BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangunan-bangunan cagar budaya dan kawasan-kawasan cagar budaya tersebar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semarang, dekat Tugu Muda. Pada awalnya bangunan ini dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seringkali diwakilkan ke dalam identitas visual perusahaan. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional yang dikenal dengan Tour de Singkarak. (Kompas, 2012 : 2

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wisata museum menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menghabiskan masa

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Museum dalam..., Faika Rahima Zoraida, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang diberikan kepadanya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situs Detik (2010, diakses pada 6 Februari 2014), roti adalah makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpikirkan untuk kenal seperti orang yang berada di negara lain. Ajang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bengkulu merupakan salah satu Kota yang berada di Pulau Sumatra. Terdapat empat

BAB I PENDAHULUAN. disebut Ratu dari Timur ( Queen of the east ). Kejadian kejadian sejarah termasuk

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak selalu sehat. Menurut Asteria Aritonang seperti dikutip melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PERANCANGAN. Adapun maksud dan tujuan perancangan Multimedia Interaktif ini

PERANCANGAN VISUAL DESTINATION BOOK MUSEUM KERETA API AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. Balon Bunga merupakan penyedia jasa dekorasi, bunga hantaran dan special effect

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Gambar 1.1.Bangunan di kota Bandung yang bergaya Art Deco (sumber : dokumentasi pribadi)

BAB I PENDAHULUAN. penerus dari masa depan mereka. Dalam kesehariannya, dunia anak memang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. sayur.menurut situs fundacionshe.org(diakses pada tanggal 2 oktober 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. Menurut dr. Andre Yanuar, MD, M.Med, FICS, yang diwawancarai melalui via e-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian orang yang mengetahuinya. Disini saya ingin memperkenalkan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEDIA INFORMASI WISATA KOTA TUA JAKARTA DALAM BENTUK KATALOG WISATA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat, media promosi sangat diperlukan dalam memasarkan. produk dan membuat produk dikenal oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti kebutuhan seperti apa yang di perlukan oleh pasarnya, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. yang atletis dan ideal adalah dengan fitness. (

BAB I PENDAHULUAN. semakin populer. Hal ini terbukti dengan terdapatnya jurusan ini pada universitasuniversitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul MONUMEN BATIK SOLO Monumen Batik : Solo :

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO, warisan budaya merupakan warisan yang diturunkan dari generasi ke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolis menjadi sebuah melting pot bagi industri kuliner,

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan atau promosi dituntut semakin inovatif, kreatif dan efektif. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama sebagai pengganti nasi bagi masyarakat perkotaan, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia di jaman dahulu. Mahabharata berasal dari kata maha yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE DAN PERANCANGAN KARYA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat lebih dari tiga museum, seperti Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dalam artikel pada website berisatu.com, Ahok Perintahkan Revitalisasi Kota Tua Selesai dalam 2 Tahun (08 Agustus 2014). Kota Tua tidak hanya menjadi kekayaan Indonesia, menurut Deandra Syarizka (Rabu, 10 Desember 2014) dalam artikel berita jakarta.bisnis.com Revitalisasi Kota Tua ; 26 Gedung Ditargetkan Selesai 2 Tahun, Kota Tua juga dianggap sebagai kekayaan dunia, sebab sejarah Indonesia bersangkutan dengan negara Belanda yang pada saat itu menjadi penjajah di Indonesia dan Kota Tua juga menjadi salah satu simbol peradaban maju. Kota tua menjadi salah satu pusat wisata dan pusat dagang bagi turis lokal maupun internasional. Bangunan tua yang ada pada kawasan inti Kota Tua menjadi perhatian banyak turis, seperti yang ditulis oleh Dini Pramita dalam artikel Kota Tua Incar Status Warisan Dunia UNESCO (Selasa, 17 Februari, 2015) bahwa salah satu tujuan revitalisasi Kota Tua untuk mengejar status tujuan wisata warisan dunia versi UNESCO, badan PBB untuk pendidikan, keilumuan, dan kebudayaan sebab pada Kota Tua terdapat tiga dari delapan bangunan peninggalan Belanda di negara. 1

