BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kebudayaan Suku Sunda. Oleh : Muhammad Rizaldi Nuraulia ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

2016 PANDANGAN MASYARAKAT SUNDA TERHADAP ORANG BANGSA ASING

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

2015 KONSEP PERCAYA DIRI PEREMPUAN SUNDA DALAM JANGJAWOKAN PARANTI DISAMPING

BAB II KONSEP LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Melayu Sakai di Desa Kesumbo Ampai : Kajian Antropolinguistik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

KAJIAN RELEVANSI ATRIBUT PADA BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA DENGAN PRINSIP DAN POLA MASYARAKAT SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

Pada bab ini dipaparkan (1) latar belakang penelitian (2) rumusan penelitian (3) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan daya tarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan. sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Juita, 2014 konsep hidup rahayu dalam kidung rahayu

BAB I PENDAHULUAN. dipilah menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal yaitu cara berkomunikasi seseorang dengan

I. PENDAHULUAN. Sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia karena sastra merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Ayu Fauziyyah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Setiap suku bangsa memiliki adat dan tradisinya yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

2014 KONSEP KESEJAHTERAAN HIDUP DALAM MANTRA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

BAB 3 METODE DAN MODEL PENELITIAN. dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tingkah laku sosial (social behavior) yang dipakai dalam komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan etniknya. Penanda etnik di

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fini Trisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kraton Surakarta merupakan bekas istana kerajaan Kasunanan Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

menghubungkan satu kebudayaan dengan kebudayaan lain.

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Nurul Huda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

Kajian Perhiasan Tradisional

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Herskovits dan Malinowski (Wilson, 1989: 18) mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu di lestarikan.secara umum, masyarakat Jawa Barat atau tatar Sunda dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam konsep kehidupan orang Sunda silih asih saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), silih asah saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan silih asuh saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu,budaya Sunda juga memiliki sejumlah nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis dipertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sundaditunjukkan melalui gotongroyong untuk mempertahankannya. Ada atau tidaknya suatu kebudayaan akan terlihat dalam suatu perwujudan kebudayaan. Perwujudan kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas dan artefak (Hoenigman, 1989: 22). Bahasa merupakan aktivitas dalam perwujudan kebudayaan yang ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Dalam sebuah kebudayaan, salah satu unsur yang penting adalah bahasa. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling 1

2 berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa Sunda adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih hidup dan berkembang, serta dipelihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya, salah satunya masyarakat di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu dipakai secara luas dalam berbagai kehidupan masyarakat Sunda, seperti dalam kehidupan berumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Di samping itu, bahasa Sunda juga merupakan pendukung kebudayaan Sunda yang meliputi bidang kesenian, adat-istiadat, agama, pengobatan, dan sebagainya. Dalam kedudukannya sebagai bahasa daerah, bahasa Sunda berfungsi sebagai (1) lambang identitas masyarakat Sunda, (2) lambang kebanggaan daerah Sunda, dan (3) alat komunikasi dalam keluarga dan masyarakat Sunda. Salah satu bentuk bahasa dalam bahasa Sunda adalah mantra. Mantra adalah bunyi, suku kata, atau sekumpulan kata-kata yang dianggap mampu menciptakan perubahan misalnya perubahan spiritual (Feuersteun, 2003:21). Mantra disebut juga jampe-jampe oleh masyarakat Sunda. Hingga saat ini, sebagian masyarakat Sunda masih memercayai mantra sehingga keberadaan mantra masih bertahan hingga saat ini. Biasanya mantra-mantra tersebut berupa bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa Arab. Selain itu, jenis dan kegunaan mantra berbeda-beda tergantung mazhab dan firasat yang terkait dengan mantra tersebut. Sebagian masyarakat tradisional khususnya di Indonesia biasanya menggunakan mantra untuk tujuan tertentu. Hal tersebut sebenarnya bisa sangat efektif bagi para penggunanya. Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang berima memungkinkan orang semakin masuk dalam keadaan tenang.

3 Mantra Sunda dipercaya bisa mendatangkan kekuatan gaib bagi para pemiliknya. Dalam menurunkan mantra Sunda biasanya ada upacara khusus seperti puasa atau ditambah dengan menghadirkan benda-benda pusaka seperti keris dan sebagainya. Selain itu, untuk yang memiliki mantra Sunda juga biasanya ada pantangan-pantangan yang mesti dijalankan (Ruhailah, 2002:65). Berbicara mengenai mantra tidak terlepas dari bahasa dan budaya karena mantra adalah sebuah bahasa yang hidup dalam suatu budaya atau kepercayaan tersendiri. Keterkaitan antara bahasa dan budaya tidak akan terlepas dari hubungan manusia dengan alam, seperti yang terjadi pada masyarakat Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung yang dikenal masih melekat dengan budaya. Hal itu ditunjukkan dengan masih adanya mantra-mantra yang digunakan dalam kehidupan untuk tujuan tertentu yang menunjukkan pula bahwa kehidupan mereka masih berpegang pada Tuhan dan kepercayaan terhadap makhluk gaib. Bentuk kepercayaan tersebut diwujudkan dalam penggunaan mantra. Salah satunya adalah mantra pengobatan yang digunakan untuk mengobati orang sakit. Mantra pengobatan berisi tuturan harapan atau doa agar disembuhkan dari penyakit tersebut. Tuturan tersebut memunculkan kekuatan dan kepercayaan dalam diri penutur.tuturan-tuturan yang merupakan bentuk bahasa tersebutlah yang akan dianalisis menggunakan ilmu antropolinguistik. Antropolinguistik memfokuskan kajiannya pada hubungan bahasa dan kebudayaan di dalam kelompok masyarakat, yakni masyarakat pedesaan seperti pada mantra-mantra yang dipercaya masyarakat di Desa Mandalasari. Adapun penelitian-penelitian mengenai mantra yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2002) tentang eksistensi dan fungsi mantra dalam kehidupan masyarakat Sunda. Penelitian lain mengenai mantra juga dilakukan oleh Isnendes (2002) tentang puisi mantra di Kecamatan Nagrak, Sukabumi. Hakim (2007) juga melakukan penelitian tentang fungsi mantra dalam masyarakat Sunda. Selanjutnya, Nurlaela (2008) melakukan kajian tentang analisis puisi mantra di Kampung Ciarileu, Kecamatan Cikajang, Garut. Sementara itu,

