terpenuhi, walaupun jawaban yang diberikan hanya pernyataan normatif. 3. Unsur sarana dan prasarana kereta api Gajahwong mempunyai nilai lebih sekaligus kurang. Keandalan rangkaian kereta Gajahwong dibuktikan dengan tidak pernah mengalami kejadian fatal atau dalam istilah perkeretaapian disebut Peristiwa Luar Biasa Hebat (PLH), yaitusuatu gangguan perjalanan yang mungkin disebabkan oleh anjlokan (derailment), kecelakaan pada pintu perlintasan sebidang (tabrakan antara KA dengan kendaraan jalan raya), tabrakan antar KA ataupun kecelakaan yang diakibatkan oleh lain-lain (Nasution, 2004). Namun kejadian-kejadian yang berkaitan dengan detail fisik kereta seperti desain kursi yang kurang nyaman, pintu yang tidak berfungsi dengan baik, kaca kereta yang pecah, atau pendingin udara yang mati menjadi hal yang perlu diperbaiki oleh PT KAI. Fasilitas bagi difabel yang terdapat dalam SPM kereta api juga tidak tersedia pada kereta Gajahwong. Hal ini yang juga mengurangi kenyamanan para pengguna kereta. 4. Tarif yang dikenakan pada kereta Gajahwong dianggap kurang sesuai bagi para konsumen kereta. Dengan tarif sebesar Rp 140.000,00 hingga Rp 175.000,00 pada weekdays dan Rp 180.000,00 hingga Rp 275.000,00 pada weekend masih dinilai mahal. Hal ini menjadi salah satu penyebab kurangnya 113

minat masyarakat menggunakan kereta ini, sehingga load factor atau tingkat keterisiian Gajahwong termasuk rendah, walaupun pada momen-momen tertentu seperti libur panjang dan libur hari raya tingkat keterisiiannya bertambah karena permintaan dari masyarakat juga naik. 5. Sumber daya manusia yang menjalankan pelayanan pada kereta Gajahwong tidak mempunyai kendala berarti. Pola pengembangan petugas pun juga sudah sesuai standar, seperti masinis yang dilatih di BPTT (Balai Pelatihan Teknik Traksi), atau petugas keamanan yang dilatih di SPN (Sekolah Kepolisian Negara) atau diambil dari kalangan professional (vendor).namun, beberapa kasus seperti koordinasi petugas restorasi yang kurang, polsuska yang kurang sigap menjaga keamanan, atau petugas loket yang tidak ramah sempat dialami responden, sehingga hal ini dapat mengurangi kepuasan pelanggan.tidak adanya petugas khusus kereta Gajahwong menjadi salah satu kendala dalam analisis terhadap sumber daya manusia sebagai salah satu faktor kualitas pelayanan, sehingga penilaian terhadap sumber daya manusia dalam pelayanan kereta ini sedikit melebar pada tingkat PT KAI Daop 6. 6. Perbandingan dengan moda lain membuat Gajahwong kurang diminati oleh masyarakat. Dari perbandingan moda kereta api, para pengguna transportasi dengan relasi Jakarta Yogyakarta masih memilih kereta kelas Bisnis atau pun kelas ekonomi PSO/ non-komersial disbanding dengan kereta Gajahwong. Banyak hal yang menjadi penyebab kurangnya minat terhadap Gajahwong, antara lain harga dan fasilitas. 114