Walaupun pemerintah sudah mengumumkan bahwa Kota Tua sebagai destinasi wisata utama nasional, ada juga beberapa masalah yang terjadi di kawasan tersebut. Salah satu masalah pada kawasan Kota Tua yaitu turis hanya ke museum yang berdekatan dengan Taman Fatahillah seperti Museum Sejarah Jakarta dan Museum Wayang berdasarkan survei yang telah dilakukan. Turis yang tidak terlalu mengenal wilayah tersebut juga menyebabkan kurang tahu atas bangunan wisata lainnya selain museum yang berdekatan dengan Taman Fatahillah. Museum Sejarah Jakarta yang lebih dikenal dengan nama Museum Fatahillah memang mempunyai tingkat kunjungan lebih tinggi dibandingkan lainnya sebab gedung yang pada jaman dahulu dijadikan sebagai balai kota, mempunyai taman yang sekarang ini digunakan sebagai tempat berkumpul dan rekreasi oleh turis lokal pada umumnya. Salah satu faktor yang menyebabkan turis hanya berwisata ke beberapa tempat di kawasan Kota Tua yakni minimnya informasi objek wisata atau bangunan-bangunan cagar budaya apa saja yang perlu dikunjungi tersebut. Kurangnya informasi yang jelas akan gedung/museum yang berada di kawasan Kota Tua, sehingga membuat turis hanya berkunjung disekitar taman saja. Hasil tersebut juga didapatkan melalui survey oleh penulis pada bulan Februari dan Maret 2015. Berdasarkan observasi, salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya informasi yakni kurangnya media informasi untuk para turis saat berwisata di kawasan Kota Tua, contohnya dalam media cetak seperti brosur atau pamflet, atau buku panduan, serta peta yang disediakan oleh pemerintah juga kurang bisa 2

menyampaikan informasi kepada para turis. Sehingga saat turis berada pada kawasan tersebut, kebanyakan dari mereka hanya mendatangi museum-museum yang mengelilingi Taman Fatahillah, bahkan ada yang hanya berkeliling sekitar Taman Fatahillah, dan tidak masuk ke dalam museum. Kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari masalah-masalah yang telah dijabarkan adalah kurangnya informasi keseluruhan museum dan bangunan bersejarah wisata kawasan inti Kota Tua, sebab pada faktanya kawasan tersebut memiliki banyak bangunan bersejarah dan setiap bangunan tersebut mempunyai informasi dan keunikan yang berbeda-beda. 1.2. Rumusan Masalah Untuk mencari inti dari permasalahan yang akan dihadapi dalam perancangan aplikasi media informasi untuk wisata kawasan inti Kota Tua, maka dibuatlah beberapa pertanyaan yaitu sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk media informasi yang akan dibuat, fitur apa saja yang akan dimasukkan ke dalam media tersebut? 2. Desain interface seperti apa yang bisa menunjukkan identitas Kota Tua? 1.3. Batasan Masalah Pada sebuah aspek, terkadang hal tersebut mempunyai kondisi yang besar dan arti yang lebih dari satu. Batasan masalah digunakan untuk mempersempit arti dari sebuah kata atau suatu hal. Dalam konteks perancangan karya ini, ada beberapa hal yang perlu dibatasi yaitu sebagai berikut. 3