4 Novianti (2010) melakukan kajian tentang konsep cantik dalam mantra dangdan Banjarsari. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini akan dikaji struktur teks yang digunakan dalam mantra tersebut, serta akan diungkap nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam mantra tersebut. Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat Desa Mandalasari akan pentingnya nilai-nilai yang terdapat dalam mantra Sunda yang digunakan dalam pengobatan tradisionaldi Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. Inilah yang menjadikan penelitian ini menarik dan penting untuk diteliti. B. Masalah Pada bagian ini akan dijelaskan masalah penelitian yang meliputi 1) identifikasi masalah, 2) batasan masalah, dan 3) rumusan masalah. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut. 1. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini akan digunakan pengidentifikasian masalah. Adapun identifikasi masalahnya sebagai berikut. 1) Penutur mantra pengobatan di Desa Mandalasari berkurang seiring banyaknya berbagai alat kedokteran dan obat-obatan. 2) Nilai-nilai budaya dalam kegiatan berobat yang ada di masyarakat Desa Mandalasari telah bergeser. 3) Cara pandang terhadap pengobatan dalam masyarakat sunda masa lalu dan masa kini yang berbeda. 4) Kekurangan jumlah penutur mantra pengobatan dikhawatirkan akan menyebabkan mantra tersebut punah.

5 2. Batasan Masalah Setelah mengidentifikasi masalah, berikut adalah batasan masalah dalam penelitian ini. Masalah yang diangkat dalam penelitian kali ini hanya mengupas beberapa hal berikut. 1) Penggunaan mantra yang menjadi fokus penelitian ini adalah di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, yaitu mantra Sunda yang digunakan dalam pengobatan tradisional; 2) Penelitian ini akan difokuskan pada analisis struktur teks pada mantra pengobatan, serta klasifikasi dan deskripsi leksikon yang berhubungan dengan mantra pengobatan di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung; 3) Sumber data akan diperoleh dari para penutur mantra pengobatan tradisional di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimana struktur teks mantra pengobatan dalam masyarakat Sunda di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung? 2) Bagaimana deskripsi leksikon mantra pengobatan dalam masyarakat Sunda di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung? 3) Bagaimana klasifikasi mantra pengobatan di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancun, Kabupaten Bandung? 4) Bagaimana nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam mantra pengobatan di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai budaya yang sampai saat ini masih hidup dan berkembang dalam masyarakat Sundakhususnya masyarakat Sunda di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung,

6 Kabupaten Bandung. Secara tidak langsung penelitian ini juga turut melestarikan, membina, dan mengembangkan budaya Sunda melalui media bahasa. Selain itu, berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1) struktur teks mantra pengobatan dalam masyarakat Sunda di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, 2) deskripsi leksikon mantra pengobatan dalam masyarakat Sunda di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, 3) klasifikasi mantra pengobatan dalam masyarakat Sunda di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung,dan 4) nilai-nilai kearifan lokal dalam mantra pengobatan di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis. Berikut adalah uraian dari manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1) Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan nilai kearifan lokal yang terkandung dalam mantra Sunda pada pengobatan tradisional di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, serta memberikan sumbangan dalam kajian antropolinguistik. 2) Secara praktis, dengan mengetahui nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam mantra Sunda pada pengobatan tradisional di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, para pembaca diharapkan dapat (1) menerapkan nilai-nilai kearifan lokal tersebut dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi masyarakat yang berbudaya;(2) menjadi salah satu cara pelestarian budaya daerah yang juga merupakan budaya Nasional; dan (3) memberikan informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan mantra Sunda yang digunakan dalam pengobatan tradisional di Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung.

7 E. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam penulisan ini berisi rincian penulisan yang dimulai dari BAB I yang berisi latar belakang, masalah penelitian yang di dalamnya terdapat identifikasi masalah; batasan masalah; dan rumusan masalah; kemudian tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Pada BAB II berisi penelitian sebelumnya dan landasan teoretis yang meliputi antropolinguistik, kebudayaan, mantra, klasifikasi, leksikon, struktur teks, hubungan bahasa dan budaya yang meliputi kedudukan antropolinguistik dalam ilmu linguistik, serta diungkap mengenai kearifan lokal. Pada BAB III berisi metode penelitian, BAB IV hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi analisis struktur teks mantra pengobatan, deskripsi leksikon dalam mantra pengobatan, klasifikasi mantra pengobatan, dan nilai-nilai kearifan lokal dalam mantra pengobatan, kemudian pada BAB V berisi kesimpulan dan saran.