Kendala-kendala atau kekurangan di atas terjadi pada pelayanan kereta Gajahwong, dan bisa juga terjadi pada kereta lain atau moda transportasi lainnya. Mengatasi atau meminimalkan kendala-kendala tersebut harus dilakukan PT KAI agar kualitas pelayanan kereta api Gajahwong bernilai baik dan prima, sehingga citra sebagai provider layanan transportasi massal terbaik dapat dicapai. B. Saran Menciptakan layanan yang baik dan berkualitas merupakan tujuan setiap pelaku penyedia layanan.terutama bagi organisasi baik perusahaan swasta atau negara, menjadikan masyarakatsebagai pelanggan tidak hanya sebagai konsumen merupakan dasar bagi kegiatan yang dilaksanakannya. Termasuk bagi PT KAI sebagai operator layanan kereta api dengan berbagai kegiatan bisnisnya. Operasional kereta Gajahwong termasuk dalam jajaran kegiatan bisnis yang dilakukan oleh PT KAI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang transportasi.dalam 3 tahun pengoperasiannya, kereta Gajahwong berhasil mengangkut banyak masyarakat.namun, masih terdapat beberapa kekurangan yang telah disebut di atas. Maka dari itu, penulis berusaha memberikan saran terhadap kereta Gajahwong ini, antara lain : 1. Perbaikan dan perawatan yang lebih terutama untuk detail-detail sarana kereta api seperti pintu, jendela kaca, sistem pendingin udara, dan fasilitas fisik lainnya. Walau frekuensinya tidak sangat banyak, namun demi kenyaman pelanggan hal ini juga berpengaruh pada kualitas pelayanan. Selain itu, penerapan SPM yang berkaitan dengan sarana juga perlu dilakukan agar kereta tersebut memenuhi standar yang berlaku seperti tersedianya kereta 115

dengan fasilitas khusus yang memudahkan difabel. Hal-hal yang bersifat fisik ini sangat mudah dinilai oleh pengguna transportasi. 2. Penyesuaian tarif. Keberatan atas tarif menjadi hal yang paling banyak dipertanyakan oleh responden. Biaya yang dikeluarkan oleh penumpang dirasa kurang sepadan dengan fasilitas yang didaptkan, sehingga banyak penumpang yang lebih memilih moda transportasi lain atau kereta dengan kelas lain. Penurunan atas tarif kereta ini dapat menambah daya tarik dan minat masyarakat. Selain itu sebagai salah satu strategi bisnis bagi PT KAI dalam menghadapi persaingan dengan moda transportasi lain. 3. Koordinasi pada tingkat teknis lapangan oleh petugas yang perlu diperbaiki.diharapkan, kasus seperti tidak ramahnya petugas loket ataupun petugas keamanan yang kurang sigap menjaga keamanan kereta tidak muncul lagi. Interaksi dan kinerja petugas menjadi salah satu perhatian sekaligus poin penilaian para penumpang kereta api.kinerja yang baik akan menghasilkan kualitas pelayanan yang baik pula. 4. Koordinasi yang lebih baik terhadap berbagai fasilitas penunjang kereta api, salah satunya dengan Kementerian Perhubungan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pihak yang membangun parasarana kereta api seperti lintasan dan persinyalan. Proyek-proyek infrastruktur yang sudah dalam perencanaan seperti lintasan ganda seharusnya bisa cepat direalisasikan. Dengan lintasan ganda, waktu tempuh kereta bisa lebih ditekan lagi sehingga kualitas pelayanan meningkat. 116

5. Memperbanyak strategi promosi yang variatif. Tercatat PT KAI pernah melakukan strategi pemotongan harga pada momen-momen tertentu seperti momen hari pahlawan, valentine day, dan momen-momen lain. Hal ini diharapkan bisa menambah daya saing kereta Gajahwong sehingga minat masyarakat untuk menggunakan kereta ini juga meningkat. Kereta api merupakan salah satu pilihan masyarakat sebagai moda transportasi yang telah mengangkut jutaan rakyat Indonesia. Bermacam lapisan masyarakat terlayani dengan banyaknya pilihan yang disediakan oleh PT KAI, termasuk kereta api Gajahwong. Sampai saat ini, operasional kereta Gajahwong masih dilakukan untuk melayani para pengguna jasa kereta api. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kereta Gajahwong terkini, tentunya dengan berbagai keterbatasan. Diharapkan, pelayanan kereta api Gajahwong menjadi lebih baik sehingga pelanggan kereta api bisa terpuaskan. 117