1. Kota Tua yang dimaksud adalah Kota Tua yang terletak di Jakarta, bukan di kota-kota lainnya. Kawasan Kota Tua dengan batasanbatasannya yang telah ditetapkan pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 36 Tahun 2014. 2. Kawasan Inti Kota Tua yang dimaksud hanya Zona 2 (Inti/pusat). Zona 2 dikelilingi oleh sebuah batasan, dimana sebelah Utara dibatasi dengan jalan tol dan kereta, Jalan Jembatan Batu dan Asemka pada sebelah selatan, kemudian Sungai Krukut berada pada batasan sebelah barat dan pada sebelah timur berbatasan dengan Sungai Ciliwung. Zona 2 dianggap sebagai pusat kota lama oleh Unit Pengelola Kawasan Kota Tua dan tempat terbanyak bangunan bersejarah. 3. Bangunan bersejarah adalah bangunan yang mempunyai sejarah dan budaya tentang Indonesia. Bangunan yang ditetapkan sebagai cagar budaya Jakarta. Selain museum, bangunan yang dimaksud juga terbuka untuk umum dan mempunyai fungsi wisata sejarah. 4. Peta Zona 2 yang ditampilkan berdasarkan peta dari Guidelines Kota Tua di dalam peraturan SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2005. Dari peta tersebut dibuat perancangan desain ulang peta dengan menggunakan konsep foto dan ilustrasi. 5. Bangunan objek wisata ; museum dan cagar budaya yang akan dicantumkan kedalam media informasi panduan wisata yaitu bangunan Golongan A, terbuka untuk umum (wisatawan), dan 4

berada dikawasan Golongan I dan II. Bangunan-bangunan tersebut yakni Museum Sejarah Jakarta (Fatahillah), Museum Wayang, Museum Seni Rupa & Keramik, Kantor Pos Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Cafe Batavia, Stasiun Jakarta Kota (Beos), Toko Merah dan Jembatan Kota Intan. 6. Target sasaran perancangan aplikasi ini yaitu sebagai berikut. Geografis : Turis atau wisatawan lokal (orang Indonesia). Menurut Undang-undang No 10 Tahun 2009 Pasal 1 tentang kepariwisataan, yang dimaksud dengan turis atau wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, dimana adanya kegiatan mengunjungi suatu tempat untuk tujuan berekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan dari tempat wisata tersebut dalam waktu sementara. Demografis : Berusia 15-24 tahun. Laki-laki dan perempuan. Status ekonomi kelas menengah dan menengah ke atas. Psikografis : Menyukai pariwisata, travelling, sejarah Indonesia dan fotofoto (fotografi dokumenter dan pemandangan). 5

1.4. Tujuan Tugas Akhir Merujuk pada rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dari perancangan tugas akhir ini yaitu merancang sebuah media informasi wisata kawasan ini Kota Tua, dengan menampilkan informasi yang efektif, dapat memandu turis berwisata dan dan desain interface yang dapat menunjukkan identitas Kota Tua. 1.5. Manfaat Tugas Akhir Ada pula beberapa manfaat yang bisa didapatkan secara langsung maupun tidak langsung dengan adanya aplikasi media informasi untuk wisata kawasan Kota Tua ini, yaitu sebagai berikut. 1. Penulis dapat menambah ilmu pengetahuan peranan desainer grafis dalam perancangan aplikasi yang pantas untuk target pengguna. 2. Bagi pembaca dan pengguna media, mereka mendapatkan informasi sejarah dan tata letak bangunan yang terdapat pada kawasan inti Kota Tua, media informasi dapat dijadikan sebagai alat pemandu wisata interaktif dan menarik perhatian pembaca untuk mengunjungi Kota Tua. 3. Turis atau wisatawan mudah mencari tempat yang dituju pada kawasan Kota Tua. 4. Bagi Universitas Multimedia Nusantara, manfaat dari perancangan ini dapat menjadi informasi tambahan mengenai mendesain sebuah media informasi yang interaktif. Bagi mahasiswa UMN juga dapat menjadi referensi dalam menulis laporan Tugas Akhir. 6

5. Membantu segi ekonomi Indonesia secara tidak langsung, sebab dengan adanya media ini dapat menimbulkan antusias untuk datang berwisata ke Kota Tua. 1.6. Metode Pengumpulan Data Proses perancangan ini menggunakan dua metode pengumpulan agar data yang terkumpul lebih akurat. Dua metode tersebut adalah metode pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data secara kuantitatif yakni penyebaran kuisioner, sedangnya pengumpulan data secara kualitatif yaitu wawancara dan observasi. Pengumpulan data primer dari perancangan ini yakni sebagai berikut. 1. Kuisioner Penyebaran kuisioner dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kunjungan Kota Tua sesuai dengan target khalayak. 2. Observasi Lapangan Pada metode ini, hal yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diinginkan adalah mengkaji dan memonitor secara langsung, datang ke lapangan melihat kegiatan yang ada di sana. Kegiatan yang perlu diperhatikan dalam konteks ini pada contohnya seperti bagaimana para turis lokal maupun internasional menjelajahi museum dan hal-hal yang dilakukan para turis saat masuk Kawasan Inti Kota Tua. Pada contohnya, dengan pergi mengelilingi Kota Tua dan melakukan 7

observasi, hasil yang didapatkan bahwa turis lebih banyak yang berwisata di Taman Fatahillah dibandingkan masuk ke dalam museum dan pergi ke tempat museum yang lebih jauh jaraknya dari taman. Pengumpulan data sekunder yakni sebagai berikut. 1. Wawancara Wawancara dilakukan oleh penulis untuk mencari data pelengkap dalam pengumpulan data penelitian tentang Kota Tua, seperti dengan pihak Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua. 2. Studi Eksisting Hal yang dilakukan dalam studi eksisting yaitu mencari media informasi tour guide apa yang sudah ada di kawasan inti Kota Tua dan tempat-tempat wisata lainnya, bisa dengan cara datang langsung ke lokasi yang dituju ataupun mencari data lewat internet. 3. Studi Kepustakaan Mencari data literatur melalui berbagai sumber kepustakaan yang berhubungan dengan sejarah yang tercantum dalam museum, media informasi dan komunikasi, dan teori desain lainnya. 1.7. Metode Perancangan Perumusan Masalah Menentukan masalah-masalah apa yang mau diangkat dan membuat solusi dari masalah tersebut. Seperti pada konteks ini, salah satu 8

masalah pada wisata kawasan kota tua adalah kurangnya informasi atas bangunan bersejarah di Kota Tua. Tujuan Dari masalah yang sudah disimpulkan, apa yang perlu dijadikan sebagai solusi, maka tujuan dibentuk untuk membuat perancangan tugas akhir ini lebih berguna tidak hanya untuk penulis tetapi orang lain. Salah satu tujuan yang dapat diberikan untuk orang lain yaitu untuk memberikan informasi secara digital, mudah dibaca dan menarik. Brainstroming Setelah mengetahui apa yang ingin dilakukan dalam perancangan ini, maka dilakukan brainstorming untuk mencari ide apa yang selanjutnya dilakukan, contohnya seperti menentukan bagaimana mendapatkan data informasi dan tampilan media informasi beserta icon yang dipakai. Evaluasi Hal-hal yang diangkat dari brainstorming dilakukan evaluasi kembali supaya hasil lebih eketif, dan pada tahap ini juga dilakukan sketsa kasar, penelitian, dll. Visualisasi Tahap terakhir yaitu tahap eksekusi dalam sebuah perancangan media informasi wisata kawasan Kota Tua. 9

1.8. Skematika Perancangan Latar Belakang Turis tidak memiliki informasi keseluruhan akan museum dan bangunan bersejrah apa saja di kawasan inti Kota Tua Rumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah media infomasi dan interaktif yang menarik dan efektif dalam memberikan informasi? Tujuan Memberikan informasi jelas dan efektif akan wisata kawasan inti Kota Tua untuk membantu turis saat berwisata. Kuesioner (Survey) Observasi Studi Lapangan Studi Kepustakaan Sejarah Indonesia, bangunan arsitektur cagar budaya kawasan inti Kota Tua Khalayak Sasaran Target : Demografis : remaja 15-24 tahun, semua gender Psikografis : o Memiliki ketertarikan dengan sejarah dan wisata Indonesia. o Menyukai traveling dan fotografi Geografis : kelas menengah dan menengah ke atas, turis lokal Insight Memberikan informasi dan pengetahuan sejarah dan budaya akan bangunan cagar budaya Indonesia dari kawasan inti Kota Tua. Konsep Perancangan 1. Big Idea : memberikan informasi yang jelas dan efektif akan bangunanbangunan cagar budaya pada kawasan inti Kota Tua 2. Teknik Visualisasi : Mix Media ilustrasi/fotografi, dan digital 3. Media : menggunaka smartphone atau alat komunikasi digital lainnya 10